Anda di halaman 1dari 14

URL : www.stiestembi.ac.

id ISSN : 1693-4482

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan


Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah

Tuti Herawati
Dosen STIE STEMBI – Bandung Business School

Defi Nopianti
Peneliti Junior STIE STEMBI – Bandung Business School

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah dan Good Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah secara simultan maupun parsial. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah di Jawa
Barat. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 27 Pemerintah Daerah yang
terdiri dari 18 kabupaten dan 9 kota.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Good Governance secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Standar
Akuntansi Pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah dan Good Governance memiliki pengaruh positif
tidak signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Kata Kunci: Standar Akuntansi Pemerintahan, Good Governance,
Kualitas Laporan Keuangan

PENDAHULUAN kepada pemerintah untuk menyelenggarakan


Seiring dengan perkembangan pemerintahan yang baik harus direspon oleh
teknologi dan ekonomi, di setiap negara pasti pemerintah dengan melakukan perubahan-
membutuhkan pemerintahan yang baik atau perubahan yang mengarah pada terwujudnya
yang sering disebut Good Governance. penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Pemerintahan yang baik ini merupakan suatu (Diana Sari: 2012)
bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas Salah satu bentuk pertanggung-
untuk membangun negara sesuai dengan jawaban dalam penyelenggaraan
tujuan yang telah direncanakan. Untuk pemerintahan yang baik diatur dalam Undang-
pencapaian tujuan tersebut setiap Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
pemerintahan harus dapat mengelola sumber Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor
daya yang ada di negara, salah satunya yang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
terpenting adalah keuangan. (Irvan Permana: upaya konkrit untuk mewujudkan
2011) transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
Tata kelola yang baik (good governance) keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat
merupakan isu yang paling mengemuka dalam maupun pemerintah daerah adalah dengan
pengelolaan administrasi publik dewasa ini. menyampaikan laporan pertanggungjawaban
Pola-pola lama penyelenggaraan berupa laporan keuangan. Laporan keuangan
pemerintahan tidak sesuai lagi dengan tatanan pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi
masyarakat saat ini. Tuntutan masyarakat prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 10


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

dengan mengikuti Standar Akuntansi penatausahaan persediaan tidak memadai,


Pemerintahan sesuai dengan Peraturan dan pertanggungjawaban belanja hibah tidak
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. (Dita sesuai dengan ketentuan. (IHPS 1 Tahun 2013)
Arfianti: 2011) Menurut BPK (2013) Atas 4 LKPD
Pemeriksaan atas LKPD bertujuan yang memperoleh opini TW pada umumnya
untuk memberikan pendapat/opini atas laporan keuangan tidak disajikan secara wajar
kewajaran informasi keuangan yang disajikan sesuai dengan standar akuntansi
dalam laporan keuangan pemerintah daerah pemerintahan dalam semua hal yang material,
berdasarkan pada, (a) kesesuaian dengan di antaranya pada akun aset tetap, kas, belanja
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan barang dan jasa, belanja pegawai, serta belanja
atau prinsip-prinsip akuntansi yang modal.
ditetapkan dalam berbagai peraturan Atas 31 LKPD yang memperoleh opini
perundang-undangan; (b) kecukupan TMP pada umumnya laporan keuangan tidak
pengungkapan (adequate disclosure); (c) dapat diyakini kewajarannya dalam semua hal
kepatuhan terhadap peraturan perundang- yang material sesuai dengan standar akuntansi
undangan; dan (d) efektivitas SPI. pemerintahan yang disebabkan oleh
Data hasil pemeriksaan BPK RI pembatasan lingkup pemeriksaan, kelemahan
Semester 1 tahun 2013 atas Laporan pengelolaan yang material pada akun aset
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tetap, kas, piutang, persediaan, investasi
disajikan dalam tiga kategori yaitu Opini, permanen dan non permanen, aset lainnya,
Sistem Pengendalian Intern (SPI), dan belanja barang dan jasa, serta belanja modal.
kepatuhan terhadap perundang-undangan. Menurut BPK (2013) salah satu akun
Pada Semester 1 tahun 2013, 415 yang sering dikecualikan dalam pemberian
LKPD Tahun 2012, BPK telah memeriksa 415 opini atas kewajaran laporan keuangan adalah
LKPD Tahun 2012 dari 529 pemerintah daerah aset tetap. BPK telah memberikan opini
tingkat provinsi/kabupaten/kota, termasuk pengecualian atas 236 LKPD yang tidak dapat
lima daerah otonomi baru (DOB), yaitu menyajikan informasi aset tetap sesuai
Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Pesisir standar yang telah ditetapkan. Adapun rincian
Barat (Provinsi Lampung), Kabupaten dari permasalahan tersebut antara lain adalah
Pangandaran (Provinsi Jawa Barat), aset tetap tidak diketahui keberadaannya
Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten sebanyak 34 kasus yang terjadi di 34 LKPD,
Pegunungan Arfak (Provinsi Papua Barat). dikuasai pihak lain sebanyak 13 kasus yang
Terhadap 415 LKPD Tahun 2012, BPK terjadi di 13 LKPD, belum dilakukan
memberikan opini WTP atas 113 entitas Inventarisasi dan Penilaian sebanyak 33 kasus
(termasuk 41 entitas dengan opini WTP-DPP), yang terjadi di 33 LKPD, aset tetap tidak dirinci
opini WDP atas 267 entitas, opini TW atas 4 sebanyak 84 kasus yang terjadi di 84 LKPD,
entitas, dan opini TMP atas 31 entitas. (IHPS 1 aset tetap tidak didukung catatan/data
Tahun 2013) sebanyak 101 kasus yang terjadi di 101 LKPD,
Atas 267 LKPD yang masih dan penatausahaan aset tetap tidak memadai
memperoleh opini WDP, pada umumnya sebanyak 65 kasus yang terjadi di 65 LKPD,
laporan keuangan telah disajikan dan serta permasalahan lain-lain sebanyak 1 kasus
diungkapkan secara wajar dalam semua hal yaitu aset tetap belum didukung bukti
yang material, kecuali untuk dampak hal-hal kepemilikan yang terjadi di 1 LKPD.
yang berhubungan dengan akun yang Abdul Halim (2012) menyatakan
dikecualikan, di antaranya aset tetap yang bahwa Penerapan Standar Akuntansi
belum dilakukan Inventarisasi dan Penilaian, Pemerintah banyak mengalami kesulitan
penatausahaan kas yang tidak sesuai dengan terutama di daerah. Hal ini tampak dari opini
ketentuan, penyertaan modal belum disajikan audit oleh BPK terhadap laporan keuangan
dengan menggunakan metode ekuitas, saldo pemda (pemerintah daerah). Memburuknya
dana bergulir belum disajikan dengan metode opini atas laporan keuangan pemda-pemda
nilai bersih yang dapat direalisasikan, menurut Ritonga dalam Abdul Halim (2012)

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 33


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

salah satunya disebabkan oleh Standar Kota Banjar, Kota Depok, Kabupaten
Akuntansi Pemerintah itu sendiri. Ciamis, Kabupaten Majalengka, dan Kota
Menurut Sofian Effendi (2011), ada Cimahi memperoleh opini Wajar Tanpa
tiga pilar pokok yang mendukung pencapaian Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan
Good Governance, yaitu pemerintah, civil Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran
society (masyarakat madani/masyarakat sipil) (TA) 2013 dari BPK RI Perwakilan Provinsi
dan pasar (dunia usaha). Good Governance Jabar.
akan tercapai bila dalam penerapan otoritas Menurut Cornell S. Prawiradiningrat
politik, ekonomi dan administrasi antara (2014) , pemeriksaan atas LKPD TA 2013
ketiga pilar tersebut memiliki interaksi yang dilakukan untuk memberikan keyakinan
setara dan saling bersinergi. Namun demikian, kepada BPK bahwa Pemerintah Daerah telah
ada prasyarat agar interaksi demikian dapat menyajikan secara wajar semua akun di dalam
terwujud, yaitu adanya kepercayaan publik, LKPD TA 2013 sesuai prinsip akuntansi yang
transparansi, partisipasi, dan regulasi yang ditetapkan dalam standar akuntansi
sehat. Salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan, kecukupan pengungkapan,
kepercayaan publik adalah dengan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
meningkatkan transparansi, efisiensi dan undangan yang berlaku, dan efektivitas sistem
akuntabilitas yang tercermin diantaranya pengendalian intern pemerintah.
pada laporan keuangan Pemerintah. Laporan Dalam kesempatan tersebut
keuangan Pemerintah merupakan komponen diserahkan pula LHP atas LKPD TA 2013
penting dalam menciptakan akuntabilitas dan kepada 12 Pemda lain di Jabar yaitu Kota
transparansi pengelolaan keuangan Sukabumi, Kota Bandung, Kabupaten
Pemerintah. Tasikmalaya, Kota Cirebon, Kabupaten
Permasalahan mengenai laporan Cirebon, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
keuangan tersebut menjadi perhatian serius Cianjur, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
karena menunjukkan kurangnya itikad baik Indramayu, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten
pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun Subang. Dari 12 Pemda tersebut Kabupaten
para praktisi akuntansi sektor publik untuk Indramayu mendapatkan opini Tidak
menciptakan pengelolaan keuangan Menyatakan Pendapat atau Disclaimer
pemerintah daerah yang baik (good Opinion, sedangkan sebelas entitas lainnya
governance) dan pemerintahan yang bersih mendapatkan opini Wajar Dengan
(clean government) sehingga menurunnya Pengecualian (WDP).
kredibilitas pemerintah baik dimata rakyat Ketua Badan Pengawas Keuangan dan
maupun di mata investor yang diharapkan Pembangunan (BPKP) Tahria Syafrudin
dapat memajukan perekonomian daerah. (2011) pada acara “Sawala Pemerintahan
Mengutip pendapat wakil presiden Karut-marut Penyusunan Keuangan Daerah”
Boediono (2012), yang menyatakan mengungkapkan bahwa opini disclaimer
“ketertiban dalam penggunaan uang diberikan terhadap laporan keuangan karena
pemerintah dan basis dari perbaikan yang BPK mengalami kesulitan dalam menerapkan
disebut dengan istilah good governance tidak prosedur audit pada beberapa pos yang
akan berhasil, jika laporan keuangan tidak disajikan. Rendahnya kualitas laporan
memenuhi kualitas. Jadi, laporan keuangan keuangan, secara umum disebabkan
yang berkualitas merupakan syarat mutlak penyusunan laporan keuangan yang belum
untuk mencapai predikat good governance”. memenuhi Standar Akuntansi Pemerintah.
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
baik (good governance) dan pemerintahan (SPI) yang belum memadai dan kurang
yang bersih (clean government) adalah ditaatinya ketentuan perundangan. Dari
merupakan tuntutan rakyat untuk pemeriksaan BPK, banyak temuan berulang
mendapatkan pelayanan publik yang dari tahun ke tahun, tanpa ada keterangan
transparan dan akuntable sesuai dengan bahwa temuan itu sudah ditindak lanjuti oleh
prinsip-prinsip good governance. pemda. Temuan BPK juga menunjukkan

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 34


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

sebagian besar laporan keuangan pemda dimengerti dan dapat diperbandingkan serta
mendapatkan opini Wajar Dengan tidak menyesatkan.“
Pengecualian (WDP) bermasalah pada Deddi Nordiawan (2006:23)
pencatatan aset/barang milik daerah, menyatakan untuk memecahkan berbagai
umumnya hal itu terjadi karena pencatatan, kebutuhan yang muncul dalam pelaporan
keberadaan fisik dan pengungkapannya dalam keuangan, akuntansi, dan audit di
laporan belum memadai. pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah di Republik Indonesia,
Rumusan Masalah diperlukan sebuah standar akuntansi
1) Seberapa besar pengaruh penerapan pemerintahan yang kredibel yang dibentuk
Standar Akuntansi Pemerintahan oleh sebuah komite SAP.
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Definisi Standar Akuntansi
Pemerintah Daerah pada Pemerintah Pemerintah Menurut Abdul Halim (2012: 244),
Daerah di Jawa Barat. yaitu: “SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)
2) Seberapa besar pengaruh Good merupakan regulasi yang dibuat oleh
Governance terhadap Kualitas Laporan pemerintah untuk mengatur sistem pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah pada keuangan dan akuntansi pemerintah, yang
Pemerintah Daerah di Jawa Barat. terdiri atas pemerintah pusat, pemerintah
3) Seberapa besar pengaruh penerapan daerah, masing-masing kementrian Negara
Standar Akuntansi Pemerintahan dan atau lembaga di lingkungan pemerintah
Good Governance terhadap Kualitas pusat/daerah yang diwajibkan oleh peraturan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah perundang-undangan untuk menyusun
pada Pemerintah Daerah di Jawa Barat. laporan keuangan.”
Definisi Standar Akuntansi
Pemerintahan yang tercantum dalam
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No
DAN HIPOTESIS 71 tahun 2010 (2010:2) yaitu: “Standar
Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut
Standar Akuntansi Pemerintah SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
Standar akuntansi adalah acuan diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
dalam penyajian laporan keuangan yang laporan keuangan pemerintah”
ditujukan kepada pihak-pihak di luar Laporan keuangan yang dihasilkan
organisasi yang mempunyai otoritas tertinggi dari penerapan SAP Berbasis Akrual
dalam kerangka akuntansi berterima umum. dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih
Standar akuntansi berguna bagi penyusun baik bagi para pemangku kepentingan, baik
laporan keuangan dalam menentukan para pengguna maupun pemeriksa laporan
informasi yang harus disajikan kepada pihak- keuangan pemerintah, dibandingkan dengan
pihak di luar organisasi. Para pengguna biaya yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan
laporan keuangan di luar organisasi akan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya
dapat memahami Informasi yang disajikan yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat
jika disajikan dengan criteria atau persepsi yang diperoleh. (Peraturan Pemerintah
yang dipahami secara sama dengan penyusun Republik Indonesia No 71 tahun 2010, 2010:9)
laporan keuangan. (Abdul Halim, 2012: 225) Manfaat SAP antara lain adalah
meningkatkan keterbandingan
Definisi Standar Akuntansi menurut (comparability) antar laporan keuangan
Sinaga dalam Abdul Halim (2012: 225), yaitu: pemerintah. Namun tidak hanya sampai disitu,
“Standar akuntansi merupakan aturan utama SAP berusaha mewujudkan transparansi dan
yang harus diacu dalam penyajian laporan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara
keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi sehingga Indonesia dapat bersih dari praktik
berlaku umum. Standar tersebut penting agar korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam
laporan keuangan lebih berguna, dapat

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 35


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

rangka kesejahteraan dan kemakmuran 3) Pengungkapan. Laporan keuangan


bangsa. (Abdul Halim, 2012: 244) menyajikan secara lengkap informasi
SAP diterapkan di lingkup yang dibutuhkan oleh pengguna.
pemerintahan, baik di pemerintahan pusat dan Informasi yang dibutuhkan oleh
departemen-departemennya maupun di pengguna laporan keuangan dapat
pemerintah daerah dan dinas-dinasnya. ditempatkan pada lembar muka (on
Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada the face) laporan keuangan atau
peningkatan kualitas laporan keuangan di Catatan atas Laporan Keuangan.
pemerintah pusat dan daerah. Ini berarti
informasi keuangan pemerintah akan dapat
menjadi dasar pengambilan keputusan di Good Governance
pemerintahan dan juga terwujudnya Isu governance mulai memasuki arena
transparansi serta akuntabilitas. (Deddi perdebatan pembangunan di Indonesia
Nordiawan, 2006:25) didorong oleh adanya dinamika yang
Menurut Nunuy Nur Afiah (2009:27) menuntut perubahan-perubahan di sisi
Standar akuntansi pemerintahan pemerintah maupun di sisi warga. (Hetifah Sj.
dankebijakan akuntansi pemerintah daerah Sumarto, 2009:1)
terutama mengatur mengenai 3 hal, yaitu: Hetifah Sj. Sumarto (2009:1)
1) Pengakuan. Pengakuan dalam mendefinisikan governance sebagai berikut:
akuntansi adalah proses penetapan “Governance di sini diartikan sebagai
terpenuhinya kriteria pencatatan mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah
suatu kejadian atau peristiwa dalam dan warga mengatur sumber daya serta
catatan akuntansi sehingga akan memecahkan masalah-masalah publik.”
menjadi bagian yang melengkapi Kebijakan Asian Development Bank
unsur asset, kewajiban, ekuitas dana, (ADB) mengaktikulasikan empat elemen
pendapatan, belanja, dan pembiayaan, esensial dari good governance yaitu
sebagaimana akan termuat pada accountability, participation, predictability,
laporan keuangan entitas pelaporan dan transparency. Hetifah Sj. Sumarto (2009:
yang bersangkutan. Pengakuan 2)
diwujudkan dalam pencatatan jumlah UNDP lebih jauh menyebutkan ciri-
uang terhadap pos-pos laporan ciri good governance, yaitu mengikutsertakan
keuangan yang terpengaruh oleh semua, transparan dan bertanggung jawab,
kejadian atau peristiwa terkait. Dalam efektif dan adil, menjamin adanya supremasi
menentukan apakah suatu kejadian hukum, menjamin bahwa prioritas-prioritas
atau peristiwa memenuhi kriteria politik, social dan ekonomi di dasarkan pada
pengakuan, perlu dipertimbangkan kosensus masyarakat, serta memperhatikan
aspek materialitas. kepentingan mereka yang paling miskin dan
2) Pengukuran. Pengukuran adalah lemah dalam proses pengambilan keputusan
proses penetapan nilai uang untuk menyangkut alokasi sumber daya
mengakui dan memasukkan setiap pembangunan. (Hetifah Sj. Sumarto, 2009: 3)
pos dalam laporan keuangan. Menurut Mardiasmo (2009:18)
Pengukuran pos-pos dalam laporan Pengertian good governance sering diartikan
keuangan menggunakan nilai sebagai kepemerintahan yang baik. Sementara
perolehan historis. Asset dicatat itu, World Bank mendefinisikan good
sebesar pengeluaran kas dan setara governance sebagai berikut: “Good Governance
kas atau sebesar nilai wajar dari sebagai suatu penyelenggaraan manajemen
imbalan yang diberikan untuk pembangunan yang solid dan bertanggung
memperoleh asset tersebut. jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi
Kewajiban dicatat sebesar nilai dan pasar efisien, penghindaran salah alokasi
nominal. dana investasi, dan pencegahan korupsi baik
secara politik maupun administratif,

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 36


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

menjalankan disiplin anggaran serta dan value for money (economy, efficiency, dan
penciptaan legal and political framework bagi effectiveness)
tumbuhnya aktivitas usaha.”
Mahsun dalam Abdul Halim (2012: Kualitas Laporan Keuangan
250) menyatakan ada 3 prinsip utama yang Laporan keuangan merupakan output
mendasari penerapan good governance yaitu akhir dari proses akuntansi yang dilaksanakan
partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. di tingkat PPKD. Laporan keuangan
Sementara itu, UNDP dalam merupakan laporan terstruktur mengenai
Mardiasmo (2009:18) memberikan beberapa posisi keuangan dan transaksi-transaksiyang
karakteristik pelaksanaan good governance, dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
meliputi: (Nunuy Nur Afiah, 2009: 161)
1) Participation. Keterlibatan masyarakat Informasi yang disajikan dalam
dalam pembuatan keputusan baik laporan keuangan bertujuan umum untuk
secara langsung maupun tidak langsung memenuhi kebutuhan informasi dari semua
melalui lembaga perwakilan yang dapat kelompok pengguna. Dengan demikian,
menyalurkan aspirasinya. Partisipasi laporan keuangan pemerintah tidak dirancang
tersebut dibangun atas dasar kebebasan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari
berasosiasi dan berbicara masing-masing kelompok pengguna. Namun
sertaberpartisipasi secara konstuktif. demikian, berhubung laporan keuangan
2) Rule of law. Kerangka hukum yang adil pemerintah berperan sebagai wujud
dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
3) Transparency. Transparansi di bangun maka komponen laporan yang disajikan
atas dasar kebebasan memperoleh setidak-tidaknya mencakup jenis laporan dan
informasi. Informasi yang berkaitan elemen informasi yang diharuskan oleh
dengan kepentingan publik secara ketentuan peraturan perundang-undangan
langsung dapat diperoleh oleh mereka (statutory reports). Selain itu, karena pajak
yang membutuhkan. merupakan sumber utama pendapatan
4) Responsiveness. Lembaga-lembaga pemerintah, maka ketentuan laporan
publik harus cepat dan tanggap dalam keuangan yang memenuhi kebutuhan
melayani holder. informasi para pembayar pajak perlu
5) Consensus orientation. Berorientasi pada mendapat perhatian. (Standar Akuntansi
kepentingan masyarakat yang luas. Pemerintah (Kerangka Konseptual Paragraf
6) Equity. Setiap masyarakat memiliki 18))
kesempatan yang sama untuk Menurut Abdul Hafiz Tanjung
memperoleh kesejahteraan dan (2012:14) karakteristik kualitatif laporan
keadilan. keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
7) Efficiency and Effectiveness. Pengelolaan yang perlu diwujudkan dalam informasi
sumber daya publik dilakukan secara akuntansi sehingga dapat memenuhi
berdaya guna (efisien) dan berhasil tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini
guna (efektif). merupakan prasyarat normatif yang
8) Accountability. Pertanggungjawaban diperlukan agar laporan keuangan pemerintah
kepada publik atas setiap aktivitas yang dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:
dilakukan.
9) Strategic vision. Penyelenggaraan 1) Relevan
pemerintah dan masyarakat harus Dalam Standar Akuntansi Pemerintah
memiliki visi jauh ke depan. (Kerangka Konseptual Paragraf 36) Laporan
keuangan bisa dikatakan relevan apabila
Dari delapan karakteristik tersebut, informasi yang termuat di dalamnya dapat
paling tidak terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
diperankan oleh akuntansi sektor publik yaitu membantu mereka mengevaluasi peristiwa
penciptaan transparansi, akuntabilitas publik masa lalu atau masa kini, dan memprediksi

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 37


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

masa depan, serta menegaskan atau Informasi menggambarkan dengan


mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. jujur transaksi dan peristiwa lainnya
Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang seharusnya disajikan atau yang
yang relevan dapat dihubungkan dengan secara wajar dapat diharapkan untuk
maksud penggunaannya. Informasi yang disajikan.
relevan: b. Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam
a. Memiliki manfaat umpan balik laporan keuangan dapat diuji, dan
(feedback value) apabila pengujian dilakukan lebih dari
Informasi memungkinkan pengguna satu kali oleh pihak yang berbeda,
untuk menegaskan atau mengoreksi hasilnya tetap menunjukkan simpulan
ekspektasi mereka di masa lalu. yang tidak berbeda jauh.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive
value)
c. Netralitas
Informasi dapat membantu pengguna Informasi diarahkan pada kebutuhan
untuk memprediksi masa yang akan umum dan tidak berpihak pada
datang berdasarkan hasil masa lalu kebutuhan pihak tertentu. Penyajian
dan kejadian masa kini. laporan keuangan tidak bersifat bias
c. Tepat waktu tehadap kepentingan kelompok
Informasi disajikan tepat waktu tertentu.
sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan 3) Dapat Dibandingkan
keputusan. Dalam Standar Akuntansi Pemerintah
d. Lengkap (Kerangka Konseptual Paragraf 39) Informasi
Informasi akuntansi keuangan yang termuat dalam laporan keuangan akan
pemerintah disajikan secara lengkap lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan
mungkin, mencakup semua informasi laporan keuangan periode sebelumnya atau
akuntansi yang dapat mempengaruhi laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
pengambilan keputusan dengan umumnya. Perbandingan dapat dilakukan
memperhatikan kendala yang ada. secara internal dan eksternal. Perbandingan
Informasi yang melatarbelakangi secara internal dapat dilakukan bila suatu
setiap butir informasi utama yang entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang
termuat dalam laporan keuangan sama dari tahun ke tahun. Perbandingan
diungkapkan dengan jelas agar secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
kekeliruan dalam penggunaan yang diperbandingkan menerapkan kebijakan
informasi tersebut dapat dicegah. akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi
2) Andal yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi
Dalam Standar Akuntansi Pemerintah yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut
(Kerangka Konseptual Paragraf 38) Informasi diungkapkan pada periode terjadinya
dalam laporan keuangan bebas dari perubahan.
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, 4) Dapat Dipahami
serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin Dalam Standar Akuntansi Pemerintah
relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya (Kerangka Konseptual Paragraf 40) Informasi
tidak dapat diandalkan maka penggunaan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
informasi tersebut secara potensial dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
karakteristik: dengan batas pemahaman para pengguna.
a. Penyajian jujur Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 38


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan dan ada cara untuk memecahkan permasala-
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta han pencatatan keuangan.
adanya kemauan pengguna untuk Penyusunan laporan keuangan yang
mempelajari informasi yang dimaksud. baik dan benar sebaiknya mengacu pada
Standar Akuntansi Pemerintah. Pemerintah
Pengaruh Standar Akuntansi dapat mempublikasikan hasil laporan
Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
Keuangan Pemerintah independen untuk memberikan kepastian
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor bahwa laporan keuangan telah disajikan
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi secara wajar. Gede Edy Prasetya (2005)
Pemerintah (SAP) terdapat hubungan terkait
antara Standar Akuntansi Pemerintah dan Pengaruh Penerapan Good Governance
Kualitas Laporan Keuangan, yaitu : “Standar terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut Pemerintah
SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang Good Governance adalah pengolahan
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan pemerintahan yang baik. Pemerintah dituntut
laporan keuangan pemerintah. Dengan agar dapat mengelola daerahnya dengan baik,
demikian SAP merupakan persyaratan yang memanfaatkan semua sumber daya yang
mempunyai kekuatan hukum dalam upaya dimiliki demi kemakmuran masyarakat.
meningkatkan kualitas laporan keuangan di (Deddy Somantri, 2009)
Indonesia.” Laporan keuangan merupakan salah
Deddi Nordiawan (2009:25) satu bentuk pertanggungjawaban pengelola
menyatakan bahwa adanya Pengaruh antara keuangan. Pemerintah sebagai pengelola
Standar Akuntansi Pemerintah pada Kualitas keuangan negara juga harus
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, yaitu: mempertanggungjawabkan uang rakyat yang
“SAP diterapkan di lingkup pemerintah, baik di dikelolanya dalam bentuk laporan keuangan
pemerintah pusat dan departemen- pemerintah. Pertanggungjawaban haruslah
departemennya maupun di pemerintahan diungkapkan secara transparan sehingga
daerah dan dinas-dinasnya. Penerapan SAP benar-benar mencerminkan akuntabilitas.
diyakini akan berdampak pada peningkatan Untuk menilai akuntabilitas
kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan pertanggungjawaban pemerintah, maka
pusat dan daerah” laporan keuangan pemerintah juga harus
Hal ini di dukung dengan hasil diaudit. Laporan keuangan pemerintah diaudit
penelitian yang dilakukan Purwaniati dan oleh BPK sebagai auditor eksternal. (Desi
Imam Subaweh (2008) pada Inspektorat Handayani, 2012)
Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Menurut Azlim dan Usman (2012:11)
dimana pemangku kepentingan Inspektorat pengaruh antara penerapan good governance
Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan kualitas laporan keuangan Pemerintah
menyatakan bahwa sebelum penerapan SAP, Daerah yaitu: “Penerapan prinsip-prinsip good
laporan keuangan yang berupa laporan governance dalam penyelenggaraan
akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah kepemerintahan juga tidak lepas dari masalah
Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan akuntabilitas dan tranparansi dalam
Nasional belum dapat memecahkan pengelolaan keuangan daerah sebagai acuan
permasalahan pencatatan keuangan dan dalam menghasilkan laporan keuangan yang
belum ada cara untuk memecahkan berkualitas.”
permasalahan pencatatan keuangan. Setelah Dari hasil penelitiannya Julianet
penerapan SAP, Laporan Keuangan (2013) menyatakan kualitas informasi
Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan keuangan sebagai hasil dari penerapan good
Nasional telah memuat seluruh informasi governance perlu memperhatikan ketepatan
keuangan yang terjadi, dapat memecahkan waktu dalam menyusun laporan keuangan
semua permasalahan pencatatan keuangan, daerah. Untuk menghasilkan informasi

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 39


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

keuangan yang baik dan tepat waktu, maka Ha2 : Good Governance berpengaruh
pemerintah harus melaksanakan penyusunan terhadap kualitas Laporan
laporan keuangan yang sesuai dengan periode Keuangan Pemerintah Daerah
laporan seperti disajikan sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun atau dalam situasi Ho3 : Penerapan Standar Akuntansi
tertentu dapat berubah sehubungan dengan Pemerintahan dan Good
adanya perubahan tahun anggaran. Sehingga Governance tidak berpengaruh
kualitas informasi yang dihasilkan lebih akurat signifikan terhadap kualitas
serta dapat mempengaruhi keputusan Laporan Keuangan Pemerintah
pengguna dalam mengevaluasi masa lalu dan Daerah secara simultan
memprediksi masa depan.
Dari kerangka penelitian dan Ha3 : Penerapan Standar Akuntansi
hubungan variabel diatas, maka dapat dibuat Pemerintahan dan Good
Paradigma penelitian. Dengan paradigma Governance berpengaruh
penelitian, penulis dapat menggunakannya signifikan terhadap kualitas
sebagai panduan untuk hipotesis penelitian Laporan Keuangan Pemerintah
yang selanjutnya dapat digunakan dalam Daerah secara simultan
mengumpulkan data dan analisis.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Yang menjadi objek penelitian adalah
Penerapan Standar Deddi Nordiawan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan,
Akuntansi (2009:25) Penerapan Good Governance, dan Kualitas
Pemerintahan
(X1) Laporan Keuangan Daerah. Penelitian ini
Kualitas dilakukan pada Pemerintah Daerah di Jawa
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Barat.
(Y)
Jenis penelitian yang digunakan
Good Governance Azlim, Usman adalah penelitian verifikatif karena mengamati
(X2) (2012:11) hubungan variabel-variabel tersebut dari
hipotesis yang telah dibuat secara sistematis
melalui pengujian statistik.
Gambar 1 Sementara itu, metode yang
Model Penelitian digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian survey, yakni penyelidikan yang
Hipotesis diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
Berdasarkan uraian tersebut maka gejala-gejala yang ada dan mencari
dapat disusun hipotesis sebagai berikut: keterangan-keterangan secara faktual.
Unit analisis dalam penelitian ini
Ho1 : Penerapan Standar Akuntansi adalah Pemerintah Daerah di Jawa Barat.
Pemerintahan tidak berpengaruh Teknik penentuan data dalam penelitian ini
terhadap kualitas Laporan mengunakan populasi untuk menentukan
Keuangan Pemerintah Daerah obyek atau subyek yang memiliki karateristik
tertentu. Karena penelitian ini dilakukan pada
Ha1 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Daerah di Jawa Barat maka
Pemerintahan berpengaruh Populasi dalam penelitian ini adalah 27
terhadap kualitas Laporan Pemerintah Daerah yang terdiri dari 18
Keuangan Pemerintah Daerah kabupaten dan 9 kota.
Teknik pengambilan sampel yang
Ho2 : Good Governance tidak berpengaruh digunakan adalah sampling jenuh atau yang
terhadap kualitas Laporan sering disebut sensus, artinya keseluruhan
Keuangan Pemerintah Daerah populasi diambil sebagai objek penelitian.

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 40


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

Berhubung data hasil kuesioner


merupakan data yang berskala ordinal, maka Dari persamaan regresi di atas dapat
agar data tersebut dapat diolah dengan dilihat bahwa koefisien regresi (β1) untuk
menggunakan metode-metode statistik variabel Penerapan Standar Akuntansi
parametik, perlu terlebih dahulu untuk Pemerintahan (X1) dan (β2) untuk variabel
“meningkatkan” skala datanya menjadi skala Good Governance (X2) bertanda positif, artinya
interval. Adapun salah satu metode yang variabel tersebut berpengaruh positif
digunakan oleh penulis adalah Metode terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Succesive Interval (MSI). Pemerintah Daerah (Y).
Analisis data penelitian ini Variabel Penerapan Standar
menggunakan analisis regresi. Dalam analisis Akuntansi Pemerintahan (X1) memiliki nilai
regresi, selain mengukur kekuatan hubungan koefisien regresi (β1) sebesar 0.290. Hal ini
antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan bahwa setiap peningkatan
menunjukan arah hubungan antara dua Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
variabel atau lebih, juga menunjukkan arah (X1) satu satuan nilai akan meningkatkan
hubungan antara variabel dependen dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
variabel independen. Daerah sebesar 0.290 satuan nilai, dengan
asumsi variabel lainnya nol.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variabel Good Governance (X2)
Untuk mengetahui apakah pengaruh memiliki nilai koefisien regresi (β2) sebesar
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan 0.144. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
(X1) dan Good Governance (X2) terhadap peningkatan penerapan Good Governance (X2)
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah satu satuan nilai akan meningkatkan Kualitas
Daerah (Y) baik secara simultan maupun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
parsial, dengan bantuan software SPSS Statistic sebesar 0.144 satuan nilai, dengan asumsi
16.0. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada variabel lainnya nol.
tabel 1 berikut ini : Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Tabel 1 Pemerintahan (X1) dan Good Governance (X2)
terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Dari Tabel 1 di atas pengujian Pemerintah Daerah (Y) baik secara simultan
menunjukkan persamaan regresi dengan maupun parsial, maka akan dilakukan
persamaan regresi linear berganda yaitu pengujian terhadap garis regresi tersebut
Coefficientsa melalui hipotesis.
Standard
ized Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics Pemerintahan (X1) dan Good Governance (X2)
Std. Tolera terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Model B Error Beta t Sig. nce VIF
Pemerintah Daerah (Y) secara Simultan
1 (Const Setelah asumsi-asumsi klasik linear
2.727 1.929 1.414 .173
ant)
X1 .290 .123 .542 2.352 .030 .490 2.041
berganda diperiksa dan dipenuhi maka berikutnya
akan diuji Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
X2 .144 .153 .216 .937 .361 .490 2.041
a. Dependent
Pemerintahan (X1) dan Good Governance (X2)
Variable: Y terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
sebagai berikut: Daerah (Y), bentuk hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝜀 HO : Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (X1) dan Good
Yang diperoleh adalah sebagai berikut: Governance (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Laporan
𝑌 = 2.727 + 0.290𝑋1 + 0.144𝑋2 + 𝜀

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 41


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

Keuangan Pemerintah Daerah (Y) secara (22 − 2 − 1)(0.507)


simultan. 𝐹=
2(1 − 0.507)
H1 : Penerapan Standar Akuntansi 9.633
Pemerintahan (X1) dan Good 𝐹= = 9.77
0.986
Governance (X2) berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Tabel 3
Pemerintah Daerah (Y) secara simultan. ANOVA

Untuk mengetahui seberapa besar ANOVAb


persentase pengaruh kedua variabel X tersebut
secara simultan terhadap variabel Y adalah Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
dengan melakukan pengujian dengan koefisien
1 Regressio
determinasi (R2). Dari hasil pengujian diperoleh n
39.247 2 19.624 9.757 .001a

nilai koefisien determinasi (R2) persamaan regresi Residual 38.214 19 2.011


yaitu sebesar 0.507, nilai R-Square pada tabel Total 77.461 21
Model Summary berikut ini: a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y
Tabel 2
Model Summary
Berdasarkan hasil perhitungan yang
Model Summary b
terlihat pada tabel ANOVA di atas diperoleh nilai
Fhitung sebesar 19.83. Sedangkan nilai Ftabel pada
Adjusted R Std. Error of taraf nyata (α) 5% dengan derajat bebas V1 = k;
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
V2 = n-k-1 = 22-2-1 ialah 3.52. Nilai Fhitung di
1 .712a .507 .455 1.41819 2.536
a. Predictors: (Constant), X2, X1
atas kemudian dibandingkan dengan F0.05;(19:2).
b. Dependent Variable: Y
Tabel 4
Ini berarti secara bersama-sama variabel Kesimpulan Pengujian Secara Keseluruhan
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X1) Model Persamaan 1.
dan Good Governance (X2) memberikan Nilai Nilai Ftabel Kesimpulan
pengaruh 50.7% terhadap Kualitas Laporan FHitung
Keuangan Pemerintah Daerah (Y). Angka 50.7% 9.757 3.52 Signifikan
ini artinya setiap perubahan Kualitas Laporan Sumber: Hasil Perhitungan
Keuangan Pemerintah Daerah sebesar 50.7%
dipengaruhi oleh perubahan variabel Penerapan Dari tabel 4 di atas terlihat bahwa nilai
Standar Akuntansi Pemerintahan (X1) dan Good Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel sehingga hasil
Governance (X2). Adapun sisanya sebesar 49.3% pengujian yang diperoleh adalah berpengaruh
disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar secara signifikan. Atau dengan kata lain pengaruh
kedua variabel tersebut. yang terjadi dapat di generalisis terhadap seluruh
Untuk mengetahui signifikan tidaknya populasi yakni Pemerintah Daerah di Jawa Barat.
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X1) Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.
dan Good Governance (X2) terhadap Kualitas Atau dengan kata lain Penerapan Standar
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) secara Akuntansi Pemerintahan (X1) dan Good
keseluruhan, maka uji F dengan uji dua pihak Governance (X2) berpengaruh signifikan
dalam taraf nyata 5% (0.05). Adapun hasilnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
adalah sebagai berikut: Daerah (Y) secara simultan.

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi


(𝑛 − 𝑘 − 1)𝑅2 Pemerintahan (X1) dan Good Governance (X2)
𝐹=
𝑘(1 − 𝑅2 ) terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y) secara Parsial.

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 42


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

Berikutnya akan diuji pengaruh dari (X1)


masing-masing variabel Penerapan Standar Good
Tidak
Akuntansi Pemerintahan (X1) dan Good Governance 0.937 2.086
Signifikan
Governance (X2) terhadap Kualitas Laporan (X2)
Keuangan Pemerintah Daerah (Y) secara parsial. Sumber: Pengolahan Data
Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut:
. HO : Penerapan Standar Akuntansi Dari tabel 6 di atas terlihat bahwa nilai
Pemerintahan (X1) dan Good thitung X1 lebih besar dari nilai ttabel sehingga hasil
Governance (X2) tidak berpengaruh pengujian yang diperoleh adalah Penerapan
signifikan terhadap Kualitas Laporan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh
Keuangan Pemerintah Daerah (Y) secara secara signifikan. Atau dengan kata lain pengaruh
parsial. yang terjadi dapat di generalisir terhadap seluruh
H1 : Penerapan Standar Akuntansi populasi yakni Pemerintah Daerah di Jawa Barat.
Pemerintahan (X1) dan Good Sedangkan X2 lebih kecil dari nilai ttabel sehingga
Governance (X2) berpengaruh signifikan hasil pengujian yang diperoleh adalah Good
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Governance berpengaruh secara tidak signifikan.
Pemerintah Daerah (Y) secara parsial. Atau dengan kata lain pengaruh yang terjadi tidak
dapat di generalisir terhadap seluruh populasi
Uji statistik yang digunakan untuk yakni Pemerintah Daerah di Jawa Barat.
menguji hipotesis di atas adalah uji-t. Untuk
mengetahui pengaruh langsung secara parsia, Implikasi Penelitian
maka harus dilakukan uji t terlebih dahulu. Dalam peneitian ini dapat kita lihat,
Langkah pengujiannya sama seperti pada uji F. bahwa hasil dari pengujian hipotesis yang
Terlebih dahulu harus dicari nilai thitung diajukan yakni Penerapan Standar Akuntansi
dari masing-masing X1 dan X2. Setelah itu nilai Pemerintahan dan Good Governance
thitung tersebut dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel. Maka Laporan Keuangan Pemerintah Daerah secara
hipotesis signifikan, artinya bahwa pengaruh simultan maupun secara parsial. Hasilnya adalah
yang terjadi dapat digeneralisir terhadap seluruh positif signifikan. Artinya perubahan yang terjadi
populasi yaitu Pemerintah Daerah di Jawa Barat. pada Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan Good Governance akan mempengaruhi
sebagaimana terlihat pada tabel Coefficients Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Dari Tabel coefficient, maka dapat penelitian sebelumnya yang dilakukan peneliti
diambil kesimpulan seperti yang tertera dalam terdahulu. dimana didapatkan pengaruh
tabel thitung dari masing-masing variabel bebas penerapan Standar Akuntansi Pemerintah di
seperti di bawah ini. Sedangkan nilai ttabel ialah Inspektorat Jenderal, pengetahuan pengelola, dan
nilai distribusi t-student pada taraf nyata (α) 5% ketersediaan sarana dan prasarana terhadap
dengan derajat bebas (df) = n-2 = 22-2 = 20. peningkatan kualitas laporan keuangan pada
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah tingkat sedang.
dengan membandingkan nilai t hitumg dengan
nilai t tabell sebagai berikut: Secara umum berdasarkan pembahasan
pada penelitian ini didapatkan sebuah kesimpulan
yang sama dengan beberapa peneliti sebelumnya
Tabel 6 dan teori-teori yang menegaskan bahwa
Kesimpulan Pengujian Secara Individual Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Model Persamaan II Good Governance berpengaruh positif terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Variabel thitung ttabel Kesimpulan
Penerapan
Standar KESIMPULAN DAN SARAN
Akuntansi
2.352 2.086 Signifikan Penelitian mengenai Penerapan
Pemerintahan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Good

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 43


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

Governance terhadap Kualitas Laporan lain di luar variabel yang telah diteliti
Keuangan Pemerintah Daerah dapat ditarik seperti kualitas sumber daya manusia.
kesimpulan diantaranya sebagai berikut: Serta menambahkan responden baru
1. Penerapan Standar Akuntansi agar hasil penelitian bisa lebih
Pemerintahan berpengaruh positif mewakili dan hasil dari analisis atau
terhadap Kualitas Laporan Keuangan penelitian yang dilakukan dapat
Pemerintah Daerah sebesar 29%. digeneralisir.
Pada umumnya Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan pada
Pemerintah Daerah di Jawa Barat DAFTAR PUSTAKA
sudah dilaksanakan dengan baik. Abdul Hafiz Tanjung. 2012. Akuntansi
2. Good Governance berpengaruh positif Pemerintah Daerah Berbasis Akrual.
tidak signifikan terhadap Kualitas Bandung: Alfabeta.
Laporan Keuangan Pemerintah Abdul Halim dan Syam Kusufi. 2012. Akuntansi
Daerah sebesar 14.4%. Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
3. Penerapan Standar Akuntansi Azlim , Darwanis, Usman Abu Bakar. 2012.
Pemerintahan dan Good Governance Pengaruh Penerapan Good Government
secara simultan mempunyai Governance dan Standar Akuntansi
pengaruh yang signifikan terhadap Pemerintahan Terhadap Kualitas
Kualitas Laporan Keuangan Informasi Keuangan. Jurnal Akuntansi,
Pemerintah Daerah sebesar 50.7%. Volume I, no 1, Agustus 2012.
Deddi Nordiawan. 2006. Akuntansi Sektor
Berdasarkan hasil penelitian dan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
pembahasan, terlihat bahwa Penerapan Deddi Nordiawan. 2009. Akuntansi Sektor
Standar Akuntansi Pemerintahan dan Good Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Governance memiliki pengaruh yang cukup Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti.
besar terhadap Kualitas Laporan Keuangan 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:
Pemerintah Daerah. Berikut saran yang Salemba Empat.
diusulkan : Deddy Somantri Yusuf. 2009. Pengaruh Good
1. Untuk meningkatkan kualitas laporan Governance Terhadap Kinerja Pemerintah
keuangan pemerintah daerah, Daerah Kota Bandung.
sebaiknya pemerintah daerah lebih Desi Handayani. 2012. Good Governance dan
memperhatikan Penerapan Standar Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah.
Akuntansi Pemerintahan dan Good Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis
Governance dengan melakukan Vol.5, Desember 2012.
peningkatan sumber daya manusia Diana Sari. 2012. Pengaruh Pengendalian
yang benar-benar memiliki Internal Terhadap Transparansi Laporan
kompetensi dan integritas yang tinggi, Keuangan Pemerintah Daerah
sehingga paham terhadap standar dan Dita Afrianti. 2011. Analisis Faktor-Faktor
aturan yang sudah ditetapkan. Selain Yang Mempengaruhi Nilai Informasi
itu pemerintah daerah disarankan Pelaporan Keuangan Pemda.
untuk selalu mencatat dan Gede Edy Prasetya. 2005. Penyusunan dan
menyajikan transaksi atau peristiwa Analisis Laporan Keuangan Pemerintah
lain sesuai dengan substansi dan Daerah. Yogyakarta: Andi.
realitas ekonomi, dan bukan hanya Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar.
aspek formalitasnya. Jakarta: Erlangga.
2. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya Hetifah Sj Sumarto. 2009. Inovasi, Partisisipasi,
menambahkan referensi yang lebih dan Good Governance. Jakarta: Yayasan
banyak lagi dan lebih memperluas Obor Indonesia.
objek penelitian. Selain itu juga
disarankan untuk menambah variabel

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 44


URL : www.stiestembi.ac.id ISSN : 1693-4482

Harun Al-Rasyid. 1994. Teknik Penarikan Undang-Undang Republik Indonesia No 17


Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Tahun 2003
Universitas Padjajaran. Laporan BPK. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Imam Ghazali. 2005. Aplikasi Analisis Semester I Tahun 2013 dan Ikhtisar Hasil
Multivariate Dengan Program SPSS. Pemeriksaan Semester I Tahun 2013).
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. www.bpk.go.id
Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Laporan Seminar Nasional Akuntansi Sektor
Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Publik : "Kualitas Terbaik Laporan
Irvan Permana. 2011. Pengaruh Penerapan Keuangan Pemerintah Daerah (Opini
Standar Akuntansi pemerintahan WTP) untuk Mewujudkan Tata Kelola
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan yang Baik (Good
Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Governance) dan Pemerintahan yang
Pada Akuntabilitas Survei Pada Dinas Bersih (Clean Government) demi
Kota Bandung. Kesejahteraan Rakyat".
Julianet Farrah Boekorsjom. 2013. Pengaruh www.iaiglobal.or.id
Penatausahaan Keuangan Daerah Ddh (Kamis, 29 Mei 2014 10:21 WIB). Cimahi
Terhadap Penerapan Good Governance dan 4 Daerah Lain di Jabar Raih Opini
dan Implikasinya Terhadap Kualitas WTP. http://jabar.tribunnews.com
Informasi Keuangan Pada BPKAD Provinsi Rakernas Akuntansi 2011. Langkah Menuju
Papua Perwujudan Good Governance dan
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan
Yogyakarta: ANDI. Pemerintah Pusat. www.kemenkeu.go.id
Nunuy Nur Afiah. 2009. Akuntansi
Pemerintahan: Implementasi Akuntansi
Keuangan pemerintah Daerah. Jakarta:
Prenada Media Group.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No
71 tahun 2010
Purwanti Nugraheni dan Imam Subaweh.
2008. Pengaruh Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis, Vol. 13, No. 1, April 2008.
Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS
17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Sunjoyo, dkk. 2013. Aplikasi SPSS untuk SMART
Riset. Bandung: Alfabeta.
Susilawati, Dwi Seftihani Riana. 2013.
Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Sistem Pengendalian
Intern Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal
STAR, Vol XI, No 1 – 2014.
Standar Akuntansi Pemerintah
Umi Narimawati, dkk. 2010. Penulisan Karya
Ilmiah. Jakarta: Genesis Press.

STAR – Study & Accounting Research | Vol XIV No. 2 – 2017 45

Anda mungkin juga menyukai