Anda di halaman 1dari 10

Perekonomian Kerajaan Aceh Darussalam Era Sultan Iskandar Muda

Zumrotul Muhzinat
Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang No.Km. 14,5, Krawitan, Umbulmartani, Kabupaten Sleman Yogyakarta
Email: zumrotulmuhzinat83@gmail.com

Abstrak: Aceh merupakan pintu penyebaran agama Islam pertama kali di Nusantara.
Hal ini tandai dengan berdirinya kerajaan Islam pertama seperti Kerajaan Perlak, Samudra Pasai,
dan Aceh Darussalam. Selain itu juga ada beberapa tokoh ilmuan sebagai tanda majunya ilmu
pengetahuan tentang Islam di Asia Tenggara. Tujuan dari tulisan ini untuk mengetahui bagaimana
perekonomian kerajaan Aceh Darussalam era Sultan Iskandar Muda. Tulisan ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan historis. Sumber data diperoleh dari studi kepustakaan
yang relevan. Hasil dari tulisan ini yaitu kebijakan yang dilakukan Sultan Iskandar pada masa
kepemimpinannya berhasil membentuk angkatan bersenjata dengan tujuan untuk melancarkan visi
dan misi kerajaan Aceh yakni membebaskan dan melindungi Aceh dari serangan penjajah yang
berusaha untuk merebut kekuasaan Aceh. Sultan Iskandar Muda juga menerapkan kebijakan yang
cukup ketat terhadap perekonomian dengan cara menaikan harga pasar serta membangun bandar di
Aceh dengan memperketat pengawasannya terhadap orang asing. Dari adanya kebijakan tersebut
membuat bangsa-bangsa asing berpikir dua kali untuk menyerang kerajaan Aceh. Pada saat puncak
kejayaan Aceh dalam masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda kebijakan politik dan ekonominya
sudah meluas hingga Semenanjung Malaka. Aceh juga termasuk kerajaan yang memiliki basis
suplus komoditi perdagangan dari daerah pedesaannya, disamping memiliki sumber pendapatan
lain dari kegiatan perdagangan di kota Bandar.
Kata kunci: Aceh, Kebijakan, Perekonomian, Sultan Iskandar Muda.

Abstract: Aceh is the door to the spread of Islam for the first time in the archipelago.
This marked the establishment of the first Islamic kingdoms such as the Perlak Kingdom, Samudra
Pasai, and Aceh Darussalam. In addition, there are also several scientific figures as a sign of the
advancement of Islamic knowledge in Southeast Asia. The purpose of this paper is to find out how
the economy of the kingdom of Aceh Darussalam in the era of Sultan Iskandar Muda. This paper
uses a qualitative research method with a historical approach. Data sources were obtained from
relevant literature studies. The result of this paper is that the policies carried out by Sultan Iskandar
during his leadership succeeded in forming an armed force with the aim of launching the vision and
mission of the kingdom of Aceh, namely liberating and protecting Aceh from invaders who were
trying to seize power in Aceh. Sultan Iskandar Muda also implemented a fairly strict policy on
the economy by raising market prices and building porters in Aceh by tightening his supervision
of foreigners. From this policy, foreign nations thought twice about attacking the Aceh kingdom.
At the peak of Aceh’s glory during the reign of Sultan Iskandar Muda, his political and economic
policies had expanded to the Malacca Peninsula. Aceh is also a kingdom that has a supply base of
trade commodities from its rural areas, in addition to having other sources of income from trading
activities in the city of Bandar.
Keywords: Aceh, Policy, Economy, Sultan Iskandar Muda.
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2020

Pendahuluan ulama Aceh yang sangat terkenal kary-


Islam datang ke Indonesia pertama kali anya seperti Nuruddin ar Raniry, Hamzah
secara damai dan saling tolerir antar penga- Fanshuri, Abdurrauf Singkel, Syamsuddin
nut agama lain. Islam pertama kali dibawa Sumatrani dan sebagainya. kekuatan yang
oleh bangsa Arab dan India ke Indonesia. sangat kokoh membuat Belanda takut se-
Penyebab datangannya karena keduanya masa penjajahan.3
terpikat dengan beberapa rempah di Nu- Dalam hal sosial, masyarakat Aceh se-
santara sehingga keduanya membentuk bagian penduduknya bercocok tanam padi
golongan Islam semangat dakwah. Proses dan lada yang menjadi suatu kepentingan
pengIslaman yang ada di Indonesia ini tersendiri di sejumlah daerah di Aceh.
dipermudah dnegan adanya dukungan Masyarakat Aceh juga banyak menanam
dari pihak pedagang muslim yang dtaang pohon buah, pohon kelapa maupun pohon
dan warga Indonesia itu sendiri.1 pinang. Adapun jenis padi yang ditanam
Kerajaan Aceh Darussalam sendiri oleh masyarakat yaitu padi kering dan
memiliki fokus penting dalam perkemban- padi basah. Sistem pertanian dilakukan
gan Islam. Keberadaannya menjadi fase oleh masyarakat Aceh sebagai bentuk mata
berbagai bentuk perkembangan peradaban pencaharian mereka yang sudah dimu-
yang akan tercatat sebagai sejarah di Indo- lai sejak zaman Pra Islam dan sebelum
nesia. Letak Aceh yang berada di pinggir masuknya Kolonial di daerah Aceh. Namun
perairan membuat kerajaan ini berkem- pada periode 1500-1800 M sebagian besar
bang dalam perekonomian maritimnya. mata pencaharian masyarakat Aceh ber-
Aceh ini juga membuat Islam berkembang cocok tanam dan mereka juga melakukan
sangat pesat. Hadirnya kerajaan Aceh Dar- perdagangan. Disamping itu masyarakat
ussalam ini semakin menyemarakkan ger- Aceh juga bekerja sebagai tukang emas, tu-
akan masyarakat di sekitar pesisir. Dalam kang kapal dan lain sebagainya.4
hal ini ada menjelakan tentang berdirinya Tulisan ini menggunakan metode peneli-
kesultanan Aceh. Pertama, pendapat yang tian kualitatif dengan pendekatan historis.
menyatakan bahwa kesultanan Aceh seba- Sumber data diperoleh dari studi kepusta-
gai bentuk perluasan dari kesultanan sebe- kaan yang relevan. Berdasarkan latar bela-
lumnya yakni Meurah Johan abad ke 13. kang di atas maka tulisan ini merumuskan
Kedua, ada pendapat yang mengungkap- permasalahannya mengenai bagaimana
kan bahwa kesultanan Aceh dibangun oleh Perekonomian Kerajaan Aceh Darussalam
Sultan Ali Mughayat Syat abad ke 16.2 Era Sultan Iskandar Muda.
Aceh juga menjadi pusat dunia di Asia
Tenggara. Pasalnya, Aceh merupakan ger- Pembahasan
bang penyebaran agama Islam di Nusan- Sejarah Penobatan Iskandar Muda Seba-
tara. Sehingga Aceh juga disebut-sebut se- gai Sultan
bagai pusat peradaban dunia Islam bagian Saat masuknya kolonial Inggris dan Be-
timur. Dalam sejarahnya di daerah Aceh landa posisi Aceh sedang mengalami krisis
sendiri berdiri beberapa kerajaan Islam internal yang mana pada saat itu kesultan-
seperti kerajaan Perlak, Samudra Pasai an Aceh dipimpin oleh Sultan Ali Ri’ayat
serta Aceh Darussalam. Sehubung dengan Syah. Saudara kandung Sultan Ali Ri’ayat
berdirinya kerajaan tersebut di Aceh terda- Syah merasa kecewa dan menganggap be-
pat beberapa ilmuan (ulama) yang berper- liau tidak mampu membuat kesultanan
an untuk memajukan ilmu pengetahuan Aceh maju, hingga akhirnya muncullah
di kalangan masyarakat Aceh. Beberapa seseorang yang mashur dari pemimpin

74
Zumrotul Muhzinat
Perekonomian Kerajaan Aceh Darussalam

pasukan Aceh saat menghadapi kolonial yang dijadikan sebagai tolak ukur yang
yang berniat untuk menghancurkan Aceh, dapat membentuk satu kesatuan sosial
beliau adalah Perkasa Alam (Iskandar dalam masyarakat. Ajaran Islam dalam
Muda). Kemunculan Perkasa Alam mem- kehidupan masyarakat Aceh dapat dis-
buat Sultan Ali Ri’ayat Syah berniat untuk erap melalui adat istiadat, pemerintahan,
menyingkirkannya untuk mengokohkan hukum, sosial dan perekonomian.7 Da-
kedudukannya. Namun Perkasa Alam (Is- lam hal ini Aceh merupakan daerah awal
kandar Muda) mengetahuinya dan mem- tempat penyebaran Islam di Nusantara,
inta perlindungan kepada saudara kand- mengingat bahwa selat Malaka berdekatan
ung Sultan Ali Ri’ayat Syah yakni Sultan dengan Sumatera yang sering digunakan
Husin di Pedir. Mengetahui hal tersebut oleh orang India untuk berdagang di Nu-
Sultan Ali Ri’ayat Syah semakin marah se- santara. Maka tidak heran jika kerajaan Is-
hingga beliau menyerang kerajaan Pedir lam pertama Nusantara terdapat di Sumat-
dan memenjarakan Perkasa Alam (Iskan- era yang dibawa oleh pengembara yang
dar Muda).5 ahli ilmu suluk. Pada abad 16 M dan 17
Pada saat Perkasa Alam (Iskandar M pengaruh kekuasaan Aceh sangat besar
Muda) dipenjara, beliau mendengar bah- di pulau Sumatera dan Melayu Malayu,
wa terjadi kekacauan pada kesultanan terkhusus masa kepemerintahan Sultan Is-
Aceh dan rakyatnya. Hal ini terjadi karena kandar Muda.8
ketidakmampuan Sultan Ali Ri’ayat Syah Sejarah mencatat bahwa pada saat
dalam mengendalikan pengaruh Portu- kepemimpinan Sultan Iskandar Muda
gis yang ingin menguasai Aceh. Perkasa dapat digambarkan sebagai era dimana
Alam minta dibebaskan dan berjanji akan masyarakatnya sudah sadar dan paham
membuat Portugis menyerah dan mundur akan Islam untuk diterapkan dalam ke-
dari wilayah Aceh. Permintaan Perkasa hidupan. Maka dari itu berkembangnya
Alam dikabulkan hingga akhirnya beliau kerajaan Aceh ini dikatakan bahwa ilmu
dibebaskan. Dengan segenap kemampuan pengetahuan sudah tumbuh dengan san-
Perkasa Alam dan pasukan Aceh berhasil gat pesat. Adapun usaha yang dilakukan
membuat Portugis menyerah dan berhasil Sultan Iskandar Muda pada saat itu mema-
menguasai benteng yang pernah direbut jukan berbagi pendidikan seperti agama,
oleh Portugis. Pada tahun 1607 Sultan Ali bahasa, ilmu hukum, kesenian, militer
Ri’ayat Syah wafat dan terjadilah perselisi- serta olahraga sehingga ilmu pendidikan
han dalam menentukan siapa yang berhak di Aceh mencapai puncak kejayaan.9 Pada
menjadi sultan berikutnya. Atas dukun- masa tersebut di Aceh juga ada seorang
gan tokoh adat dan para mentri kesultan- ulama cukup terkenal pada waktu itu
an Perkasa Alam diangkat sebagai sultan yakni Hamzah Fanshuri. Hamzah Fan-
pengganti sultan sebelumnya dan diberi shuri merupakan sufi pertama yang men-
gelar Sultan Iskandar Muda Johan Pahla- gajarkan paham wujudiyah di Nusantara
wan Meukuta Alam.6 pada masa kepemimpinan sultan Iskandar
Muda. Beliau disebut sebagai ulama sufi
Masa Kepemimpinan Sultan Iskandar terkemuka di Nusantara karena pemikiran
Muda (1607-1636) tasawufnya yang terdapat dalam beberapa
Islam menyebar sampai daerah Aceh karyanya telah menginspirasi dan mem-
pada abad 1 H dan memiliki pengaruh pengaruhi para pemikir serta praktisi sufi
yang luas pada abad ke 14 M. Islam mer- berikutnya. Adapun karya-karya Hamzah
upakan identitas bagi masyarakat Aceh Fansuri diantaranya ada yang berbentuk,

75
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2020

kitab, prosa dan syair yang yang sampai sebuah buku “La Grand Encylopedie” yang
saat ini menjadi kajian para sarjana mus- menyatakan bahwa pengaruh kesultanan
lim maupun orientalis seperti kitab Asrar Aceh sudah menyebar hingga ke pulau
al-‘Arifin, Syarab al-‘Asyiqin dan al-Mun- Sunda (Sumatera, Jawa dan Kalimantan)
tahi.10 serta wilayah di Semenanjung Melayu. Se-
Sultan Iskandar Muda merupakan Sultan lain itu Aceh juga melakukan kerjasama
Aceh ke 12 dan memerintah selama kurang dengan semua bangsa yang berlayar me-
lebih 31 tahun sejak 1606-1637. Masa kesul- lewati Samudra Hindia. Tepatnya pada ta-
tanan Aceh mengalami puncak keemasan hun 1586 kesultanan Aceh melakukan per-
dengan memperluas kewilayahan Aceh lawanan terhadap Portugis di Selat Malaka
hingga ke arah selatan dan memperoleh dengan membawa pasukan armada 500
kemajuan ekonomi jalur perdagangan dari kapal perang dan 60.000 angkatan laut.
Sumatera hingga Indrapura. Kerajaan Aceh Adanya perlawanan ini dilakukan untuk
melakukan perlawanan terhadap Potugis perluasan kewilayahan Aceh hingga Selat
dan Johor untuk merebut kembali Selat Malaka dan Semenanjung Melayu. Namun
Malaka. Pada masa pemerintahan Sultan serangan ini tidak berhasil dikarenakan
Iskandar Muda memfokuskan perhatian- adanya kerjasama antara Portugis dengan
nya pada bidang agama. Sultan Iskandar kesultanan Pahang.14
Muda mendirikan masjid dengan sangat Sedangkan usaha yang dilakukan Sultan
mengagumkan serta membangun pusat Iskandar Muda untuk memperluas wilayah
pendidikan berbasis Islam.11 kekuasaan Aceh yaitu beliau mempersiap-
Sultan Iskandar Muda juga menempat- kan diri untuk menjalankan keinginan
kan ulama pada bagian yang istimewa kar- para pendahulunya yaitu merebut Malaka.
ena telah berjasa dalam pendidikan ilmu Pada saat itu Aceh jauh lebih sigap, karena
pengetahuan. Hingga pada masa kepe- tidak hanya didukung dari segi persen-
merintahannya kesultanan Aceh menjadi jataannya dan seni berperang yang mod-
salah satu pusat ilmu pengetahuan di Asia ern namun juga pada saat itu kesultanan
Tenggara. Sekitar 30 tahun memimpin Aceh dipimpin oleh raja yang memiliki visi
kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda telah dan misi untuk mempersatukan keseluru-
berhasil membawa kerajaan Aceh menjadi han Sumatera dan Melayu atau Pan Mel-
jaya hingga mencapai peringkat kelima di ayu. Sultan Iskandar Muda percaya bahwa
antara kerajaan Islam terbesar di dunia.12 besarnya suatu kerajaan amat ditentu-
Selain itu Sultan Iskandar Muda meru- kan oleh pengaruhnya atas negeri-negeri
pakan salah satu Sultan yang telah meng- yang lain. Untuk itu Sutan Iskandar Muda
hantarkan kerajaan Aceh menuju fase kee- melakukan pembenahan terhadap armada
masan dengan menerapkan hukum Islam perang Aceh sehingga dapat diandalkan.
secara ketat. Hal ini sesuai dengan konsti- Pasukan Sultan Iskandar Muda terdiri dari
tusi kerajaan Aceh yang berbunyi “Qanun angkatan laut, angkatan darat, pasukan ga-
Meukuta Alam” bersumber dari Al Qur’an jah dan pasukan meriam.15
dan Hadits. Sultan Iskandar Muda pun Pemerintahan Sultan Iskandar Muda
menerapkan hukuman mati, seperti huku- juga kembali menyatukan banyak negeri-
man rajam bagi putranya yang bernama negeri di sepanjang pesisir timur dan barat
Meurah Pupok karena telah terbukti berzi- Sumatera, Kedah, Perak, Johor dan Pahang.
na dengan seorang istri perwira kerajaan.13 Kejadian tersebut menjadi awal terjadinya
Adapun keberhasilan Sultan Iskandar perkembangan bahasa dan budaya Melayu
Muda dalam melawan kekuasaan Portu- Aceh. Dengan bersatunya negeri-negeri
gis di Selat Malaka telah tercatat di dalam Melayu sepanjang selat Malaka dan laut
76
Zumrotul Muhzinat
Perekonomian Kerajaan Aceh Darussalam

Cina Selatan semasa Sultan Iskandar Muda untuk melancarkan visi dan misi kerajaan
menjadikan bahasa Melayu sebagai Lingua Aceh yakni membebaskan dan melindungi
Franca atau bisa disebut dengan bahasa Aceh dari serangan penjajah yang berusaha
pergaulan di Nusantara dan secara lang- untuk merebut kekuasaan Aceh. Adapun
sung menjadi bahasa resmi kerajaan Aceh alat perang yang digunakan oleh pasukan
Darussalam.16 Aceh adalah meriam. Meriam tersebut be-
rasal dari kerjasama antara kerajaan Aceh
Kebijakan-Kebijakan Sultan Iskandar Muda dan Turki Utsmani. Selain itu Sultan Is-
Kerajaan Aceh merupakan kekuatan Is- kandar Muda juga membentuk ekspendisi
lam di bawah kekuasaan Sultan Iskandar Militer untuk membenahi kota Aceh dan
Muda. Dalam menerapkan kebijakannya menjaga agar tidak ada pihak asing yang
beliau berpegang teguh pada 4 bentuk di- ikut campur dalam kesultanan Aceh.19
plomasi. Pertama, Strategi diplomasi kancil Sultan Iskandar Muda memberikan ke-
untuk dunia internasional. Kedua, Strategi bijakan baru sehingga Aceh berhasil dalam
diplomasi melalui perkawinan (besan) menaklukkan dan merebut pelabuhan yang
antar negara. Ketiga, Strategi diplomasi menjadi pusat pertemuan antara pedagang
kekuatan dengan senjata seperti tentaraa- dari manca negara. Hal tersebut dilakukan
tau militer. Keempat, Strategi diplomatik untuk memperlemah serangan dari pihak
ekonomi yaitu didasarkan pada tujuan un- Portugis. Selain itu Sultan Iskandar Muda
tuk mencapai pengaruh dan politik.17 juga menjalin hubungan diplomatic den-
Untuk melindungi Aceh terhadap anca- gan kerajaan Inggris dan Belanda.20
man bangsa asing dan usaha menjadiikan Sultan Iskandar Muda juga pernah men-
Aceh sebagai kerajaan yang besar mem- gadakan siding rencana terhadap pelaksa-
buat Sultan Iskandar Muda merencanakan naan program kerajaan dengan menghad-
suatu misi yang penting. Selain itu, beliau irkan para pejabat dan ulama serta para
juga membuat kebijakan yang cukup ketat tokoh masyarakat dan orang-orang kaya
di bidang ekonomi perdagangan dengan untuk membahas mengenai rumusan adat
cara meningkatkan harga jual pasar dari yang akan dijadikan sebagai pedoman ber-
perkebunan ataupun pertanian, memban- sama baik dari pihak kesultanan maupun
gun bandar agung serta menggalakkan masyarakat. konsolidasi tersebut dilaksan-
pengawasan terhadap orang asing. Dari akan di balai masjid Baiturrahman. Setelah
adanya kebijakan tersebut membuat bang- disahkannya perundang-undangan terse-
sa-bangsa asing berpikir dua kali untuk but diberilah nama adat meukuta alam yang
menyerang kerajaan Aceh. Seperti halnya membahas tentang distribusi dan tugas
Portugis yang telah kalah meskipun per- pengelola kerajaan. Beliau juga mengeluar-
nah terjadi pertempuran diantara keduan- kan kebijakan mengharamkan riba dalam
ya. Sedangkan Belanda terpaksa mengalih- wilayah kekuasaannya.21
kan sasarannya kewilayah lain seperti Jawa
dan Maluku. Begitupun juga Inggris yang Perekonomian Aceh Pada Era Sultan Is-
sempat menjalin hubungan baik dengan kandar Muda
Aceh harus mengalihkan perdagangannya Sebagian besar mata pencaharian rakyat
di luar Aceh selama Sultan Iskandar Muda Aceh pada periode 1500-1800 M adalah
masih memimpin kerajaan Aceh.18 berdagang dan bercocok tanam. Selain
Kebijakan Sultan Iskandar pada masa itu ada juga rakyat yang bekerja sebagai
kepemimpinannya, beliau berhasil mem- ahli pertukangan dan sebagainya. Pada
bentuk angkatan bersenjata dengan tujuan saat puncak kejayaan Aceh dalam masa

77
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2020

kepemimpinan Sultan Iskandar Muda ke- daerah kekuasaannya. Dalam hal ini ada
bijakan politik dan ekonominya sudah me- beberapa bentuk organisasi yang menun-
luas hingga Semenanjung Malaka. Masa jang proses keberlangsunan produksi. Per-
pemerintahan Sultan Iskandar Muda ini tama, raja menerima hasil produksi dari
berhasil menjadikan Aceh sebagai sebuah kepala lokal sebagai bentuk pajak. Produk-
kerajaan yang besar dan bersatu padu se- si tersebut dapat diperoleh baik dari hutan
hingga Aceh berjaya dalam hal perdagan- maupun dari kebun. Sedangkan penghasi-
gan.22 Kebanyakan bangsa yang memeluk lan dari perkebunan lada sendiri di daerah
agama Islam berdagang di Aceh seperti Aceh kebanyakan dikelola oleh golongan
negara Eropa, Belanda, Inggris, Perancis penguasa lokal dan orang kaya. Kedua, raja
dan tiongkok. Kaisar Tiongkok dan kes- selain menerima penyerahan wajib juga
ultanan Turki menyatakan persahabatan memiliki kebun sendiri seperti raja-raja di
dengan Aceh. Bahkan raja Prancis pun kerajaan Aceh yang memiliki perkebunana
mengirimkan pedang bertahtakan emas lada di daerah pedalaman.25
dan permata serta menyebut Sultan Iskan- Saat itu Aceh termasuk salah satu
dar Muda “Le Roy Loleil” yang artinya raja wilayah penghasil lada yang cukup besar.
yang utama. Sedangkan kaisar Tiongkok Perdagangan lada ini juga turut memban-
mengirim lukisan dengan bertanda tangan tu kebutuhan ekonomi masyarakat, dalam
“Saiy Aceh” yang artinya singa Aceh.23 hal ini juga menjadikan kerajaan Aceh se-
Adapun hasil komoditi dari kerajaan makin maju. Aceh juga menguasai wilayah
Aceh yang utama adalah beras, daging, penghasil bahan ekspor seperti lada, beras,
ikan, buah-buahan dan binatang ternak. maupun kemenyan. Aceh juga melakukan
Namun hasil komoditi ini tidak dapat me- kegiatan impor seperti sutera, kain, dan
narik perhatian para pedagang asing yang minyak wangi. Seiring dengan berjalannya
datang ke Aceh. Beberapa hal yang dapat waktu kegiatan ekspor dan impor dapat
menarik perhatian para pedagang asing menunjang sistem perekonomian Aceh se-
seperti lada, timah, emas, sutra, minyak, makin meningkat kala itu.26
kapur barus, kemenyan, pinang dan gajah. Upaya Sultan Iskandar Muda dalam
Selain itu di Aceh juga terdapat barang- meningkatkan perekonomian kerajaan
barang yang didatangkan dari luar negeri Aceh yaitu meningkatkan pendapatan
seperti rempah-rempah, pakaian dari India kerajaan Aceh melalui perdagangan.
dan Porselin dari Cina. Meskipun demikian Khususnya perdagangan lada yang men-
lada merupakan barang dagangan uatama jadi komoditas utama pada saat itu. Kar-
kerajaan Aceh pada waktu itu. Hal ini dise- ena komoditas yang paling dominan di Su-
babkan oleh banyaknya pohon-pohon lada matera adalah lada. Lada menjadi barang
yang tumbuh di wilayah Aceh. Sehingga ekspor yang pokok karena selalu menga-
setiap tahun kerajaan Aceh dapat melaku- lami peningkatan disebabkan peminat dari
kan panen lada sampai 20 buah kapal.24 ekspor lada ini sangat banyak baik dalam
Kerajaan Aceh sendiri termasuk kerajaan negeri maupun luar negeri. Pada masa
yang memiliki basis surplus omoditi perda- kepemimpinan Sultan Iskandar Muda
gangan dari daerah pedesaannya, disamp- perdagangan di Bandar Aceh bertambah
ing memiliki sumber pendapatan lain dari ramai. Agar dapat memenuhi permintaan
kegiatan perdagangan di kota Bandar. Sur- lada yang semakin meningkat, maka Sultan
plus produksi perdagangan yang diterima Iskandar Muda memonopoli perdagangan
oleh kerajaan berasal dari hasil monopoli lada baik di Aceh sendiri maupun di daer-
raja terhadap barang dagang yang ada di ah sekitarnya. Sultan Iskandarpun menyu-

78
Zumrotul Muhzinat
Perekonomian Kerajaan Aceh Darussalam

ruh untuk membawa lada ke Banda Aceh Penutup


dan menawarkannya dengan harga yang Sejarah mencatata bahwa pada masa
cukup tinggi. Ucapan yang terkenal dari Sultan Iskandar Musa dapat digambar-
Sultan Iskandar Muda yaitu barang siapa kan sebagai masa dimana masyarakatnya
yang hendak membeli lada maka harus da- sudah sadar dan paham tentang Islam
tang dan memakan dari tangannya.27 dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Perekonomian pada masa kepemimpi- Pada masa pemerintahannya Aceh men-
nan Sultan Iskandar Muda juga diper- galami masa keemasan dan melakukan
oleh dari hasil perniagaan yang ada di perluasan terhadap wilayh kekuasaan-
pelabuhan Aceh dan daerah-daerah yang nya hingga ke selatan. Hal itu menjadikan
berhasil ditaklukkannya dan dari bea cu- faktor ekonomi perdagangan kesultanan
kai yang dikenakan terhadap kapal-kapal Aceh semakin maju. Kebijakan Sultan
yang berlabuh di Aceh. Bea Cukai yang Iskandar pada masa kepemimpinannya,
dipungut untuk perdagangan sebesar 7% beliau berhasil membentuk angkatan
dari harga yang sudah ditetapkan. Maka bersenjata dengan tujuan untuk melan-
dapat disimpulkan bahwa upaya Sultan carkan visi dan misi kerajaan Aceh yakni
Iskandar Muda meningkatkan perekono- membebaskan dan melindungi Aceh dari
mian kerajaan Aceh secara non fisik yaitu serangan penjajah yang berusaha untuk
dengan melakukan perdagangan lada merebut kekuasaan Aceh. Adapun alat
secara monopoli. Makanya perdagangan perang yang digunakan oleh pasukan
lada di Aceh pada era Sultan Iskandar Aceh adalah meriam yang berasal dari
Muda harganya lebih mahal dibanding- kerjasama Aceh dan Turki Utsmani. Se-
kan dengan beberapa daerah yang sudah lain itu Sultan Iskandar Muda juga mem-
ditaklukkan. Hal ini membuat kerajaan bentuk ekspendisi militer untuk membe-
Aceh mampu mendapatkan banyak ke- nahi kota Aceh dan menjaga agar tidak
untungan dari adanya perdagangan lada ada pihak asing yang ikut campur dalam
tersebut.28 kesultanan Aceh.
Selain itu kerajaan Aceh juga menja- Sultan juga menerapkan peraturan se-
lin kerjasama dan menjalin persahabatan cara ketat di sektor ekonomi perdagan-
dengan beberapa kerajaan lokal di Nusan- gannya dengan cara meningkatkan harga
tara maupun negara asing seperti Eropa, pasar terhadap hasil pertanian ataupun
Inggris, India dan sebagainya. Adanya perkebunan, menciptakan bandar agung
kerja sama dengan kerajaan negara lain serta memperketat pengawasan terhadap
semata-mata untuk meningkatkan sistem orang-orang asing. Dari adanya kebijakan
perekonomian kerajaan Aceh karena kera- tersebut membuat bangsa-bangsa asing
jaan luar sangat ingin berdagang di daerah berpikir dua kali untuk menyerang kera-
Aceh sehingga mereka akan setuju dengan jaan Aceh. Pada saat puncak kejayaan
semua persyaratan yang diajukan oleh Sul- Aceh dalam masa kepemimpinan Sul-
tan Iskandar Muda seperti pajak dan bea tan Iskandar Muda kebijakan politik dan
cukai. Kerajaan Aceh pun juga melakukan ekonominya sudah meluas hingga Seme-
perdagangan ke luar negeri sebagai bentuk nanjung Malaka. Masa pemerintahan Sul-
timbal balik atas kerjasama yang sudah tan Iskandar Muda ini berhasil menjadikan
disepakati. Aceh mengekspor gajah, kuda Aceh sebagai sebuah kerajaan yang besar
dan juga belerang, sutera, gading maupun dan bersatu padu sehingga Aceh berjaya
kayu cendana. Namun ekspor utamanya dalam hal perdagangan. Aceh sendiri ter-
adalah lada. 29 masuk kerajaan yang memiliki basis su-

79
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2020

plus komoditi perdagangan dari daerah Dakwah Islam Di Lhokseumawe Aceh”,


pedesaannya, disamping memiliki sum- Hikmah, Vol. III, No. 01.
ber pendapatan lain dari kegiatan perda- Istiqamatunnisak., 2012, “Pengaruh Ba-
gangan di kota Bandar. Surplus produksi hasa Melayu Terhadap Kesusastraan
perdagangan yang diterima oleh kerajaan Aceh Ditinjau Dari Naskah Akhbar Al
berasal dari hasil monopoli raja terhadap Karim”, Manuskripta, Vol. 2, No. 1.
barang-barang yang ada di daerah kekua- Iswaran N Raditya, “Aceh Pernah Digda-
saannya. ya Di Zaman Sultan Iskandar Muda”,
Adapun perjuangan fisik yang dilaku- 27 September 2018, Alamat Website:
kan Sultan Iskandar Muda untuk men- https://tirto.id/aceh-pernah-digdaya-
ingkatkan perekonomian kerajaan Aceh di-zaman-sultan-iskandar-muda-c28b.
yaitu dengan memperkuat armada dan Di Akses pada tanggal 01 November
angkatan perang. Sehingga kerajaan Aceh 2020, Pukul 21:50 WIB.
mampu menaklukkan beberapa kerajaan Lombard, Denys., 2006, Kerajaan Aceh Za-
seperti kerajaan Deli, Aru, Johor, Pahang man Iskandar Muda, Jakarta: Kepusta-
dan Kedah. Sedangkan perjuangan non kaan Populer Gramedia.
fisik untuk meningkatkan perekonomian M. Shabari dan Abd. Majid., 2016, “Revital-
kerajaan Aceh yaitu menjalin persahabatan isasi Pendidikan Aceh”, Jurnal Pencera-
dan kerjasama dengan beberapa kerajaan han, Vol. 10, No. 2.
mancanegara melalui kegiatan ekspor im- Nurjanah, dkk., 2017, “Pemetaan Dan Pe-
por. nilaian Permakaman Sejarah Samu-
ra Pasai Di Kabupaten Aceh Utara”,
Catatan Akhir Paramita: Historical Studies Journal,
Amin, Samsul Munir., 2015, Sejarah Per- Vol. 27, No. 1.
adaban Islam, Edisi 1, Cet. 5, Jakarta: Ni’am, Syamsun., 2017, “Hamzah Fansuri:
AMZAH. Pelopor Tasawuf Wujudiyah Dan Pen-
Dalimunthe, Latifa Annum., 2016, “Kajian garuhnya Hingga Kini Di Nusantara”,
Proses Islamisasi Di Indonesia (Studi Epistime, Vol. 12, No. 1.
Pustaka), Jurnal Studi Agama Dan Poesponegoro, dkk., 1990, Sejarah Nasional
Masyarakat, Vol. 12, No. 1. Indonesia III, Jakarta: Balai Pustaka.
Gazali., 2016, “Hubungan Umara Dan Ula- Rusdiyanto., 2018, “Ajaran Wujudiyah
ma Dalam Membentuk Kehidupan So- Menurut Nuruddin Ar- Raniri”, Jurnal
sio-Religius Di Aceh Darussalam Masa Potret Pemikiran, Vol 22, No. 1.
Sultan Iskandar Muda”, Jurnal Peneli- Rokhman, M. Nur., 2013, Indonesia Pada
tian Hukum Dejure, Vol. 16, No. 2. Masa Pengaruh Islam, Yogyakarta:
Hadi, Abdul., 2014, “Dinamika Sistem In- Fakultas Ilmu Sosial Univesitas Negeri
stitusi Pendidikan Di Aceh”, Jurnal Ilm- Yogyakarta.
iah Peuradeun, Vol. 2, No. 3. Susmihara., 2018, “Pendidikan Islam Masa
Hamka., 2002, Sejarah Umat Islam, Edisi Kerajaan Islam Di Nusantara”, Jurnal
Baru, Singapore: Kerjaya Printing In- Rihlah, Vol. 06, No. 01.
dustries Pte Ltd. Setyawati, Dewi., 2016, “Perkembangan
Husna TR, Cut Asmaul., 2018, “Strategi Perkebunan Di Aceh Pada (Abad Ke
Penguatan Pengelolaan Bersama Min- XIII-XIX), Jurnal Criksetra, Vol 5, No. 9.
yak Dan Gas Bumi Diwilayah Laut”, Syifa’ Dan Nabila Saifin Nuha Nurul Haq.,
Jurnal Konstitusi, Vol. 15, No. 1. 2017, “Politik Hukum Islam Era Kesul-
Iqbal, Mauliddin., 2016, “Perkembangan tanan”, Jurnal Reflektika, Vol. 13, No. 1.
Wahyudi, Johan., 2017, “Model Diplomasi
80
Zumrotul Muhzinat
Perekonomian Kerajaan Aceh Darussalam

Kuno Di Nusantara: Kasus Kesultanan wah Islam Di Lhokseumawe Aceh”, Hik-


Aceh Dan Johor Abad XVI-XVII, Buletin mah, Vol. III, No. 01, (2016), hlm. 48.
Al-Turas Mimbar Sejarah, Sastra, Buda- 12
M. Shabari dan Abd. Majid, “Revital-
ya Dan Agama, Vol. XXIII, No. 1. isasi Pendidikan Aceh”, Jurnal Pencerahan,
Zuboidi, Hidayatullah., 2018, “Kepentin- Vol. 10, No. 2, (2016), hlm. 62.
gan Utsmani Menjalin Hubungan Den- 13
Syifa’ Dan Nabila Saifin Nuha Nurul
gan Kerajaan Aceh Darussalam”, Jurnal Haq, “Politik Hukum Islam Era Kesul-
Peurawi, Vol. 1, No. 2. tanan”, Jurnal Reflektika, Vol. 13, No. 1,
(2017), hlm. 10.
Referensi 14
Susmihara, “Pendidikan Islam Masa
1
Latifa Annum Dalimunthe, “Kajian Kerajaan Islam Di Nusantara”, Jurnal
Proses Islamisasi Di Indonesia (Pustaka)”, Rihlah, Vol. 06, No. 01, (2018), hlm. 18.
Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat, Vol. 15
Johan Wahyudi, “Model Diplomasi
12, No. 1, (2016), hlm. 115. Kuno Di Nusantara: Kasus Kesultanan
2
Gazali, “Hubungan Umara Dan Ulama Aceh Dan Johor Abad XVI-XVII”, Buletin
Dalam Membentuk Kehidupan Sosio-Reli- Al-Turas, Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya
gius Di Aceh Darussalam Masa Sultan Is- Dan Agama, Vol. XXIII, No. 1, (2017), hlm.
kandar Muda”, Jurnal Penelitian Hukum 43.
Dejure, Vol. 16, No. 2, (2016), hlm. 174-175. 16
Istiqamatunnisak, “Pengaruh Baha-
3
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban sa Melayu Terhadap Kesusastraan Aceh
Islam, Edisi 1, Cet. 5, (Jakarta: AMZAH, Ditinjau Dari Naskah Akhbar Al Karim”,
2015), hlm. 299-300. Manuskripta, Vol. 2, No. 1, (2012), hlm. 12.
4
Dewi Setyawati, “Perkembangan Perke- 17
Cut Asmaul Husna TR, “Strategi Pen-
bunan Di Aceh Pada (Abad Ke XIII-XIX), guatan Pengelolaan Bersama Minyak Dan
Jurnal Criksetra, Vol 5, No. 9 (2016), hlm. Gas Bumi Diwilayah Laut”, Jurnal Konsti-
104. tusi, Vol. 15, No. 1, (2018), hlm. 155.
5
Denys Lombard, Kerajaan Aceh Zaman 18
Iswaran N Raditya, “Aceh Pernah Dig-
Iskandar Muda, (Jakarta: Kepustakaan daya Di Zaman Sultan Iskandar Muda”, 27
Populer Gramdia, 2006), hlm. 66-67. September 2018, Alamat Website: https://
6
Ibid., hlm.67. tirto.id/aceh-pernah-digdaya-di-zaman-
7
Nurjanah H, dkk, “Pemetaan Dan Pe- sultan-iskandar-muda-c28b. Di Akses pada
nilaian Permakaman Sejarah Samura Pa- tanggal 01 November 2020, Pukul 21:50
sai Di Kabupaten Aceh Utara”, Paramita: WIB.
Historical Studies Journal, Vol. 27, No. 1, 19
Denys Lombard, Kerajaan Aceh Zaman
(2017), hlm. 91. Iskandar Muda, (Jakarta: Koperasi Populer
8
Rusdiyanto, “Ajaran Wujudiyah Menu- Gramedia, 2006), hlm. 129-131.
rut Nuruddin Ar- Raniri”, Jurnal Potret Pe- 20
Hidayatullah Zuboidi, “Kepentingan
mikiran, Vol 22, No. 1, (2018), hlm 2. Utsmani Menjalin Hubungan Dengan Ker-
9
Abdul Hadi, “Dinamika Sistem Institusi ajaan Aceh Darussalam”, Jurnal Peurawi,
Pendidikan Di Aceh”, Jurnal Ilmiah Peura- Vol. 1, No. 2, (2018), hlm. 124.
deun, Vol. 2, No. 3, (2014), hlm. 180-182. 21
Gazali, “Hubungan Umara Dan Ula-
10
Syamsun Ni’am, “Hamzah Fansuri: ma Dalam Membentuk Kehidupan Sosio-
Pelopor Tasawuf Wujudiyah Dan Pengar- Religius Di Aceh Darussalam Masa Sultan
uhnya Hingga Kini Di Nusantara”, Epis- Iskandar Muda”, Jurnal Penelitian Hukum
time, Vol. 12, No. 1, (2017), hlm. 284. Dejure, Vol. 16, No. 2, (2016), hlm. 178.
11
Mauliddin Iqbal, “Perkembangan Dak- 22
Dewi Setyawati, “Perkembangan Perke-

81
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2020

bunan Di Aceh P (Abad ke XIII-XIX)”, Jur- tas Ilmu Sosial Univesitas Negeri Yogya-
nal Criksetra, Vol. 5, No. 9, hlm 104-105. karta, 2013), hlm. 40.
23
Hamka, Sejarah Umat Islam, Edisi Baru, 27
Poesponegoro, dkk, Sejarah Nasional
(Singapore: Kerjaya Printing Industries Pte Indonesia III, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),
Ltd, 2002), hlm. 923. hlm. 34.
24
Ibid., hlm. 106. 28
Ibid., hlm. 160
25
Ibid., hlm. 108. 29
Denys Lombard, Kerajaan Aceh Zaman
26
M. Nur Rokhman, Indonesia Pada Sultan Iskandar Muda, (Jakarta: Gramedia,
Masa Pengaruh Islam, (Yogyakarta: Fakul- 2006), hlm. 168.

82

Anda mungkin juga menyukai