Segala puji bagi Allah Azza Wazalla, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
penyusunan buku ETIKA BERWARGANEGARA, Pendidikan
Kewarganegaraan di PerguruanTinggi sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Meskipun secara substansi maupun format penulisan tidak terlalu jauh dari
edisi sebelumnya, namun pada edisi revisi ini ada tiga bagian penting yang
dapat dikemukakan. Pertama, ada pengurangan bab, seperti Bab II, tentang
Pancasila dan Implementasi, tidak lagi dimasukan dalam buku edisi revisi ini
dikarena pembahasan mengenai topik tersebuti menjadi domain mata kuliah
Pancasila. Bab I, Negara dan Sistem Pemerintahan pada buku ETIKA
BERWARGANEGARA lama, direposisi ke Bab II, kemudian Bab I diisi materi
baru yaitu Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian, dimana sebelumnya tidak ada. Hal yang sama
terjadi pada Bab X, Masyarakat Madani, sekarang menjadi Hubungan
Agama dan Negara. Bab lain yang direposisi adalah Bab XIII, mengenai Hak
Azasi Manusia, sekarang ditempatkan pada Bab VII.
Kedua, meskipun secara konten tidak jauh berbeda, namun hampir pada
seluruh bab mendapat tambahan materi dengan maksud untuk memperkaya
dan lebih menajamkan bahasannya. Di samping itu, ada pula perubahan
Judul, seperti Bab VII, Geopolitik, digeser ke Bab VIII, dengan topik baru
wawasan Nusantara, sementara isi masih relatif sama. Bab VIII, geostrategI,
di geser ke Bab IX, berjudul Ketahanan Nasonal.
Ketiga, ada juga beberapa bab yang mengalami penyesuaian. Bab III,
semula berjudul Identitas Nasional, ditambah menjadi Identitas Nasional
Sebagai Karakter Bangsa. Bab IV, Demokrasi dan Implementasi, diubah
dengan Demokrasi Indonesia. Bab XI, Otonomi Daerah dalam Bingkai NKRI,
sebelum judulnya Otonomi Daerah saja. Bab XII, Good Governance:
Konsep dan Implementasinya, sebelum hanya berjudul Good Governance.
1
Untuk Bab V, Hak dan Kewajiban Warga Negera. Bab VI, Konstitusi dan
Rule of Law, tidak ada perubahan.
Sejujurnya penulis menyadari edisi revisi ini pun masih jauh dari sempurna,
oleh sebab itu kami membuka diri menerima masukan, sumbang saran
maupun kritikan konstruktif dari pembaca supaya buku ETIKA
BERWAGANEGARA lebih berkualitas lagi pada edisi selanjutnya.
Akhirnya, tiada gading yang tidak retak, begitu pula tidak ada manusia yang
sempurna (insanulqamil), mohon maaf bila ada kekurangan dan terima
kasih kepada semua pihak yang ikut membantu kelancaran pelaksanaan
penulisan ini, terutama kepada Wakil Rektor Bidang Kamahasiswaan Prof.
Dr. Ngadino, atas kepercayaan pada kami untuk merevisi buku ETIKA
BERWARGANEGARA ini. Terima kasih serta apresiasi juga kami sampaikan
kepada segenap jajaran pimpinan dan civitas akademika Universitas Mercu
Buana Jakarta.
2
SAMBUTAN REKTOR
Belajar dari realitas Indonesia saat ini, setidaknya ada beberapa pelajaran
penting yang perlu mendapat perhatian serius. Pertama, melunturnya
kebanggan nasional (nasionalisme) sejak reformasi 1998. Beberapa
indikator yang dapat dijadikan alasan misalnya, serbuan globalisasi yang
nyaris tidak dapat dibendung terutama pada aspek budaya sehingga
menempatkan Indonesia sebagai negara objek budaya asing. Budaya
gotong-royong yang dulu menjadi ciri khas bangsa Indonesia perlahan-lahan
merapuh dan tergantikan oleh sikap hidup yang individualistis,
kesederhanaan terkikis oleh gaya hidup yang serba materi (materialistis) dan
glamour, serta penghayatan dan pengamalan agama yang cenderung
simbolik tanpa substansi. Di sisi lain, genderang perdagangan bebas yang
sejak beberapa waktu lalu menjadi bagian praktik ekonomi dunia bukan saja
menjadi tantangan tetapi juga menjadi ancaman bagi produk dalam negeri
untuk dapat bersaing dengan produk luar. Bila produk-produk dalam negeri
tidak memiliki kualitas yang baik, maka cepat atau lambat akan tergerus
dalam persaingan pasar bebas yang semakin terbuka. Dalam waktu dekat
Indonesia juga akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
pada hakikatnya merupakan “pertarungan” di berbagai bidang dengan
negara-negara Asean. Gaya hidup hedonis dan konsumeris yang lebih
memilih produk luar negeri dari pada produk dalam negeri pada gilirannya
akan mengikis atau melunturkan nasionalisme.
Ketiga, kita juga dihadapkan kepada model pemahaman agama yang sempit
sehingga melahirkan gerakan radikal yang membahayakan NKRI. Terorisme
masih terus “menghantui” bangsa dan negara ini yang mungkin saja secara
tiba-tiba melakukan gerakan brutal serta mengancam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Di sisi lain munculnya gerakan ISIS (Islamic
State of Iraq and Syria) telah menimbulkan gangguan instabilitas yang akan
menghambat laju pembangunan, di mana ditengarai ada belasan bahkan
puluhan warga negara Indonesia yang bergabung dengan gerakan ISIS di
Timur Tengah dan dibeberapa negara lainnya.
Keempat, disadari atau tidak Indonesia saat ini tengah berada pada medan
“proxy war”, yaitu perang melalui berbagai aspek berbangsa dan bernegara
3
yang secara kasat mata tidak teridentifikasi secara pasti siapa kawan dan
siapa lawan. Proxy war ini bisa menjelma dalam bentuk demonstrasi buruh
yang anarkis bahkan intimidatif, merusak fasilitas umum, menghasut,
menggerakan massa dengan tujuan menekan pihak pemerintah untuk
menaikan upah atau gaji yang kerap kali diluar perhitungan akal sehat.
Tawuran antar sekolah, antar perguruan tinggi, antar fakultas,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba) terus terjadi di mana-
mana. Sementara itu, proxy war juga dilakukan melalui media massa dan
media sosial seperti disinformasi, fitnah, provokasi, pengalihan isu,
pembunuhan karakter, delegitimasi terhadap pemerintahan yang sah,
sampai kepada meragukan Pancasila. Intinya, bangsa ini disibukan dengan
berbagai isu dan gerakan yang memperlemah kinerja pemerintah dalam
membangun sehingga terjadi kerawanan sosial di mana-mana yang akan
mengancam keutuhan NKRI.
4
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten dan
berbudaya untuk kepentingan bangsa.
5
BAB I
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Deskripsi Singkat
Pokok Bahasan
6
Bahan Bacaan
Pertanyaan Kunci:
7
Tugas
A. Pendahuluan
8
Sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi, pendidikan kewarganegaraan
memiliki peran penting dan strategis guna mempersiapkan warga negara
yang kritis, cerdas dan bertanggung jawab. Pendidikan kewarganegaraan
bersama-sama mata kuliah lain seperti agama, dan bahasa Indonesia
berada pada kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian dan wajib
diterapkan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
9
negara lain. Aklibatnya, identitas masing-masing negara menjadi
memudar, bahkan mungkin bisa hilang. Pada tataran sosiologis terjadi
pergeseran nilai sebagai konsekuensi benturan antara nasionalisme
dan internasionalisme. Bila kondisi itu tidak disikapi secara bijaksana,
maka cepat atau lambat sendi-sendi negara semakin longgar.
1. Kewarganegaraan/Civic
10
mempraktekan demokrasi langsung dalam negara kota atau polis.
Tradisi Yunani telah memberuikan inspirasi konseptual tebtabg
kebaikan umum, kesejahteraan umum dan kebajikan atau
keutamaan sipil (civil virtue) yang lahir kembali dalam melawawan
otokratik raja-raja. Civics merupakan cabang dari ilmu politik yang
membahas tentang hak dan kewajiban warga negara.
2. Civic Education
11
Berdasarkan rumusan tersebut bahwa civic education merupakan
suatu proses pendidikan yang mencangkup proses pembelajaran
semua mata pelajaran, kegiatan siswa, proses administrasi, dan
pembinaan dalam upaya mengembangkan perilaku warganegara
yang baik. Dengan demikian, fokus dari civic education membahas
tentang warga negara di dalam negaranya dengan berbagai
kompleksitasnya.
a. Tingkah laku
12
3. Citizenship Education
13
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta anti korupsi.
14
unggul, ulet, berwawasan luas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
15
membahayakan jika tidak dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
nilai komitmen bersama seluruh rakyat Indonesia pada seluruh aspek
kehidupan. Oleh karena itu, Dwiyatmi (2012:10), menjelaskan secara
panjang lebar, demikian:
1. Landasan Ilmiah
16
Indonesia melainkan berlaku di beberapa negara di dunia sebagai mana
dikenal dengan Civic Education.
1) Filsafat pancasila
2) Identitas Nasional
4) Demokrasi Indonesia
17
6) Hak dan Kewajiban Warga Negara serta Negara
7) Geopolitik Indonesia
8) Geostrategi Indonesia
C. Rumpun Keilmuan
2. Landasan Hukum
a. UU 1945
(1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat,
yang memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang
kemerdekaannya.
(3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.”
18
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara.
19
maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil, kompeten dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
20
4. Motivasi: menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran
pengembangan kepribadian merupakan kebutuhan hidup untuk eksis
dalam masyarakat global.
_____________________________________________________________
Diskusi
21
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
22
Formulir 2
Hasil Disusi Kelompok
Bab : ........................................................................................................
Topik : ........................................................................................................
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
23
BAB II
NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
Deskripsi Singkat
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang negara dan sistem
pemerintahan dari berbagai aspek. Setelah Anda mempelajari secara
mendalam, diharapkan Anda dapat memahami dan menjelaskan tentang
latar belakang berdirinya negara, pengertian dan unsur negara, bentuk-
bentuk negara, sifat organisasi negara, fungsi negara, elemen kekuatan
negara, dan hubungan antara negara dan warga negara.
Pokok Bahasan
A. Latar belakang perlunya negara.
B. Pengertian dan teori negara.
C. Unsur-unsur negara.
D. Bentuk-bentuk negara.
E. Sifat organisasi negara.
F. Fungsi negara
G. Elemen kekuatan negara
H. Hubungan negara dan warga negara.
24
Bahan Bacaan
1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014. Civic Education di
Perguruan Tinggi Indonesia. Bandung: Alfabeta.
2. Assbiddiqie, Jimly. 2004. Kekuasaan Kehakiman di Masa Depart.
Makalah.
3. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Balai
Pustaka. Jakarta.
4. Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
5. Fokus Media. 2004. Undang-undang Kekuasaan Kehakiman dan
Mahkamah Agung. Fokus Media. Bandung.
6. Gea, A. A. dan A. P. Y. Wulandari. 2005. Relasi dengan Dunia Kerja
(Alam, Iptek, Kerja). Elex Media Komputindo. Jakarta.
7. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.
8. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, HakAsasi
Manusia, Masya-rakat Madani. UIN dan Prenada Media. Jakarta.
9. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
10.Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
11.Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Pradnya Paramita. Jakarta.
12.Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil, 2011. Empat Pilar Berbangsa
dan Bernegara. Jakarta: Rineka Cipta.
13.Mansur, Hamdan, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
14.Oepdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Balai
Pustaka. Jakarta.
15.Syarbaini, Svahrial (Editor). 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan
Pewarganegaraan (PKn). Sus- cadoswar, Dikti. Jakarta.
16.Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012.
Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta.
17.Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
18.Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Bumi Aksara.
25
Pertanyaan Kunci
1. Jekaskan faktor apa saja yang melatar belakang perlunya negara!
2. Jelaskan tiga teori negara dan apa esensi yang terkandung di
dalamnya!
3. Apa saja yang menjadi unsur dan sifat organisasi negara?
4. Bagaimana hubungan antara negara dan warga negara?
Tugas
Anda harus membaca secara mendalam bab ini dan menuangkan
pemahaman Anda pada lembar pemahaman yang telah disediakan serta
menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan dimulai.
26
melakukan kontrak sosial dengan cara memberikan suara kepada orang
yang dipilihnya guna melindungi kepentingan keseluruhan rakyat dalam
suatu negara.
27
B. Pengertian dan Teori Negara
Negara berasal dari kata State (lnggris), Staat (Belanda), dan Etat
(Prancis). State, Staat, dan Etat berasal dari bahasa latin Status atau Statum
yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-
sifat yang tegak dan tetap.
Kata status atau statum lazim diartikan sebagai standing atau station
(kedudukan). Istilah ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup
manusia, yang juga sama dengan istilah status civitatis atau status
republicae. Dari pengertian inilah kata status pada abad ke-16 dikaitkan
dengan kata negara.
28
3. Negara menurut Roger F. Soltau dalam buku Demokrasi, HAM, dan
Masyarakat Madani (2000) adalah alat (agency) atau wewenang
(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
bersama, atas nama masyarakat.
Menurut Kansil dan Christine S.T. kansil (2011:43), pidato Prof. Mr.
Dr. R. Soepomo dalam rapat Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPPK) pada tanggal 31 Mei 1945, mengemukakan tiga aliran
pikiran atau teori tentang pengertian negara, yaitu: (1) teori perseorangan
atau teori individualistik, (2) teori golongan atau teori kelas (class theory),
dan (3) teori persatuan.
Tokoh utama teori ini adalah Karl Marx (1818-1883), Friedrich Engeles
(1820-1895), dan Lenin (1870-1924). Teori golongan atau kelas ini
menganggap bahwa negara adalah alat dari suatu golongan (kelas) untuk
menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat menindas ekonomi
lemah. Kaum borjuis menindas kaum proletar (buruh). Marx menganjurkan
revolusi politik dari kaum buruh untuk merebut kekuasaan negara agar pada
suatu saat kaum buruh yang menindas kaum bojuis. Teori golongan (kelas)
29
ini banyak dipraktekan di negara-negara komunis dalam bentuk dictator
proletariat.
3. Teori Persatuan
C. Unsur-Unsur Negara
1. Penduduk
30
tersebut harus memiliki surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut. Dalam
perspektif sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu. Dengan demikian, penduduk adalah
kumpulan manusia yang tinggal di suatu wilayah (Negara, kota dan daerah)
yaitu dengan memiliki surat resmi untuk tinggal di wilayah tersebut.
Jadi, warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan
keterkaitan hukum dan peraturan yang ada dalam negara tersebut serta
diakui oleh negara, baik warga asli negara tersebut atau pun warga asing
dan negara tersebut memiliki ketentuan kepada siapa yang akan menjadi
warga negaranya.
2. Wilayah
Negara memiliki batas atau teritorial yang jelas atas darat, laut, dan
udara di atasnya. Wilayah merupakan tempat menetapnya rakyat dan
pemerintah suatu negara dalam menjalankan pemerintahannya. Wilayah
Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan
dua samudra yaitu samudra India dan Pasifik. Letak ini membuat Indonesia
berada pada posisi strategis yang menjadi jalur lalu lintas transportasi dunia.
Di wilayah udara, Indonesia berada pada posisi GSO (Ceo Stationery Orbit).
Posisi ini strategis untuk menempatkan satelit. Posisi silang ini
menguntungkan Indonesia karena terletak di wilayah bisnis (perdagangan)
dunia.
31
3. Pemerintah
32
jure, didasarkan atas negara mendapat hak-haknya di samping kewajiban
sebagai anggota keluarga bangsa sedunia.
D. Bentuk-Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan
33
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yaitu kepala daerah
diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengurus urusan
pemerintah di daerahnya masing-masing. Sistem ini dikenal dengan
istilah otonomi daerah atau swatantra. Sistem pemerintahan seperti
Malaysia dan Indonesia pasca Orde Baru dapat dikatakan mewakili
model ini.
34
2. Negara Serikat
a. Monarki
35
b. Oligarki
c. Demokrasi
36
1. Sifat Memaksa.
2. Sifat Monopoli
Sifat monopoli negara adalah suatu hak tunggal yang dilakukan oleh
negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan
tujuan bersama. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini negara
dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik
tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap
bertentangan dengan tujuan masyarakat dan dapat membahayakan
posisi suatu kekuasaan.
3. Sifat Totalitas
37
ayat 2 UUD 1945 berisi tentang kebebasan memilih agama. Hal itu
berarti, semua Warga Negara Indonesia berhak memilih agama dan
kepercayaannya masing-masing tanpa adanya paksaan.
F. Fungsi Negara
38
memilikimkedudukan yang sama di depan hukum. Keadilan berkaitan
dengan prinsip ketidakberpihakan (impartiality) yaitu prinsip perlakuan
yang sama didepan hukum bagi setiap anggota masyarakat. Hukum
yang Adil adalah bahwa semua warga negara berkedudukan sama
dimata hukum sehingga hukum dapat dijadikan sebagai alat untuk
membentuk masyarakat yang lebih baik, bermoral, berdisiplin dan
bekerja keras.
2. Teritorial Negara
Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri
atas darat, laut dan udara, letak geografis dan situasi negara tetangga.
Semakin luas dan strategis, maka negara tersebut akan semakin kuat.
39
4. Kapasitas Pertanian dan Industri
Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif,
negatif, dan poistif, yaitu:
40
2. Peran aktif, yaitu aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi)
serta mengambil bagian dalam kehidupan berngara, terutama dalam
memengaruhi keputusan publik.
41
d. Sistem politik adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.
42
5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga
perwakilan.Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
43
Secara teoretis, sistem politik di era modern terbagi ke dalam dua
kategori, yaitu sistem politik demokrasi dan sistem politik otoritarian
(nondemokrasi). Sistem politik nondemokrasi mencakup monarki absolut,
rezim militer, kediktatoran, rezim komunis, rezim otoritarian dan fasis.
_____________________________________________________________
Diskusi
Indonesia telah mengalami tiga orde, yaitu Orde Lama, Orde Baru, dan Orde
Reformasi. Setiap Orde memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Orde Lama di bawah pemerintahan Presiden Soekarno sebagai
orde peletak dasar kemerdekaan dan membangun sistem pemerintahan.
Pada orde ini bangsa Indonesia berkutat pada masalah politik sehingga
kemakmuran dan kesejahteraan sangat sulit direalisasikan.
Saat ini Indonesia tengah berada pada Orde Reformasi, tepatnya sejak 1998
yang lalu. Pada Orde Reformasi ini, Indonesia telah berganti presiden
sebanyak lima kali, namun pertumbuhan ekonomi cenderung melambat. Di
satu sisi Orde reformasi memberi ruang yang lebar untuk demokrasi dan
kebebasan, namun hal itu berimplikasi terhadap situasi politik yang tidak
stabil sehingga perekonomian berjalan lambat.
Bandingkan secara kritis oleh Anda ketiga orde tersebut, dan diskusikan
hasil analisis Anda dengan teman-teman yang lain !
44
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
45
Formulir 2
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
46
BAB III
IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA
Deskripsi Singkat
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang idemtitas nasional sebagai
karakter bangsa.Setelah Anda mempelajari secara mendalam, diharapkan
Anda dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian identitas
nasional, parameter identitas nasional, unsur-unsur pembentuk identitas
nasional, identitas nasional sebagai karakter bangsa, dan identitas nasional
Indonesia.
Pokok Bahasan
A. Pengertian identitas nasional.
Bahan Bacaan
1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014. Civic Education di Perguruan
Tinggi Indonesia. Bandung: Alfabeta.
47
2. Aryani I G N. Mencari Identitas Nasional.
3. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Balai
Pustaka. Jakarta.
4. Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
5. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.
6. Herlia Tati. 2004. Fenomena Kultur dan Politik Indonesia. Jurnal Dephan.
Jakarta.
7. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
8. Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
9. Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.
10.Lemhanas dan Dirjen Dikti. 1984. Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta:
Gramedia.
11.Mansur, Hamdan, dkk. 2002. Pendididikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
12.Ngeljaratan, Ishak. 2005. Ideologi Nasional versus Budaya Unggul.
Kompas.com, 3 Desember 2005.
13.Pengabean, Hana. 2005. Sensitivitas Antarbudaya, Perlukah Kita?
Himpsi. Jakarta.
14.Soekanto Surjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar, edisi 4. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
15.Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012.
Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta.
16.Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
17.Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pertanyaan Kunci
1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional dan berikan contohnya?
48
4. Jelaskan secara argumentatif hubungan antara identitas nasional dan
pembentukan karakter bangsa!
Tugas
Anda harus membaca secara mendalam bab ini dan menuangkan
pemahaman Anda pada lembar pemahaman yang telah disediakan serta
menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan dimulai.
Pada era globalisasi saat ini, sebuah negara memiliki tantangan besar
dalam rangka mempertahankan identitasnya dari serbuan politik, ekonomi,
sosial dan budaya asing yang tidak mungkin dibendung.Konsekuensi dari
semua itu, maka terjadi pergeseran nilai-nilai, ideologi, jati diri, bahkan sikap
mental yang kerapkali bertentangan dengan jati diri bangsa. Oleh karena itu,
agar suatu bangsa tetap dapat bertahan dalam menghadapi globalisasi,
bangsa yang bersangkutan harus mampu meletakan jati diri atau identitas
nasional sebagai bentuk kepribadian yang tercermin dalam kehiduoan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
49
Istilah identitas berasal dari bahasa Inggris “identity” yang menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti keadaan, ciri-ciri khusus suatu
benda/orang. Dalam kamus politik “identitas” berarti ciri-ciri atau keadaan
khusus seseorang atau jati diri. Sedangkan kata “nasional” dari akar kata
“nation” (Inggris), yang berarti bangsa yang tengah menegara atau
kebangsaan. Dalam kamus politik berasal dari kata “nation” (Latin), artinya
kelahiran, suku bangsa. Kata “nasional” berarti masyarakat yang sudah
berkembang sedemikian rupa, sehingga mempunyai kesamaan sejarah,
tradisi, kebudayaan, bahasa dan wilayah. Hal tersebut menimbulkan
kesadaran dan kesetiaan serta kemauan untuk hidup bersatu dalam suatua
negara yang merdeka (Dwiyatmi, 2012:79).
50
melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-menerus
berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Implikasinya bahwa identitas nasional merupakan sesuatu
yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional
dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat
Political unity merujuk pada bangsa dalam arti politik, yaitu bangsa-
negara. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut
untuk bernegara, namun saat ini negara yang relative homogeny yang
hanya terdiri dari satu bangsa tudak banyak terjadi. Negara baru perlu
menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya yang disebut
dengan identitas nasional.
51
Sesuatu yang terjadi dalam suatu masyarakat dan mencari ciri atau
identitas nasional biasanya mempunyai normatif sebagai berikut:
4. Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dari
tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul,
prestasi dalam bidang tertentu
52
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamiri. Indonesia dikenal bangsa dengan banyak suku bangsa, dan
menurut data statistic hampir mencapai 300 suku bangsa. Setiap suku
mempunyai adat istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda,
namun demikian beragam suku ini mampu mengintegrasikan dalam
suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan yaitu masyarakat yang
adil dan makmur.
2. Kebudayaan
3. Bahasa
53
komunikasi di antara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga
menempati posisi bahasa transaksi perdagangan internasional di
kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku
bangsa Indonesia dengan pedagang asing. Pada tahun 1928 Bahasa
Melayu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun
tersebut, bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Setelah kemerdekaan, bahasa
Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional.
4. Kondisi Geografis
Identitas nasional Indonesia pada saat ini terbentuk dari enam unsur
yaitu sejarah perkembangan bangsa Indonesia, kebudayaan bangsa
Indonesia, suku bangsa, agama, dan budaya unggul. Namun demikian,
unsur-unsur ini tidak statis dan akan berkembang sesuai dengan tujuan
bangsa Indonesia.
1. Unsur Sejarah
54
Tenggara. Kejayaan dalam bidang ekonomi bangsa Indonesia pada era
pemerintahan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, rakyat mengalami
kehidupan ekonomi yang sejahtera, sedangkan dalam bidang politik memiliki
kekuasaan negara hingga seluruh wilayah nusantara yang meliputi wiiayah
jajahan Belanda (sekarang wilayah NKRI) hingga wilayah negara Filipina,
Singapura, Malaysia, bahkan sebagian wilayah Thailand. Namun, kejayaan
ini mengalami keruntuhan akibat menghilangnya jiwa kebersamaan
(persatuan dan kesatuan) di antara bangsa dalam pemerintahan Majapahit
dan Sriwijaya tersebut.
55
pada masalah yang tersebut di atas, melainkan berlanjut pada perjuangan
meraih dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dari penjajah.
2. Kebudayaan
a. Akal Budi
Akal budi adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
dalam interaksinya antara sesama (horizontal) maupun antara
pimpinan.dengan staf, anak dengan orang tua (vertikal), atau sebaliknya.
Bentuk sikap dan perilaku sebagaimana yang tersebut di atas, adalah
hormat-menghormati antarsesama, sopan santun dalam sikap dan tutur
kata, dan hormat pada orang tua.
b. Peradaban (civility)
56
setia kawan, dan (5) Hankam adalah sistem keamanan lingkungan
(siskamling), sistem perang gerilya, dan teknologi kentongan dalam
memberikan informasi bahaya, dan sebagainya.
c. Pengetahuan (knowledge)
3. Budaya Unggul
4. Suku Bangsa
57
Jawa. Sisanya suku Makasar – Bugis (3,68 %), Batak (2,04 %), Bali (1,88
%), Aceh (1,4 %), dan suku-suku lainnya. Sedangkan suku bangsa atau
etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8 % tetapi menyebar ke seluruh wilayah
Indonesia dan mayoritas mereka bermukim diperkotaan.
5. Agama
6. Bahasa
58
ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia dalam
peristiwa Sumpah Pemuda sebagai Bahasa Persatuan Bangsa Indonesia.
59
sebagai bangsa. Menurut Weber dalam (Juliardi, 2014:42), cara terbaik
dalam memahami suatu masyarakat adalah dengan cara memahami
karakter (tingkah laku) anggotanya. Secara sosiologis, karakter salah
satunya terbentuk melalui identitas nasional yang dimiliki suatu bangsa. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa identitas nasional akan membentuk
karakter bangsa tersebut.
5. Toleransi keagamaan.
60
7. Konstitusi (Hukum dasar) negara, yaitu UUD 1945.
Diskusi
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi, seperti salah
satunya wayang kulit. Wayang kulit bukan saja kesenian miliknya orang
Jawa melainkan telah menjadi identitas nasional bangsa Indonesia. Namun
masalahnya, wayang kulit tidak terlalu diminati oleh anak-anak muda. Salah
satu hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (a) Generasi muda tidak faham
dengan cerita yang di bawakan oleh dalang, (b) Generasi muda tidak faham
dengan bahasa yang di gunakan dalanng, (c) Generasi muda merasa jenuh
atau bosan dikarenakan wayang kulit yang kurang terpadu dengan
kebudayaan modern, (d) Waktu pertunjukan wayang kulit yang lama, (e)
Generasi muda beranggapan wayang kulit merupakan kebudayaan yang
kuno, dan (f) Generasi muda kurang mengenal dan mengerti tentang wayang
kulit.
61
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
62
Formulir 2
Kelas : ............................................................................................
Program : ............................................................................................
Studi
Kelompok : ............................................................................................
Ketua : ............................................................................................
Anggota : 1. .........................................................................................
2. .........................................................................................
3. .........................................................................................
4. .........................................................................................
5. .........................................................................................
BAB IV
DEMOKRASI INDONESIA
63
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Deskripsi Singkat
Pada bab ini Anda akan mempelajari dan mendiskusikan tentang demokrasi
dan demokrasi di Indonesia dari berbagai aspek. Setelah Anda membaca
dan memahami secara mendalam diharapkan Anda dapat menjelaskan
tentang pengertian demokrasi dari berbagai aspek, prinsip-prinsip
demokrasi, manfaat demokrasi, nilai-nilai demokrasi, fase-fase demokrasi di
Indonesia, dan hubungan demokrasi dan pendidikan demokrasi secara utuh.
Pokok Bahasan
A. Pengertian demokrasi
B. Prinsip-prinsip demokrasi
C. Manfaat demokrasi
D. Nilai-nilai demokrasi
E. Demokrasi di Indonesia.
64
Bahan Bacaan
1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014. Civic Education di
Perguruan Tinggi Indonesia. Bandung: Alfabeta.
2. Beethan, O dan Kevin Boyle. 2000. Demokrasi: 80 Tanya
Jawab.Yogyakarta: Kanisius.
3. Bodenhamer David. J. 2001. Federalism and Democracy. Working
Paper. US Department of State. Washington D.C.
4. Darmodihardjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila (Suatu Tinjauan Filosofis,
Historis dan Yuridis Konstitusional). Surabaya: Usaha Nasional.
5. Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
6. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.
7. Herlia Tati. 2004. Fenomena Kultur dan Politik Indonesia. Jurnal
Dephan. Jakarta.
8. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi
Manusia, Masyarakat Madani. Jakarta: UIN dan Prenada Media.
9. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
10.Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
11.Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.
12.Melvin I. Urofsky. 2001. Principles of Democracy. Working Paper. US
Department of State. Washington D.C.
13.Syarbaini, Syahrial (Editor). 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Sus- cadoswar, Dikti. Jakarta.
14.Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012.
Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta.
15.Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16.Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pertanyaan Kunci
1. Jelaskan beberapa pengertian demokrasi dan apa esensi yang
terkendung di dalamnya?
2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip demokrasi yang berlau universal!
65
3. Apa saja manfaat demokrasi dan nilai-nailai apa yang terkandung di
dalamnya?
4. Jelaskan pentingnya pendidikan demokrasi bagi masyarakat secara
luas!
Tugas
Anda harus membaca secara mendalam bab ini dan menuangkan
pemahaman Anda pada lembar pemahaman yang telah disediakan serta
menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan dimulai.
A. Pengantar
Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat
dilepaskan dari telaahan tentang demokrasi dalam berbagai aspeknya.
Menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi (2013:34), ada dua alasan yang
menjadi latar belakang meluasnya demokrasi, yaitu: Pertama, hampir
semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang
fundamental dalam penyelenggaraan negara. Kedua, demokrasi sebagai
asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan
masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi
tertingginya.
66
suaranya secara langsung dalam memilih pimpinan daerah yaitu gubernur,
bupati/walikota, dan presiden. Pilihan terhadap pimpinan daerah dan negara
tersebut dilangsungkan dengan suasana LUBER (langsung, umum, bebas,
dan rahasia). Secara politik apa yang terjadi saat ini di Indonesia merupakan
loncatan besar dalam demokrasi dan politik, dan menempatkan Indonesia
sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
B. Pengertian
67
“Demokrasi adalah bentuk pemerintah rakyat, karena itu kekuasaan
pemerintahan melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan
merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur,
mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan
perkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah”
68
untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa
berhak memberikan suara.”
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi
2. Persamaan Politik
69
kesempatan sama berpatisipasi sesuai dengan kehendak dan
kemampuannya maka prinsip persamaan politik telah terpenuhi.
70
Sedangkan Robert A.Dahl mengemukakan tujuh prinsip negara yang
dikatakan demokrasi, yaitu:
6. Informasi alternatif
8. Kebebasan individu
9. Semangat kerjasama
D. Manfaat Demokrasi
Kehidupan masyarakat yang demokratis, di mana kekuasaan negara
berada di tangan rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan
adanya peran aktif masyarakat dapat memberikan manfaat bagi
71
perkembangan bangsa, negara, dan masyarakat. Manfaat demokrasi di
antaranya adalah sebagai berikut:
72
Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka
sebagai metode mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah
perbedaan dalam kehidupan sosial tidak dapat terwujud tanpa
kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hak-hak
sipil dan politis: hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak
berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan
perlindungan atas keselamatan diri. Negara-negara demokrasi dapat
diandalkan untuk melindungi hak-hak tersebut. Hak-hak itu
memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan
terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
E. Nilai-Nilai Demokrasi
73
tuntunan atau norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-
nilai dari demokrasi membutuhkan hal-hal berikut:
74
moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan
mencapai tujuan.
G. Demokrasi Di Indonesia
75
2. Demokrasi Terpimpin
76
nilai-nilai Pancasila, UUD. 1945, dan budaya bangsa. Penyebab
penyelewengan tersebut, selain terletak pada presiden, juga karena
kelemahan legislatif se- bagai partner dan pengontrol eksekutif, serta situasi
sosial politik yang tidak menentu saat itu.
77
penyimpangan yang dilakukan penguasa Orde Baru, khususnya yang
berkaitan dengan Demokrasi Pancasila yaitu:
78
dilakukan secara bertahap, karena memang reformasi berbeda dengan
revolusi .yang berkonotasi perubahan mendasar pada semua komponen
dalam suatu sistem politik yang cenderung menggunakan kekerasan.
Menurut Huntington (Chaedar, 1998), reformasi mengandung arti perubahan
yang mengarah pada persamaan politik negara, dan ekonomi yang lebih
merata, termasuk perluasan basis partisipasi politik rakyat. Pada reformasi di
negara kita sekarang ini, upaya meningkatkan partisipasi politik rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan salah satu
sasaran agenda reformasi.
79
memiliki caranya masing-masing dalam mewujudkan kesejahteraan.
Idealnya, antara demokrasi, stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dapat
berjalan seiring dan saling menguatkan. Tetapi pada tataran praksisnya hal
itu tidak mudah untuk diwujudkan, dan pada akhirnya harus ada pilihan
yang dianggap terbaik pada saat itu.
80
Sebagaimana telah dijelaskan, meski Orde Baru jatuh, Demokrasi PancasHa
tidak ikut jatuh. Hal ini disebabkan karena pemerintah era Reformasi tetap
menjalankan pemerintahannya dengan Demokrasi Pancasila.
81
sekolah memiliki parameter yang signifikan terhadap pembentukan
jiwa seseorang, seperti kelompok masyarakat, lembaga swadaya,
partai politik, pers, dan lain-lain.
82
Bangsa Indonesia saat ini pada era Reformasi, sedang belajar
menjunjung tinggi niiai-nilai demokrasi. Untuk mengembangkan sikap
demokrasi, maka proses pembelajaran dan pendidikan akan lebih efektif bila
dimulai darfdalam keluarga dan dalam dunia pendidikan formal.
Mengembangkan sikap demokrasi akan lebih baik dimulai dari usia balita
(bawah lima tahun) serta usia anak-anak sekolah (SD, SMP, dan SMU)
untuk mengawali proses belajar berdemokrasi. Berikut ini adalah panduan
yang dapat membantu orang tua menanamkan nilai-nilai demokrasi dalam
diri anak:
83
atau VCD, yang sesuai dengan usia mereka, untuk menghindari kesan
mendikte.
berikut:
84
5. Mengembangkan perasaan sehingga menjadi halus dan bisa
memahami .orang lain.
85
dan alamiah, sehingga tercipta siswa dan mahasiswa serta masyarakat yang
bertanggung jawab.
_____________________________________________________________
Diskusi
"Jangan pilih partai pendukung dana aspirasi. Bukan hanya dalam Pileg
2009, dalam Pilkada serentak 2015 ini pun jangan dipilih," ujar Sihol di
Jakarta, Kamis (25/6/2015).
Dana aspirasi sebesar Rp 20 miliar per anggota DPR setiap tahun dinilai
sebagai bentuk lain dari aksi perampokan terhadap uang rakyat demi
kepentingan partai dan pribadi semata.
Ia menduga, akan banyak anggota DPR yang terjerat kasus hukum karena
dana aspirasi.
Todung Mulya Lubis, aktivis antikorupsi dan ahli hukum menilai, dana
aspirasi rawan melahirkan koruptor baru.
Sikap Presiden Joko Widodo harus menolak dana aspirasi sudah tepat
dengan pertimbangan kondisi perekonomian yang tengah terpuruk.
86
Bagaimana pendapat Anda tentang hal tersebut?
87
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
88
Formulir 2
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
89
BAB V
Deskripsi Singkat
Dalam bab ini Anda akan mempelajari dan mendiskusikan tentang hak dan
kewajiban warga negara. Setelah Anda membaca dan memahami secara
mendalam diharapkan Anda dapat memahami dan menjelaskan tentang
pengertian, warga negara dan kewarganegaraan, asas kewarganegaraan,
masalah kewarganegaraan, syarat dan tata cara memperoleh
kewarganegaraan Indonesia, hak warga negara, dan karakteristik warga
negara yang bertanggung jawab.
Pokok Bahasan
A. Pengertian warga negara dan kewarganegaraan.
B. Asas kewarganegaraan.
C. Masalah kewarganegaraan
90
D. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
Bahan Bacaan
1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014. Civic Education di Perguruan
Tinggi Indonesia. Bandung: Alfabeta.
2. Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
3. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.
4. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi
Manusia, Masyarakat Madani. Jakarta: UIN dan Prenada
5. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
6. Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
7. Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.
8. Kusnardi, M. dan Bintan Saragih. 2000. Ilmu Negara. Gaya Media
Pratama. Jakarta.
9. Mansur, Hamdan, dkk. 2002. Pendididikan Kewarganegaraan. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
10.Muhammad, Mar'ie. 2005. Indonesia Menghadapi Abad XXI. Makalah
pada Forum llmiah ITB.
11.Syarbaini, Syahrial (Editor). 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan
Pewarganegaraan (PKn). Suscadoswar, Dikti. Jakarta.
12.Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012.
Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta.
13.Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
14.Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara.
91
Pertanyaan Kunci
1. Apa yang dimaksud dengan warga negara dan kewarganegaraan?
3. Apa saja syarat yang harus ditempuh bagi seseorang yang ingin
memiliki kewarganegaraan di Indonesia?
Tugas
Anda harus membaca secara mendalam bab ini dan menuangkan
pemahaman Anda pada lembar pemahaman yang telah disediakan serta
menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan dimulai.
92
Senada dengan itu, menurut Winarno (2013:32), Istilah warga negara
secara etimologis berasal masa Romawi yang pada waktu itu berbahasa
Latin, yaitu kata “civis” atau “civitas” yang berarti anggota atau warga dari
city-state. Selanjutnya kata ini dalam bahasa Prancis diistilahkan “citoyen”
yang bermakna warga dalam “cite” (kota) yang memiliki hak-hak terbatas.
Citoyen atau citizen dengan demikian bermakna warga atau penghuni kota.
93
UUKI 2006 (pasal 4, 5, dan 6), mereka yang dinyatakan sebagai warga
negara Indonesia antara lain:
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
warga negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara Indonesia dan ibu warga negara asing.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu warga negara Indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak memiliki kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu tiga ratus (300) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
warga negara Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara Indonesia.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
94
11. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
12. Anak yang lahir di luar wilayah Negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan
dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
95
sementara penduduk tidak perlu penetapan berdasarkan peraturan
perundang-undangan, hanya saja jika sudah bertempat tinggal di Indonesia,
seseorang itu sudah dianggap sebagai penduduk Indonesia. Artinya, warga
negara sudah pasti penduduk, sebaliknya penduduk belum tentu warga
negara.
B. Asas Kewarganegaraan
96
berhak mendapatkan perlindungan hukum dari negara, serta menerima hak
dan kewajibannya. Banyak contoh kasus tentang pentingnya status
kewarganegaraan seperti anak yang lahir dari perkawinan yang orang
tuanya berbeda kewarganegaraan, atau warga keturunan Tionghoa yang
lahir dan besar di Indonesia namun kesulitan mendapatkan
kewarganegaraan.
lus soli berasal dari bahasa latin; ius berarti hukum atau pedoman,
sedangkan soli dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah.
Jadi ius soli adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan
tempat atau daerah kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi
warga negara di mana ia dilahirkan.
Contoh Amerika Serikat adalah negara yang menerapkan asas Ius Soli
(asas kelahiran), jadi siapa pun yang lahir di Amerika Serikat akan
memiliki kewarganegaraan Amerika serikat tanpa melihat seseorang itu
berasal dari mana.
97
lus Sanguinis juga berasal dari bahasa latin, ius berarti hukum atau
pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah
atau keturunan. Jadi, ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang
berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang
mendapatkan kewarganegaraan suatu negara, apabila orang tuanya
adalah warga negara suatu negara.
98
b. Asas Perlindungan Maksimum
e. Asas Non-diskriminatif
Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal
yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin, serta harus menjamin, melin- dungi, dan
memuliakan HAM pada umumnya dan hak warga negara pada
khususnya.
Adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan
warga negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada
umumnya, dan hak warga negara pada khususnya.
g. Asas Keterbukaan
Adalah asas yang menentukan bahwa segala hal ikhwal yang ber-
hubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
h. Asas Publisitas
99
Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan
atau kehilangan kewarganegaraan Rl akan diumumkan dalam berita
negara Rl agar masyarakat mengetahuinya
100
3. Multipatride seseorang yang memiliki lebih dari dua status
kewarganegaraan, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di
perbatasan antara dua negara.
101
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Rl, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
102
j. Apabila tidak hadir dalam pemanggilan tanpa alasan yang sah, maka
Keputusan Presiden batal demi hukum
103
h. Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi,seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidup dan demi kesejahteraan umat manusia.
p. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.
r. Hak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
t. Hak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
x. Hak mendapatkan jaminan social bagi fakir miskin dan anak terlantar.
104
F. Kewajiban Warga Negara Indonesia
Kewajiban warga negara ini pada dasarnya adalah hak negara. Oleh
karena negara memiliki sifat memaksa dan mencakup semuanya, maka
negara memiliki hak untuk menuntut warga negara mentaati dan
melaksanakan hukum-hukum yang berlaku di negara tersebut.
105
c. Hak untuk dibela apabila ada ancaman terhadap negara.
106
1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab
Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun, ramah tamah, dan
melaksanakan semua tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Bersikap kritis
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta
yang valid (sah) serta argumentasi yang akurat.
4. Bersikap terbuka
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka,
sejauh masalah tersebut tidak bersifat rahasia.
5. Rasional
Sifat ini adalah pola sikap dan perilaku yang berdasarkan rasio atau
akal pikiran yang sehat.
6. Adil
7. Jujur
Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta
yang sah dan akurat.
107
1. Memiliki kemandirian.
Diskusi
Komponen Cadangan
108
dengan kegiatan sosial yang diatur oleh peraturan pemerintah sebagai
bentuk rekonsiliasi nasional. Wehrpflich tidak berlaku bagi anggota keluarga
yang mengalami operasi pada zaman rezim NAZI. NAZI, Hitler pernah
mewajibkan wajib militer bagi penduduk yang berusia 18 - 45 tahun
meskipun menurut Perjanjian Versailles (1919), Jerman dilarang
mengadakan wajib militer.
109
Cadangan (Komcad) adalah wajib bagi warga negara yang telah memenuhi
persyaratan. Pembinaan Komcad dilakukan oleh Menteri Pertahananberbeda
dengan Cadangan TNI/Bala Cadangan. Pembinaan Cadangan TNI/Bala
Cadangandilakukan oleh Panglima TNI.
Karena hakekat komponen Cadangan adalah salah satu wadah dan bentuk
keikutsertaan warga negara, seluruh sumber daya alam, sumber daya
buatan serta sarana dan prasarana nasional dalam usaha pertahanan
negara. Penyelenggaraan dan keberadaan komponen cadangan pertahanan
negara didasarkan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan
komponen cadangan dilaksanakan melalui pola pembentukan, pembinaan,
dan penggunaan yang dilakukan secara terpusat. Yang berfungsi sebagai
kekuatan pengganda komponen utama dalam bentuk komponen cadangan
matra darat, matra laut, dan matra udara yang selalu siap pada saat
dibutuhkan melalui mobilisasi
110
karier militer dengan sipil, seperti di Inggris. Teritorial Angkatan Darat,
pengalaman waktu menuntut tidak dialami oleh pasukan reguler, dan yang
memengaruhi ketersediaan dan durasi pelayanan. Melakukan latihan yang
melibatkan komponen cadangan itu mahal, memerlukan kompensasi atas
hilangnya upah, dan sulit untuk memanggil lalu demobilisasi, yang berarti
bahwa sebuah warga negara yang telah dijadikan komponen cadangan
mungkin enggan untuk bertempur sampai konflik diselesaikan. Hal ini
terutama berlaku dalam kasus para pensiunan. Pada awal Perang Dunia I,
keengganan dari berbagai antagonis untuk demobilisasi komponen
cadangan saat dipanggil, karena sulitnya remobilisasi, telah diadakan
sebagai salah satu penyebab mengapa tahap diplomatik meningkat begitu
cepat untuk perang.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Komponen_cadangan
111
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
112
Formulir 2
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
BAB VI
113
KONSTITUSI DAN RULE OF LAW
Deskripsi Singkat
Dalam bab ini Anda akan mempelajari dan mendiskusikan tentang konstitusi
rule of law dari berb agai aspek. Setelah Anda membaca dan memahami
secara mendalam diharapkan Anda dapat menjelaskan pengertian dan
definisi konstitusi dan rule of law, hakikat dan fungsi konstitusi, dinamkika
penerapan konstitusi, mekanisme pembuatan konstitusi, pengertian rule of
law, latar belakang rule of law, dan dinamika rule of law.
Pokok Bahasan
A. Pengertian dan definisi konstitusi dan rule of law.
B. Hakikat dan fungsi konstitusi.
C. Dinamika penerapan kontstitusi di Indonesia.
D. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi (UUD 1945), UU,
PERPU, PP, dan PERDA.
E. Pengertian rule of law.
F. Latar belakang dan fungsi rule of law.
114
G. Dinamika rule of law.
Bahan Bacaan
1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014. Civic Education di
Perguruan Tinggi Indonesia. Bandung: Alfabeta.
2. Asshiddiqie, Jimly. 2004. Kekuasaan Kehakiman di Masa Depan.
Malalah.
3. Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
4. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.
5. Herlia Tati. 2004. Fenomena Kultur dan Politik Indonesia. Jurnal
Dephan. Jakarta.
6. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi
Manusia, Masyarakat Madani. Jakarta: UIN dan Prenada Media.
7. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
8. Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
9. Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.
10.Kusnardi, M. dan Bintan Saragih. 2000. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya
Media Pratama..
11.Manan, Bagir. 2005. DPR, DPD, dan MPR dalam UUD1945 Baru.
Yogyakarta: UN Press.
12.Oesman O., dan Alfian. 1993. Pancasila Sebagai Ideologi. BP-7 Pusat.
Jakarta.
13.Syarbaini, Syahrial (Editor). 2005. Mater/ Perkuliahan Pendidikan
Pewarganegaraan (PKn). Suscadoswar, Dikti. Jakarta.
14.Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012.
Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta.
15.Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
16.Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pertanyaan Kunci
115
1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi dan rule of law?
2. Bagaimana dinamika penerapan kostitusi di Indonesia?
3. Apa hakikat dan fungsi rule of law?
4. Bagaimana dinamika rule of law di Indonesia?
Tugas
Anda harus membaca secara mendalam bab ini dan menuangkan
pemahaman Anda pada lembar pemahaman yang telah disediakan serta
menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan dimulai
116
perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu suatu
paham yang menghendaki adanya pembatasan terhadap kekuasaan
pemerintahan di satu pihak, dan jaminan terhadap hak-hak warga negara
maupun setiap penduduk di pihak lain.
117
1. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat
sebagai suatu kenyataan (mengandung arti politis dan
sosiologis).
118
1. Hakikat Isi Konstitusi (UUD)
Suatu negara tidak akan dapat berjalan dengan baik jika tidak
terdapat konstitusi di dalamnya. Konstitusi digunakan sebagai “rambu-
rambu” untuk menetapkan serta melaksanakan politik dan strstegi nasional
sebuah negara.
Pada hakikatnya konstitusi (UUD) itu berisi tiga hal pokok, yaitu:
119
2. Pembagian kekuasan antara pemerintah pusat atau federal dengan
pemerintahan daerah atau negara bagian.
b. Hak dan Kewajiban Warga Negara, Hak dan Kewajiban Negara, dan
Hubungan Keduanya
Ketentuan pada butir b di atas, ditujukan untuk memberi jaminan yang
pasti kepada warga negara dan negara sehingga kehidupan tata negara
dapat berjalan tertib dan damai, dan untuk menghindari adanya
pelanggaran oleh pihak-pihak yang memegang kekuasaan. (Hak dan
kewajiban warga negara dan negara) dapat dilihat pada uraian bab hak
dan kewajiban warga negara).
120
b. Tata aturan dalam hubungan negara dengan warga negara serta
dengan negara lain.
121
waktu tertentu. Perubahan tersebut secara sistematis dapat dikemukakan
sebagai berikut:
122
3. UUDS, Berlaku 17 Agustus 1950 Sampai 5 Jul! 1959
123
Dalam kurun waktu 1959-1999, penyelenggaraan pemerintahan nega-
ra terklasifikasi dalam dua kurun waktu, yaitu kurun waktu 1959-1967 yang
dikenal dengan istilah Orde Lama (ORLA) dan kurun waktu 1967-1998 yang
dikenal dengan istilah Orde Baru (ORBA). Pada kurun waktu yang pertama,
pemerintahan negara dipimpin oleh Presiden Soekarno dan pada kurun
waktu yang kedua di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
124
Hal-hal yang terjadi dalam Pelaksanaan UUD 1945 kurun waktu tahun
1967 -1998 ini dapat diklasifikasi dalam 4 bagian, yaitu :
a. Bubarkan PKI.
125
b. Bersihkan Kabinet dari unsur-unsur PKI.
126
Pelaksanaan Sidang Istimewa diadakan atas permintaan DPR yang
menganggap Presiden pada waktu itu telah sungguh-sungguh
melanggar UUO 1945. Hasil Sidang Istimewa tersebut adalah:
127
2) MPR yang terdiri atas seluruh anggota DPR, Utusan daerah dan
golongan-golongan mengadakan Sidang Umum sekali dalam 5 tahun.
128
6. UUD 1945 Amandemen 1999, Berlaku pada Tahun 1999 Sampai
Sekarang
Dalam penerapan konstitusi (UUD1945) amandemen, sistem
pemerintahan negara mengalami perubahan sangat signifikan dengan
penerapan sistem pemerintahan pada konstitusi (UUD 1945)
praamandemen.
Delapan pasal tentang hak dan kewajiban presiden dan wakil presiden
serta hak legislatif.
129
Tambahan dan perubahan lima bab 25 pasal mengenai otonomi daerah,
DPR, wilayah negara, kewarganegaraan, hak dasar (HAM), pertahanan
dan keamanan, serta perlengkapan negara.
130
Presiden, mata uang, bank sentral, kekuasaan kehakiman, pendidikan
dan kebudayaan, perekonomian nasi- onal dan kesejahteraan sosial,
fakir miskin dan anak terlantar, perubahan konstitusi, aturan peralihan
serta aturan tambahan.
131
1) Pencabutan ketatapan MPR tentang Referendum (dengan Tap.
Nomor VHI/MPR/1998).
132
b. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD) 1945.
133
4) Pimpinan Komisi membentuk panitia khusus (pansus) untuk
membahas RUU usulan pemerintah atau usulan inisiatif DPR Rl.
1) Komisi mengajukan usul inisiatif RUU kepada Badan Legislasi DPR Rl.
2) Badan Legislasi DPR Rl mengirimkan RUU kepada pemerintah untuk
dibahas dan selanjutnya dikembalikan lagi kepada pimpinan DPR Rl.
3) Pimpinan DPR Rl mengirimkan RUU tersebut kepada komisi. yang
terkait.
4) Pimpinan Komisi membentuk panitia khusus (pansus) untuk
membahas RUU usulan pemerintah atau usulan inisiatif DPR Rl.
5) Panitia khusus mengadakan rapat dengar pendapat (hearing) dengan
elemen-elemen yang meliputi, pemerintah, profesional, pengusaha,
partai politik, LSM, ormas, OKP, tokoh masyarakat, dan unsur lain
yang terkait.
6) Pimpinan DPR Rl mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan
pandangan urn urn dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan
RUU menjadi UU.
134
e. Mekanisme Pembuatan PERDA
135
1) Undang-Undang Dasar 1945.
3) Undang-undang.
Banyak peristiwa pada saat ini yang menjadi dasar perlunya rule of
law atau penegakan hukum. Indonesia pada saat ini, mengalami
permasalahan yang besar dalam hal illegal logging atau pencurian kayu dan
hasil hutan. Pencurian hasil hutan ini mengakibatkan kerugian negara lebih
Rp 100 triliun dalam empat tahun terakhir. Mengapa hal ini terjadi?
Lemahnya penegakan hukum menjadi jawabannya. Hutan memang dalam
wewenang Departemen Kehutanan, namun luasnya hutan tidak mungkin
ditangani departemen ini sendiri, dibutuhkan bantuan kepolisian, bahkan TNI.
Pencuri hasil hutan ini juga tidak jera, karena hukuman yang ringan, atau
sulitnya mencari bukti. Dalam hal ini peranan kejaksaan; dan lembaga
peradilan menjadi penting.
136
negara berdasar hukum (konstitusi) dan demokrasi. Kehadiran rule of law
boleh disebut sebagai reaksi dan koreksi terhadap negara absolut
(kekuasaan .di tangan penguasa) yang telah berkembang sebelumnya.
Rule of law tidak saja hanya memiliki sistem peradilan yang sempurna
di atas kertas belaka, akan tetapi ada tidaknya rule of law di dalam suatu
negara ditentukan oleh "kenyataan," apakah rakyatnya benar-benar dapat
menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil dan baik dari sesama
warga negaranya, maupun dari pemerintahannya, sehingga inti dari rule of
law adanya jaminan keadiian yang dirasakari oleh masyarakat/bangsa. Rule
of law merupakan suatu legalisme yang mengandung gagasan bahwa
keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad
ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. la lahir
sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran
137
parlemen dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap
negara absolut yang berkembang sebelumnya. Rule of law merupakan
konsep tentang common law, di mana segenap lapisan masyarakat dan
negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi
hukum yang dibangun di atas prinsip keadiian dan egalitarian. Rule of law
adalah rule by the law dan bukan rule by the man. la lahir mengambil alih
dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat, dan kerajaan, menggeser
negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi yang pada gilirannya
melahirkan doktrin rule of law.
Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakatnya, khususnya keadilan sosial. Pembukaan UUD 1945 memuat
prinsip-prinsip rule of law, yangpada hakikatnya merupakan jaminan secara
formal terhadap rasa keadilan bagi rakyat Indonesia. Dengan kata lain,
pembukaan UUD 1945 memberi jaminan adanya rule of law dan sekaligus
rule of justice. Prinsip-prinsip rule of law di dalam pembukaan UUD 1945
bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggara negara, karena pembukaan
UUD 1945 merupakan pokok kaidah fundamental Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
138
penyelenggara negara/ pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah,
yang berkaitan dengan jaminan atas rasa keadilan, terutama keadilan sosial.
139
Hartono, 1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law
merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan
mempunyai akar budayanya yang khas pula. Rule of law ini juga merupakan
legalisme, suatu aliran pemikiran hukum yang di dalamnya terkandung
wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat, dan
negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu dan memiliki
struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut mengandung gagasan
bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan
prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan
otonom. Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan rule of law telah banyak dihasilkan di negara kita, namun
implementasi/ penegakannya belum mencapai hasil yang optimal, sehingga
rasa keadilan sebagai perwu judan pelaksanaan rule of law belum dirasakan
sebagian besar masyarakat.
1. Kepolisian.
2. Kejaksaan.
4. Badan Peradilan:
a. Mahkamah Agung.
b. Mahkamah Konstitusi.
c. Pengadilan Negeri.
d. Pengadilan Tinggi.
1. Kepolisian
a. Fungsi kepolisian
140
Fungsi kepolisian adalah memelihara keamanan dalam negeri yang
meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
2) Menegakkan hukum.
c. Wewenang Kepolisian
141
2) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
2. Kejaksaan
a. Melakukan penuntutan.
142
3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
b. Wewenang KPK
143
Artinya tindakan korupsi baru bisa dinyatakan melawan hukum jika
memenuhi kaidah delik formal.
4. Badan Peradilan
144
peradilan terhadap tindak korupsi, terorisme, narkotika/psikotropika,
pencucian uang, dan selanjutnya, tindak pidana.
Diskusi
Ajaran trias Politica berarti ada tiga kekuasaan atau tiga badan dalam suatu
negara itu, yaitu Legislatif (pembuat Undang-undang), Eksekutif (pelaksana
undang-undang) dan Yudikatif (pengawas pelaksanaan undang-undang).
Dan begitu juga Indonesia, konsekuensi logis karena Indonesia
menggunakan sistem pemerintahan presidensil menurut ajaran Trias Politica
maka Indonesia pun mempunyai ketiga kekuasaan tersebut. Legislatif, yaitu :
MPR (DPR dan DPD), Eksekutif (Presiden, Wakil Presiden dan Para
Menteri) dan Yudikatif (MA dan MK).
145
Presiden bukan lagi sebagai mandataris MPR. Berdasarkan UUD 1945 hasil
amandemen, Pasal 1 (2), kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilaksanskan menurut Undang-undang Dasar. Struktur seperti ini memang
sangat cocok dan terlihat pas untuk negara kita yang secara bangga
mengatakan sebagai sebuah negara demokrasi. Tapi di sisi lain dengan
struktur yang ada seperti sekarang ini belum jelas bagaimana
pertanggungjawaban Presiden. Bila dulu (sebelum amandemen), Presiden
bertanggungjawab kepada MPR melalu sidang setiap tahunnya, setiap
tanggal 17 Agustus, melalui pidato pertanggungjawaban. Tapi sekarang
setelah dilakukannya amandemen, belum jelas bagaimana cara
pertanggungjawaban seorang Presiden sebagai seorang penyelenggara
pemerintahan dan sebagai seorang kepala negara. Bila kita menggunakan
sebuah logika, maka bila dulu sesuai konstitusi kedaulatan berada di tangan
MPR dan kemudian Presiden bertanggung jawab kepada MPR. Maka
dengan kondisi sekarang ketika UUD 1945 menyebutkan bahwa kedaulatan
sekarang berada di tangan rakyat, jadi secara mudahnya kita bisa
mengatakan Presiden harus bertanggung jawab kepada rakyat. Tapi, bila
logika ini kita lakukan sepenuhnya, akan terjadi suatu kerancuan, kepada
rakyat mana presiden bertanggung jawab? Dengan cara apa? Forum apa?
146
Presiden bertanggung jawab secara formal kepada MPR, dalam bentuk
sebuah pertanggungjawaban secara tertulis maupun lisan.
Sumber: http://noorzandhislife.blogspot.com/2011/04/struktur-
ketatanegaraan-di-indonesia.html
147
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
148
Formulir 2
Hasil Disusi Kelompok
Bab : ........................................................................................................
Topik : ........................................................................................................
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
BAB VII
149
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian hak asasi manusia (HAM).
2. Menjelaskan dan memahami tujuan hak asasi manusia (HAM).
3. Menjelaskan dan memahami perkembangan pemikiran HAM.
4. Memahami dan menjelaskan HAM pada Tatanan Global dan di
Indonesia
5. Memehami dan menjelaskan HAM di Indonesia: Permasalahan dan
Penegakannya.
6. Memahami dan menjelaskan lembaga penegak HAM.
Deskripsi Singkat
Dalam bab ini Anda akan mempelajari dan mendiskusikan tentang Hak Asasi
Manusia (HAM) dari berbagai aspek. Setelah Anda membaca dan
memahami secara mendalam diharapkan Anda dapat menjelaskan
pengertian hak asasi manusia, tujuan hak asasi manusia, perkembangan
pemikiran HAM, HAM pada tataran global dan di Indonesia, dan lembaga
penegak HAM.
Pokok Bahasan
A. Pengertian hak asasi manusia (HAM).
B. Tujuan hak asasi manusia (HAM).
C. Perkembangan pemikiran HAM.
D. HAM pada Tatanan Global dan di Indonesia
E. HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakannya.
F. Lembaga penegak HAM.
Bahan Bacaan
1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfiroh, 2014. Civic Education di
Perguruan Tinggi Indonesia. Bandung: Alfabeta.
150
2. Assbiddiqie, Jimly. 2004. Kekuasaan Kehakiman di Masa Depan.
Makalah.
3. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Jakarta:
Balai Pustaka.
4. Dwiyatmi, Sri Harini, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
5. Fokus Media. 2004. Undang-undang Kekuasaan Kehakiman dan
Mahkamah Agung. Bandung: Fokus Media.
6. Gea, A. A. dan A. P. Y. Wulandari. 2005. Relasi dengan Dunia Kerja
(Alam, Iptek, Kerja). Jakarta: Elex Media Komputindo.
7. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Interes Media Foundation.
8. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, HakAsasi
Manusia, Masya-rakat Madani. Jakarta: UIN dan Prenada Media.
9. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
10.Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Keawrganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
11.Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.
12.Mansur, Hamdan, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
13.Oepdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Jakarta:
Balai Pustaka.
14.Syarbaini, Svahrial (Editor). 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan
Pewarganegaraan (PKn). Sus- cadoswar, Dikti. Jakarta.
15.Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan Efi Miftah Faridli, 2012.
Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa. Bandung:
Alfabeta.
16.Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
17.Winarno, 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pertanyaan Kunci
1. Jelaskan salah satu pengertian hak asasi manusia dan apa yang
terkandung di dalamnya?
151
2. Sebutkan dan jelaskan tujuan dari HAM ?
3. Bagaimana perkembangan pemikiran HAM di dunia?
4. Bagaimana dinamika HAM secara global dan di Indonesia?
Tugas
Anda harus membaca secara mendalam bab ini dan menuangkan
pemahaman Anda pada lembar pemahaman yang telah disediakan serta
menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan dimulai.
152
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa; bukan pemberian manusia atau
lembaga kekuasaan.
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi, HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, pandangan politik, atau asal-usul sosial bangsa.
153
c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM (Mansour Fakih, 2003).
1. Inheren atau kodrati, artinya HAM tidak perlu diberikan, dibeli atau
diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis yang
diberikan oleh Tuhan YME (yang telah dianugrahkan sejak manusia
masih dalam kandungan).
154
Ruang lingkup HAM meliputi: (1) hak sosial politik (hak alamiah), yang
dibawa oleh manusia sejak ia dilahirkan, contohnya: hak hidup, hak milik,
dan hak untuk mengusahakan kebahagiaan, (2) hak sosial ekonomi-sosial
budaya, yaitu hak yang diperoleh manusia dari masyarakatnya, contohnya
hak mendapatkan pekerjaan, hak menerima upah yang layak, hak berserikat/
berorganisasi, hak mengemukakan pendapat (lisan dan tertulis), hak
mendapatka pendidikan, dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan. Hak-
hak ini bersifat nonuniversal.
155
1. Perkembangan HAM di Dunia.
1) Rakyat Inggris menuntut kepada raja agar berlaku adit kepada rakyat.
4) Menuntut raja untuk segera menegakkan hak dan keadilan bagi rakyat.
156
(equality before the law), sehingga tercapai kebebasan. Implikasi adanya
tuntutan ini memberi inspirasi kepada para ahli untuk menciptakan teori yang
berkenaan dengan kesamaan hak yang diperjuangkan di atas. Para ahli
yang mengemukakan teori tersebut adalah, J.J. Rousseu dalam teori Kontrak
Sosial (Social Contract theory), Montesque dengan teori Trias Politica, John
Locke dengan teori Hukum Kodrati, dan F. D. Roosevelt dengan teori Lima
Kebebasan Dasar Manusia yang dicanangkannya.
2) Hak milik dianggap suci dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun.
157
Piagam PBB lahir pada tanggal 12 Desember 1948, di Jenewa yang
merupakan usul serta kesepakatan seluruh anggota PBB. Isi Pembukaan
Piagam Declarations Of Human Rights, PBB yang mencakup 20 hak yang
diperoleh seperti hak hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi, hak katas
benda, dan lain-lain.
4) Memajukan masyarakat dan tingkat hidup yang lebih baik dalam suasana
kebebasan yang lebih leluasa.
f. PiagamAtlantrc Charter
158
2) Freedom of religion (bebas memeluk agama).
Secara garis besar menurut Prof. Dr. Bagir Manan, dalam bukunya
Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia (2001),
membagi perkembangan pemikiran HAM dalam dua periode, yaitu periode
sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan periode setelah kemerdekaan
(1945-sekarang).
159
b. Hak untuk mengeluarkan pendapat
1) Periode 1945 – 1950. Pemikiran HAM pada periode ini menekankan pada
hak-hak mengenai:
160
3) Periode 1959-1966. Pada periode ini pemikiran HAM tidak mendapat
ruang kebebasan dari pemerintah atau dengan kata lain pemerintah
melakukan pemasungan HAM, yaitu hak sipil, seperti hak untuk
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Sikap
pemerintah bersifat restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan)
terhadap hak sipil dan hak politik warga negara. Salah satu penyebabnya
adalah karena periode ini sistem pemerintahan parlementer berubah
menjadi sistem demokrasi terpimpin.
Ketiga, kurun waktu 1990-an, pemikiran HAM tidak bersifat wacana saja
melainkan sudah dibentuk lembaga penegakan HAM, seperti Komnas
HAM berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993, tanggal 7 Juni 1993.
Selain itu, pemerintah memberikan kebebasan yang sangat besar
menurut UUD 1945 amandemen, Piagam PBB, dan Piagam Mukadimah.
161
D. HAM Pada Tatanan Global dan Di Indonesia
162
Respons terhadap permasalahan hak asasi manusia pembangunan
meng- hasilkan konsep yang dibidani oleh sebuah komisi PBB yang
dipimpin oleh Eleanor Roosevelt (10 Desember 1948) dan secara resmi
disebut "Universal Declaration of Human Rights." Di dalamnya
menjelaskan tentang hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan
kebudayaan yang dinikmati manusia di dunia yang mendorong
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia. Pada tahun 1957, konsep
HAM tersebut dilengkapi dengan tiga perjanjian, yaitu: (1) Hak ekonomi
sosial dan budaya, (2) Perjanjian internasional tentang hak sipil dan
poilitik, (3) Protokol opsional bagi perjanjian hak sipil dan politik
internasional. Pada sidang umum PBB tanggal 16 Desember 1966 ketiga
dokumen tersebut diterima dan saat ini sekitar 100 negara dan bangsa
telah meratifikasinya.
d. Hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut
hukum.
163
k. Hak untuk mendapatkan jaminan hukum.
p. Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.
c. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukum yang kejam,
tak berperikemanusiaan maupun merendahkan derajat manusia.
164
j. Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik.
l. Hak bergerak.
t. Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan hak atas akses
yang sama terhadap pelayanan masyarakat.
f. Hak atas standar hidup yang pantas di bidang kesehatan dan kes-
ejahteraan.
165
Sementara itu HAM di Indonesia dinyatakan dalam UUD 1945
(amandemen l-IV UUD 1945) yang memuat hak asasi manusia yang terdiri
atas:
a. Hak hidup.
i. Hak wanita.
j. Hak anak.
166
politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam penerapan, pemantauan,
maupun dalam pelaksanaannya (Wirayuda, 2005). Sesuai dengan Pasal 1
(3), Pasal 55 dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM
harus diIakukan melalui suatu konsep kerja sama internasional yang
berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan
antarnegara serta hukum intemasional yang berlaku.
167
5. Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum
maupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi
manusia.
168
16. Peningkatan fungsi intelijen agar aktivitas terorisme dapat dicegah
pada tahap yang sangat dini, serta meningkatkan berbagai operasi
keamanan dan ketertiban.
a. Komnas HAM
169
pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi
manusia.
170
a. Penyebarluasan wawasan mengenai hak asasi manusia kepada
masyarakat Indonesia.
171
bilamana dalam perkara tersebut terdapat pelanggaran hak asasi
manusia dalam masalah publik dan acara pemeriksaan oleh
pengadilan yang kemudian pendapat Komnas HAM tersebut wajib
diberitahukan oleh hakim kepada para pihak.
b. Pengadilan HAM
c. Partisipasi Masyarakat
172
Partisipasi masyarakat dalam penegakan HAM diatur dalam Pasal
100- 103 UU tentang HAM. Partisipasi masyarakat dapat berbentuk sebagai
berikut:
173
Pengajaran HAM sejak dini dilaksanakan tidak hanya bertujuan
sebagai pengetahuan (knowledge) tentang HAM tetapi juga
mengembangkan sikap (attitude) dan keterampilan (skills).
174
Dari hasil penelitian tersebut, tergambar bentuk pendidikan HAM di
masa mendatang. Pendidikan diselenggarakan sejak dini sampai perguruan
tinggi. Penyampaian materi HAM dilakukan dengan metode diskusi dan
permainan, dan tujuan pembelajaran tidak hanya pengetahuan, tetapi
mengubah sikap dan meningkatkan keterampilan di bidang HAM. Materi
HAM untuk tingkat anak-anak diutamakan tentang hak anak, hak perempuan
dan minoritas, sedangkan untuk mahasiswa dan masyarakat pada umumnya
meliputi konsep HAM, hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial dan budaya,
masalah diskriminasi, dan anti penyiksaan.
Diskusi
Salah satu yang turut mengangkat pemberitaan bocah malang itu adalah
Coconut.co. Portal berita dari Bangkok itu memuat artikel berjudul
'Angeline's body found dead and buried in backyard'.
Selain itu, aksi damai demi mengenang bocah yang ditemukan tewas di
Sanur, Bali itu juga diangkat oleh media besutan Byron Perry.
175
Sementara media Thai PBS dan Asean Headline memampang artikel terkait
bocah Angeline dengan judul 'Bali police arrest six after missing schoolgirl
found murdered'. Beberapa foto dari lokasi ditemukannya anak perempuan
berusia 8 tahun itu juga diposting oleh European Pressphoto Agency (EPA).
176
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
177
Formulir 2
Hasil Disusi Kelompok
Bab : ........................................................................................................
Topik : ........................................................................................................
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
178
BAB VIII
WAWASAN NUSANTARA
Deskripsi Singkat
Dalam bab ini Anda akan mempelajari dan mendiskusikan tentang wawasan
nusantara dari berbagai aspek. Setelah Anda membaca dan memahami
secara mendalam diharapkan Anda dapat menjelaskan tentang pengertian
dan latar belakang pemikiran wawasan nasional; membedakan kedudukan,
fungsi, dan tujuan wawasan nasional; menjelaskan kedudukan wawasan
nusantara; menjelaskan konsep negara kesatuan. Selanjutnya Anda dapat
memahami dan menjelaskan konsep wilayah daratan; wilayah maritim;
179
wilayah udara. pada akhir bab akan didiskusikan mengenai implementasi
wawasan nusantara pada konteks global, baik aspek-aspek positif maupun
aspek-aspek negatif. wawasan nusantara dalam kehidupan politik, ekonomi,
sosial, dan hankam.
Pokok Bahasan
Bahan Bacaan
3. Herlia Tati. 2004. Fenomena Kultur dan Politik Indonesia. Jakarta : Jurnal
Dephan.
180
5. Kansil dan Kansil. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita.
Pertanyaan Kunci
Tugas
Anda harus membaca isi Bab 7 dan menuliskan pemahaman Anda pada
Formulir 1 serta menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan
dimulai.
181
A. Dasar Pemikiran Wawasan Nasional
1. Falsafah Pancasila
182
3. Aspek Sosial Budaya
Menurut ahli antropologi, tidak mungkin ada masyarakat kalau tidak ada
kebudayaan, dan sebaliknya. Kebudayaan hanya mungkin ada di dalam
masyarakat. Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-
masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan.Oleh
karena itu, tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi
antargolongan masyarakat mengandung potensi konflik yang besar,
terlebih lagi kasadaran nasional masyarakat masih relatif rendah dan
jumlah masyarakat yang terdidik relatif terbatas.
4. Aspek Historis
183
Wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional.
184
dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan
penghayatan Wawasan Nusantara.
185
1. Terganggunya ketertiban dan keamanan nasional.
186
merupakan geostrategi nasional untuk mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditegaskan dalam Wawasan Nusantara. Untuk itu, ketahanan
nasional perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan dengan berpedoman
pada Wawasan Nusantara.
187
4. Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Sebagai faktor
eksistensi suatu negara, wilayah nasional perlu ditentukan batas-
batasnya agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Mengenai
batas negara, UUD 1945 tidak menjelaskan secara jelas tentang batas
negara, melainkan hanya menyebut "seluruh tumpah darah Indonesia"
(Pembukaan UUD 45) dan Pasal 18 UUD 1945 menyebutkan
"pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil." Namun
demikian, mengenai batas negara Rl dan tantangannya dapat diketahui
dalam uraian berikut:
188
Soekarno menyatakan dalam pidatonya, sebagai berikut:
" ... orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dipisahkan
rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya. Tempat itu yaitu tanah
air. Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah SWT membuat peta
dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita dapat
menunjukkan di mana "kesatuan-kesatuan" itu. Seorang anak kecil
pun, jikalau ia melihat dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan
Indonesia merupakan satu kesatuan...." (Setneg Rl, tt. 66). Mengapa
batas negara tidak masuk dalam UUD 1945? Menu rut ketua PPKI, Ir.
Soekarno, bahwa dalam UUD modern, daerah (wilayah) tidak masuk
dalam UUD (Setneg Rl, tt. 347).
189
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada
garis pasang surut air terendah (low water line), tetapi pada
sistem penarikan garis lurus (straight baseline) yang diukur dari
garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari
pulau-pulau atau bagian pulau yang termasuk ke dalam wilayah
negara Rl (point to point theory).
2. Penentuan lebar laut wilayah dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
Deklarasi ini pada hakikatnya adalah menerapkan asas
archipelago atau asas nusantara. Di dalam deklarasi ini terkan-
dung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu keutuhan
wilayah negara di lautan.
190
a. Negara ASEAN termasuk Australia dan kini Timor Leste.
191
dalam empat kawasan benua (Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan
Rusia India, dan Eroapa Afrika) dan masing-masing dipimpin oleh satu
bangsa. Teori ruang dan teori kekuatan merupakan hasil penelitiannya,
serta dikenal pula sebagai teori pan regional. Isi teori pan regional
antara lain:
2. Autarki (swasembada).
3. Dunia dibagi empat Pan Region yaitu: Pan Amerika, Pan Asia
Timur, Pan Rusia India, dan Pan Eropa Afrika.
4. Sir Walter Raleigh (1554-1618) asal Inggris dan Alfred T. Mahan asal
Amerika Serikat (1840-1914) dengan Teori Kekuatan Maritim. Masing-
192
masing kedua pemikir tersebut; Sir W. Raleigh mengatakan, "Siapa
yang menguasai laut akan menguasai perdagangan dunia dan
akhirnya akan menguasai dunia." Sedangkan Alfred T. Mahan
mengatakan, "Laut untuk kehidupan, sumber daya alam (SDA)
banyak terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada laut yang
kuat untuk menjaganya." Dia juga mengatakan bahwa perlu juga
memerhatikan masalah akses ke laut dan jumlah penduduk karena
faktor ini juga memungkinkan kemampuan industri untuk kemandirian
suatu bangsa dan negara. Berdasarkan hal itu, muncul konsep
Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa yang
menguasai laut akan menguasayai kekayaan dunia.
5. Giulio Douhet (1869-1930) asal Italia dan William Mitchel asal Amerika
Serikat (1879-1936) mempunyai pendapat lain dibandingkan dengan
para pendahulunya. Mereka melihat kekuatan dirgantara lebih
berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk
keduanya berkesimpulan, bahwa membangun armada atau angkatan
udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan
lain. Disamping itu angkatan udara dapat menghancurkan musuh di
kandang musuh atau garis belakang medan peperangan. Berdasarkan
ini muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di
udara.
193
c. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar
pengaruhnya dalam percaturan politik dunia daripada daerah jan-
tung.
e. Bangsa Indonesia.
Jika dilihat dari pemikiran para ahli diatas dapat disimpulkan, bahwa
pada masa ini geopolitik diidentikan dengan “keharusan” melakukan
ekspansi (perluasan wilayah) agar sebuah Negara tetap survive dan berjaya.
Kemugkinan besar teori inilah yang kemudian melahirkan Perang Dunia II
melibatkan Negara-negara besar yang memiliki keinginan menguasai
Negara-negara kecil.
194
4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa, kemudian melahirkan kon-
sepsi geostrategi.
195
1. Batas Ruang Lingkup
a. Nusantara.
1. Nusantara
2. Manunggal
Seperti telah diuraikan di atas, tampak jelas sifat dan ciri pokok,
yaitu sebagai kesatuan dan persatuan (manunggal) seperti:
196
2. Tata Susunan Pokok/lnti Organisasi
b. Kekuasaan pemerintah negara, Bab III Pasal (4) dan (5), Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar 1945.
a. Aparatur Negara
197
Kunci lain dalam pemantapan stabilitas politik juga terletak pada
kesadaran politik seluruh masyarakat, setiap orang, partai politik,
organisasi masyarakat, organisasi profesi/fungsional, juga seluruh
tubuh pemerintahan.
c. Pers
Pers yang sehat dalam arti pers yang bebas bertanggung jawab,
jujur, dan efektif dengan tulisan-tulisan yang memberikan penjelasan-
penjelasan yang jujur, dedikatif, dan bertanggung jawab.
1. Tujuan
198
a. Manunggal
b. Utuh Menyeluruh
3. Cara Kerja
Mengenai tata laku dapat dirinci dalam dua unsur, yaitu tata laku
batiniah dan tata laku lahiriah. Tata laku batiniah tumbuh dan terbentuk
karena kondisi dalam proses pertumbuhan hidupnya, pengaruh keyakinan
pada suatu agama/kepercayaan termasuk tuntutan budi pekerti, seperti
pengaruh kondisi kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya
kebisaaan-kebisaaan hidupnya.
199
Wawasan Nusantara dalam wujud dan wadahnya, merupakan
kesatuan yang meliputi:
200
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang,
seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, UU Pemilihan
Presiden, UU Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD I,
dan DPRD II, serta pelaksanaannya harus sesuai hukum dan
mementingkan kepentingan persatuan bangsa. Pemilihan presiden,
anggota DPR, dan kepala daerah, di samping menjalankan prinsip
demokratis dan mungkin menyebabkan kekecewaan dan
kekurangadilan dalam praktik, tidak diperbolehkan sampai
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa. Demokrasi politik
harus diiringi dengan prinsip kedewasaan, yaitu siap menang, siap
kalah, dan melakukan kompromi.
201
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan mem-
perkuat korps diplomatik untuk mempertahankan posisi dan
kedaulatan wilayah Indonesia dari upaya pencaplokan wilayah
Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
202
pada sektor dan industri pertanian menjadi dasar yang kuat bagi
pembangunan ekonomi Indonesia.
203
pendidikan, sehingga tingkat pengetahuan antardaerah sama, program
wajib belajar harus.berjalan dan diprioritaskan bagi daerah yang masih
tertinggal. Selain program wajib belajar, program pertukaran anggota
masyarakatdan siswa perlu dilakukan untuk ciptakan keseimbangan
antardaerah.
204
b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau
pulau juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini
dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat
antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan. Program seperti mengikutsertakan siswa dan mahasiswa
serta masyarakat dalam kegiatan operasional TNI dari satu daerah
dengan daerah lain dapat memupuk rasa persatuan.
_____________________________________________________________
Diskusi
"Kenapa takut? Gak ada masalah. Kan memang ini untuk kepentingan
tiongkok juga," katanya, Jumat (10/8). Jika jalur diplomasi tersumbat atau
terganggu antara ASEAN dan Tiongkok, misalnya soal Laut Cina Selatan itu
bisa membawa dampak yang lebih luas terhadap hubungan Tiongkok dan
ASEAN.
"Saya kira mereka juga memiliki kepentingan untuk bisa mengelola masalah
ini dengan baik," katanya. Menurutnya, road map untuk hal itu sudah jelas
dengan adanya kesepakatan bersama para Menlu ASEAN atas persoalan
Laut Cina Selatan.
205
disepakati elemen-elemennya dan unsur-unsurnya di Phnom Phenh,
Kamboja.
Sumber:http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/08/10/m8ixm
8-soal- laut-cina-selatan-ri-tak-takut-minta-cina-mundur
Untuk lebih menajamkan diskusi ini berikut adalah foto reklamasi China
Selatan yang diambil dari satelit:
Berikan analisis Anda terhadap berita dan ganmbar di atas dan bagaimana
tanggapan Anda dalam kasus Laut Cina Selatan itu?
206
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
207
Formulir 2
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
208
BAB IX
KETAHANAN NASIONAL
Deskripsi Singkat
Pada bab ini Anda akan mempelajari dan mendiskusikan tentang ketahanan
nasional dalam berbagai aspeknya. Setelah Anda membaca dan memahami
secara mendalam diharapkan Anda dapat menjelaskan tentangpengertian
Ketahanan Nasional, tujuan,sifat, konsepsi, serta asas,permasalahan,
danaspek-aspek Ketahanan Nasional baik aspek alamiah (Tri Gatra).
209
Jugaaspek sosial (Panca Gatra), dan relasi wawasan nusantara, ketahanan
nasional dan pembangunan nasional.
Pokok Bahasan
C. SifatKetahanan Nasional.
Bahan Bacaan
210
6. Sedarmayanti. 2003. Good Governance dalam Rangka Otonomi
Daerah. Bandung: Mandar Maju.
Pertanyaan Kunci
Tugas
Anda harus membaca isi Bab 8 dan menuliskan pemahaman Anda pada
Formulir 1 serta menyerahkannya kepada dosen sebelum perkuliahan
dimulai.
A. Ketahanan Nasional
211
kemampuan nasional dan dibina secara berkelanjutan walaupun dihadapkan
pada berbagai jenis kendala, seperti pluralisme masyarakat, kondisi
geografis, dan dinamika lingkungan yang dampaknya tidak mungkin
diabaikan.Untuk itu diperlukan suatu strategi guna mewujudkan cita-cita
tersebut.
212
2. Tujuan Ketahanan Nasional
213
e. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan. Ketangguhan
kekuatan pertahanan nasional dan upaya untuk melindungi
kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya kondisi
kelangsungan hidup bangsa.
1. Manunggal
Dalam membangun Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersifat
komprehensif-integral antara trigatra dan pancagatra. Sifat integratif tidak
mempunyai arti mencampuradukkan semua aspek sosial secara begitu
saja, tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi,imbang, dan harmonis.
2. Mawas ke Dalam
214
Geostrategi/Ketahanan Nasional ditujukan ke dalam diri bangsa dan
Negara sendiri karena bertujuan untuk mewujudkan hakekat dan sifat
nasional.
3. Kewibawaan Geostrategic/Ketahanan Nasional bertujuan mewujudkan
kewibawaan nasional, dan harus diperhitungkan oleh pihak lain.
4. Berubah menurut Waktu
Ketahanan Nasional bersifiat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan
situasi dan kondisi bangsa.
5. Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan
Konsepsi Ketahanan Nasional dapat dipandang sebagai suatu alternatif
lain dari konsepsi yang mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan
adu kekuatan yang masih dianut oleh negara-negara maju pada
umumnya.
6. Percaya pada Diri Sendiri
Geostrategi/KetahananNasional dikembangkan dan ditingkatkan
berdasarkan sikap mental percaya pada diri sendiri. Suatu bangsa yang
merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin, bahwa ia dapat
mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan tidak
tergantung kepada bantuan luar. Andai kata diperlukan bantuan, maka
hal tersebut bersifat komplementer.
7. Tidak Tergantung pada Pihak Lain
Geostrategi/Ketahanan Nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar
kemampuan sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan
nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan
daya saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain.
Walaupun kebanyakan negara berkembang merupakan bekas daerah
jajahan yang masih dipengaruhi mental kolonial dan rasa tergantung
kepada bekas penjajahnya.
215
5. Konsepsi Ketahanan Nasional
1. Model Astagatra
Keterangan:
Model Morgenthau
K (n) - f (G,A),(T, M, D, C, L, O)
Keterangan
G = Kemampuan Geografi
A = Kemampuan SDA
T = Kemampuan Industri
D = Kemampuan Demografi
C = Karakter Nasional
L = Moral Nasional
O = Kualitas Diplomasi
217
Model yang menekankan pentingnya Kekuatan Nasional dibina dalam
kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya model ini menganggap
pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position (posisi yang kuat)
dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi
untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balance
of power (kekuatan penyeimbang).
Model Cline
218
dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya, termasuk
di dalamnya persepsi atas sistem penangkalan dari negara lainnya. Dalam
bentuk matematis, model cline ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
P(p) - (Cr + M + E) (S + W)
Keterangan
Geografi
M = Kemampuan Militer
E = Kemampuan Ekonomi
S = Strategi Nasional
nasional.
219
akan tetapi jumlah penduduknya yang kecil juga tidak akan menjadi negara
yang besar walaupun berteknologi maju.
a. Aspek Geografi
Aspek Geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di
mana negara berada.Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan
geopolitik (Wawasan Nusantara) dan geostrategi (Ketahanan Nasional).
Beberapa Wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi
adalah seperti:
220
5. Wawasan dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi
oleh kondisiwilayah dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO
(Geo Stationary Orbit).
221
3. Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada
kualitas dan kuantitas yang bisa memiliki daya saing dengan produk
SDA negara asing (luar negeri).
2. Mengembangkan IPTEK.
222
Aspek Sosial (Pancagatra)
223
atas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala ATHG,
baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang mem -
bahayakan kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan ne-
gara Indonesia.
224
Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi sumber/tempat bagi
penduduk untuk memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf
hidup, pendapatan per kapita, dan lingkungan hidup yang sehat bagi
kesejahteraan seluruh rakyat negara Indonesia. Sebaliknya, potensi pen-
duduk (demografi) dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi
pengembangan dan pelestarian kondisi geografis Indonesia.
a. Gatra Ideologi
225
memengaruhi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam(POLEKSOSBUD-HANKAM)
b. Gatra Politik
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses alokasi sistem nilai
dan norma kehidupan bernegara yang diyakini benar oieh suatu bangsa
yang dilakukan oleh sebuah institusl yang berwenang, agar menjadi
pedoman pelaksanaan dalam mewujudkan cita-citanya. Hubungan gatra
politik memengaruhi aspek ideologi, ekonomi, sosial budaya, dan hankam
(EKSOSBUDHANKAM).
c. Gatra Ekonomi
226
e. Gatra Hankam
Kondisi hankam yang baik, stabilitas nasional yang aman dan damai
merupakan prasyarat bangsa untuk dapat membina dan mengembangkan
aspek-aspek kehidupan bangsa (IPOLEKSOSBUD). Hubungan gatra
hankam memengaruhi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya
(IPOLSOSBUD).
227
a. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Politik
2) Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal ini
dilakukan dengan berperan serta dalam proses perdamaian di dunia
internasional dan berpartisipasi aktif dalam peristiwa yang bersifat
global.
228
kebebasan sesuai dengan kebutuhan lokal, namun menghindari
kebanggaan daerah yang sempit yang justru menjadi bibit disintegrasi.
229
sebab itu, perlu dikembangkan industri berbasis pertanian, karena
kondisi Indonesia sangat cocok untuk pertanian dan hampir 50%
penduduknya hidup dari pertanian.
230
c. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan Budaya
231
6) Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh warga negara
untuk memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian,
dan pelayanan hari tua.
232
2) Meningkatan pemberantasan korupsi.
233
3) Menjaga keseimbangan diri antara tuntutan hak dan menjalankan
kewajiban.
_____________________________________________________________
Diskusi
Menurut dia, baru dua izasah yang diterbitkan tidak terdaftar di Pangkalan
Data Perguruan Tinggi (PDPT) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia. Namun dirinya belum mau menyebut siapa
pemegang ijazah tersebut.
Atas tindakan tersebut yang dilakukan Tahir Malik, kata dia, diyakini telah
merusak citra kampus dan bisa berdampak pada persoalan hukum. "Kami
masih akan melakukan penyelidikan selama satu bulan ke depan untuk
234
mencari ijazah palsu lainnya. Sementara ini proses hukum akan diajukan
kepada pihak berwajib," ujarnya.
"Saya kira ini keputusan prematur dan terkesan terburu-buru, karena setahu
saya PDPT saat ini masih melakukan perbaikan sistem data. Jangan sampai
dengan kejadian ini juga ditemukan mahasiswa tidak terdaftar padahal sudah
membayar," ujarnya melalui sambungan telepon kepada wartawan.
Mengenai ijazah palsu dirinya tidak mengetahui pasti sebab dirinya hanya
bertanda tangan yang diajukan pihak akademik sebagai pengesahan ijazah.
"Saya hanya bertanda-tangan dan semuanya terlihat asli dan kan sudah
diproses sesuai aturan baik melalui kemahasiswaan hingga bagian
administrasi, kalau itu dikatakan salah semua yang terkait juga harus
diperiksa jangan saya jadi tumbal," ujarnya.
235
"Tentunya tidak mungkin saya tiba-tiba tanda tangan kalau tidak ada
pengesahan atau paraf dari Dekan dan Wakil Rektor. Kemudian saya yang
dijadikan korban. Tetap saya akan melakukan perlawanan termasuk
mempelajari keputusan sepihak ini, saya pribadi dirugikan," ujarnya.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2015/06/29/340/1173454/rektor-
unsat-dipecat- akibat-skandal-ijazah-palsu
Bagaimana tanggapan Anda tentang kasus ijazah palsu ini dalam konteks
ketahanan nasional?
236
Formulir 1
Ringkasan Pemahaman Materi
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
237
Formulir 2
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
BAB X
238
Tujuan Instruksional Khusus
Deskripsi Singkat
Pokok Bahasan
A. Pengertian agama.
B. Hakikat agama.
C. Unsur negara.
D. Kebebasan beragama.
Bahan Bacaan
239
4. Kansil dan Kansii. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi.. Jakarta : Pradnya Paramita.
6. Manan Bagir. 2005. DPR, DPD, dan MPR dalam UUD 1945 Baru.
Yogyakarta : Ull Press.
7. MH, Amin Jaiz. 1980. Pokok-pokok Ajaran Islam. Jakarta : Korpri Unit
PT. Asuransi Jasa Indonesia.
10.http://id.wikipedia.org/wiki/Agama.
Pertanyaan Kunci
Tugas
Anda harus membaca isi Bab 9 dan menuliskan pemahaman Anda pada
Formulir 1 serta menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan
dimulai.
240
tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan
sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau
menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka
tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika,
hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan,
ada sekitar 4.200 agama di dunia.
241
bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".Kata lain untuk menyatakan
konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latinreligio dan berakar
pada kata kerjareligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Tidak ada setara yang tepat dari "agama" dalam bahasa Ibrani, dan
Yudaisme tidak membedakan secara jelas antara, identitas keagamaan
nasional, ras, atau etnis. Salah satu konsep pusat adalah "halakha", kadang-
kadang diterjemahkan sebagai "hukum",yang memandu praktek keagamaan
dan keyakinan dan banyak aspek kehidupan sehari-hari.
242
diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat
dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui
penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau
institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa
yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan
titik perbedaannya.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup.
Yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama
yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bagaimana kita
bergaul,bersosialisasi, bagaimana kita beribadah, bagaimana kita berpolitik,
243
bernegara dan berbangsa dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata cara
agama.
244
Peta tentang persebaran dan populasi agama di dunia dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Kategori
245
c. gerakan-gerakan keagamaan baru, yang mengacu pada agama baru
ini dikembangkan.
2. Kelompok agama
3. Kekerasan
246
memberitahu cerita kekerasan dan perang karena mereka berbicara tentang
perdamaian dan cinta."
247
Richard Dawkins telah menyatakan bahwa kekejaman Stalin
dipengaruhi bukan oleh atheisme tetapi dengan dogmatis Marxisme, dan
menyimpulkan bahwa sementara Stalin dan Mao kebetulan adalah atheis,
mereka tidak melakukan perbuatan-perbuatan mereka dalam nama ateisme.
Pada kesempatan lain , Dawkins telah membalas argumen bahwa Adolf
Hitler dan Josef Stalin yang antireligius dengan respon bahwa Hitler dan
Stalin juga sama tumbuh kumis, dalam upaya untuk menunjukkan argumen
yang menyesatkan. Sebaliknya, Dawkins berpendapat dalam The God
Delusion bahwa "Yang penting bukanlah apakah Hitler dan Stalin adalah
ateis, namun apakah ateisme secara sistematis mempengaruhi orang untuk
melakukan hal-hal buruk. Tidak ada bukti terkecil tentang hal itu." Dawkins
menambahkan bahwa Hitler sebenarnya, berulang kali menegaskan
keyakinan yang kuat dalam agama Kristen, tetapi kekejaman nya tidak lebih
disebabkan teisme ketimbang Stalin atau Mao adalah untuk ateisme mereka.
Dalam semua tiga kasus ini, menurutnya, tingkat pelaku 'religiusitas adalah
insidental. D'Souza menjawab bahwa seorang individu tidak perlu secara
eksplisit memanggil ateisme dalam melakukan kekejaman jika sudah tersirat
dalam pandangannya, seperti halnya dalam Marxisme.
4. Sains
248
umumnya terbatas pada teks-teks agama dan wahyu yang membentuk dasar
dari keyakinan mereka.
249
5. Hewan kurban
250
beberapa agama lain. Kemudian, Bertrand Russell mengatakan kepada
dunia Mengapa Saya Bukan seorang Kristen, yang dipengaruhi beberapa
penulis kemudian untuk membahas memisahkan diri mereka dari asuhan
agama mereka sendiri dari Islam ke Hindu.
7. Kritik agama
251
lain-lain terus mengkritik agama.Sam Harris, Daniel Dennett, Richard
Dawkins, Victor J. Stenger, dan almarhum Christopher Hitchens adalah
kritikus aktif selama akhir abad 20 dan awal abad ke-21.
252
bahkan agama, dengan rekonsiliasi Kristen-Yahudi mewakili reverse lengkap
dalam sikap banyak komunitas Kristen terhadap orang Yahudi.
9. Cara Beragama
253
pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama
secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama
sekalipun.
D. Unsur-Unsur Agama
254
E. Fungsi Agama
6. Pedoman keberadaan
255
Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto
Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan
Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa
Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah:
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian
bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan
berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan
membantu perkembangan agama-agama tersebut.
Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama
resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena
adanya SK (Surat Keputusan) Menteri Dalam Negeri pada tahun 1974
tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima
agama tersebut. SK tersebut kemudian dianulir pada masa Presiden
Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29
Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi
Manusia.
256
penyelarasan din dan dawlah di banyak Negara Muslim telah berkembang
secara beragam. Perkembangan wacana demokrasi di kalangan negara-
negara Muslim dewasa ini semakin menambah marak perdebatan Islam dan
Negara.
257
turunkan besi, padanya ada kekuatan yang hebat dan manfaat-manfaat bagi
manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong-Nya dan
menolong Rasul-Nya yang ghaib (daripadanya)." Sehingga Ibnu Taimiyah
menyimpulkan bahwa agama yang benar wajib memiliki buku petunjuk dan
“pedang” penolong. Hal ini dimaksudkan bahwa kekuasaan politik yang
disimbolkan dengan pedang menjadi sesuatu yang mutlak bagi agama, tetapi
kekuasaan itu bukanlah agama itu sendiri. Adapun politik tidak lain sebatas
alat untuk mencapai tujuan-rujuan luhur agama.
1. Paradigma Integralistik:
258
2. Paradigma Simbiotik:
3. Paradigma Sekularistik:
259
Pengalaman Negara dan agama Islam di Indonesia sebagai negeri
muslim terbesar di dunia. Uniknya, Indonesia bukanlah sebuah negara Islam.
Dari keunikan ini perdebatan pola hubungan Islam dan negara di Indonesia
merupakan perdebatan politik yang tidak kunjung selesai. Perdebatan
tentang Islam dan nasionalisme Indonesia antara tokoh nasiolisme Muslim
dan nasionalis sekuler 1920-an merupakan babak awal pergumulan Islam
dan Negara pada kuru-kurun selanjutnya. Perdebatan Islam dan
nasionalisme -- dan konsep negara sekuler diwakili masing-masing oleh
nasionalis Muslim Mohammad Natsir, dan Soekarno, dari kelompok
nasionalis sekuler.
260
Soekarno kembali menyeruakan konsep sekulernya tentang lima dasar
negara Indonesia, yang kemudian dikenal Pancasila.
261
Alotnya perdebatan tersebut berakhir pada pemahaman di kalangan tokoh
nasional bahwa NKRI adalah bukan Negara agama (Islam) dan juga negara
sekuler.
Pemilu 1955 yang dinilai banyak ahli sebagai pemilu sebagai pemilu
paling demokratis dalam sejarah politik nasional Indonesia ternyata tak
menjamin terselenggarakannya proses pembuatan konstitusi dengan baik.
Sekalipun Majelis Konstituante hamper rampung menyelesaikan tugas-tugas
konstitusionalnya, ketidakstabilan politik dan ancaman disintegrasi dianggap
oleh Presiden Soekrano sebagai dampak langsung dari Demokrasi
Parlementer yang diadopsi dari Barat. Menurut Soekarno, demokrasi ala
Barat tidak sesuai dengan iklim politik Indonesia. Perseteruan sengit antara
partai-partai harus diakhiri dengan memberlakukan kembali UUD 1945
dibawah sistem Demokrasi Terpimpin (Guided Democracy) melalui Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Sejak saat itu Presiden Soekarno memiliki kekuasaan
yang tak terbatas, bahkan dinobatkan sebagai presiden seumur hidup.
262
Soekarno ini menimbulkan kecemburuan politik di kalangan kelompok militer
dibawah Jenderal A.H.Nasution. Perseteruan politik dan ideology antara TNI
(tentara nasional Indonesia) dengan PKI berdampak pada persekutuan
politik antara kelompok Islam dan militer untuk menghadapi PKI yang tengah
dekat dengan Presiden Soekarno. Seperti perseteruan ideologi sebelumnya,
ideology sosialis komunis menjadi alasan utama kelompok Islam untuk
berkoalisi dengan TNI melawan paham komunis.
263
digolongkan ke dalam dua pola: antagonistis dan akomodatif. Hubungan
antagonistis merupakan sifat hubungan yang mencirika adanya ketegangan
antara Islam dan Negara Orde Baru; sedangkan akomodatif menunjukan
saling membutuhkan antara kelompok Islam dengan Negara Orde Baru,
bahkan terdapat kesamaan untuk mengurangi konflik antara keduanya.
Namun demikian sebelum mencapai pola akomodatif, menurut Abdul Aziz
Thaba, telah terjadi hubungan agama dan Negara Orde Baru yang bersifat
resiprokal-kritis yakni awal dimulainya penurunan ketegangan antara agama
dan Negara Indonesia.
264
Pengesahan RUU Pendidikan Nasional, RUU Peradilan Agama,
pembolehan pemakaian jilbab bagi siswi Muslim di sekolah umum,
kemunculan organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI), dan lahirnya
yayasan Amal Bakti Pancasila yang dipimpin oleh Presiden Soeharto
merupakan indicator adanya hubungan akomodatif yang dilakukan oleh elit
penguasa Orde Baru terhadap Islam.
265
Diskusi:
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang juga Ketua Dewan
Masjid Indonesia bakal melarang memutar kaset mengaji Alquran di masjid-
masjid. Sejauh ini, larangan memutar kaset mengaji sudah dirumuskan di
Dewan Masjid.
"Kita sudah buat rumusan di Dewan Masjid, mengaji tidak boleh pakai kaset,"
kata JK saat membuka ijtima' ulama komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) di Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah Cikura Tegal Jawa Tengah,
Senin (8/6). Demikian tulis Antara.
"Pertanyaannya kalau yang mengaji kaset apakah mengaji dapat pahala, kita
jadi terganggu, terjadi polusi suara," katanya.
"Jadi jangan bangunkan orang satu jam sebelumnya. Kalau tidak jadi polusi
udara. Mudah-mudahan bisa dibicarakan apakah kaset itu ada pahala atau
tidak," tambah dia.
"Ini hal penting menurut saya yang kelihatannya sepele, tapi harus
diselesaikan bersama," ujar Wapres.
Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/jk-larang-kaset-pengajian-
diputar-di-masjid-sebabkan-polusi-suara.html
266
Ramadhan, in order to “maintain the holiness of Ramadhan and interfaith
tolerance”.
In June, the South Tangerang administration and South Tangerang
Indonesian Ulema Council (MUI) issued a joint announcement letter
prohibiting any food stalls to operate before 12 p.m.
In the announcement letter, both institutions say that tourism-related
businesses, such as restaurants and cafes, should respect fasting Muslims
by not operating from 4 a.m. to 12 noon. If they open after 12 p.m., they are
obliged to install barrier curtains.
In line with the enforcement of the letter, the Public Order Agency and South
Tangerang Culture and Tourism Agency sealed eight restaurants at the
Flavor Bliss food court in Alam Sutera last week because they started
operating before noon.
When representatives of the two agencies inspected the restaurants around
10:30 a.m., Papa Jack was caught serving two customers at two tables,
employee Bimo said, admitting that the restaurant had opened at 8 a.m. that
day.
Wendy’s assistant manager Sugi said that they thought the municipality’s
letter was just an appeal, not an obligation. “We misunderstood the
regulation,” he said.
A McDonald’s restaurant in Ciputat put an announcement on its doors saying
that in compliance with the administration’s letter, the restaurant would only
serve “drive thru” and delivery service from 5 a.m. to 12 p.m.
However, many restaurants in South Tangerang, like Bakmi Pelangi,
continued to open in the morning in spite of the ban.
“We have a permit from the tourism agency to begin our operation in the
morning as long as we put curtains in front of the restaurant,” said employee
Sella, adding that the agency also allowed her restaurant to operate in the
morning because its owner is non-Muslim.
Separately, Acintya Indracara, a non-Muslim resident of Jombang in South
Tangerang, said that she did not know about the regulation because during
Ramadhan she found that many restaurants were open in the morning.
“I can easily find breakfast and lunch during Ramadhan as most restaurants
are open. That’s why I wasn’t aware of such a regulation,” she said.
267
The authorities decided to allow restaurants to start operating at 12 p.m.
because South Tangerang is a transit city and many long-distant travelers
pass through the city during long-distance trips.
“We allow the restaurants to open at 12 p.m. because we would like to
respect long-distant travelers who are fasting for a half day,” Airin said.
In addition, Airin denied that the regulation was unfair to non-Muslims. “This
is a form of interfaith tolerance. How difficult it is to uphold tolerance by not
eating outside until 12 p.m.? You can eat at home, anyway.” (agn)
Sumber:
http://www.thejakartapost.com/news/2015/07/08/restaurants-lay-low-during-
ramadhan.html
268
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
269
Formulir 2
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
270
BAB XI
Deskripsi Singkat
Dalam bab ini Anda akan mempelajari pengertian otonomi daerah, dan
dosen akan memberikan pemahaman tentang alasan, tujuan, dan prinsip
otonomi. Selanjutnya pada bagian akhir akan dilakukan diskusi dalam
menerapkan otonomi daerah dan membedakan pembagian urusan
pemerintahan.
Pokok Bahasan
271
C. Syarat-syarat pembentukan otonomi daerah.
Bahan Bacaan
Pertanyaan Kunci
272
3. Bandingkan tentang urusan pembagian kewenangan pusat dan daerah!
Tugas
273
pemberian kewenangan pemerintahan kepada pemerintah daerah untuk se-
cara mandiri atau berdaya membuat keputusan mengenai kepentingan dae-
rahnya sendiri.
274
Untuk merespons krisis tersebut, pada masa reformasi dicanangkan
suatu kebijakan restrukturisasi sistem pemerintahan yang cukup penting,
yaitu melaksanakan otonomi daerah dan pengaturan perimbangan keuangan
antar pusat dan daerah. Paradigma lama dalam manajemen pemerintahan
yang berporos pada sentralisme kekuasaan diganti menjadi kebijakan
otonomi daerah, yang tidak dapat dilepaskan dari upaya politik pemerintah
pusat untuk merespon tuntutan kemerdekaan atau negara federal dari
beberapa wilayah, yang memiliki aset sumber daya alam melimpah, namun
tidak mendapatkan haknya secara proporsional pada masa pemerintahan
Orde Baru.
275
4. Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat
dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah
masing-masing.
276
mempunyai kesempatan yang sama untuk terlibat dalam politik, apakah
itu melalui pemberian suara pada waktu pemilihan kepala desa, bupati,
wali kota, dan bahkan gubernur. Di samping itu, warga masyarakat baik
sendiri-sendiri ataupun secara berkelompok akan ikut dalam
memengaruhi pemerintahnya untuk membuat kebijakan, terutama yang
menyangkut kepentingan mereka.
277
Dalam undang-undang ini, pemerintah pusat memberikan hak
istimewa kepada beberapa daerah di Jawa, Bali, Minangkabau, dan
Palembang untuk menghormati daerah tersebut guna melakukan pengaturan
sendiri daerahnya mengenai hak dan asal-usul daerah.
278
hasil hutan (pusat 20%, daerah 80%), penerimaan dana reboisasi
(pusat 60%, daerah 40%), pertambangan umum dan perikanan (pusat
20%, daerah 80%), pertambangan minyak (pusat 69,5%, daerah
30,5%), dan panas bumi (pusat 20%, daerah 80%).
E. Model Desentralisasi
279
pemerintahan daerah tingkat I, dan pemerintahan daerah tingkat II.
Pembagian urusan pemerintahan tersebut meliputi:
b. Pertahanan.
c. Keamanan.
d. Yustisi.
f. Agama.
280
i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah,
termasuk lintas kabupaten/kota.
281
j. Pelayanan pertahanan.
282
daya manusia (SDM), dan sumber daya buatan (SDB) yang ada pada
daerah bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan daerahnya.
d. Memiliki kepala daerah yang dipilih sendiri melalui Pemilu (local leader
executive by election), yaitu dapat memiliki kepala daerah (gubernur,
bupati/walikota) yang merupakan hasil pemilu langsung kepala daerah
(PILKADA) oleh rakyat daerah provinsi atau kabupaten/kota.
283
lingkungan sendiri. Dengan berkembangnya auto-activiteit, tercapailah apa
yang dimaksud dengan demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilaksanakan
oleh rakyat untuk rakyat. Rakyat tidak saja menerrtukan nasibnya sendiri,
melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri.
284
a. Otonomi daerah harus dipandang sebagai instrumen desentralisasi
dalam rangka mempertahankan keutuhan serta keberagaman bangsa.
285
b. Pola pembinaan wilayah dilaksanakan dengan mendelegasikan tugas-
tugas pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dilaksanakan, dan
dipertanggungjawabkan oleh pemerintah daerah. Pada prinsipnya
pembinaan wilayah diserahkan kepada daerah untuk mengelola
sumber daya yang potensial untuk kesejahteraan daerah, dan dalam
negara kesatuan, tugas pemerintah pusat melakukan pengawasan.
Bentuk pengawasan dalam otonomi daerah adalah seluruh rancangan
kegiatan dan anggaran daerah tingkat II dibuat kepala daerah dan
DPRD II, serta diperiksa oleh gubernur. Untuk rencana kegiatan dan
anggaran tingkat I, dibuat gubernur dan DPRD I, dan diperiksa oleh
menteri dalam negeri atas nama pemerintah pusat.
286
monoloyalitas PNS kepada satu partai pada zaman ORBA, sehingga
mendorong PNS bermain politik praktis atau tersembunyi, (b) proses
rekrutmen PNS masih tidak sesuai dengan ketentuan yang ada
berdasarkan jenis dan persyaratan pekerjaan, (c) rendahnya tingkat
kesejahteraan, (d) penempatan dan jenjang karier tidak berdasarkan
jenjang karier dan keahlian, dan (e) PNS terkesan kurang ramah,
kurang informatif, dan lamban dalam memberikan pelayanan.
287
f. Mengurangi penyimpangan pelayanan birokrasi. Pelayanan
pemerintah daerah seringkali banyak mengalami penyimpangan yang
disebabkan sistem birokrasi, atau keinginan menambah penghasilan
dari pegawai. Pemda harus melakukan perbaikan dengan:
Menegakkan disiplin pegawai dengan memberikan penghargaan dan
sanksi, membangun pelayanan yang berorientasi pelanggan,
menetapkan tanggung jawab dengan jelas, dan mengembangkan
budaya birokrasi yang bersih, serta memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat dengan biaya murah.
288
melakukan investasi yang dapat menyerap tenaga kerja dan pasar
bagi penduduk miskin.
289
dibandingkan peran pemda, dan hal ini bertentangan dengan kondisi
sebelumnya, di mana pemda lebih dominant daripada DPRD.
290
informasi, dan pengembangan regulasi maupun klarifikasi suatu
masalah.
291
e. Dalam rangka meningkatkan koordinasi, maka pemerintah daerah harus
menciptakan kerja sama tim. Kerja tim dilaksanakan dengan (1) pelatihan
kepada PNS pemda untuk menumbuhkan komitmen, integritas,
kejujuran, rasa hormat dan percaya diri, peduli terhadap pemerintah
daerah, mempunyai kemauan dan tanggung jawab, matang secara
emosi, dan mempunyai kompetensi, (2) mengembangkan visi dan misi
pemerintahan daerah yang menjadi acuan kerja, (3) membuat sistem
kerja yang baik, yaitu adanya kejelasan tugas pokok, fungsi dan
akuntabilitas pekerjaan, dan (4) membangun suasana dialogis
antarpimpinan dan staf pemda.
292
4. Pemda harus mengembangkan sistem manajemen pemerintahan yang
efektif, objekti, rasional dan modern.
Diskusi
Jakarta - Wakil Ketua KPK Zulkarnain menolak adanya politik dinasti dalam
kepemimpinan kepala daerah. Politik dinasti dikhawatirkan merusak sistem
politik untuk kepentingan pribadi atau kelompok lingkungannya.
"Politik dinasti tidak baik dalam upaya membangun politik yang berintegritas,
potesi KKN, konflik kepentingan dan fraud-nya tinggi," kata Zulkarnain dalam
pesan singkatnya, Selasa (23/6/2015).
Apalagi saat ini pembahasan soal politik dinasti makin kencang karena
dikeluarkanya Surat Edaran KPU Nomor 302/KPU/VI/2015 yang seolah
memberi peluang bagi seorang politikus membangun 'dinasti politik'.
293
Misalnya dua kasus yang sedang ditangani KPK. Kasus suap gas alam
Bangkalan dan suap tambang batubara di Tanah Laut terjadi karena si
tersangka penerima suap memiliki hubungan kekeluargaan dengan kepala
daerah incumbent.
Ada juga soal Ratu Atut Chosiyah. Jaksa pada KPK dalam tuntutannya
(Senin 11/8/2014) menyinggung politik dinasti yang dibangun Atut dan
keluarganya di Banten berakibat buruk terhadap tatanan demokrasi dan
kehidupan. Politik dinasti menurut Jaksa KPK Edy Hartoyo dalam sidang
tuntutan melahirkan demokrasi super pasar bebas sehingga melahirkan
demokrasi 'wani piro'.
"Contohnya amati sendiri. Kan sudah ada yang menjadi perkara," sebut
Zulkarnain.
Sumber: http://news.detik.com/berita/2950310/kpk-politik-dinasti-tidak-baik-
sarat-kepentingan
"Menurut saya putusan MK ini sudah sangat tepat bahwa tidak boleh
keluarga pejabat itu dilarang untuk menjadi calon," kata Mahfud di Istana
Wakil Presiden Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Lagi pula, orang yang memiliki hubungan dengan petahana belum tentu
memanfaatkan fasilitas yang dimiliki petahana untuk memperoleh
kemenangan dalam pilkada. Bisa jadi orang tersebut justru bertentangan
294
dengan petahana lainnya. Kemungkinan lainnya, orang tersebut merupakan
calon yang memiliki kapasitas lebih baik dari petahanan.
"Karena bisa jadi dia punya kapasitas yang lebih bagus dari yang akan
diganti dan belum tentu juga dia didukung oleh kerabat. Bisa jadi dia saudara
tapi dia ingin mengganti kakaknya karena kakaknya dianggap kurang baik,
itu bisa juga. Maka tidak boleh ada larangan itu dan MK sudah benar
memutus itu. Karena dalam UUD itu disebut setiap orang, bukan setiap
keluarga berhak," tutur Mahfud.
Sumber:
http://nasional.kompas.com/read/2015/07/08/21043481/Mahfud.Nilai.Putusan
.MK.Terkait.Politik.Dinasti.Sudah.Tepat
295
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
296
Formulir 2
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
297
BAB XII
Deskripsi Singkat
Pada bab ini Anda akan mempelajari dan mmendiskusikan tentang good
governance dalam berbagai aspek. Setelah selesai perkuliahan diharapkan
Anda dapat memahami secara mendalam tentang pengertian, konsep,
karakteristik dan prinsip-prinsip good governance. Pada tahap selanjutnya
Anda meahamii aplikasi good governance, struktur organisasi dan
manajemen perubahan dalam good governancesertagood governance
dalam kerangka otonomi daerah.
Pokok Bahasan
298
B. Menjelaskan prinsip-prinsip good governance.
Bahan Bacaan
Pernyataan Kunci
299
3. Jelaskan implementasi good governance di Indonesia!
Tugas
300
Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat
yang periu dikembangkan adalah komitmen yang tinggi untuk menerapkan
nilai luhur dan prinsip tata kelola (good governance) dalam mewujudkan cita-
cita dan tujuan negara, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD
1945.
301
pemerintahan, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang dipresentasikan
oleh organisasi non-pemerintah dan sektor swasta. Singkatnya, tuntutan
terhadap good governance tidak hanya ditujukkan kepada penyelenggara
negara atau pemerintah, melainkan juga pada masyarakat di luar struktur
birokrasi pemerintahan.
302
"....serangkaian proses interaksi sosial politik antara pemerintahan dengan
masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan.
303
dengan elemen-elemen konstitusinya seperti: legitimacy (apakah
pemerintah dipilih oleh dan mendapat kepercayaan dari rakyatnya),
accountability scaring of human right, autonomy, and devolution of
power dan assurance of civian control. Sedangkan orientasi kedua,
bergantung pada sejauh mana struktur serta mekanisme politik dan
administrasinya berfungsi secara efektif dan efisien.
304
perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara
sosial, politik, dan ekonomi.
305
bersama-sama membangun dan memperjuangkan perikehidupan
warga dan masyarakat yang semakin sejahtera.
306
Berikutnya, UNDP (1997) mengemukakan bahwa karakteristik atau
prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik, meliputi:
a. Partisipasi (participation)
c. Transparansi (transparency)
f. Berkeadilan (equity)
307
Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang baik
terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk
meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
h. Akuntabilitas (accountability)
308
good governance mulai mengemuka di Indonesia pada akhir tahun 1990-an,
seiring dengan interaksi antara pemerintah Indonesia dengan
309
kebijakan pemerintah untuk beberapa tahun mendatang yang perlu
disesuaikan dan diarahkan kepada:
310
c. Menegakkan hukum berdasarkan nilai kebenaran dan keadilan, hak
asasi manusia menuju terciptanya ketertiban umum, dan perbaikan
sikap mental.
311
a. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktik-praktik korupsi,
kolusi, kronisme, dan nepotisme (KKKN)
Aplikasi good governance pada sektor publik tidak dapat terlepas dari
visi masa depan Indonesia sebagai fokus tujuan pembangunan
kepemerintahan yang baik. Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai
pemerintah yang menghormati kedaulatan rakyat dan memiliki tugas pokok
yang mencakup:
312
1. Terwujudnya penyelenggaraan negara yang profesional, transparan,
akuntabel, memiliki kredibilitas dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
2. Terbentuknya penyelenggaraan negara yang peka dan tanggap
terhadap kepentingan dan aspirasi rakyat di seluruh wilayah negara
termasuk daerah terpencil dan perbatasan; dan berkembangnya
transparansi dalam budaya dan perilaku serta aktivitas politik dan
pemerintahan.
313
berlaku.Presiden berkewajiban mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan
pemerintahan secara period ik kepada MPR.Pertanggungjawaban Presiden
tersebut merupakan akumulasi dari keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas
umum pemerintahan dan pembangunan instansi pemerintah, baik pusat
maupun daerah, yang perlu disampaikan pula kepada DPR atau DPRD.
314
jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui
pertanggungjawaban secara periodik. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi
pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri atas
berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan
strategis, serta perencanaan, pengukuran kinerja, dan pelaporan
kinerja.Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah
dokumen yang berisi gambaran perwujudan LAKIP yang disusun dan
disampaikan secara sistematik dan melembaga. LAKIP bermanfaat antara
Iain untuk:
315
yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha
dan akuntabllitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
Stakeholders adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan BUMN,
baik langsung maupun tidak langsung, yaitu pemegang saham/pemilik
modal, komisaris/dewan pengawas, direksi dan karyawan serta pemerintah,
kreditor dan pihak yang berkepentingan lainnya.
316
untuk lebih diimplementasikan di berbagai sektor, seperti dalam program
penanggulangan kemiskinan, penanggulanan bencana, pelestarian
lingkungan, penyelenggaraan pendidikan, dan sebagainya.
317
belum adanya code of conduct yang kuat yang diberlakukan bagi aparat di
semua lini dengan disertai sanksi yang tegas dan adil. Karenany,a menurut
Islamy, perlu disusun agenda kebijakan pengembangan akuntabilitas dan
responsibilitas publik bagi semua anggota birokrasi publik.
Dari sinilah kemudian muncul pern iki ran baru yang mengarah pada
perubahan pola penyelenggaraan pemerintahan, yaitu dari pola tradisional
atau konvensional menjadi pola baru penyelenggaraan pemerintahan yang
melibatkan kolaborasi antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat,
atau lebih dikenal dengan pergeseran paradigma dari pemerintah
(government) menjadi kepemerintahan (governance) sebagai wujud interaksi
sosial politik antarpemerintah dengan masyarakat dalam menghadapi
berbagai permasalahan kontemporer yang demikian kompleks, dinamis, dan
beraneka ragam.
318
upaya mencegah dan memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Proses demokratisasi politik dan pemerintahan dewasa ini tidak hanya
menuntut profesionalitas serta kemampuan aparatur dalam pelayanan publik,
akan tetapi secara fundamental menuntut terwujudnya kepemerintahan yang
baik bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (good governance and
clean government).
319
c. Reformasi sistem penyelenggaraan pemerintahan dan sentralisasi pada
sistem desentralisasi dalam rangka peningkatan kemampuan
pemerintahan daerah otonom.
320
masyarakat. Karenanya, pemerintahan yang berwibawa dalam arti yang
sesungguhnya adalah pemerintahan yang bijaksana. Pemerintahan yang
bijaksana memiliki arti yang lebih mendalam, yakni tidak sekadar
mengandalkan legalitas hukum (otoritas) yang dimiliki untuk menjalankan
administrasi publik, akan tetapi juga berusaha menumbuhkan rasa memiliki
(sense of belonging) dan rasa bertanggung jawab (sense of responsible)
masyarakat terhadap proses administrasi publik dan hasil-hasil
pembangunan yang dicapai (Karhi Nisjar S 1997: 123). Karenanya,
pemerintah harus memberikan kesempatan dan peluang atau menciptakan
keberdayaan dan kualitas masyarakat yang lebih baik.
321
f. Nilai manajemen strategis, maksudnya berupaya untuk
mengembangkan organisasi yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya, menanggapi tuntutan lingkungannya .
322
administrasi publik yang mudah dijangkau masyarakat, dan bersifat
bersahabat, berasaskan pemerataan yang berkeadilan dalam setiap
tindakan dan layanan dalam setiap tindakan. Layanan yang diberikan
kepada masyarakat mencerminkan wajah pemerintah yang
sebenarnya atau tidak menerapkan standar ganda dalam menentukan
kebijakan. Memberikan layanan terhadap masyarakat berfokus pada
kepentingan masyarakat dan bukannya kepentingan internal
organisasi pemerintah, bersikap profesional, dan bersikap tidak
memihak.
323
diartikan sebagai suatu mekanisme pengelolaan sumber daya dengan
substansi dan implementasi yang diarahkan untuk mencapai pembangunan
yang efisien dan efektif secara adil. Oleh karena itu, good governanceakan
tercipta di antara unsur-unsur negara dan institusi kemasyarakatan (ormas,
LSM, pers, lembaga profesi, iembaga usaha swasta, dan Iain-Iain) memiliki
keseimbangan dalam proses checks and balances dan tidak boleh satu pun
di antara mereka yang memiliki kontrol absolut.
Terkait dengan tiga faktor determinan tersebut, pada subbab ini akan
dibahas tentang lembaga atau pranata, budaya dan sumber daya manusia
dalam dua bagian, yaitu struktur organisasi dalam good governance dan
manajemen perubahan yang diperlukan oleh organisasi.
324
personel, dan tugas pokok, akan menyebabkan resistensi terhadap
perubahan dan menyebabkan sulitnya melakukan restrukturisasi organisasi
dalam rangka mencapai efisiensi. Dalam rangka menghadapi perubahan
yang begitu cepat,maka beberapa hal yang penting dilakukan adalah:
325
Permasalahan dalam penyusunan pranata organisasi adalah masalah
keagenan, yaitu kebijaksanaan yang salah dan berjalan terus-
menerus, program yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
serta peker- jaan yang tidak berkontribusi terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Singkatnya, tantangan utama dalam mendesain dan
pengembangan pranata organisasi pemerintah dan sistem nasional
adalah mengoptimalkan informasi pengambilan keputusan serta
menciptakan sistem penggajian yang sepadan dengan kinerja.
Perbaikan sistem informasi dan sistem penggajian berbasis kinerja ini
akan meningkatkan mutu layanan dan kepercayaan publik.
Sebelum GG Sesudah GG
326
4. Kebijakan, program, dan menimbulkan
prosedur ruwet ketergantungan
Sistem: Sistem:
2. Kerja sama tim yang baik dalam tatanan staf dan manajemen,
327
3. Bisa menciptakan dan mengomunikasikah visi, misi, dan program
dengan baik,
2. Manajemen Perubahan
328
4. Kurangnya partisipasi dari seluruh anggota organisasi,
7. Tidak bisa mengubah simbol, nilai, sikap dan norma organisasi dari
yang lama menjadi
329
E. Good Governance dalam Kerangka Otonomi Daerah
330
sebenarnya otonomi daerah dengan berbagai seluk beluknya memberikan
ruang yang lebih kondusif bagi terciptanya good governance.
_____________________________________________________________
Diskusi
Dadan memberi contoh pada kasus payment gateway yang dituduhkan pada
mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana. Menurut Dadan,
terobosan yang dibuat Denny belum memiliki payung hukum dan kemudian
memicu dirinya diselidiki oleh Bareskrim Polri.
"Jadi e-budgeting ini masih sebatas inovasi, kalau tidak hati-hati bisa
berujung kriminalisasi. Kayak kasus (mantan) Wamenkum HAM, bikin inovasi
belum ada regulasi akhirnya dikriminalisasi," pungkas Dadan
Sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2015/03/21/14102571/Ahok.Di
minta. Berhati-hati.Terapkan.E-budgeting..
331
Bagaimana menurut Anda tentang e-budgeting bagi pengelolaan APBD di
seuruh Indonesia?
332
Formulir 1
Bab : ……………………………………………………………………………..
Topik : ……………………………………………………………………………..
Nama : ………………………………………………………………….
NIM : ………………………………………………………………….
Program Studi : …………………………………………………………………..
Paraf Dosen
Catatan:
1. Setelah Anda mengisi formulir 1 ini secara lengkap kemudian
kumpulkan kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
2. Formulir ini diisi sebagai syarat Anda mengikuti perkuliahan.
333
Formulir 2
Hasil Disusi Kelompok
Bab : ........................................................................................................
Topik : ........................................................................................................
Kelas : ...........................................................................................
Program Studi : ...........................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................
Ketua : ...........................................................................................
Anggota : 1. ......................................................................................
2. ......................................................................................
3. ......................................................................................
4. ......................................................................................
5. ......................................................................................
334
Dr. ArisseyantoNugroho, MM. Lahir di Singapura, 24
Februari 1969. Menempuh pendidika njenjang S1
jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Indonesia (FTUI) dan lulus sebagai wisudawan terbaik
FTUI tahun 1992. Melanjutkanstudi S2 di Program studi
Magister Manajemen Fakultas Ekonom iUniversitas
Indonesia (FEUI) dan lulustahun 1999 serta program
Doktor Manajemen Bisnis IPB tahun 2010. Karirnya
diawali sebagai kontraktor dibidang migas dengan
pengalaman membangun tangki timbun BBM di
Indramayu, Dumai, serta Balikpapan. Dosen berkinerja
terbaik di Universitas Merc Buana (UMB) tahun 2011
danperaih penghargaan 50 wisudawan terbaik FTUI in
ijuga telah mengikuti kursus singkat Lemhanas
bekerjasama dengan Kadin 2014 Sejak tahun 2006
bergabung dengan Fakulta sEkonomi dan Bisnis UMB
dan mengampu mata kuliah: Pengantar Manajemen,
Kewirausahaan, Komunikasi Bisnis, danetik UMB. Saat
ini menjabat Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) dan
berhasil mengantarkan UMB sebagai PTS unggulan
Kopertis III tahun 2014.
335
1994-1996, dan Ketua Komisi I Senat Institut IAIN SGD
Bandung tahun 1996-1997. Sementara di luar kampus,
penulis tercatat sebagai saah satu ketua Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Soreang Bandung.
336
Progress, Majalah Mingguan As-Syifa, Jakarta, 1985-
1999. Tahun 2000-an menjadi Dosen Home Base
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Jakarta, mengampu mata kuliah: Ilmu KomunikasiPolitik,
Sistem Politik Indonesia, Pancasila, Etika Masyarakat
Islam Modern (Agama Islam), Etika Membangun Sikap
Profesionalisme Sarjana, EtikaBerwarganegara
(Pendidikan Kewarganegaraan). Alhamdulillah beberapa
tahun lalu pernah memperoleh Award Mercu Buana
selaku DosenTerbaik Pembelajaran Agama Islam.
337