Anda di halaman 1dari 4

1.

Manajemen publik merupakan cabang keilmuan dari administrasi publik yang membahas


mengenai restrukturisasi organisasi, sistem penganggaran, manajemen sumberdaya dan
evaluasi program.
Manajemen public menurut pendapat saya adalah serangkaian kegiatan yang di dalamnya
melaksanakan tugas sebagai pelaksana di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama
dan untuk mencapai pekerjaan yang telah di rencanakan sebelumnya.

Perkembangan teori manajemen dipelopori pertama kali oleh Frederik Winslow taylor,
gerakan ini memiliki tujuan untuk efisiensi industry yang lebih tinggi, baik dalam bentuk
produktivitas yang lebih tinggi, maupun unit biaya yang lebih rendah. Ada 2 asumsi dasar
yang dipergunakan oleh manajemen ilmiah, yaitu :
a. Efisiensiindustri dapat dicapai melalui penerapan metode-metode ilmiah.
b. Pemberian upah yang tinggi.
Selanjutnya prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen di pelopori oleh Henry fayol yang
memiliki perbedaan dengan taylor yang menekankan teknik manajemen yang cocok pada
tingkat operasional sedangkan fayol lebih menekankan pada tingkat organisasi yang lebih
tinggi yang di sebt Top Management. Sebagian besar analisis terhadap aktifitas oragnisasi
yang dilakukan oleh fayol dapat di pandang sebagai analisis aktivitas manajerial.
Lalu pada pendekatan ilmu perilaku pada manajemen berkenaan dengan penerapan metode-
metode dan penemuan-penemuan psikologi, psilologi sosial, dan sosiologi.
Peminjamankonsep dari ilmu-ilmu ini dimaksudkan untuk lebih memahami perilaku
organisasi.
Dan pada pendekatan kuantitatif dan sistem, pendekatan sistem menjadi penyumbang terakhir
pada teknik dan teori manajemen. Sedangkan pada perkembangan selanjutnya pada metode
dan teknik kuantitatif juga dipergunakan secara luas dalam banyak masalah, seperti dalam hal
produksi dan distribusi.
2. ciri dari new public management meliputi :
1) Pengendalian yang berorientasi pada persaingan dengan cara pemisahan wewenang antara
pihak yang memberi dana dan pihak pelaksana tugas;
2) Memfokuskan pada efektifitas, efisiensi dan mutu pelaksanaan tugas;
3) Pemisahan manajemen strategis apa dari manajemen operasional bagaimana,
4) Dalam pemberian order dan anggaran umum, pelaksana order pemerintah dan swasta
diperlakukan sama,
5) Adanya upaya meningkatkan inovasi yang terarah (sebagai bagian dari order kerja) karena
adanya pendelegasian (bukan hanya desentralisasi) manajemen opersional.
Menurut Osborne dan Gaebler, spirit usaha dalam birokrasi berarti mentransformasikan
semangat wirausaha ke dalam sektor publik. Di era otonomi daerah, dimana pemerintah di
daerah dituntut untuk bisa mandiri, usaha tersebut dapat diterapkan agar produktivitas dan
efisiensi kerja Pemda bisa dioptimalkan. Pejabat negara (di daerah) harus kreatif, mandiri dan
inovatif dalam melaksanakan tugas-tugas kepemerintahannya karena inti dari otonomi daerah
ialah keleluasaan dan kebebasan lebih luas untuk menggali dan mengolah aset-aset
alamiahnya. Mereka akan lebih banyak bekerjasama langsung dan lebih luas dengan swasta.
Hal inilah yang menjadi cakupan dalam Reinventing Government yang sering disebut juga
dengan Mewirausahakan Birokrasi.
Penerapan spirit usaha dalam birokrasi di Indonesia sangat baik dan cocok dilaksanakan karna
dengan adanya hal tersebut pemerintah daerah bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan
dari kegiatan tersebut, menciptakan pengusaha-pengusaha baru dan pengusaha muda yang
lebih produktif lagi. Dalam praktiknya penerapan kebijakan ini bisa berlangsung dengan
dilaksanakannya pelatihan-pelatihan tentang kewirausahaan yang biasanya diberikan kepada
kelompok-kelompok UMKN yang ada di masyarakat maupun kepada kelompok-kelompok
tani dan ibu-ibu PKK.
3. Max Weber menciptakan model tipe ideal birokrasi yang menjelaskan bahwa
suatu birokrasi atau administrasi mempunyai suatu bentuk yang pasti dimana semua fungsi
dijalankan dalam cara-cara yang rasional. Weber mengemukakan bahwa birokrasi
rasional semakin penting, yang memiliki seperangkat ciri ketetapan, kesinambungan, disiplin
kekuasaan, keajegan (reliabilitas) yang menjadikan secara teknis merupakan bentuk organisasi
yang paling memuaskan, baik bagi pemegang otoritas maupun bagi semua kelompok
kepentingan lain.

Penerapan konsep birokrasi max weber di pemerintahan Indonesia saya ambil contoh dalam
pelaksanaan pembuatan E-ktp yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat dalam
pembentukan panitia, pengadaan barang dan jasa, serta pelaksanaan proses pembuatan e-ktp
di daerah-daerah sudah berjalan baik sesuai konsep dari max weber namun dalam praktiknya
di lapangan tidak berjalan dengan sebagai mana mestinya karena adanya praktek korupsi yang
terjadi dalam pelaksanaan kebijakan pembuatan e-ktp bagi warga indonesia di struktur atas
kepanitiaan. Dimana dalam pelaksanaan tender barang dan jasa proses pembuatan e-ktp
terjadi penggelembungan dana dalam salah satu contohnya blangko e-ktp yang dari harga
aslinya hanya Rp. 4.700,00 di gelembungkan menjadi Rp.16.000,00 oleh panitia pelaksanaan
e-ktp. Hal inilah yang akhirnya membuat pelaksanaan pembutan di daerah-daerah menjadi
terhambat dan molor dariwaktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Buntut dari
kejadian ini adalah banyak warga yang akhirnya menjadi kecewa saat akan melakukan
pembuatan e-ktp mereka tidak bisa mencetak karena kehabisan blangko dari pusat dan pada
akhirnya bagi warga yang sudah terlanjur rekam data diri mereka hanya di beri surat
keterangan saja sebagai pengganti e-ktpnya.
4. Etika merupakan sebuah batasan diri yang berfungsi untuk mengontrol diri kita dari
perbuatan/perilaku yang tidak terpuji atau tidak baik (yang berhubungan dengan perilaku)
,tingkah laku perbuatan manusia yang dipandang dari segi baik dan buruknya, sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal fikiran.
Etika dalam administrasi merupakan gagasan administrasi seperti efisiensi, ketertiban,
kemanfaatan, produktifitas yang dapat menjawab etika di dalam prakteknya. Serta bagaimana
gagasan dasar etika tersebut dapat mewujudkan yang baik dan agar bisa menghindari hal yang
buruk itu dapat menjelaskan hakekat administrasi.

Dari contoh kasus di atas tentang korupsidana bansos yang dilakukan oleh Menteri Sosial,
Juliari Batubara bisa di bilang masuk dalam kategori atau tindakan yang sangat tidak
bermoral, karena menteri sosial telah mengkorupsi dana bantuan sosial yang notabene akan
digunakan untuk keperluan masyarakat yang terdampak akibat adanya pandemic covid-19
yang sedang melanda Negara Indonesia. Akibat dari tindakan tersebut banyak masyarakat
yang akhirnya tidak mendapat bantuan ataupun malah dana atau batuan sosial tersebut yang di
potong besaran dan jumlahnya dari jatah yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Tindakan ini
memang sudah kelewat batas karna sang meteri yang sejatinya sudah mendapat gaji besar
beserta tunjangannya namun masih menyempatkan untuk mengkorupsi dana bantuan sosial
milik masyarakat tersebut. Keterkaitan kasus ini dengan etika administrasi publik sudah jelas-
jelas menlanggar etika karena sudah menunjukkan sifat perbuatan/perilaku yang tidak terpuji
dan sangat tidak layak kembali untuk bisa diterima kembali dalam pemerintahan karna
nantibisa berakibat pada menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai