OLEH
A. KONSEP DASAR TEORI
1. Definisi
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung
sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan (Price, 2005). Gagal jantung kongestif adalah
keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan
mekanisme kompensatoriknya.
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai pengisian peninggian
volume diastolic abnormal (Mansjoer, 2005)
2. Jenis Gagal Jantung (Smelzter, 2001)
a) Gagal jantung kiri
Gagal jantung pada vetrikel kiri terjadi karena adanya
gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga curah
jantung kiri menurun dengan akibat tekanan akhir diastolic
dalam ventrikel kiri meningkat. Hal ini akan membebani atrium
kiri, jika tekanan dalam atrium kiri meninggi maka
menyebabkan hambatan pada aliran masuknya darah dari
vena-vena pulmonal maka bisa terjadi bendungan dalam paru
mengakibatkan terjadinya edema paru.
b) Gagal jantung kanan
Gangguan fungsi pompa ventrikel kanan menyebabkan isi
sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului gagal
jantung kiri. Terjadi kenaikan tekanan atrium kanan
menyebabkan hambatan pada aliran masuk darah dari vena
kava superior dan inferior ke dalam jantung. Sehingga terjadi
bendungan pada vena jugularis dan dan bendungan dalam
hepar mengakibatkan tekanan vena jugularis meninggi dan
hepatomegali. Bila terus mendapat beban maka akan terjadi
bendungan sistemik dengan akibat timbulnya edema tumit
atau tungkai bawah dan asites.
3. Etiologi
Penyebab menurut Smelzter, 2001 yaitu:
1) Disfungsi miokard, contoh: IMA, miokarditis, kardiomiopati
2) Beban tekanan berlebihan (abnormal pressure overload),
contoh: stenosis aorta, hipertensi, koarktasio aorta
3) Beban volume berlebihan (abnormal volume overload), contoh:
gagal ginjal kronis
4) Peningkatan kebutuhan metabolic, contoh: Hb menurun,
anemia, panas terus menerus, hipertiroid
5) Gangguan pengisian, contoh: aritmia, nadi meningkat, PAT
(Paroksismal Atrial Takikardi), AF (atrial fibrilasi) adalah irama
jantung yang tidak beraturan dan cenderung cepat, karena tidak
normalnya impuls listrik di jantung. Kontraksi atrium tidak
terkoordinasi sehingga atrium dapat berkontraksi rata-rata 400-
600 x/menit, tetapi tidak semua impuls melewati AV-node,
sehingga denyutan di ventrikel diperlambat 110-180 x/menit
(Boyle, 2007).
Penyebab menurut Muttaqin, 2009 yaitu:
1) Iskemia jaringan dan hipoksi jaringan
2) Pengaruh sistem saraf otonom (misalnya perangsangan saraf
simpatis yang mengurangi kecepatan denyut jantung)
3) Gangguan metabolisme (hipertiroid)
4) Kelainan hemodinamik (penurunan perfusi koroner yang
menyertai hipertensi)
5) Obat-obatan (misalnya keracunan digitalis)
6) Ketidakseimbangan elektrolit (misalnya hipekalemi)
4. Patofisiologi (Price, 2005)
a. Disfungsi miokard
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas
pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik
mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.
Disfungsi miokard ialah ketidakmampuan miokard untuk
berkontraksi dengan sempurna akibat gangguan kontraktilitas
sehingga mengakibatkan isi sekuncup (stroke volume) dan
curah jantung (cardiac output) menurun.
b. Beban tekanan berlebihan (abnormal pressure overload)
Beban tekanan berlebihan yang dihadapi ventrikel pada waktu
kontraksi (sistolik) dalam batas tertentu dapat ditanggulangi oleh
kemampuan kontraktilitas miokard ventrikel. Beban ventrikel
yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel menyebabkan
hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan
isi sekuncup.
c. Beban volume berlebihan (abnormal volume overload)
Beban isian kedalam ventrikel yang berlebihan pada waktu
diastolik dalam batas tertentu masih dapat ditampung oleh
ventrikel. Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas
ventrikel akan menyebabkan volume dan tekanan pada akhir
diastolik dalam ventrikel meninggi. Curah jantung mula-mula
akan meningkat sesuai dengan peregangan otot jantung, tetapi
bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu
maka curah jantung justru akan menurun kembali
d. Peningkatan kebutuhan metabolic
Beban beban karena kebutuhan metabolic tubuh yang
meningkat akan merangsang jantung bekerja lebih keras untuk
menambah sirkulasi. Bila kebutuhan metabolic tersebut tetap
meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung maka akan
terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah
cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
sirkulasi tubuh.
e. Gangguan pengisian
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran
masuk kedalam ventrikel atau pada aliran balik vena akan
menyebabkan pengeluaran ventrikel berkurang dan curah
jantung menurun. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun
mengurangi volume sekuncup dan meningkatkan volume residu
ventrikel dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolik)
ventrikel, terjadi peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
(LVDEP). Derajat peningkatan tekanan bergantung pada
kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVDEP, terjadi pula
peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan
ventrikel berhubungan langsung selama diastole. Peningkatan
LAP diteruskan ke belakang kedalam pembuluh darah paru-
paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru.
Apabila tekanan hidrostatik anyaman kapiler paru-paru melebihi
tekanan onkotik pembuluh darah, akan terjasi transudasi cairan
kedalam intersisial. Jika kecapatan transudasi cairan melebihi
kecepatan drainase limfatik, akan terjadi edema intersisial.
Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan
merembes kedalam alveoli dan terjadilah edema paru. Tekanan
arteri paru-paru dapat meningkat akibat peningkatan kronis
tekanan vena paru. Hipertensi pulmonalis meningkatkan
tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serangkaian kejadian
seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada
jantung kanan yang akhirnya akan menyebabkan edema dan
kongesti sistemik.
5. Tanda dan Gejala penyakit gagal jantung (Price, Sylvia
Anderson. 2002)
Tanda dan gejala gagal jantung kiri:
a. Oedem paru, dipsnea atau sesak bertambah saat beraktifitas
b. Cepat letih (fatique), gelisah (ansietas), aritmia, takikardi
Tanda dan gejala gagal jantung kanan:
a. Odema pada tungkai
b. Asites
c. Hepatomegali
d. Mual muntah
e. Kelemahan
f. Nokturia
6. Klasifikasi Fungsional CHF
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional
CHF Dalam 4 kelas (Mansjoer, 2000)
Klas Gejala
I Timbul gejala sesak pada aktivitas fisik yang berat, aktivitas
sehari-hari tidak terganggu.
II Timbul gejala sesak pada aktivitas sedang, aktivitas sehari-hari
sedikit terganggu.
III Timbul gejala sesak pada aktivitas ringan, aktivitas sehari-hari
terganggu.
IV Timbul gejala sesak pada aktivitas sangat ringan atau istirahat.
- BB normal