Anda di halaman 1dari 11

Laporan penelitian

Pengaruh Cahaya

Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai

Disusun Oleh : Kelompok I


 Henny
Diana F (13)
 M
Fatkhurohman Akbar (20)
 Nur
Aisyah (21)
 Ratna
Sri Ambarwati (24)
 Shopw
an Nudin (26)

Kelas : X/Semester 1

Tahun Pelajaran 2012/2013


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang menjadikan alam sebagai tempat bagi seluruh umat
manusia menjalankan aktifitas hidupnya sebagai bekal diakhirat nanti. Sholawat dan salam
semoga tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai nabi penuntun kejalan yang
benar.

Metode ilmiah ini dibuat sebagai salah satu tugas di SMK Negeri 1 Alas untuk tugas
mata pelajaran IPA, kami membuat metode ilmiah ini mengamati tentang pertumbuhan cabai dan
membuat permasalahan beberapa lama tanaman cabai itu bisa tumbuh menjadi besar dan
membuat langkah – langkah cara penanamannya .

Dengan adanya metode ilmiah ini diharapan siswa dapat mengerti cara menanam cabai
yang benar dan baik. Dan adanya pengetahuan tersebut dapat menjadi landasan untuk
diplementasikan dalam kehidupan sehari – hari bukan teori semata saja.

Alas, 04 Desember 2009

Disusun oleh
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

a. Latar belakang masalah

b. Rumusan masalah

c. Hipotesis penelitian

d. Tujuan penelitian

BAB 2 : Tinjauan Pustaka

BAB 3 : Metode Kerja

BAB 4 : Hasil Dan Analisis/Pembahasan

BAB 5 : Kesimpulan Dan Saran

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia.
Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan
khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis
adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan
akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan , meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu , kekurangan cahaya saat
perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak
hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi
auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya , tumbuhan yang tumbuh di tempat
terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek , daun
berkembang baik lebih lebar, lebih hijau , tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Misalnya saja pada tanaman cabai rawit. Bagi masyarakat Asia khususnya penduduk Indonesia
tanaman cabai rawit adalah tanaman yang sangat penting. Dikarenakan Indonesia sangat terkenal
dengan masakan yang berbumbu sangat pedas. Selain itu Indonesia adalah Negara agraris yang
sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Selain itu sebagian besar penduduk
Indonesia juga mempunyai lahan yang ditanami rempah-rempah dan kebutuhan sehari-hari
khususnya cabai rawit.
Namun dibalik segala kegunaannya pertumbuhan cabai rawit yang baik itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya adalah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan cabai rawit.
Mengapa hal itu bisa terjadi?.Mungkin sebagian orang tidak mengetahui sebabnya.
Oleh sebab itu , saya memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan makalah
saya. saya ingin membuktikan bahwa teori yang sudah ada itu benar. Selain itu makalah ini saya
buat karena tugas dari guru saya yaitu Ibu Lina Listiana yang tidak lain adalah dosen biologi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai rawit?
2. Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman cabai rawit yang diletakkan dalam
ruangan?
(kurang cahaya) dan tanaman cabai rawit yang diletakkan di luar ruangan (yang mendapatkan
banyak cahaya)?
1.3. Batasan Masalah
Kami meneliti pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit selama 12 hari.
1.4. Hipotesa
Hipotesa penelitian ini adalah tanaman cabai rawit diletakkan di luar ruangan maka
pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih lebar,tebal,hijau tampak segar
dan batang kecambah tampak lebih kokoh. Dan tanaman cabai rawit diletakkan di dalam ruangan
maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah,daunnya berukuran kecil,tipis dan
berwarna pucat tidak hijau.
1.5 Tujuan dan Manfaat penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh cahaya matahari
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit.
Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran (massa,panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan dari
pertambahan jumlah sel dan bersifat irreversible ( tidak dapat kembali ).Perkembangan adalah
proses menuju kedewasaaan secara kualitatif terhadap pengembangan tubuh organisme.
2.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada
Tumbuhan
Faktor Eksternal :

Suhu, Cahaya, Air , Nutrisi, Kelembapan udara, Tingkat keasaman dan basa ( pH )
Cahaya
    Cahaya merupakan faktor utama sebagai sumber energi dalam fotosintesis, Untuk
menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
    Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi,
dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunya berukuran lebih
kecil, tipis, dan berwarna pucat.
    Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada intensitas (kuat penyinaran) saja, namun ada
faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian
yang dilakukan oleh Hendricks dan Borthwick pada tahun 1984, menunjukkan bahwa cahaya
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan panjang
gelombang660nm. Percobaan dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang
gelombang 730nm memberikan pengaruh yang berlawanan. Substansi yang merespons terhadap
spectrum cahaya adalah fitokrom suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung susunan
atom khusus yang mengabsorpsi cahaya.
Faktor Internal, dibagi menjadi dua, yaitu

Faktor Intraseluler       : gen sebagai pembawa sifat atau lebih dikenal sebagai faktor hereditas
      Faktor Interseluler       : hormon.
2.3 Hormon Pada Tumbuhan Yang Mempengaruhi pada Percobaan Kami
Auksin
Jaringan penghasil pada tunas apikal, daun muda, embrio dalam sel. Merangsang perpanjangan
sel batang dan merangsang pertumbuhan sel akar, diferensiasi, percabangan, dominansi tunas
apikal, perkembangan bakal buah, fototropisme dan gravitropisme.

2.4 Klasifikasi tanaman Cabai Rawit


Botani Tanaman Cabai Rawit
Cabai rawit (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili Solanaceae.   Terdapat sekitar 20-
30 spesies yang termasuk ke dalam genus Capsicum, diantaranya adalah lima spesies yang telah
dibudidayakan, yaitu : C. baccatum, C. pubescens, C. annuum, C. chinense dan C. frutescent.

 Klasifikasi tanaman cabai :


Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio      : Angioispermae
Classis             : Dicotyledone
Ordo                : Tubiflorae
Familia            : Solanaceae
Genus              : Capsicum
Species            : Capsicum annuum L.
BAB III
CARA KERJA

3.1 Alat dan bahan


1. buah pot yang berisi tanah
2. Penggaris
3. 10 biji cabai rawit yang sudah dikeringkan
4. Air
5. Cahaya matahari

3.2 Langkah kerja


1. Menentukan variable – variable.
- variable bebas           : cahaya matahari
- variable terikat          : tinggi tanaman cabai rawit, warna daun, dan kokoh tidaknya tanaman
cabai rawit
- variable control         : tanah, air, biji cabai rawit, kelembapan, cahaya, dan suhu. Semua di
 buat sama
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menanam 5 biji cabai rawit ke dalam pot I dan meletakkanya ke dalam ruangan.
4. Menanam 5 biji cabai rawit ke dalam pot II dan meletakkanya ke luar ruangan
5. Menyirami tanaman cabai rawit setiap pagi dan sore hari
6. Mengukur tinggi tiap – tiap tanaman cabai rawit setiap hari
7. Mengamati perbedaan – perbedaan yang terjadi antara tanaman pot I dan pot II misalnya,
jumlah daun, warna daun, dan kokoh tidaknya batang tanaman cabai rawit.
8. Mencatat hasil pengukuran dan pengamatan ke dalam tabel hasil penelitian.

BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

4.1 Tabel dan hasil penelitian


Dari 5 biji tanaman cabai rawit yang kami tanam hanya 3 biji yang mengalami perkecambahan.
Karena itu kamai hanya mengamati dan mengukur tiga biji yang mengalami perkecambahan
tersebut.
Tabel hasil penelitian pot I ( tanaman cabai rawit dalam ruangan )

Hari Tinggi Jumlah daun Warna daun Bentuk daun Keterangan


1 0 cm - - - Belum terbentuk
2 0.5 cm - - - Proses perkecambahan
3 2.5 cm - - - Muncul daun
Pertambahan daun cepat
4 4.3 cm 2 helai Pucat Kecil, Tipis dan batang kecambah
tidak kokoh
Daun tetap, batang
5 5,16 cm 2 helai Pucat Kecil, Tipis
kecambah melengkung
Daun tetap, batang
6 5.67 cm 2 helai Pucat Kecil, Tipis
kecambah melengkung

Tabel hasil penelitian pot II ( tanaman cabai rawit di luar ruangan )

Hari Tinggi Jumlah daun Warna daun Bentuk daun Keterangan


1 0 cm - - - Belum terbentuk
2 0.56 cm - - - Proses perkecambahan
3 2 cm - - - Muncul daun
Pertambahan daun lebih
4 2.16 cm 3 helai Hijau Tebal cepat tumbuh dan batang
kokoh
Daun sangat lebat,  batang
5 3 cm 3 helai Hijau Tebal
tegak dan kokoh
6 3.06 cm 4 helai Hijau Lebar Batang tegak dan kokoh

4.2 Analisa data


- Tanaman cabai rawit pada pot I ( dalam ruangan )
Mengalami pertambahan tinggi yang sangat cepat, dari hari ke hari. Namun pertambahan
daunnya lambat, warna daunnya tidak hijau ( pucat ) dan batang kecambahnya tidak kokoh dan
melengkung. Batang kecambah melengkung karena pertambahan tinggi yang sangat pesat,
namun batangnya tidak kuat. Tanaman di pot I ini mengalami gejala etiolasi, dikarenakan
kekurangan cahaya matahari disaat perkecambahan. Gejala etiolasi ditandai dengan pertambahan
tinggi yang sangat cepat dikarenakan hormon auksin yang berfungsi dalam perpanjanga sel – sel
tumbuhan dapat bekerja secara maksimal di tempat yang tanpa cahaya matahari. Namun
kekuarangan cahaya itu menyebabkan daun berwarna pucat, berukuran kecil, tipis dan batangnya
tidak kokoh karena tanaman tidak bisa melakukan proses fotosintesis sehingga tanaman
kekurangan nutrisi.
- Tanaman cabai rawit pada pot II ( di luar ruangan )
Mengalami pertumbuhan yang lambat, namun jumlah daunnya bertambah lebih cepat, berwarna
hijau lebar dan tebal dan batang kecambahnya kokoh. Pertumbuhan yang lambat ini disebabkan
oleh Fungsi hormon auksin yang dihambat oleh cahaya matahari. Namun dengan cahaya
matahari yang cukup tanaman tersebut dapat melakukan proses fotosintesis secara maksimal,
sehingga tanaman tersebut memiliki nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.
Nutrisi yang cukup itulah yang menyebabkan tanaman cabai rawit pot II tampak lebih gemuk,
kokoh berdaun lebar, tebal dan banyak.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
 1. Hasil percobaan menunjukkan bahwa:
− Tanaman di dalam ruangan mengalami pertumbuhan lebih cepat dan mempunyai batang yang
lebih tinggi, daunnya berukuran kecil, tipis, berwarna pucat, batang melengkung dan tidak
kokoh.
−Tanaman di luar ruangan pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebih lebar dan tebal,
berwarna hijau, batang tegak dan kokoh.
2. Cahaya merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai