Anda di halaman 1dari 2

Saat ini, umat manusia di seluruh dunia sedang mengalami bencana luar biasa yaitu pandemi.

Pandemi adalah epidemi penyakit yang terjadi serempak dan menyebar di wilayah yang luas.
Pandemi yang dimaksud adalah pandemi Coronavirus Disease 2019 atau yang sering disebut
COVID-19. Pandemi ini bermula dari munculnya sebuah virus di kota Wuhan, China dan
telah menyebar ke seluruh dunia. Pada awalnya virus ini diduga berasal dari “zoonotic
spillover” atau “virus yang melompat” dari hewan yang terinfeksi ke manusia, sebelum
menjadi sangat menular dari manusia ke manusia. Media penyebaran virus ini sendiri adalah
melalui droplet atau tetesan kecil yang tidak disadari dari hidung atau mulut, sehingga
penyebarannya sangat cepat sekali. Kemunuculan kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali
terjadi pada 2 Maret 2020 dengan pasien bernama Sita (31 tahun) yang terlibat kontak dengan
seorang WN Jepang yang masuk ke wilayah Indonesia.

Berbagai cara dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan pandemi ini.
Mulai dari pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) yang
kemudian berganti menjadi PSBB Transisi, hingga menjadi Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM), sampai yang terakhir dan masih digunakan sampai
saat ini yaitu PPKM empat level. Pemerintah juga mengampanyekan menggunakan masker
dua lapis, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer. Selain
itu, pemerintah juga gencar melakukan vaksinasi terhadap seluruh rakyat Indonesia. Akan
tetapi, hingga saat ini baru sekitar 24% dari target vaksinasi.

Banyak sekali kendala – kendala yang dialami oleh pemerintah dalam melaksanakan program
vaksinasi seperti, banyaknya informasi hoax yang beredar di masyarakat. Hal ini membuat
masyarakat menjadi cemas dan takut di vaksinasi Covid-19. Contoh kasus yang baru – baru
ini terjadi adalah kasus dari dr. Lois Owien. Dia mengatakan bahwa selama ini kasus
kematian akibat covid-19 adalah suatu kebohongan. Menurut dia, kematian tersebut bukan
disebabkan oleh covid-19 melainkan disebabkan oleh interaksi antarobat dan pemberian obat
dalam 6 macam. Hal ini telah menimbulkan kepanikkan di masyarakat yang menyebabkan
masyarakat menjadi enggan berobat ke rumah sakit. Masyarakat percaya bahwa apabila
mereka ke rumah sakit, mereka akan langsung divonis menderita covid-19 dan akan
menjalani isolasi di rumah sakit yang akan menimbulkan kematian seperti apa yang dikatakan
oleh dr. Lois Owien. Selain itu, masyarakat juga dihadapkan terkait permasalahan kandungan
dan darimana vaksin berasal. Mereka beranggapan bahwa vaksin – vaksin yang beredar
memiliki kandungan yang berasal dari babi sehingga mereka ragu dengan boleh atau tidaknya
vaksin tersebut masuk ke dalam tubuh. Tidak hanya masalah kandungan, beberapa golongan
masyarakat pun mempermasalahkan asal negara dari vaksin tersebut. Mereka beranggapan
bahwa vaksin – vaksin yang dikirim dari negara – negara komunis seperti Cina akan
memberikan dampak buruk ke dalam tubuh mereka.

Permasalahan – permasalahan tersebut terjadi karena kurangnya imbauan pemerintah kepada


masyarakat. Informasi – informasi yang kurang membuat mereka pun menjadi percaya
terhadap informasi yang beredar di masyarakat. Pemerintah harus lebih memperhatikan
informasi – informasi tersebut agar tidak menimbulkan keonaran di masyarakat. Selain itu,
pemerintah diharapkan dapat mengajak seluruh elemen masyarakat agar segera divaksinasi.
Hal ini wajib dilakukan agar kehidupan masyarakat Indonesia dapat bejalan normal kembali.
Ajakan – ajakan tersebut dapat berupa imbauan melalui media online, media cetak, ataupun
langsung menemui masyarakat. Pemerintah dapat memaksimalkan platform media sosial
seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Tiktok. Selain itu, pemerintah juga dapat membuat
kebijakan – kebijakan yang memaksa masyarakat untuk divaksinasi, seperti yang dilakukan
DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta mewajibkan segala kegiatan yang dilakukan di luar
rumah seperti berbelanja, bekerja, menaiki transportasi umum untuk menunjukkan surat
keterangan vaksin terlebih dahulu, sehingga masyarakat mau tidak mau harus divaksinasi
apabila ingin berkegiatan di luar rumah.

Putri, Kirana Eka, Kris Wiranti, Yosef Syukurman Ziliwu, Maria Elvita, Debora Yuliana
Frare, Rotua Sari Purdani, dan Susanti Nirman. (2021). Kecemasan Masyarakat akan
Vaksinasi Covid-19. Bandung Barat.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/7794/pdf#

Utami, Ressa Andriyani, Ria Efkelin Mose, Martini. (2020). Pengetahuan, Sikap, dan
Keterampilan Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta
Pusat. http://ejournal.stikesrshusada.ac.id/index.php/jkh/article/view/85/11

Anda mungkin juga menyukai