kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan tetap terjangkau oleh
keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit juga menjadi kewajiban yang
komponen yang terlibat dalam keselamatan pasien, baik pasien itu sendiri dan
Rumah sakit memiliki berbagai sumber daya yang kompleks, antara lain
tenaga medis dan non medis yang siap memberikan pelayanan pada pasien, alat dan
teknologi canggih, serta obat-obatan. Keberagaman sumber daya tersebut jika tidak
dikelola dengan baik dapat menimbulkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). KTD
1
2
Fokus terhadap keselamatan pasien ini didorong oleh masih tingginya insiden
maupun nasional. Pada tahun 2000 IOM (Institusi of Medicine) di Amerika Serikat
menerbitkan 2 laporan tentang angka KTD. Ditemukan angka KTD sebesar 2,9% dan
3,7% dengan angka kematian 6,6% dan 13,6%. Dengan data ini kemudian dihitung
dari jumlah pasien rawat inap di RS Amerika Serikat sbesar 33,6 juta per tahun
didapat angka kematian pasien rawat inap akibat KTD diseluruh Amerika Serikat
berkisar 44.000 s/d 98.000 per tahun. Sebagai perbandingan angka lalu lintas pada
tahun tersebut hanyalah 43.458. (Kohn at al., 2000) laporan WHO dari hasil
penelitian pada rumah sakit di Amerika, Inggris, Denmark dan Australia menemukan
bahwa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan obat adalah : komunikasi (19%),
pemberian label (20%), nama pasien yang membingungkan (13%), faktor manusia
(42%), dan disain kemasan (20,6%). Adapun kesalahan yang berhubungan dengan :
kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam menyiapkan obat (7%).
Sedangkah menurut jenis kesalahan yang paling banyak adalah salah obat (22%),
over dosis (17%), salah rute obat (8%), salah teknik (7%) dan kesalahan dalam
moniitoring (7%).(6)
dibandingkan dengan negara industri. Studi yang dilakukan WHO pada tahun 2006
(IKP) terjadi pada 2,5%-18,4% dari 15.548 rekam medis di 26 rumah sakit, 83%
berkaitan dengan kesalahan terapeutik pada situasi klinik yang relatif tidak
kompleks. Laporan WHO pada studi yang melibatkan 11.379 pasien rawat inap di 58
rumah sakit di Argentina, Colombia, Costa Rica, Mexico and Peru oleh IBEAS (The
Latin American Studi of Events) mengatakan bahwa IKP terjadi pada 10% dari
admisi akibat pelayanan kesehatan. Risiko IKP meningkat dua kali lipat. (7)
Isu keselamatan pasien di Indonesia mulai dibahas pada tahun 2000, diikuti
dengan studi pertama di 15 rumah sakit dengan 4500 rekam medis. Hasilnya
menunjukkan bahwa angka KTD sangat bervariasi, yaitu 8,0% hingga 98,2% untuk
kesalahan diagnosis dan 4,1% hingga 91,6% untuk kesalahan pengobatan. Sejak itu,
melaporkan insiden keselamatan pasien yang terjadi dalam periode September 2006-
Agustus 2007 berjumlah 145 insiden yang terdiri dari KTD 46,2%, KNC 47,6% dan
lain-lain 6,2%. Laporan ini berasal dari 9 provinsi yaitu DKI Jakarta yang menempati
urutan tertinggi yaitu 37,9%, Jawa Tengah 15,9%, Yogyakarta 1,8%, Jawa Timur
11,7%, Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%, Aceh 0,7%, dan
Data KTD rumah sakit Indonesia sampai februari 2016 mencapai 289
laporan. KTD terbanyak terjadi pada laki-laki umur >30-65 tahun. Terbanyak
jenisnya berupa 69 kejadian (43,67%) Kejadian Nyaris Cidera (KNC), pada pasien
rawat inap, berbentuk salah pemberian obat (29,25%), pasien jatuh (23,4%), batal
mandiri maupun bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain. Perawat sebagai
jumlah terbanyak di rumah sakit, pelayanan terlama (24 jam secara terus-menerus)
dan tersering berinteraksi pada pasien dengan berbagai prosedur dan berbagai
erat dengan upaya untuk mencegah dampak KTD terhadap pasien yaitu kematian dan
langkah, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan “mal praktek” yang belum
tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Insiden pelanggaran patient safety 28,3%
patient safety. Kerja keras perawat tidak dapat mencapai level optimal jika tidak
didukung dengan sarana prasarana, menajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan
lainnya. (11)
Rumah sakit Bhayangkara Padang merupakan rumah sakit tipe D dan juga
kesehatan kepada anggota Polri, PNS serta keluarga, dan masyarakat di wilayah
hukum Polda Sumatera Barat. Rumah Sakit Bhayangkara ini telah menjalankan
inap RS Bhayangkara Padang telah ditetapkan dengan baik, akan tetapi masih di
5
dapatkan insiden keselamatan pasien. Data yang diperoleh dari Rumah sakit
agustus 2018 sebanyak 3104 pasien rawat inap dengan phlebitis 15 orang (4,8%).
mencapai (6,6%) yaitu bedah orthopedi dengan angka insiden (5,8%) dan bedah
obgyn dengan angka insiden (0,8%). Angka ini melebihi standar yang telah
ditetapkan oleh Kemenkes RI No 129 Tahun 2008 yang diperbolehkan yaitu <1,5%
Berdasarkan wawancara studi awal yang dilakukan kepada salah seorang tim
panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit Bhayangkara insiden
phlebitis yang terjadi umumnya disebabkan karena teknik pemasangan inpus yang
salah serta ditemukan petugas yang tidak melakukan dressing atau perawatan luka
infus yang seharusnya dilakukan setiap hari. Wawancara yang dilakukan kepada dua
orang perawat di ruang rawat inap mengakui bahwa hambatan dalam penerapan
patient safety oleh perawat di ruang rawat inap adalah belum optimalnya supervisi
dan promosi keselamatan pasien oleh kepala ruang dan kerjasama antar unit belum
Penelitian terkait dengan topik yang peneliti tetapkan yaitu penerapan patient
safety di ruang rawat inap RSUD Dr. Zainoel Abidin (Yusuf, 2016). Hasil penelitian
mengemukakan bahwa penerapan patient safety di ruang rawat inap kelas III RSUD
Tahun 2018?”
tahun 2018.
patient safety.
diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan bahan bacaan bagi FKM
Unand mengenai hal-hal yang terkait dengan peran perawat di ruang rawat
safety.
Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis Peran Perawat Dalam Penerapan
Patient Safety di Ruang Rawat Inap RS Bhayangkara Padang Tahun 2018 dengan
dilihat dari komponen input yang meliputi kebijakan, sumber daya manusia, dana
monitoring dan evaluasi dalam penerapan patient safety oleh perawat di ruang rawat
inap. Terakhir hasilnya yaitu terlaksananya penerapan patient safety oleh perawat di
nosokomial