Dosen pembimbing:
Disusun oleh:
Nim : P051202180
PENDAHULUAN
Proses keperawatan menurut Potter dan Perry (1997) adalah suatu pendekatan
dalam pemecahan masalah, sehingga perawat dapat merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya meliputi : pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil yang diperkirakan),
implementasi, dan evaluasi. (Haryanto, 2008:3).
Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan
dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, seperti di rumah/lingkungan
keluarga, panti werda maupun piskesmas, yang diberikan oleh perawat untuk
asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau
petugas social yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya
atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan
keperawatan di rumah atau panti.
1
1.2.3 Apa saja intervensi dari asuhan keperawatan pada lansia?
1.2.4 Apa saja implementasi dari asuhan keperawatan pada lansia?
1.2.5 Apa saja evaluasi dari asuhan keperawatan pada lansia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
Adapun hal-hal yang perlu di kaji pada pasien lansia adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian data klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, alamat, suku, agama, pekerjaan,
2. Riwayat kesehatan meliputi riwayat penyakit atau masalah kesehatan saat
ini, riwayat penyakit atau kesehatan yang lalu.
3. Pengkajian fisik yang meliputi:
a. Pengkajian kebutuhan dasar
Pengkajian kebutuhan dasar yaitu meliputi empat belas
kebutuhan dasar seperti bernapas dengan normal, tercukupi kebutuhan
makan, mengurangi zat sisa yang tidak berguna, bergerak dan
mempertahankan posisi yang nyaman, tidur dan istirahat, memilih
pakaian pantas, mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal,
menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan, menghindari
bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain,
komunikasi dengan orang lain, beribadah menurut kepercayaan orang,
bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan kebutuhan,
belajar, dan rekreasi.
b. Kemandirian melakukan aktifitas
Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang
berfungsi mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri
dan mobilitas serta dapat juga digunakan sebagai kriteria dalam
3
menilai kemampuan fungsional bagi pasien-pasien yang mengalami
gangguan keseimbangan. Kemandirian melakukan aktivitas
menggunakan 10 indikator yaitu:
4
Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang) = 1
Bantuan kecil (1 orang) = 2
Mandiri = 3
9 Mobilitas Immobile (tidak mampu) = 0
Menggunakan kursi roda = 1
Berjalan dengan banuan 1 orang = 2
Mandiri (meskipun menggunakan
alat bantu seperti tongkat) = 3
10 Naik Turun Tangga Tidak mampu = 0
Membutuhkan bantuan = 1
Mandiri = 2
Keterangan
Skor 20 = Mandiri
Skor 12-19 = Ketergantungan ringan
Skor 9-11 = Ketergantungan sedang
Skor 0-8 = Ketergantungan Berat
c. Pengkajian keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini
dan beri tanda 1 jika klien menunjukan kondisi di bawah ini:
1) Perubahan posisi atau gerak keseimbangan
Bangun dari kursi
Duduk ke kursi
Menahan dorongan pada sternum
Mata tertutup
Perputaran leher
Gerakan menggapai sesuatu
5
Membungkuk
2) Komponen gaya berjalan atau gerakan
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ketinggian langkah kaki
Kontinuitas langkah kaki
Kesimetrisan langkah kaki
Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Berbalik
Intervensi Hasil
6
4. Pengkajian Status Mental
a. SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner) merupakan
pengkajian untuk mengetahui tingkat gangguan intelektual lansia.
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini?
2. Hari apa sekarang?
3. Apakah nama tempat ini?
4. Dimana alamat anda?
5. Berapa umur anda?
6. Kapan anda lahir?
7. Siapakah nama presiden sekarang?
8. Siapakah nama presiden sebelumnya?
9. Siapakah nama Ibu/Bapak anda?
10. 2+3=….?
Keterangan :
Jumlah kesalahan :
0 – 2 kesalahan : Baik
2 – 4 kesalahan : Gangguan ringan
5 – 7 kesalahan : Gangguan sedang
7 – 10 kesalahan : Gangguan berat
7
b. Mini Mental State Examination digunakan untuk menilai status
kognitif pasien
Registrasi
3 Sebutkan 3 buah nama benda (jeruk, uang, mawar), 3
tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga
nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda
yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
Atensi dan Kalkulasi
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 umtuk setiap jawaban 5
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau
disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;
misalnya uyahw = 2 nilai)
Mengingat Kembali (Recall)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda 3
diatas
8
Bahasa
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang 2
ditunjukkan (pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :”tanpa 1
kalau dan atau tetapi”
8 Pasien diminta melakukan perintah “Ambil kertas 3
ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan
9 letakkan di lantai” 1
Pasien diminta membaca dan melakukan perintah
10 “Angkatlah tangan kiri anda” 1
11 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1
Pasien diminta meniru gambar di bawah ini
c. Pengkajian Psikologi
Skala depresi geriatrik Yessavage dalam bentuk singkat yaitu sebagai
berikut.
1) Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan anda?
(Ya/Tidak)
2) Sudahkah anda mengeluarkan aktifitas dan minat Anda?
(Ya/Tidak)
3) Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya/tidak)
9
4) Apakah anda sering bosan? (Ya/tidak)
5) Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu?
(Ya/tidak)
6) Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (Ya/tidak)
7) Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Ya/tidak)
8) Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari,
daripada pergi dan melakukan sesuatu yang baru ? (Ya/tidak)
9) Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya? (Ya/tidak)
10) Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini?
(Ya/tidak)
11) Apakah anda merasa “saya sangat tidak berguna dengan keadaan
anda sekarang?”(Ya/tidak)
12) Apakah ada merasa penu berenergi? (Ya/tidak)
13) Apakah anda berpikir situasi anda tidak ada harapan? (Ya/tidak)
14) Apakah anda berpikir bahwa banyak orang lebih baik daripada
anda? (Ya/tidak)
Keterangan :
Jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1. Nilai 5 atau
lebih menandakan klien depresi.
10
teman) saya membicarakan seusuatu
dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga(teman- 2
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya
seperti mara, sedih atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman- 2
teman) saya dan saya menyediakan
waktu bersama-sama
Keterangan
Skor 8-10 : fungsi sosial normal
Skor 5-7 : fungsi sosial cukup
Skor 4-0 : fungsi sosial kurang/ suka menyendiri
6. Pengkajian Lingkungan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti pemukiman, sanitasi, faktor resiko
seperti polusi udara, suara, dll
11
7. Pemanfaatan Layanan Kesehatan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti kunjungan ke posyandu, kunjungan
ke puskesmas atau rumah sakit, pembiayaan kesehatan atau asuransi
kesehatan.
2. Psikososial
a. Cemas saIsolasi sosial sampai dengan perasaan curiga
b. Menarik diri dari lingkungan sampai dengan perasaan tidak mampu
c. Depresi sampai dengan isolasi sosial
d. Harga diri rendah sampai perasaan ditolak
e. Koping tidak adekuat sampai dengan ketidakmampuan mengemukaan
perasaan secara tepat
12
f. Cemas dengan sumber keuangan yang terbatas
3. Spiritual
a. Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal
pasangan
b. Penolakan terhadap proses penuaaan sampai dengan ketidaksiapan
menghadapi kematian
c. Marah terhadap Tuhan sampai dengan kegagalan yang alami
d. Perasaan tidak senang sampai dengan ketidakmampuan melakukan
ibadah secara tepat
13
c. Memelihara kebersihan diri
d. Memelihara keseimbangan istirahat tidur
e. Meningkatnya hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif
1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a) Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia :
Penurunan alat penciuman dan pengecapan.
Pengunyahan kurang sempurna.
Gigi yang tidak lengkap.
Rasa penuh pada perut dan susah buang air besar.
Melemah otot-otot lambung dan usus.
b) Masalah gizi yang timbul pada lanjut usia :
Gizi berlebihan
Gizi kurang
Kekurangan vitamin
Kelebihan vitamin
c) Rencana makanan untuk lansia :
Monitor masukan makanan atau minuman dan hitung kalori harian
secara tepat
Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
Berikan makanan yang mengandung serat.
Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori.
Batasi minum kopi dan teh
6 Berikan makanan porsi kecil tapi sering
Kolaborasi ahli gizi
Berikan perawatan mulut
Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin, HB
Jauhkan benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti
urinal, kotak drainase, bebat dan pispot
Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik
14
2. Peningkatan Keamanan dan Keselamatan
a. Penyebab kecelakaan pada lansia :
Fleksibilitas kaki yang berkurang.
Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun.
Pencahayaan yang berkurang.
Lantai licin dan tidak rata.
Tangga tidak ada pengaman.
Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak.
b. Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori
(tidak mampu melihat).
Tujuan
Kriteria Hasil
15
Intervensi
Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.
Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko.
Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman
(memasang pinggiran tempat tidur, dll) sesuai hasil
pengkajian bahaya jatuh pada poin 1.
Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama
kunjungan rumah.
Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera
(menggunakan pencahayaan yang baik, memasang
penghalang tempat tidur, menempatkan benda berbahaya
ditempat yang aman).
Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma
dan gangguan penglihatannya, serta pekerja sosial untuk
pemantauan secara berkala.
c. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proteksi berhubungan dengan:
Defisit imunologi;
Malnutrisi;
Kemoterapi atau efek pengobatan;
Penglihatan yang kurang;
Kurang informasi tentang keselamatan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
Riwayat kecelakaan;
Lingkungan yang beresiko.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
Usia: kematangan, sangat tua;
Nutrisi kurang;
16
Gangguan darah;
Pembedahan;
Radiasi atau kemoterapi;
Penyakit imunitas;
AIDS.
Tujuan
Pasien tidak mengalami infeksi nosocomial
Intervensi
17
2) Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
3) Tujuan Khusus
a) TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat.
Kriteria evaluasi: Dalam berinteraksi klien menunjukan
tanda-tanda percaya pada perawat seperti wajah cerah,
tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, menerima
kehadiran perawat, bersedia menceritakan perasaannya,
Intervensi
Berikan salam setiap berinteraksi.
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan.Tanyakan nama dan panggilan
kesukaan klien.
Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi.
Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas.
Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
Penuhi kebutuhan dasar klien.
18
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik.
Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri
dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan
tanda- tanda bersih.
Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali
pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan
dengan kebersihan diri.
Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
Beri reinforcement positif setelah klien mampu
mengungkapkan arti kebersihan diri.
Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti:
mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari
(sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir
rambut, gunting kuku jika panjang.
19
Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang
benar.
Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan
fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo,
pakaian ganti, handuk dan sandal.
20
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan
kebersihan diri.
4. Istirahat Tidur
1) Diagnose Keperawatan: Gangguan pola tidur berhubungan
dengan :
21
Nyeri
Penurunan tingkat aktivitas
Anxietas
Depresi
2) Kriteria Hasil
Klien akan mengidentifikasi gaya hidup, kebasaan yang
mendukung pada saat tidur
Klien akan berpartisipasi dalam kelompok aktivitas setiap hari
Penambahan waktu tidur dan melaporkan tidak terbangun saat
tidur
Klien menjelaskan faktor-faktor yang menghambat proses
tidurnya
Melaporkan keseimbangan yang optimal antara aktivitas dan
istirahat
3) Intervensi
Kaji faktor-faktor penyebab dan penunjang misalnya: nyeri,
anxietas, stress, sering berkemih saat tidur, lingkungan yang
bising, suhu kamar (terlalu panasatau dingin)
Sediakan waktu dan tempat tidur yang nyaman
Atur lingkungan yang cukup mendukung untuk tidur seperti
ventilasi, bebas dari debudan bau-bau yang merangasang
(tidak disukai oleh klien)
Latih untuk latihan fisik ringan (sesuai dengan kemampuan dan
hobi) untuk melancarkan sirkulasi darah dan melenturkkan
otot-otot
Anjurkan minum-minuman yang hangat sebelum tidur
Beri motivasi untuk mengikuti perkumpulan sesame lansia
Beri penghargaan dan positif reinforcement jika klien mampu
melakukan aktivitas sebagaimana yang dianjurkan
22
Hindari minuman yang merangsang sepanjang siang dan
malam hari, terutama menjelang tidur.
Hindari potensi yang dapat menyebabkan cidera pada saat tidur
yaitu dengan cara :
o Gunakan pagar temapt tidur bila perlu
o Ketinggian tempat tidru yang rendah
o Pengawasan yang cukup
o Tempatkan bel yang mudah dijangkau oleh klien
o Jauhkan benda tajam
o Posisikan tempat tidur tidak berada dibawah benda yang
bergantung
Diskusikan dengan klien rencana penyelesaian masalah
tentang tidur
Kaji rencana hidup klien selanjutnya
23
2.4 Implementasi Keperawatan
Setelah menyusun intervensi keperawatan langkah selanjutnya yaitu
implementasi keperawatan. Implementasi keperawatan yaitu melaksanakan
tindakan keperawatan yang telah disusun dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, perlahan-lahan dan sabar, ulangi penjelasan yang belum
dimengerti.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam
pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan
terhadap setiap orang. Proses keperawatan menurut Potter dan Perry (1997)
adalah suatu pendekatan dalam pemecahan masalah, sehingga perawat dapat
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya meliputi :
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil yang
diperkirakan), implementasi, dan evaluasi. (Haryanto, 2008:3).
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
Pada diagnosa terdapat masalah-masalah keperawatan yang sering muncul, pada
intervensi terdapat rencana tindakan yang akan dilakukan, implementasi
merupakan pelaksanaan dari intervensi, dan evaluasi adalah hasil dari
implementasi.
3.2 SARAN
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat
menambah ilmu pengetahuan mengenai proses keperawatan pada lansia dan
dapat mengaplikasikannya di lapangan dengan baik dan benar.
25