Anda di halaman 1dari 17

PERBEDAAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DAN PENDEKATAN E-

LERNING TERHADAP PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI B 2017


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019

BAB I

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu tindakan menumbuhkan pikiran dan karakter,

mengkomunikasikan dan memberikan norma etika serta membantu kaum muda untuk

mengembangkan moral, dan intelektual yang diperlukan untuk membedakan antara benar

atau salah,mulia dan menyadarkan.1 Maka dari itu pendidikan sangat penting untuk kemajuan

suatu bangsa, dengan kualitas pendidikan yang baik maka akan menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas dan memiliki keahlian khusus melalui proses pembelajaran yang

panjang, dengan tujuan dapat bersaing dimasa yang akan datang.

Melalui proses pembelajaran yang panjang manusia akan dapat membedakan mana

yang dikatakan baik dan yang tidak baik. Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan

memahami sesuatu, selain itu belajar juga merupakan cara mengubah tingkah laku

seseorang.2 Segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SIDIKNAS). Pada

pasal 3 menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah:

“Pendidikan nasional berfungsi untuk menghubungkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak,

sehat, beriman cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.” 3

Berdasarkan pasal tersebut untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

pembelajaran dibutuhkan lembaga pendidikan yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan

tersebut. Terdapat tiga mode pendidikan yaitu pendidikan informal, pendidikan formal dan

pendidikan non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang disusun secara hirarki
1
Zulich, Jan.( 1989). Hawaii’s School system is one of a kind. Journal of The true purpose of Education. Vol
70, 545-546
2
Fathurrohman, Muhammad.(2017). Belajar dan Pembelajaran Modern. Yogyakarta: Gsrudhawaca

3
Undang-undang RI tentang SIDIKNAS no.20 tahun 2003, bab 1 pasal 3
mulai dari sekolah dasar hingga tingkat universitas4, untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional salah satunya dapat menggunakan mode pendidikan formal. Untuk itu, diperlukan

tenaga pendidik untuk menjalankan mode pendidikan formal dimana terdapat tenga pendidik

yang berkualitas, maka diperlukan seorang guru yang bertanggung jawab dalam menjalankan

tugas-tugasnya serta memiliki sifat disiplin dalam mengelola proses pembelajaran disekolah.

Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, dan merupakan garda

terdepan dan berada pada posisi sentral dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Untuk

meningkatkan kualitas pendidikan salah satu yang utama dengan cara peningkatan kinerja

guru, dengan adanya kinerja guru dapan menghidupkan elemen lain penunjang pendidikan

seperti kurikulum, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Sekolah yang tidak

meningkatkan kualitas kinerja guru maka tidak akan ada peningkatan kualitas untuk sekolah

tersebut.

Kinerja guru dapat dilihat dari dari kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkatan

pembelajaran, aspek insentif dan waktu.5 Aspek insentif guru dimana guru dapat menggunkan

berbagai metode pembelajaran dan strategi pembelajaran serta pendekatan pembelajaran.

Kinerja guruyang baik harus memiliki konsep yang baik juga agar tercapainya tujuan

pendidikan. Pendekatan pembelajaran menurut W. Gulo dalam buku Teori Belajar dan

Pembelajaran Siregar dan Nara adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa

beriteraksi dengan lingkungannya.6

Pendekatan pembelajaran Quantum teaching sebuah program pembelajaran yang

mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran siswa didalam kelas. 7

Quantum teaching berupaya menciptakan lingkungan belajar yng efektif, dengan cara

4
Coombs, P. & Ahmed, M. (1974). Attacking Rural Poverty. Baltimore: The John Hopkins University Press
5
Supardi.(2016). Kinerja guru. Depok: PT Raja Grafindo Persada
6
Siregar, Evelin and Nara, Hartini. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran . Bogor: Ghalia Indonesia
7
A’la, Miftahul.(2010).Quantum teaching. Jogjakarta: Diva Press
menggunakan unsur-unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi

yang terjdi didalam kelas. Pendekatan pembelajaran E-learning merupakan pendekatan

pembelajaran denganmenggunakan jasa bantuan elektronik. Pemilihan strategi dan

pendekatan pembelajaran sangatlah penting, dimana guru dapat memilih kegiatan

pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang

baik sehingga pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan permasalahn

diatas peneliti tertarik untuk mengkaji perbedaan pendekatan Quantum teaching dan

pendekatan E-learning terhadap persepsi siswa tentang kinerja guru.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa masalah yang

mampu diidentifikasikan, yaitu :

1. Bagaimana kinerja guru sebagai tenaga pendidik di sekolah ?

2. Apakah kinerja guru dalam mengajar sudah tepat ?

3. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kinerja guru ?

4. Apakah terdapat perbedaan pendekatan Quantum teaching dan pendekatan E-

learning terhadap persepsi siswa tentang kinerja guru ?

C. Pembatasan masalah

Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi variabel persepsi siswa tentang

kinerja guru maka permasalahan tentang kinerja guru dibatasi oleh beberapa indikator

kemampuan menyusun rencana pembelajaran, dan kemampuan mengadakan hubungan

antar pribadi.

Perbedaan persepsi siswa tentang kinerja guru, hanya pada guru yang menggunakan

pendekatan pembelajaran Quantum teaching dan pendekatan pembelajaran E-learning.


D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka

masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan

pendekatan Quantum teaching dan pendekatan E-learning terhadap persepsi siswa tentang

kinerja guru ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui kinerja guru sebagai tenaga pendidik

2. Untuk mengetahui apakah kinerja guru dalam mengajar sudah tepat.

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan persepsi siswa tetang kinerja guru.

4. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pendekatan pembelajaran

Quantum teaching dan pendekatan E-learning terhadap persepsi siswa tentang

kinerja guru.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teortis

Sebagai acuan untuk lebih memahami perbedaan pendekatan Quantum teaching dan

pendekatan E-learning terhadap persepsi siswa tentang kinerja guru.

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya

pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian

tujuan prgram pendidikan.

b) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan tujuan

pendidik baik saat ini maupun saat yang akan datang.


c) Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk kepala sekolah untuk meningkatkan

profesionalisme dan kinerja guru.

b. Bagi guru

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran serta kinerja

guru.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kinerjaguru dalam proses

pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai dengan baik.

c) Hasil penelitian diharapkan dapat mengukur kualitas kinerja guru dalam menjalankan

tugasnya sebagai pendidik.


BAB II
DESKRIPSI KONSEPTUAL, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. Definisi-Definisi Variabel
1. Quantum Teaching
a. Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala
nuansanya, dan quantum teaching menyertakan segala kaitan, interaksi, dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus
pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas sampai interaksi yang mendirikan
landasan dan kerangka untuk belajar.(DeProrter, Reardon,Nourie,1999)8
Quantum teaching adalah sebuah program pembelajaran yang mengizinkan
pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran siswa didalam kelas.
(A’la, Miftahul.2010)
Kemudian dapat disimpukan, Quantum teaching adalah interaksi dan
perbedaan dalam dalam proses pembelajaran dan berfokus pada hubungan yang
dinamis anatara peserta didik dan memahami perbedaan gaya belajar yang
dimiliki peserta didik.
b. Asas Utama Quantum teaching
Konsep utama Quantum teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke
Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Dalam pembelajaran
Quantum teaching penting nya dapat memasuki dunia murid sebagai langkah
awal. Karena dengan demikan, guru mendapat izin untuk memimpin,
menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa yang guru ajarkan
dengan sebuah peristiwa, pikiran, seni, rekreasi, atau perasaan yang diperoleh
dari kehidupan rumah, sosial atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis
mereka. .(DeProrter, Reardon,Nourie,1999)
c. Kerangka Rancangan Belajar Quantum teaching

Quantum teaching merupakan memodelkan filosofi pengajaran


“Maestro” terhadap lembaran musik. Dengan adanya merahkan peserta didik

8
DeProrter, Reardon, and Nourie,(1999). Quantum teaching. USA : Aviacom Company
kearah unsur-unsur yang penting sehingga dapat menimbulkan minat siswa
untuk mendalami makna, dan memperbaiki pstur tukar menukar informasi.9

 Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiku”


(AMBAK). Sisipkan pertanyaan pantomime, lelucon, drama,video, dan
cerita. Adanya lelucon menambah motivasi peserta didik dan memberi
siswa pilihan yang lebih cepat dan mudah

 Alami
Ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua peserta
didik. Dengan adanya pengalaman umum membuat hasrat alami otak
untuk menjelajah. Dengan pengalaman membuat anda dapat belajar
“melalui pintu belakang” untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
apa yang diinginkan mereka. Misalnya dengan menggunakan
permainan dan jembatan keledai,dll.
 Namai
Menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan masukan.
Dengan penamaan dapat memuaskan hasrat alami otak untuk
memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Dengan
penamaan adalah sat untuk mengajarkan konsep, keterampilan
berpikir, dan strategi belajar. Misalnya degan menggunakan adanya
susunan gambat, warna,ataupun dengan dibantu alat seperti kertas, dan
poster didinding.
 Demonstrasikan
Peserta didik diberikan kesempatan untuk menunjukan mereka tahu,
misalnya dengan sandiwara, video, permainan, rap, lagu, ataupun
penjabaran dalam grafik.
 Ulangi
Tunjukan pada peserta didik cara-cara mengulang materi dan
menegaskan, pengulangan dan memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa “ Aku tahu bahawa aku memang tahu ini”.

9
Siregar, Evelin and Nara, Hartini. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran . Bogor: Ghalia Indonesia
Misalnya dengan cara siswa dieri kesempatan untuk mengajarkan
pengetahuan baru mereka kepada orang lain.
 Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan memberi rasa rampung
dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan.

2. E-Learning
Pendekatan e-lerning atau electronic learning merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat
elektronok. E-learning dapat dinyatakan sebagai pembelajaran yang
pelaksaannya didukung oleh jasa teknologi, seperti handpone, audio, videotape,
transmisi satelut atau komputer. (Siregar, Evelin and Nara, Hartini.2010)/
Menurut Soekarwati (2004) dalam perkembanganyya komputer dipaka
sebagai alat banti pembelajaan, karena itu dikenal degan istilah computer based
learning (CBL) atau computer assited learning (CAL).
Pelaksanaan pembelajarab berbasis internet ini apat ditawarkan dalam
beberapa pola pemanfaatannya, yaitu seperti berikut.
a. Pola pemanfaatan pada lab komputer: seekolah yang memiliki fasilitas
lab komputer sehingga tersambung ke interner, dapat memanfaatkan
situs lab. Komputer yang tersambung ke internet, dapat memanfaatka
situs di lab. Situs ini dapat diakses secara bersama-sama dalam bentuk
klasikal maupun individual.
b. Pola penugasan ppserta didik diberikan penugasan melalui adanaya
situs belajar yang terdapat di internet
c. Pola pemanfaatan individual, selain pola-pola diatas, siswa diberi
kebebsan unuk memanfaatkan dan mengeksplor sendiri seluruh materi
yang ada pada situs pembelajaranyang bisa dilakuak dirumah ataupun
warnet.

3. Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru


1. Penegertian Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru
Persepsi adalah proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki
untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh sistem
alat indera manusia.10 Begitu dengan adanya siswa disekolah bagaimana siswa
dapat mengerti dan mengintepretasikan stimulus yang ada di sekolahnya
dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Uswah menyatakan
bahwa persepsi adalah proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu
11
yang ada dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
Yang dimaksud lingkungan disini adalah lingkungan sekolah. Informasi yang
siswa dapatkan disekolah melalui pengindraan dengan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya sehingga menimbulkan persepsi.
Persepsi tidak lepas dari proses pengindraan, dengan bantuan alat
indera. Alat indera ini menghubungkan antara seseorang dengan
lingkungannya. Persepsi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
bagaimana siswa mengamati, mengatur, dan menginterpretsikan tentang
kinerja guru yang berbeda pendekatan pembelajarannya yaitu pendekatan
Quantum teaching dan pendekatan E-learning.
Persepsi siswa muncul karena adannya suatu tanggapan langsung dari
suatu objek. Persepsi tersebut dimulai dengan adanya perhatian siswa terhadap
guru, metode yang digunkana oleh guru, penguasaan materi, pengelolaan
kelass, komunikasi , maupun evaluas yang diberikan. Aspek tersebut juga
dilakukan ketika guru mengajar dikelas dan hal tersebut dilihat oleh siswa,
diperhatikan, serta dinilai langsung oleh siswasehingga siswa dapat
mengetahui adanya proses pengajaran guru dan kemudia dapat menganaliss
dan mengemukakan persepsinya.
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. 12 Devinisi kinerja menurut
Vroomyaitu suatu kombinas dari hasil gabungan antara keahlian dan motivasi,
dimana keahlian adaalah usaha Individu untuk melaksanakan sesuatu kerja
dan merupakan ciri yang stabil.

10
Desmita.2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
11
Uswah Wardiana.2004. Psikologi Umum. Jakarta:PT Bina Ilmu
12
Supardi.(2016). Kinerja guru. Depok: PT Raja Grafindo Persada
Kinerja guru adalah kemampuan dan keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas-tugs pembeljaran yang ditunjukan oleh beberapa
indikator-indikator: Kemampuan menyusun rencana pembelajaran,
Kemampuan melaksanakan pembelajran, kemampuan mengadakan hubungn
antar pribadi, kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar, dan
kemampuan melaksanakan penyaaan serta kemampuan melaksanakan
remedial.
2. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinera guru adalah suatu kegatan untuk membina dan
mengembangkan guru untuk menjadi guru profesional yang dilakukan dari
guru, oleh guru dan untuk guru. Secara umum penilaian kinerja guru memiliki
dua fungsi utama, seperti yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas) sebagai berikut:
a. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan kompetensi dan
keterampilan yang diperlukan dalam pembelajaran, pembimbingan,
atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah.
b. Untuk menghitung angka keredit yang diperoleh guru ataskinerja
pembelajaran , pembimbingan atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolh yang dilakukan pada tahun tersebut13
B. Kerangka Berpikir
Persepsi siswa adalah suatu proses respon individu terhadap stimulus
yang diberikan dimaa stimulus akan diterima oleh individu melalui alat indera
dan kemudia diproses dan dianalisis oleh otak. Stimulus ini dipengaruhi oleh
adanya pengetahuan, keingian, pengalaman dan sikap individu . Dengan
adanya timulus tersebut yang ada pada saat proses pembelajaran siswa dapat
merespon kinerja guru pada saat melaksanakan proses terjadinya
pembelajaran.

Kinerja guru merpakan kemmpuan seorang guru dalam melaksanakan


tugas pembelajaran dan bertanggung jawab peserta didik dibawah
bimbingannya. Untuk melaksanakan tugasnya guru harus memiliki
kompetensi agar dalam melaksanakan tugasnnya melakukan dengan baikyang
ditunjuakan oleh indikator-indikator yaitu kemapuan menyusun rencana

13
Mulyasa.2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru.Bandung :PT Remaja Rosdakarya
pembelajaran, dan kemampuan mengadkan hubungan antar
pribadi.Kemampuan melaksanakan pembelajaran salah satunya adalah
kemampuan guru menggunakan metode pembelajaran, strategi pembelajaran
ataupun pendekatan pembelajaran.Pendekatan pembelajaran salah satunya
adalah Quantum teaching dan E-learning.

Dengan demikian, walaupun guru menggunakan pendekatan


pebelajaran yang berbeda anatara Quantum teaching dan E-learning apakah
terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap kinerjaguru tersebut.

C. Penelitan Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini dapat dilihat pada skripsi

oleh Ratna sari, Putri ayang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Kinerja Guru dan Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Blajar Siswa Kelas

XI Pada mata Pelajaran Mail Handling di SMK Negeri 4 Klaten. Penelitian

inimemiliki tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh: 1) persepsi siswa

tentang kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran mail

handling kelas XI AP di SMK Negeri 4 Klaten, 2) minat belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran mail handling kelas XI AP di

SMK Negeri 4 Klaten, dan 3) persepsi siswa tentang kinerja guru dan minat

belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran mail handling

kelas XI AP di SMK Negeri 4 Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian ex

post facto dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini

yaitu 102 siswa kelas XI AP di SMK Negeri 4 Klaten. Penentuan sampel

menggunakan teknik Simple Random Sampling dan diperoleh sampel

sebanyak 81 siswa . Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Uji coba

instrumen dilakukan di SMK Negeri 1 Pedan dengan jumlah 35 responden. Uji

validitas instrumen menggunakan analisis korelasi Product Moment dan uji


reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach Alpha. Uji prasyarat analisis

menggunkan uji linearitas dan uji multikolinearitas. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian: 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

persepsi siswa tentang kinerja guru terhadap prestasi belajar belajar siswa

mata pelajaran mail handling kelas XI AP di SMK Negeri 4 Klaten sebesar

53,9% ditunjukan dengan harga koefisien determinasi (x1y) sebesar 0,539, 2)

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara minat belajar terhadap prestasi

belajar siswa mata pelajaran mail handling kelas XI AP di SMK Negeri 4

Klaten

sebesar 54,4 % ditunjukan dengan harga koefisien determinasi (x2y)

sebesar 0,544, 3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara persepsi

siswa tentang kinerja guru dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

belajar siswa mata pelajaran mail handling kelas XI AP di SMK Negeri 4

Klaten sebesar 64,6 % ditunjukan dengan harga koefisien determinasi (xy)

sebesar 0,646. Sumbangan efektif persepsi siswa tentang kinerja guru sebesar

31,88 % minat belajar sebesar 32,72%, sedangkan 35,4% dipengaruhi oleh

variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan definisi dari kerangka teoretik, maka dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh Quatum teaching terhadap persepsi siswa tentang kinerja
guru
2. Terdapat pengaruh E-lerning terhadap persepsi siswa tentang kinerja guru
3. Tedapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru
4. Terdapat perbedaan pendekatan Quantim teaching dan E-learning terhadap
persepsi siswa tentang kinerja guru
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendekaan Quantum


teaching dan pendekata pembelajaran E-learning terhadap persepsi siswa tentang
kinerja guru. a

B. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen yang berjenis kuantitatif.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Quantum teaching dan
E-learning . Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi siswa
terhadap kinerja guru.
C. Populasi dan Sampel Penelitian

` Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA di DKI Jakarta.
Pengambilan sampel menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan
ututan sebagai berikut: wilayah penelitian yang dipilih adalah Jakarta Timur
sebagai perwakilan wilayah DKI Jakarta menggunakan Purposive Sampling
dikrenakan pertimbangan akademik. Wilayah Jakarta Timur terdiri atas banyak
kecamatan, salah satu kecamatan akan dipilih menggunakan Cluster Random
Sampling. Kecamatan yang terpilih untuk penelitian ini adalah kecamatan Ciracas.
Kecamatan Ciracas memiliki 16 SMA. SMA Negeri 104 Jakarta terpilih untuk
penelitian ini menggunakan metode Cluster Random Sampling. Peserta didik kelas
X SMAN 104 Jakarta memiliki kelas peminatan IPA sebanyak 3 kelas, dalam
penelitian ini 2 kelas dipilih menggunakan metode random sampling. Responden
berjumlah 80 orang dan terpilih 75 peserta didik sebagai sampel menggunakan
simple random sampling.

D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Persepsi siswa tentang kinerja guru
a. Definisi Konseptual
Kinerja guru adalah prestasi kerja dihasilkan guru dalam melaksanakan
tugas-tugas sebagai seorang guru selama proses pembelajaran, proses ini
dilaksanaan dari awal sampai akhir dalam mengembangkan potensi siswa
yang sesui yang direncanakan.
b. Definisi Operasional
Kinerja guru diukur berdasarkan skor yang diperoleh dari kuesioner
persepsi siswa tentang kinerja guru dengan menggunakan skala dan
indikatir:
1. Kompetensi Pedagogik :Guru sebagai pelaksana pembelajaran, guru
pengelola kelas dan guru sebagai evaluator.
2. Kompetensi Profesional : Guru sebagai mediator dan fasilitator, guru
sebagai demonstrator,guru seagai motivator
3. Kompetensi Kepribadian : sikap dan kepribadian guru
4. Kompetensi Sosial :Interaksi dan komunikasi guru disekolah
c. Kisi-Kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data berupa kuesioner.


Kuesioner ini terdiri dari beberapa butir pertanyaan yang dibagikan kepada
siswa kelas X SMAN 104 Jakarta. Sebagai responden yang digunakan untuk
mengambil data yang berkaitan dengan variabel persepsi siswa tentang kinerja
guru.

Instrumen penelitian yang dgunakan adalah lembar kuesioner bersifat


tertutup dan dilengkapi degan alternatif jawaban sehingga responden hanya
tinggal memilihnya. Alternatif jawaban tersebut menggunakan skala empat,
dengan sekala penelitian pada rentang 1-5. Milai dari Sangat baik, baik, ragu-
ragu,cukup baik, dan kurang baik.

No. Aspek Indikator Jumlah Item


1. Kompetensi 1.Guru sebagai pelaksana 10
Pedagogik pembelajran
2. Guru sebagai pengelola kelas 10
3. Guru Sebagai evaluator 10

2. Kompeteni 1.Guru sebagai mediator dan 12


Profesional fasilitator
2. Guru sebagai demonstatrator 4
3. Guru sebagai motivator 5
3. Kompetensi Sikap dan kepribadian guru 6
Kepribadian
4. Kompetensi Sosial Interaksi Dengan murid 5

Anda mungkin juga menyukai