Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya sesuai
kemampuan yang kami miliki. Penulisan makalah dengan judul “Model Pembelajaran
Cooperative Learning-Jigsaw” ini adalah bentuk rangkaian tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang di ampu oleh Dra. Susilaningsih, M.Pd.

Tak lupa ucapan terimakasih juga dihaturkan bagi teman-teman sejawat, rekan, dosen
pengampu dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi kepada kami dalam
penyusunan makalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami
sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu, kami
senantiasa terbuka untuk menerima segenap saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan pada pembuatan makalah berikutnya.

Terakhir, dengan segala keterbatasannya kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kami dan para pembaca.

Malang, 21 November 2021

Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pendidikan ialah
“homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang menekankan bahwa manusia
adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok
di terapkan di Indonesia karena sesuai dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai
gotong royong.

            Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff dimana
siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan
pembelajaran. Adapun tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, serta  menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak
mungkin diperoleh bila  mereka mencoba untuk mempelajari semua materi secara sendirian.

            Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa
metode pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar kelompok,
tetapi ada unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap cooperative learning teknik jigsaw.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw?

2. Bagaimana konsep dari Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw?

3. Bagaimana sintak atau langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw?

4. Apa kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw?

5. Bagaimana fungsi Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw

2. Untuk mengetahui konsep dari Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw

3. Untuk mengetahui sintak atau langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning-


Jigsaw

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning-


Jigsaw

5. Untuk mengetahui fungsi dari Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Jigsaw


Darsono (2000: 24), pengertian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa kearah yang
lebih baik. Menurut beberapa pendapat ahli, yaitu :
1. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran di mana
siswa belajar dalam kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi
belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada
anggota kelompok lain (Lembar Ilmu Pendidikan:1999). Pembelajaran tipe
jigsaw ini merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang merupakan
pembelajaran kelompok di mana setiap anggota bertanggung jawab atas
penguasaan materi tertentu dan mengajarkannya kepada anggota kelompoknya
setelah adanya mempelajari dengan kelompok ahli masing-masing.
2. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah jenis pembelajaran kooperatif
teridiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian terebut
kepada anggota lain dalam kelompok (Arend : 1997). Jigsaw menggabungkan
konsep pengajaran pada teman sekelompok atau sebaya dalam usaha
membantu belajar. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab
untuk pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Ibrahim
(2001:21) jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan oleh Ellot Aronson
dan kemudian diadaptasi oleh slavin.
Jadi pembelajaran model jigsaw merupakan model pembelajaran yang memfokuskan
siswa untuk belajar bersama dalam kelompok untuk memecahkan masalah bersama
dalam forum kelompok kecil.

B. Konsep Dasar Model Jigsaw


Model Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran dimana setiap anggota meny
umbangkan informasi penggalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampi
lan yang dimilikinya untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman sel
uruh anggota. Jigsaw merupakan salah satu tipe, jenis, atau turunan dari model pembe
lajaran kooperatif yang mengutamakan kerja sama peserta didik dalam prosesnya. Na
mun, sentuhan zig-zag yang diberikan jigsaw boleh dikatakan makin memperuncing k
erja sama yang terjadi. Sehingga peserta benar-benar harus mampu bertanggung jawa
b kepada diri sendiri.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung  jawab siswa terhadap pembelajar
annya sendiri dan juga pembelajaran bagi orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi ters
ebut pada anggota yang lain. Dengan demikian siswa saling bergantung satu dengan y
ang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditu
gaskan.  Model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik ditempatkan dalam kelo
mpok untuk mempelajari materi yang telah dipecah menjadi bagian-untuk tiap anggot
a. Didalam model ini pembelajaran kelompok di mana setiap anggota bertanggung ja
wab atas penguasaan materi tertentu dan mengajarkannya kepada anggota kelompokn
ya setelah adanya mempelajari dengan kelompok ahli masing-masing.

C. Sintak/langkah-langkah Model Jigsaw

Langkah-langkah yang dipersiapkan dalam metode jigsaw sebagai berikut:


1) Materi Memilih satu atau dua bab, cerita atau unit-unit lainnya, yang masing-masing
mencakup materi untuk dua atau tiga hari, kemudian membuat sebuah lembar ahli
untuk tiap topik. Lembar ahli ini akan mengantarkan kepada siswa untuk berkonsentrasi
saat membaca dan dengan kelompok ahli yang akan bekerja. Lembar ini berisi empat
sampai enam topik

2) Membagi siswa ke dalam kelompok asal Membagi siswa ke dalam tim heterogen yang
terdiri dari empat sampai enam anggota, tim tersebut terdiri dari seorang siswa yang
berprestasi tinggi, berprestasi sedang dan yang berprestasi rendah.

3) Membagi siswa ke dalam kelompok ahli Kelompok ahli diambil dari kelompok asal yang
berbeda, apabila jumlah siswa lebih dari enam maka kelompok ini dibagi menjadi dua
supaya lebih maksimal.

Adapun kegiatan pembelajaran aktif tipe Jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai
berikut:

1) Membaca Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk
menemukan informasi yang berhubungan dengan topik mereka.

2) Diskusi kelompok ahli Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk
mendiskusikannya dalam kelompok- kelompok ahli.

3) Laporan tim Para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing


(kelompok asal) untuk menyampaikan topik-topik mereka kepada teman satu timnya.

4) Tes Setelah selesai dijelaskan pembelajaran, siswa harus menunjukkan apa yang
dipelajari selama bekerja kelompok dengan menggunakan tes secara individual.

Langkah-langkah praktis pelaksanaannya sebagai berikut:

1) Persiapan

a) Guru memilih materi yang bisa dipecah atau disegmentasikan dalam beberapa
bagian.

b) Menjelaskan sistem belajar yang akan dipakai

c) Membentuk home teams sebagai kelompok asal

d) Membentuk expert teams yang terdiri dari anggota-anggota kelompok yang


mempelajari segmen yang sama dalam home teams masing- masing.
2) Pelaksanaan

a) Setelah siswa terbagi dalam beberapa kelompok, tiap segmen materi


diberikan pada siswa dalam home teams.

b) Guru menginstruksikan siswa untuk mempelajari “bagian” nya secara


mendalam dengan expert teams, yakni siswa yang mempelajari segmen yang sama.

c) Guru selalu memantau proses belajar siswa dalam tiap kelompok ahli sebagai
bahan evaluasi bagi proses kelompok dalam kelas maupun untuk mengetahui
sejauh mana keaktifan siswa.

d) Setelah proses belajar dalam expert teams usai, masing-masing siswa kembali
ke kelompoknya masing-masing untuk mengajarkan apa yang telah didapat dari
hasil belajar bersama anggota expert teams. Di dalam home teams siswa saling
belajar dari rekannya mengenai segmen materi yang berbeda-beda.

e) Guru berfungsi sebagai fasilitator yang selalu mengawasi dan mengarahkan


transisi kelompok agar suasana kelas tetap terkendali

3) Penyelesaian

Guru memberikan evaluasi terhadap proses kelompok dan juga pemahaman mereka terhadap
materi.

D. Kelebihan dan kelemahan model Jigsaw


Kelebihan metode pembelajaran tipe jigsaw:
1. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara peserta didik
yang memiliki kemampuan belajar berbeda
2. Menerapkan bimbingan sesama teman
3. Rasa harga diri peserta didik yang lebih tinggi
4. Memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam
8. Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode jigsaw :
1. Fokus mendasar dari pembelajaran jigsaw adalah ketika staf ahli sedang
menjelaskan materi ke teman sebayanya, ini bisa menjadi masalah bila siswa
yang dijelaskan mempunyai pemahaman teori yang berbeda.
2. Kendala lain adalah bila beberapa siswa tidak mempunyai kepercayaan diri
yang cukup dalam menjelaskan teori kepada temannya. Ini bisa
mengakibatkan kebuntuan dalam diskusi.
3. Perencanaan yang lama dan matang merupakan kunci dari model
pembelajaran jigsaw. Ini bisa menjadi bumerang bila guru sibuk dan tidak
telaten atau memiliki beban administrasi lain.
4. Implementasi pembelajaran jigsaw dengan jumlah siswa lebih dari 30 orang
akan susah.

E. Fungsi Model dalam Pembelajaran Jigsaw

Menurut Nurhadi (2004:112) menyatakan bahwa metode jigsaw berfungsi:

 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam pembelajaran yang ingin dicapai
disampaikan pada siswa sekaligus memotivasi siswa untuk belajar.
 Menyajikan informasi, informasi yang ingin disampaikan dapat disajikan kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.
 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok.

Berdasarkan pernyataan ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
jigsaw berfungsi untuk memotivasi siswa dalam belajar melalui demonstrasi dalam
kelompok-kelompok.

F. Contoh dalam bentuk video

Untuk video terkait dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning-Jigsaw, bisa di akses
melalui link berikut ini :

 https://youtu.be/AJAdq_Neo0o
 https://youtu.be/UzQ6x6t3shY
Daftar Pustaka

Herry Sudjendro. 2020. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Diklat Kompetensi Guru
SMK di PPPPTK BOE Malang. https://p4tkboe.kemdikbud.go.id/p4tkboe/index.php?
option=com_content&view=article&id=79&catid=8&Itemid=101 Diakses pada
Senin, 22 November 2021

Ginanjar Adhi. 2020. Jigsaw. https://www.tripven.com/model-pembelajaran-jigsaw/. Diakses


pada Senin, 22 November 2021

Anda mungkin juga menyukai