Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

LAB KEPERAWATAN JIWA


DOSEN PENGAMPUH: Sukma Saini, S.Kep, Ns, M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4E ROMM 12
KELAS: 3 C

MUH ISRAK AQSAH PO713201191119


MUSVIRA MUSTAFA PO713201191120
NABILA MEISYA ALBAR PO713201191121
NABILA WIDYA PUTRI PO713201191122
NANDINI ARIFIN PO713201191123
NUR ADILAH PO713201191124
NUR AMDANI ALFITRA PO713201191125

PRODI D3 KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2020/2021
RESUME

Kabupaten Nganjuk terletak antara


111o5' sampai dengan 112o13' BT dan 7o20'
sampai dengan 7o59' LS. Luas Kabupaten
Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau
setara dengan 122.433 Ha terdiri dari atas:
 Tanah sawah 43.052 Ha
 Tanah kering 32.373 Ha
 Tanah hutan 47.007 Ha
Secara topografi wilayah kabupaten ini terletak di dataran rendah dan
pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup
produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman
perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang
pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang
adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah
seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705
Ha.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak
1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan dan sisanya
64% tinggal di pedesaan.
Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), Kabupaten Nganjuk menjadi
salah satu daerah fokus pemerintah untuk menyerap bawang merah dan menjadi
stok pemerintah tiap tahunnya. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi fokus
penyerapan bawang merah adalah, Nganjuk, Brebes, Bima dan Solok. Sebagai
sentra penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur dan salah satu fokus
penyerapan bawang merah oleh pemerintah, bukan hal yang mengherankan bila di
sebagian besar wilayah Nganjuk terutama Kecamatan Sukomoro ke Barat meliputi
Kecamatan Gondang, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan
Wilangan banyak dijumpai orang menanam, memanen, menjemur, atau
memperjualbelikan bawang merah.
Bila mengunjungi Nganjuk atau bermaksud membeli bawang merah, pasar
Sukomoro dapat menjadi pilihan utama, selain tentunya dengan berinteraksi
langsung dengan petani lokal. Pasar Sukomoro yang terletak di Jalan Surabaya -
Madiun, Kecamatan Sukomoro ini dikenal sebagai pasar yang fokus pada
transaksi jual-beli bawang merah. Beberapa kecamatan yang menjadi penyuplai
stok bawang merah di Pasar Sukomoro diantaranya adalah Kecamatan Rejoso,
Kecamatan Gondang, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan.
Wilayah Kabupaten Nganjuk beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang
dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Oleh karena iklimnya yang
dipengaruhi angin muson, wilayah kabupaten ini mempunyai dua musim,
yaitu musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat–barat laut
dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara. Periode
musim kemarau di wilayah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan Juni–
September yang ditandai dengan rata-rata curah hujan di bawah 100 mm per
bulannya. Sementara itu, periode musim penghujan di daerah Nganjuk biasanya
berlangsung pada bulan-bulan Desember–Maret dengan rata-rata curah hujan
lebih dari 200 mm per bulan. Jumlah curah hujan di wilayah Kabupaten Nganjuk
berada pada angka 1400–1900 mm per tahun dengan hari hujan ≥90 hari hujan per
tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Nganjuk berada pada angka 21 °C–32 °C.
Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun cukup tinggi yakni berkisar antara
67–84% per tahunnya.
sembunyiData iklim Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata 30.2 30.7 31.2 31.8
29.5 29.9 31 31.1 32.8 32.8 32 30.2 31.1
tertinggi °C (86.4 (87.3 (88.2 (89.2
(85.1) (85.8) (88) (88) (91) (91) (90) (86.4) (88.03)
(°F) ) ) ) )
26.4 25.9 25.6 25.9 27.1
Rata-rata 25.6 25.7 27 26.3 26.8 27 26.5 26.32
(79.5 (78.6 (78.1 (78.6 (80.8
harian °C (°F) (78.1) (78.3) (81) (79.3) (80.2) (81) (79.7) (79.43)
) ) ) ) )
Rata-rata 20.8 20.1 22.7
21.7 21.8 22.8 23 21.9 21.1 21.9 23 21.9 21.89
terendah °C (69.4 (68.2 (72.9
(71.1) (71.2) (73) (73) (71.4) (70) (71.4) (73) (71.4) (71.33)
(°F) ) ) )
Presipitasi m 306 270 243 154 112 43 36 31 35 106 142 264 1.742
m (inci) (12.05 (10.63) (9.57 (6.06 (4.41) (1.69 (1.42 (1.22 (1.38) (4.17 (5.59 (10.39 (68,58)
) ) ) ) ) ) ) ) )
Rata-rata hari
18 16 14 12 7 4 3 3 3 7 12 15 114
hujan

% kelembapan 84 83 82 80 79 73 69 67 68 71 75 81 76
Rata-rata sinar
matahari 173 149 185 223 236 243 279 284 268 265 221 186 2.712
bulanan

Sumber #1: Climate-Data.org  [4]

Sumber #2: Weatherbase  [5]

Pada Minggu petang 14 Februari


2021, bencana tanah longsor terjadi di
wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. 2
orang meninggal dunia, 16 lainnya masih
dalam pencarian. Longsor terjadi di Dusun
Selopuro Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos
Kabupaten Nganjuk. Dari hasil pendataan tim BPBD Kabupaten Nganjuk,
terdapat 21 korban yang tertimbun material longsor dalam peristiwa ini. 2 orang
ditemukan meninggal dunia, 3 orang selamat, sementara 16 korban lainnya masih
dalam pencarian stakeholder terkait, mulai dari BPBD Kabupaten Nganjuk,
Basarnas, Tagana, TNI-Polri, relawan, dan masyarakat setempat. Ada 21 warga
(hilang pascabencana longsor). Lima orang sudah terevakuasi, dua di antaranya
meninggal. Longsor di Desa Ngetos ini terjadi saat wilayah Nganjuk diguyur
hujan deras. Lokasi desa berada di Lereng Pegunungan Wilis

Berikut adalah cara atau upaya yang bisa kita lakukan dengan berbagai
cara mencegah tanah longsor :
1. Jangan Membuat Kolam Atau Sawah Di Atas Lereng
Ketika kita akan membuat kolam atau sawah diatas lereng sangat diupayakan
untuk tidak membuatnya karena akan semakin meningkatkan peluang
terjadinya longsor.
2. Tidak Mendirikan Rumah Di Bawah Tebing
Untuk masalah pembuatan rumah carilah lokasi yang masih terbilang aman
ketika hendak membangun sebuah rumah. Jika lokasi sekitar memang
berbukit, pilihlah lokasi yang kiranya aman dari jangkauan luruhan tanah jika
terjadi longsor.

3. Jangan Menebang Pohon Di Sekitar Lereng


Jika kit akan menebang pohon disekitar lereng tentunya tidak patut jika
melakukan penebangan pohon yang berada di area lereng atau tebing.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa semakin banyaknya pohon maka
semakin kuat dan stabil suatu tanah.
4. Jangan Memotong Tebing Secara Tegak Lurus
Ketika ingin mengali tanah dalam jumlah besar untuk keperluan tambang
atau lainnya maka sebaiknya jangan langsung memotong badan lereng secara
tegak karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang
berada di atasnya.
5. Tidak Mendirikan Bangunan Di Sekitar Sungai
Semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin
besar peluang terjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung
namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan
semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai.
6. Membuat Terasering
Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau
ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan
memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan.
7. Lakukan Upaya Preventif
Dengan cara mengecek apakah terdapat retakan pada tanah, jika ditemukan
maka segera tutup celah retakan itu dengan tanah lempung supaya tidak
banyak air masuk kedalam celah retakan tersebut.
8. Memberikan penyuluhan kepada Masyarakat
Terkait tanah longsor dan bahaya yang mengikutinya. Seringkali penyebab
rusaknya kawasan hutan sekitar lerang karena dilakukannya penebangan
pohon oleh masyarakat sekitar yang memang belum memiliki kesadaran dan
pengetahuan mengenai dampak negatif yang akan terjadi.
9. Harus Ada Intervensi Dari Pemerintah

Upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar akan semakin tepat sasaran


ketika dibuat peraturan tegas terkait pelanggaran aturan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai