Anda di halaman 1dari 3

7/23/2019 bangkitlah gerakan mahasiswa

FPCFromClipboardUntitled
Sebenarnyatidak ada yang begitu teramat liuar biasa dengan buku 'Bangkitlah
GerakanMahasiswa' yang di tulis Eko Prasetyo ini. Sebagaimana buku-buku sebelum
yangpernah di tulisnya; Islam Kiri, serial Orang Miskin Dilarang Sekolah, Sakit
danlain-lain, buku ini pun tak kurang beraroma provokasi yang liar. Belum
sajamembaca isinya, tetapi melaui cover yang mengepalkan tangan itu saja menjadiciri
khas bahwa buku ini bukan sebagai diktat atau pegangan resmi kuliah paramahasiswa
dalam kelas. Tetapi buku ini dapat menjadi pegangan resmi bagimahasiswa yang masih
menempatkan pergerakan sebagai arus kritis yang pentingbagi bangsa ini. Buku ini
layak menjadi referensi kembali untuk mengenal apaitu sebuah pergerakan yang
dilakukan mahasiswa, yang sejatinya sejak dahulukala sudah bergelora hampir di
seluruh dunia, termasuk di indonesia.

BukuBangkitlah Gerakan Mahasiswa (BGM),, kalau ditilik dari awal, tidak hanya
inginmengatakan 'cuma' sebuah ajakan. Tetapi punya makna lain, dimana buku
iniseperti satir yang ironik ketika melihat lesunya dunia pergerakan mahasiswadewasa
ini. BGM, mengungkap makna agar yang belum tergugah bisa menjaditergugah dan yang
sudah lama tertidur agar kembali bangun. Suatu pilihan katayang kasar tetapi cerdas
dengan titik tekan didasarkan kepada mahasiswa. Karenasebagaimana yang disaksikan
langsung, pergerakan mahasiswa memang sedangmengalami kemunduran (mati suri). Hari
ini, riak dari sebuah pergerakan sangatjarang dirasakan. Sekarang ini, pergerakan
justru terjebak dalam kerangka yangpragmatis dan reaksioner semata. Artinya sebuah
isu yang di gelontorkan tidakterlalu kuat untuk punya dasar preferensi sebuah
perumusan masalah yang akan dihantamkan. Aksi-aksi mahasiswa kali ini lebih banyak
disorot dari praktisnyaisu yang berkembang seperti kenaikan bahan bakar minyak,
harga pendidikan yangmahal, kebutuhan pokok yang makin hari makin tidak terjangkau
dansemacamnya.Isu seperti ini melemah padatataran pengodokan sebuah studi kasus yang
nyata. Biasanya ketika hari ini BBMnaik, beberapa hari menjelang dan selepas
pengumuan, ada aksi turun kejalan.Setelah itu selesai. Dan cerita tinggal kenangan
dalam baluran foto-foto, yangkemudian dipajang dalam laman media sosial baik sebagai
sampul atau suatu caramengatakan 'aku melakukan ini tadi lho', yang kemudian di
retwittberulang-ulang. Kegagahan seorang mahasiswa hari ini (tetapi tidak
semuanya),banyak berkisar hanya sebatas itu. Dan ini yang menjadikan pergerakan
mahasiswamelemah pada titik gerakannya. Karena tidak ada isu yang memang di garap
lebihserius dan matang.
Menempatkankata Viktor Serge, Bolshevik, sebagai pengatar depan sebuah buku,
seakanpenulis ingin mengugah kembali peran mahasiswa yang 'memang' terkadang semu
danlupa akan
jadi apa? siapa jatidiri
Pengacara, mereka itu sendiri.“Pesan
untukmempertahankan Untuk
hukum kaum kaya, Mahasiswa;
yang Kau ingin
secara inheren tidak
adil? Dokter, untukmenjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat,
udara yangbaik dan waktu istirahat kepada mereka yang memanggsa kaum miskin?
Arsitek,untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu
danperiksa hati nuranimu. Apa kau mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda:untuk
bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistemyang kejam
ini?”.

Sayapikir pengambilan kutipan awal itu merupakan inti yang sebenarnya yang
ingindijabarkan penulis dalam isi buku ini. Karena satir nya terlihat jelas ketikadi
pertanyakan 'kamu ingin jadi apa' tersebut. Dan ini memang sebuah ciri khassi
penulis yang hampir sama di setiap kali kata yang di ucapkannya maupun katayang di
tuliskannya. Membaca buku ini tidak seperti membaca sebuah buku padaumumnya, tetapi
lebih kepada mendengarkan provokasi langsung seperti seseorangyang sedang berkotbah,
bicara bahkan marah kepada kita secara langsung. Inilahkeunggulan Eko Prasetyo, si
penulis buku ini yang mampu menganalogikanpemahaman yang dasarnya berat dan pusing
untuk dipahami secara aslinya, melaluibuku ini, teori tersebut menjadi mudah untuk
dipahami dan di cerna. Itu bukankarena perubahan kata, melainkan contohnya yang
dengan gamblang dan lugas yangdi tuliskan dengan pendekatan bahasa tutur. Jadi ini
juga yang menjadi perbedaanketika kita membaca buku sejenis yang di tulis orang
lain. Biasanya bukukebanyakannyai di tulis dengan gaya yang sangat akademis dan
kaku, sehinggamembacanya pun menjadi kaku pula. Berbeda dengan buku BGM yang di
tulis denganbahasa tutur, seperti seorang yang sedang bercakap, tidak susah
untukmendapatkan inti dan mengerti tujuan dan makna yang ingin di sampaikan
sipenulis.
Page 1

http://slidepdf.com/reader/full/bangkitlah-gerakan-mahasiswa 1/3
7/23/2019 bangkitlah gerakan mahasiswa

FPCFromClipboardUntitled

Menempatkanperumpamaan yang dramatik juga menjadikan hal berbeda dari buku ini.
Lihat sajacontohnya seperti dialog imajiner antara Bung Karno dan mahasiswa. Dialog
iniserasa dialog yang terjadi sungguhan dan nayata. Padahal hanya sebuah
imajineryang dikaitkan dari buku yang mengulas tentang Bung Karno, bapak pendiri
bangsaini. Kentalnya pesan yang di sampaikan Soekarno pada mahasiswa yang
bertanyatentang arah gerak dalam membangun bangsa ini, seperti menayangkan
sekuelcerita dialog hidup yang orangnya sama-sama ada dan dekat dengan
kita.Mengibaratkan dialog imajiner ini, kita diajak untuk bertualang denganpemikiran
Soekarno pada masanya. Dan melalui buku ini pula, hal itu menjadigampang di mengerti
karena dihadirkan dalam bentuk yang khas. Ada dua tarikanpesannya; pertama, mudah
memahami siapa Soekarno dan bagaimana pemikirannyabagi bangsa ini dan kedua,
mengajak kita untuk mencitai sejarah, tidakahistoris dan mau membaca, apapun
bukunya. Selain itu, tidak hanya ejekan dalamdialog imajiner, surat terbuka juga
dikirimkan penulis lewat 'surat untuk parapengkhianat' dalam buku ini. Jelas
tergambar siapa yang di maksudkan penulis.Sama seperti bab sebelumnya, prakata
pembuka sama pedasnya seperti prakatapembuka dalam bab-bab yang lain. ' Kita
mensahkan kejahatan dan karenaperbuatan kita itu, maka kita pun menjadi yang
terjahat di antara orang-orangyang berbuat jahat' F Sionel Jose.Dengan pilihan
'mensahkan kejahatan' terlihat sekali siapa yang ingin dicontohkan penulis dalam
buku ini. Karena tidak semua elemen yang 'katanya' demirakyat, murni berjuang untuk
rakyat. Bahkan banyak dari sekian itu justrumengambil keuntungan dari mengekploitasi
rakyat sebagai kepentingan kelompokatau golongan. Dan itu bukan cerita baru.
Tapiyang sangat di sayangkan dari BGM ini ialah tidak bisa di jumpai di
toko-tokobuku yang ada. Entahlah, apakah ada permasalahan terhadap distribusi toko
ataubagaimana, yang penting buku ini masih bisa di jumpai dengan cara
sporadisdikalangan mahasiswa. Mungkin ini termasuk strategi dimana penulis
mencobamelihat animo masyarakat, terutama mahasiswa terhadap budaya baca.
Karenakeberadaan sebuah buku memang menjadi tuntutan bagi penggiat ilmu,
apapunjenisnya. Dan benar seperti yang di ungkapkan Muhidin M Dahlan, si
penulisnovel dan buku tentangLekra, bahwakeberadaan sebuah buku akan berjodoh dengan
sendiri nya bagi pembaca. Bilamanabuku tersebut di butuhkan, maka apapun yang
terjadi, buku tersebut pasti akandi cari. Mungkin hal seperti ini juga yang ada
dalam pikiran penulis buku BGM.

Membacaikembali buku BGM ini, tak jarang kita di ajak seperti membaca sebuah
novel.Deskripsinya lugas dan
bukulainnya yang dijadikan mendayu-dayu,
pijakan yang diolah
dalam membentuk dari sekian
streotif referensi
yang dipikirkan.
Mulaidari Mark sampai Soekarno, mulai dari yang kiri sampai yang kanan, mulai
dariideologi sampai sastra. Ini karena buku ini bukan saja ditulis hanya umpatantak
berdasar semata, tetapi justru kaya akan dasar-dasar yang melengkapinya.Artinya,
buku ini disusun dengan serius dan penuh pengamatan serta analisisyang ketat. dan
seperti yang ingin di sampaikan penulisnya bahwa BGM ini lebih miriprisalah
provokasi, yang di buat bukan sekedar untuk di baca. Buku yang disusunini bermaksud
untuk menggerakkan, maka buku ini disarankan untuk tidak dibacajika ingin dimengerti
saja. Tak perlu membawa-bawa buku ini kalau hanya jadibahan diskusi. Karena hanya
satu tujuan dari buku ini ialah menghasut danmeyakinkan.

Inilahkekuatan sesungguhnya dari buku ini. Kepercayaan dan keyakinan


penulisnyabegitu tinggi. Dan tentu apa yang ditulisnya bukanlah isu kacangan
belaka,melainkan kejadian fakta bahwa memang di negeri ini teramat sangat
banyakmasalah. Dan dari setiap permasalahan itu haruslah di tuntaskan. Salah
satunyaialah kekuatan gerakan mahasiswa. Hanya mereka yang sanggup membawa bangsa
inimenemukan harapannya. Bukti sejarah telah meyakinkan pada kita bahwa
semuapenguasa jatuh dinegeri ini oleh tekanan mahasiswa. Kini saatnya
gerakanmahasiswa bangkit kembali. Menyuarakan apa yang selama ini hanya jadi
keresahandan keluhan. Jadi, bangkitlah dan lawanlah. Hanya dengan itu sejarah akan
mencatatkandirimu, tidak hanya sebagai mahasiswa, tapi lebih dari itu; sebagai
petarungdan pejuang bangsa ini. Begitu kira-kira pesan yang ingin penulis
sampaikanpada buku 'Bangkilah Gerakan Mahasiswa' ini.

Page 2

http://slidepdf.com/reader/full/bangkitlah-gerakan-mahasiswa 2/3
7/23/2019 bangkitlah gerakan mahasiswa

FPCFromClipboardUntitled
Judul: BANGKITLAH GERAKAN MAHASISWA

Penulis: Eko Prasetyo

Penerbit:Social Movement Institute (SMI) Yogyakarta

Terbit: 2014

Halaman: 220

MelkiAS

Aksi diam kamisan merupakan aksi untuk mengenang korbantindak kekerasan dan
penghilangpaksa terhadap para aktivis yang dilakukan oleh para aparat dan penguasa
yangdiktator dan otoriter. Aksi diam kamisan juga menjadi wadah para aktivis
HAMuntuk melakukan konsolidasi kepada masyarakat agar terlibat mengawal danmenuntut
berbagai macam pelanggaran HAM yang ada. Baik itu pelanggaran dibidanghukum,
politik, sosial, agraria dll.
Selengkapnya image
 

Page 3

http://slidepdf.com/reader/full/bangkitlah-gerakan-mahasiswa 3/3

Anda mungkin juga menyukai