Penulis : Editor A Makmur Makka Penerbit : Republika Terbit : 8 Agustur 2018 Tebal : 288 Halaman Harga buku : 70.000 Isi Resensi Buku : Sinopsis buku : Dalam buku ini terlihat jelas, seorang BJ Habibie yang merupakan seorang genius dan menjadi ikon dalam teknologi di Indonesia justru menganggap bahwa sumber daya manusia yang paling penting dalam hidup dan pengalamannya. Ia mengungkapkan, dirinya mempunyai cita-cita untuk membina generasi muda untuk jauh lebih baik melebihinya. Ia berpikir bahwa jika sama, hal itu justru tidak berprestasi. Jika bisa melebihi prestasi dari diri sendiri, itu akan jauh lebih baik dan membuatnya senang. Buku ini dimulai dengan sebuah bab tentang pandangan banyak orang tentang sosok BJ Habibie yang lekat dengan teknologi. Bab pertama, kita akan disuguhkan mengenai gaya hidup dan teknologi di mata seorang Habibie. Bab pertama ini berisikan 20 subbab yang merupakan bentuk yang dibuat seperti tanya jawab. Seperti pada halaman 12 terlontar sebuah subbab yang menanyakan bahwa jadi presiden atau bikin pesawat. Pertanyaan itu pun dijawab oleh sebuah kalimat yang menakjubkan."Jika harus memilih, saya akan pilih membuat pesawat. Karena membuat pesawat semua rasional dan tidak ada pikiran yang tidak jujur dan transparan. Jika ada manipulasi, pesawat terbang akan jatuh," halaman 12. Dari bab awal, pembaca akan dibawa kepada dunia sederhana dari seorang Habibie, seperti bagaimana pandangan dia mengenai sambal yang menurutnya lebih enak menggunakan ulekan. Kemudian ada juga pandangannya mengenai teknologi yang tidak boleh menyusahkan masyarakat. Teknologi menurut pandangannya justru digunakan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. Selanjutnya, dalam buku ini pun masih membicarakan mengenai kehidupan Habibie, yaitu keislaman dari diri Habibie. Ada sebuah kutipan menarik dari buku ini yang mungkin akan membekas dalam ingatan para pembaca. Kutipan ini berisikan pemikirannya mengenai agama, ia merasa ada seorang ilmuan atau scientist yang meninggalkan agama dan ada pula yang malahan mendalaminya. Menurutnya, seorang scientist akan dikatakan menjadi seorang yang benar-benar scientist yang mendalam atas ilmunya, maka ia akan kembali ke agama. Pernyataan yang sangat menarik dan menyasari para ilmuwan yang seharusnya bisa memikirkan mengenai agama, bukan semata ilmu yang ia dapatkan saja. Kelebihan buku : Buku yang berisi gagasan dan pemikiran dari presiden ke-3 ini sangat mudah di pahami dan dimengerti karena dibawakan dengan cara sederhana dan sangat populer sesuai dengan judul buku ini kita akan mengerti mengenai apa yang dimaksud The Power of Ideas ini Kelemahan buku : Anggapan dari masyarakat mengenai buku yang berisikan gagasan itu membosankan sehingga dalam penjualan nya pun sedikit dan banyak kata-kata tersirat sehingga membuat pembaca bingung untuk mendapatkan makna nya.