Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU: JAMALUDIN, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH:
Kelompok 3 :

1. Cindy ( 4192510012)
2. Indah Fitri (4193210005)
3. Nurul Hidayah (4192510007)
4. Suria Bersinar Siahaan (4193210014)
5. Yohansen Tobing (4193210012)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan Critical Book Review mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Bapak Jamaludin, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan tentang pendidikan
kewarganegaraan.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali
lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap CBR sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan ini terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.

Medan , 12 Oktober 2020 

Penulis
IDENTITAS BUKU

Buku I ( utama )

Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi

Nama Pengarang : Director jenderal pembelajaran dan kemahasiswaan kementrian riset


teknologi dan perguruan tinggi republic indonesia, director jenderal Intan
Ahmad

Penerbit : kementrian riset, teknologi dan pendidikan tinggi republic indonesia

Tahun Terbit : 2016

Jumlah Halaman : 320 halaman

Judul bab :Bab Vii Bagaimana Dinamika Historis Konstitusional, Sosial-Politik,


Kultural, Serta Konteks Kontemporer Penegakan Hukum Yang
Berkeadilan?

ISBN : 978-602-6470-02-7
Buku II ( Pembanding )

Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan (Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara di Indonesia)

Nama Pengarang : Drs. Ismail,M.Si, dan Dra. Sri Hartati,M.Si

Penerbit : CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, Jawa Timur

Tahun Terbit : 2020

Jumlah Halaman : 365 Halaman

Judul Bab : Bab X Hak Dan Kewajiban Negara Dan Warga Negara

ISBN : 978-623-7365-61-7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang pada
umumnya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan critical book ini pada dasarnya
adalah untuk membandingkan buku pendidikan kewarganegaraan karangan direktur jenderal
sebagai buku utama dengan karangan Ismail, dan Sri Hartati sebagai buku pembanding. Setiap
buku yang dibuat oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-
masing. Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu
dengan perbandingan terhadap buku lainnya.Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan
dibandingkan dengan kekuranganya artinya buku ini sudah layak untuk dipakai dan dijadikan
sumber referensi bagi khalayak ramai.

B. Tujuan

1. Mengetahui apakah hak dan kewajiban warga Negara dalam suatu Negara
2. Mengetahui apakah hak dan kewajiban Negara terhadap warga Negara
3. Mengetahui kelebihan materi pada kedua buku yang akan dijadikan sebagai sumber
referensi.
4. Mengetahui kekurangan materi pada kedua buku yang akan dijadikan sebagai sumber
referensi.
5. Mengetahui apakah isi materi tersebut sesuai dengan judulnya.
6. Mengetahui manakah buku yang terbaik untuk dijadikan sumber referensi

C. Manfaat

1. Mendapatkan materi hak dan kewajiban bangsa dari 2 referensi dalam mengetahui hak
dan kewajiban bangsa
2. Menambah pengetahuan yang tidak ada di buku utama dari buku pembanding
3. Dijadikan referensi belajar
4. Mengetahui bagaimana penulisan buku yang baik dan benar
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Buku I (UTAMA)

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara
Dalam tradisi budaya Indonesia semenjak dahulu, tatkala wilayah Nusantara ini diperintah raja-
raja, kita lebih mengenal konsep kewajiban dibandingkan konsep hak. Konsep kewajiban selalu
menjadi landasan aksiologis dalam hubungan rakyat dan penguasa. Rakyat wajib patuh kepada
titah raja tanpa reserve sebagai bentuk penghambaan total. Keadaan yang sama berlangsung
tatkala masa penjajahan di Nusantara, baik pada masa penjajahan Belanda yang demikian lama
maupun masa pendudukan Jepang yang relatif singkat. Horizon kehidupan politik daerah
jajahan mendorong aspek kewajiban sebagai postulat ide dalam praksis kehidupan politik,
ekonomi, dan sosial budaya. Lambat laun terbentuklah mekanisme mengalahkan diri dalam
tradisi budaya nusantara. Bahkan dalam tradisi Jawa, alasan kewajiban mengalahkan hak telah
terpatri sedemikian kuat. Mereka masih asing terhadap diskursus hak. Istilah kewajiban jauh
lebih akrab dalam dinamika kebudayaan mereka. Coba Anda cari bukti-bukti akan hal ini
dalam buku-buku sejarah perihal kehidupan kerajaan-kerajaan nusantara. Walaupun demikian
dalam sejarah Jawa selalu saja muncul pemberontakan-pemberontakan petani, perjuangan-
perjuangan kemerdekaan atau protes-protes dari wong cilik melawan petinggi-petinggi mereka
maupun tuantuan kolonial (Hardiman, 2011). Aksi-aksi perjuangan emansipatoris itu antara
lain didokumentasikan Multatuli dalam buku Max Havelaar yang jelas lahir dari tuntutan hak-
hak mereka. Tak hanya itu, ide tentang Ratu Adil turut memengaruhi lahirnya gerakan-gerakan
yang bercorak utopis. Perjuangan melawan imperialisme adalah bukti nyata bahwa sejarah
kebudayaan kita tidak hanya berkutat pada ranah kewajiban an sich. Para pejuang kemerdekaan
melawan kaum penjajah tak lain karena hak-hak pribumi dirampas dan dijarah. Situasi
perjuangan merebut kemerdekaan yang berpanta rei, sambung menyambung dan tanpa henti,
sejak perjuangan yang bersifat kedaerahan, dilanjutkan perjuangan menggunakan organisasi
modern, dan akhirnya perang kemerdekaan memungkinkan kita sekarang ini lebih paham akan
budaya hak daripada kewajiban. Akibatnya tumbuhlah mentalitas yang gemar menuntut hak
dan jika perlu dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan kekerasan, akan tetapi ketika
dituntut untuk menunaikan kewajiban malah tidak mau. Dalam sosiologi konsep ini dikenal
dengan istilah “strong sense of entitlement”. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan hak dan
kewajiban itu dan bagaimanakah hubungan keduanya. Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat
oleh pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib
adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak
tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan. Kewajiban dengan demikian merupakan sesuatu yang harus
dilakukan (Notonagoro, 1975). Cobalah Anda telusuri berbagai sumber lain tentang hak dan
kewajiban. Dari berbagai sumber yang Anda pelajari itu, kemukakan apa itu hak dan apa itu
kewajiban; serta bagaimana hubungan di antara keduanya. Hak dan kewajiban merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut “teori korelasi” yang dianut oleh pengikut
utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Menurut mereka, setiap
kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula sebaliknya. Mereka
berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada
korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak pantas disebut hak.
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara Indonesia

Pada uraian di atas Anda telah memperoleh pemahaman bahwa tradisi budaya Indonesia
semenjak zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara lebih mengenal konsep kewajiban
dibandingkan konsep hak. Mekanismenya adalah kepatuhan tanpa reserve rakyat terhadap
penguasa dalam hal ini raja atau sultan sebagai bentuk penghambaan secara total. Keadaan
yang sama berlangsung tatkala masa penjajahan di Nusantara di mana horizon kehidupan
politik daerah jajahan mendorong aspek kewajiban sebagai postulat ide dalam praksis
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Dua kekuatan inilah yang mengkonstruksi
pemikiran rakyat di Nusantara untuk mengedepankan kewajiban dan dalam batas-batas tertentu
melupakan pemerolehan hak, walaupun pada kenyataannya bersifat temporal karena
sebagaimana terekam dalam Max Havelaar rakyat yang tertindas akhirnya memberontak
menuntut hak-hak mereka.
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Harmoni Kewajiban dan Hak
Negara dan Warga Negara Indonesia

1. Sumber Historis

Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat (Eropa).
Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali merumuskan
adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas
hidup, hak kebebasan, dan hak milik.

Revolusi Amerika, dan Revolusi Perancis. Anda tentu saja telah mengenal ketiga peristiwa
besar tersebut. Namun agar pemahaman Anda semakin baik, simaklah ulasan singkat dari
ketiga peristiwa tersebut berikut ini.

a. Magna Charta (1215) Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para
bangsawan. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para
bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya
pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya
pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak
tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
b. Revolusi Amerika (1276) Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan
Inggris disebut Revolusi Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan)
Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli1776 merupakan hasil dari revolusi
ini.
c. Revolusi Prancis (1789) Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada
rajanya sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut.
Declaration des droits de I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga
Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas
kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite).

2. Sumber Politik
Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara
Indonesia adalah proses dan hasil perubahan UUD NRI 1945 yang terjadi pada era reformasi.
Pada awal era reformasi (pertengahan 1998), muncul berbagai tuntutan reformasi di
masyarakat. Tuntutan tersebut disampaikan oleh berbagai komponen bangsa, terutama oleh
mahasiswa dan pemuda. Masih ingatkan Anda butir-butir yang menjadi tuntutan reformasi itu?
Beberapa tuntutan reformasi itu adalah:

a. mengamandemen UUD NRI 1945,

b. penghapusan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta


pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),

d. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah,

e. (otonomi daerah),

f. mewujudkan kebebasan pers,

g. mewujudkan kehidupan demokrasi.

Mari kita fokuskan perhatian pada tuntutan untuk mengamandemen UUD NRI 1945 karena
amat berkaitan dengan dinamika penghormatan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia.
Adanya tuntutan tersebut didasarkan pada pandangan bahwa UUD NRI 1945 belum cukup
memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat, dan penghormatan
HAM.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak
Negara dan Warga Negara

Aturan dasar ihwal kewajiban dan hak negara dan warga negara setelah Perubahan UUD NRI
1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Berikut disajikan bentuk-bentuk perubahan aturan
dasar dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah Amandemen tersebut.

1. Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan, Serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan semula diatur dalam Pasal 31
Ayat (1) UUD NRI 1945. Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuannya tetap diatur dalam
Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945, namun dengan perubahan. Perhatikanlah rumusan naskah
asli dan rumusan perubahannya berikut ini. Rumusan naskah asli: Pasal 31, (1) Tiap-tiap
warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Rumusan perubahan Pasal 31, (1) Setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
2. Aturan Dasar Ihwal Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial Bagaimana Ketentuan
Mengenai Perekonomian Nasional diatur dalam UUD NRI Tahun 1945? Sebelum diubah,
ketentuan ini diatur dalam Bab XIV dengan judul Kesejahteraan Sosial dan terdiri atas 2
pasal, yaitu Pasal 33 dengan 3 ayat dan Pasal 34 tanpa ayat. Setelah perubahan UUD NRI
1945, judul bab menjadi Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, terdiri atas dua
pasal, yaitu Pasal 33 dengan 5 ayat dan Pasal 34 dengan 4 ayat. Ambillah naskah UUD NRI
1945 dan bacalah dengan seksama pasal-pasal yang dimaksud tersebut. Salah satu perubahan
penting untuk Pasal 33 terutama dimaksudkan untuk melengkapi aturan yang sudah diatur
sebelum perubahan UUD NRI 1945, sebagai berikut: a. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945:
menegaskan asas kekeluargaan; b. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa
cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai negara; c. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai negara. Adapun
ketentuan baru yang tercantum dalam Pasal 33 Ayat (4) UUD NRI 1945 menegaskan tentang
prinsip-prinsip perekonomian nasional yang perlu dicantumkan guna melengkapi ketentuan
dalam Pasal 33 Ayat (1), (2), dan (3) UUD NRI 1945. Mari kita bicarakan terlebih dahulu
mengenai ketentuan-ketentuan mengenai perekonomian nasional yang sudah ada sebelum
perubahan UUD NRI 1945. 3. Aturan Dasar Ihwal Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara
Semula ketentuan tentang pertahanan negara menggunakan konsep pembelaan terhadap
negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945]. Namun setelah perubahan UUD NRI 1945
konsep pembelaan negara dipindahkan menjadi Pasal 27 Ayat (3) dengan sedikit perubahan
redaksional. Setelah perubahan UUD NRI Tahun 1945, ketentuan mengenai hak dan
kewajiban dalam usaha pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945]
merupakan penerapan dari ketentuan Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI 1945. Mengapa demikian?
Karena upaya membela negara mengandung pengertian yang umum. Pertanyaannya adalah
bagaimana penerapannya? Penerapannya adalah dengan memberikan hak dan kewajiban
kepada warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 4. Aturan Dasar Ihwal
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Penghormatan terhadap hak asasi manusia pasca
Amandemen UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Jika sebelumnya perihal
hakhak dasar warganegara yang diatur dalam UUD NRI 1945 hanya berkutat pada pasal 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34, setelah Amandemen keempat UUD NRI 1945 aturan dasar
mengenai hal tersebut diatur tersendiri di bawah judul Hak Asasi Manusia (HAM). Di
samping mengatur perihal hak asasi manusia, diatur juga ihwal kewajiban asasi manusia.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara

UUD NRI Tahun 1945 tidak hanya memuat aturan dasar ihwal kewajiban dan hak negara
melainkan juga kewajiban dan hak warga negara. Dengan demikian terdapat harmoni kewajiban
dan hak negara di satu pihak dengan kewajiban dan hak warga negara di pihak lain. Apa esensi
dan urgensi adanya harmoni kewajiban dan hak negara dan warganegara tersebut? Untuk
memahami persoalan tersebut, mari kita pergunakan pendekatan kebutuhan warga negara yang
meliputi kebutuhan akan agama, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian nasional dan
kesejahteraan rakyat, serta pertahanan dan keamanan.

1. Agama

2. Pendidikan dan Kebudayaan

3. Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Rakyat

4. Pertahanan dan Keamanan

F. Rangkuman tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara

1. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu
yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain
mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
2. Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga negara dengan
negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga
negara.

3. Hak dan kewajiban warga negara dan negara Indonesia diatur dalam UUD NRI 1945 mulai
pasal 27 sampai 34, termasuk di dalamnya ada hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia.
Pengaturan akan hak dan kewajiban tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan
dalam suatu undang-undang.

4. Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan
aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam UUD NRI 1945, namun secara filosofis
tetap mengindikasikan adanya pandangan bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak dapat berjalan
tanpa dibarengi kewajiban asasi. Dalam konteks ini Indonesia menganut paham harmoni antara
kewajiban dan hak ataupun sebaliknya harmoni antara hak dan kewajiban.

5. Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami dinamika terbukti dari adanya
perubahan-perubahan dalam rumusan pasal-pasal UUD NRI 1945 melalui proses amandemen
dan juga perubahan undangundang yang menyertainya.

6. Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara dengan segala dinamikanya
diupayakan berdampak pada terpenuhinya keseimbangan yang harmonis antara hak dan
kewajiban negara dan warga negara.

G. Praktik Kewarganegaraan 5

Hak dan kewajiban warga negara dan negara telah diatur dalam UUD NRI Tahun 1945. Adapun
rincian lebih lanjut diatur dalam suatu undangundang. Misalnya hak dan kewajiban dalam bidang
pendidikan sebagaimana termuat dalam Pasal 31 dijabarkan lagi dalam UndangUndang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UndangUndang No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

B. Ringkasan Buku II

BAB X HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

A. Konsep dan Urgensi keseimbangan hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara

Dalam konteks kewarganegaraan, setiap warga negara berhak mendapatkan mata pencaharian
yang memadai, jaminan perlindungan hukum dan lainnya.Sedangkan pengertian kewajiban adalah
kewajiban untuk melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran dan juga tanggung jawab.

Berikut adalah manfaat yang dapat dicapai jika keseimbangan dibuat antara hak dan kewajiban
warga Negara:

1) Berkurangnya tingkat pengangguran


2) Hukum yang adil
3) Terciptanya suasana yang rukun
4) Pendidikan yang lebih baik bagi warga Negara

B. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan
Warga Negara Indonesia

1. Sumber Historis

Secara historis perjuangan untuk menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat
(Eropa) Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris di abad ke-17, yang pertama kali merumuskan
keberadaan hak-hak alami yang melekat dalam setiap manusia, yaitu hak untuk hidup, hak untuk
kebebasan dan hak milik.

2. Sumber Sosiologis

Baru-baru ini kita telah menyaksikan berbagai keresahan dalam masyarakat yang sangat
memprihatinkan, yaitu munculnya karakter-karakter buruk yang dicirikan oleh keadaan-keadaan
dalam kehidupan sosial-budaya kita yang berubah begitu dramatis dan fantastis.
3. Sumber Politik

Sumber politik yang mendasari dinamika kewajiban dan hak negara dan warga negara
Indonesia adalah proses dan hasil perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berlangsung selama era reformasi.

C. Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara

Aturan dasar mengenai tugas dan hak negara dan warga negara setelah amandemen UUD NRI
1945 mengalami dinamika yang luar biasa.Berikut ini adalah bentuk-bentuk perubahan aturan
dasar dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah amandemen.

1. Aturan dasar pendidikan dan kebudayaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ketentuan tentang hak-hak warga negara di bidang pendidikan pada awalnya diatur dalam
Pasal 31 ayat (1) UUD NRI 1945.Setelah amandemen UUD NRI 1945, ketentuan tersebut masih
diatur dalam Pasal 31 ayat (1) UUD NRI 1945, tetapi dengan perubahan.

2. Aturan dasar perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.

Setelah perubahan UUD NRI 1945, judul bab menjadi Perekonomian Nasional dan
Kesejahteraan Sosial, terdiri atas dua pasal, yaitu Pasal 33 dengan 5 ayat dan Pasal 34 dengan 4
ayat.

3. Aturan dasar usaha pertahanan dan keamanan negara.

Setelah amandemen UUD NRI 1945, ketentuan tentang hak dan kewajiban dalam pertahanan
dan keamanan negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945] merupakan penerapan dari ketentuan
Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI 1945

4. Aturan dasar hak dan kewajiban asasi manusia.

Penghormatan terhadap hak asasi manusia setelah amandemen UUD NRI 1945 adalah sangat
dinamis.

D. Urgensi keselarasan Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara

1. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius.Kepercayaan bangsa kita kepada
Tuhan Yang Maha Esa telah ada sejak zaman prasejarah sebelum pengaruh agama-agama besar
datang ke tanah air kita.

2. Pendidikan dan Kebudayaan

Pendidikan dan budaya adalah dua istilah yang berkorelasi sangat erat satu sama lain.
Pendidikan adalah bentuk upaya peradaban. Proses ini tidak hanya mengubah pendidikan budaya
dari generasi tua ke generasi muda, tetapi mengembangkannya untuk mencapai tingkat peradaban
tertinggi.

3. Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat

Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi nasional yang didasarkan pada
keluarga, kedaulatan rakyat, moralitas Pancasila, dan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap
ekonomi rakyat.

4. Pertahanan dan Keamanan

Berdasarkan aturan dasar masalah pertahanan dan keamanan nasional, pasal 30 ayat 2
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, inspeksi negara dan upaya
keamanan dilakukan oleh sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) oleh
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai
komponen utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU
 BUKU I

Kelebihan pada buku utama adalah terdapat banyaknya ditemukan sebuah ajakan dan
meningkatkan rasa ingin tau pembaca untuk mengetahui lebih lanjut materi yang dituliskan,
kemudian buku ini juga menuntut pembaca agar selalu bersikap kritis tentang hak dan kewajiban
Negara terhadap warga Negara mencantumkan banyak kisah kisah budaya Indonesia untuk
menunjukkan hak dan kewajiban Negara dari jaman dahulu. Mencabtumkan banyak pertanyaan
setelah memaparkan sebuah peraturan perundang undangan agar pembaca tidak hanya mengetahui
isi undang undang tetapi juga mengajak pembaca untuk mencari penjelasan isi undang undang di
literature lain. Buku ini cocok dipakai sebagai penuntun mata kuliah kewarganegaran agar
mahasiswa dapat dengan mudah melakukan tuntunan buku tersebut.

Keterkaitan antar konsep pada buku utama ini sangat bagus karena kata demi kata, kalimat
demi kalimat serta paragraph demi paragraph saling berkaitan dan runtut. Begitu juga dengan
bahasanya yang menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami, kemutahiran buku ini juga
sangat baik karena terbit pada 5 tahun terakhir yaitu tahun 2016 yang berarti semua peraturan
perundang undangan yang tercantum dalam buku tersebut masih berlaku dan bersifat kuat.

 BUKU II

Kelebihan pada buku ini bisa terdapat peta konsep daan juga beberapa gambar yang
berwarna sehingga pembaca tidak merasa jenuh pada saat membaca buku ini. Serta penulisan
katanya yang sudah cukup rapi dan pengunaan bahasa yang sudah baik dan jelas. Dan pada buku
ini banyak gambar dan tulisan yang dibuat secara kreatif oleh penulisnya. Dan daftar pustaka yang
sudah banyak dan lengkap sehingga buku ini dapat dikatakan akurat.

Keterkaitan antar konsep pada buku utama ini sangat bagus karena kata demi kata, kalimat
demi kalimat serta paragraph demi paragraph saling berkaitan dan runtut. Kemutahiran buku ini
juga sangat baik karena terbit pada tahun 2020 yang berarti semua peraturan perundang undangan
yang tercantum dalam buku tersebut masih berlaku dan bersifat kuat. Serta materi materi
penjelasnya masih terbaru.

B. KEKURANGAN BUKU
 BUKU I

Kekurangan untuk buku utama adalah jika ingin mencari buku referensi yang lengkap
untuk pembelajaran, buku ini kurang cocok karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab
jika hanya memedomani buku ini, buku ini sangat baik digunakan sebagai bahan referensi jika ada
buku lain yang dapat melengkapi kekurangan materi dari buku ini. Dalam buku ini tidak memiliki
kekurangan pada keterkaitan antar konsep, kemtahiran dan bahasa

 BUKU II

Kekurangan pada buku ini yaitu penjelasannya yang terlalu bertele-tele dan tidak langsung ke inti
penjelasannya saja serta harus memakan waktu yang lama untuk membacanya. Dan pada buku ini
juga banyak menggunakan kata-kata yang sulit untuk di pahami. Mungkin hanya itu saja
kekurangan pada buku ini karena buku ini lebih banyak unggulnya dari pada kurangnya.
BAB 1V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kedua buku ini sangat bagus untuk dijadikan buku pembelajaran bagi para pembaca.
Setiap buku pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, diluar itu semua
buku pasti akan menambah wawasan setiap pembaca. Pada buku utama sangat cocok dipakai
sebagai penuntun dan buku ke dua sangan cocok dipakai sebagai pelengkap materi. Jadi
kesimpulannya buku sumber yang paling cocok dipakai adalah kedua buku karena antara buku
utama dengan buku kedua saling melengkapi kekurangan.

B. SARAN

Berdasarkan kedua buku yang telah kami baca dan kami review sudah mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kami sarankan kepada pembaca untuk menjadikan
buku utama sebagai pedoman penuntun pembelajaran dan buku kedua sebagai pelengkap
materi. Dari segi kekurangan saran kami yaitu agar kekurangan dari setiap buku menjadi acuan
untuk pembuatan CBR selanjutnya. Dari segi kelebihan buku saran kami agar dipertahankan
lagi atau ditingkatkan lagi agar materinya diperluas agar menjadi inspirasi bagi penulis lain
untuk membuat buku.
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, M. Si, Hartati, Sri. 2020. Pendidikan Kewarganegaaan (Korsep Dasar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara di hdonesia). Pasuruan Jawa Timur CV: PENERBIT
QLARAMEDIA.

Intan Ahmad, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. Jakarta : kementrian
riset, teknologi dan pendidikan tinggi republic indonesia

Anda mungkin juga menyukai