Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FINA LUTFIANA AL ADAWIAH

NPM : 19071010235

KELAS :B

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

1. (1) Arti penting bahwa pemimpin harus menciptakan perubahan yang positif yaitu bahwa
seorang pemimpin akan tampak bila dapat melakukan peran secara nyata di dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti menentukan arah bagi bawahannya/staf, mengajak
bawahannya untuk berpartisipasi melaksanakan kebijakan atau mengahadapi berbagai
perubahan, menjadi juru bicara dalam mengambil keputusan untuk kepentingan organisasi dan
kesejahteraan para anggotanya walaupun keputusan tersebut berisiko, dan siap menjadi pelatih
dengan memberi teladan bagi bawahannya. Kepemimpinan perubahan adalah sebuah upaya
untuk menciptakan sebuah perubahan dalam organisasi, sehingga membawa perubahan yang
menjadikan semua komponen dalam organisasi itu menyatu dan saling berempati untuk
membawa perubahan yang dibuatnya agar lebih bermanfaat dan memiliki nilai positif terhadap
organisasi. Perubahan sistem kepemimpinan di sekolah seharusnya dapat menjadikan mutu
sekolah dalam melayani pendidikan masyarakat lebih baik dari waktu ke waktu. Kepemimpinan
perubahan dalam bidang organisasi adalah tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi
yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan datang menurut yang diinginkan guna
meningkatkan keefektifannya.

2. (7) fungsi budaya organisasi sebagai berikut :


 Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
 Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
 Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
 Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
 Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan

3. (2) Melihat goal perusahaan dan tujuan bersama Langkah awal untuk membangkitkan
optimisme tim adalah dengan melihat tujuan bersama dan goal perusahaan Anda secara
keseluruhan. Apakah agenda besar itu adalah pencapaian target penjualan maupun target
pencapaian yang lainnya. Tentu tidak hanya sekadar melihat target dan ekspektasi saja, tapi juga
harus dibarengi dengan komitmen dan kerja keras untuk bersama-sama memenuhinya. Bangun
kepercayaan dan respek Peningkatan performa tim pada masa sulit akan bisa dicapai dengan
memberikan tim Anda kepercayaan penuh. Selain itu, kinerja anggota tim juga akan lebih baik
lagi jika ada sikap saling menghormati dan menghargai. Setiap orang mempunyai cara bekerja
yang berbeda-beda. Ada yang terbiasa bekerja sendiri, ada pula yang lebih menyukai kerja
secara bersama-sama dalam menyelesaikan tugasnya.
4. (5) karakter pemimpin dalam mewujudkan good governance pada prinsipsipnya menerapkan
Prinsip visi strategis (memiliki wawasan yang luas dan pemikiran kedepan), Partisipasi
(musyawarah dan keterlibataan masyarakaat), Kesetaraan (kesamaan hak untuk Kesejahteraan),
efektifitas dan efesiensi, akuntabilitas (tanggung jawab pekerjaan).

5. (4) 1. Faktor Internal


Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Persepsi terhadap
korupsi atau pemahaman seseorang mengenai korupsi tentu berbeda-beda. Salah satu
penyebab korupsi di Indonesia adalah masih bertahannya sikap primitif terhadap praktik korupsi
karena belum ada kejelasan mengenai batasan bagi istilah korupsi. Sehingga terjadi beberapa
perbedaan pandangan dalam melihat korupsi. Kualitas moral dan integritas individu juga
berperan penting dalam peyebab korupsi di Indonesia dari faktor internal. Adanya sifat serakah
dalam diri manusia dan himpitan ekonomi serta self esteem yang rendah dapat membuat
seseorang melakukan korupsi. Adapun beberapa pernyataan ahli yang menyimpulkan beberapa
poin penyebab korupsi di Indonesia adalah sebagai berikut:
 peninggalan pemerintahan kolonial.
 kemiskinan dan ketidaksamaan.
 gaji yang rendah.
 persepsi yang popular.
 pengaturan yang bertele-tele.
 pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.
Menurut bidang psikologi, terdapat dua teori yang menyebabkan terjadinya korupsi, yaitu teori
medan dan teori big five personality. Teori medan adalah perilaku manusia merupakan hasil dari
interaksi antara faktor kepribadian (personality) dan lingkungan (environment) atau dengan kata
lain lapangan kehidupan seseorang terdiri dari orang itu sendiri dan lingkungan, khususnya
lingkungan kejiwaan (psikologis) yang ada padanya. Melalui teori ini, jelas bahwa perilaku
korupsi dapat dianalisis maupun diprediksi memiliki dua opsi motif yakni dari sisi lingkungan
atau kepribadian individu terkait.
Teori yang kedua adalah teori big five personality. Teori ini merupakan konsep yang
mengemukakan bahwa kepribadian seseorang terdiri dari lima faktor kepribadian, yaitu
extraversion, agreeableness, neuroticism, openness, dan conscientiousness. Selain faktor-faktor
internal di atas, terdapat faktor-faktor internal lainnya, faktor tersebut yaitu :
Aspek Perilaku Individu:
 Sifat tamak atau rakus
Korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer atau kebutuhan pangan. Pelakunya
adalah orang yang berkecukupan, tetapi memiliki sifat tamak, rakus, mempunyai hasrat
memperkaya diri sendiri. Unsur penyebab tindak korupsi berasal dari dalam diri sendiri yaitu
sifat tamak/rakus.
 Moral yang kurang kuat
Orang yang moralnya kurang kuat mudah tergoda untuk melakukan tindak korupsi. Godaan bisa
datang dari berbagai pengaruh di sekelilingnya, seperti atasan, rekan kerja, bawahan, atau pihak
lain yang memberi kesempatan.
 Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup di kota besar mendorong seseorang untuk berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif
yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang sesuai, menciptakan peluang bagi seseorang
untuk melakukan tindak korupsi.
 Aspek Sosial
Keluarga dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku korup. Menurut kaum
bahviouris, lingkungan keluarga justru dapat menjadi pendorong seseorang bertindak korupsi,
mengalahkan sifat baik yang sebenarnya telah menjadi karakter pribadinya. Lingkungan justru
memberi dorongan, bukan hukuman atas tindakan koruptif seseorang.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor eksternal yang
menjadi penyebab korupsi di Indonesia adalah sebagai berikut;
 Hukum
Sistem hukum di Indonesia untuk memberantas korupsi masih sangat lemah. Hukum tidak
dijalankan sesuai prosedur yang benar, aparat mudah disogok sehingga pelanggaran sangat
mudah dilakukan oleh masyarakat.
 Politik
Monopoli Kekuasaan merupakan sumber korupsi, karena tidak adanya kontrol oleh lembaga
yang mewakili kepentingan masyarakat. Faktor yang sangat dekat dengan terjadinya korupsi
adalah budaya penyalahgunaan wewenang yang berlebih dalam hal ini terjadinya KKN. Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang masih sangat tinggi dan tidak adanya sistem kontrol yang baik
menyebabkan masyarakat meng anggap bahwa korupsi merupakan suatu hal yang sudah biasa
terjadi.
 Sosial
Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi. Korupsi
merupakan budaya dari pejabat lokal dan adanya tradisi memberi yang disalahgunakan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

6. upaya yang harus dilakukan untuk memberantas korupsi di Indonesia:


 Menegakkan hukum secara adil dan konsisiten sesuai dengan peraturan perundang –
undangan dan norma – norma lainnya yang berlaku.
 Pemambahan/ rekruitmen pegawai sesuai dengan kualifikasi tingkat kebutuhan, baik
dari segi kuantitas maupun kualitas.
 Optimalisasikan fungsi penawasan atau control, sehingga komponen tersebut betul
betul melaksanakan pengawasan secara baik
 Adanya penjabaran rumusan perundang undangan jelas sehingga tidak menyebabkan
kekaburan atau perbedaan persepsi diantara para penegak hukum dalam menangani
kasus korupsi.

Anda mungkin juga menyukai