SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat akhir untuk memperoleh gelar
Sarjana Hukum
Oleh :
140200111
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2018
SKRIPSI
OLEH:
Disetujui/Diketahui Oleh :
KETUA DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN
NIM : 140200111
1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut diatas adalah benar tidak
merupakan ciplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang laain.
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah ciplakan, maka
segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa adanya paksaan atau
tekanan dari pihak manapun.
Medan, 2018
NIM : 140200111
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat ALLAH SWT karena atas
berkah dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dan
semoga dihari-hari kedepan kita tetap akan mendapat rahmat, hidayah, dan
menyelesaikan suatu skripsi, dan untuk itu penulis menyusun dan menyelesaikan
bantuan dan dorongan dari teman-teman baik secara moril maupun materil, untuk
itu penulis menyadari tanpa bantuan mereka skripsi ini tidak akan terselesaikan.
semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat
II. Bapak Dr. Saidin, S.H., M.Hum, selaku wakil Dekan I Fakultas
IV. Bapak Dr. Jelly, S.H., M.Hum, selaku wakil Dekan III Fakultas
VI. Bapak Syamsul Rizal, S.H., M.Hum selaku wakil ketua departemen
yang sangat sabar dan telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan
VIII. Ibu Zulfi Chairi, SH., M.Hum selaku dosen pembimbing dua yang
dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat selesai tepat
waktunya.
IX. Seluruh dosen-dosen dan staf yang ada di Fakultas Hukum Universitas
dan Ibu Heni Riwati selaku ibunda penulis. Terima kasih atas kasih
ii
XI. Untuk kakak tersayang Hartani Murpratiwi SE, Devi Erfika dan Orang
kasih untuk semua dukungan dan bantuan kalian. Semoga kita sma
kalian serta masukan masukan yang kalian berikan. Semoga kita dapat
Utara, Abang Gabeta Solin dan Kakak Ririn Ardhila, terimakasih atas
iii
Medan, 2018
Hormat Penulis
iv
KATA PENGANTAR…………………………….……………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………….…………………………….v
ABSTRAK…………………...…………………………...……………..………vii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………..97
B. Saran……………………………………………………………………98
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………99
LAMPIRAN
vi
vii
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam
diperankan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus didasarkan pada
1
Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (4)
berkelanjutan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri yang ada dengan tetap
memperhatikan ketentuan, dan norma yang berlaku serta anggaran dasar BUMN. 2
usaha yang akan dilakukannya. Tentunya kegiatan terencana dan terprogram ini
Disamping itu, perlu terbentuk kerjasama tim yang baik dengan berbagai pihak,
terutama dari seluruh karyawan dan top manajemen. Sistem corporate governance
prinsip yang berlaku secara universal ini, diharapkan perusahaan dapat hidup
semua prinsip Good Corporate Governance, hal ini pun membantu dalam proses
2
Daftar BUMN,di unduh dari http://www.bumn.go.id/daftar-bumn/,diaksespada, tanggal
14 Desember 2017
Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disingkat
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.”
Saat ini prinsip Good Corporate Governance telah menjadi acuan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam era globalisasi saat ini, Good Corporate
Governance mutlak perlu untuk dilaksanakan dengan disiplin baik, agar tercapai
dalam perusahaan, bukan suatu hal yang menakutkan bagi pegawai maupun
pengusaha. Kesadaran dan itikad baik sangat penting bagi laju investasi.
3
Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal 42
director) dan komite audit (audit committee) di perusahaan tak berfungsi efektif
Enron, WorldComm, Tyco, Marsh & McLennan dan Dick Grasso yang telah
perusahaan yang polos, yang terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris tanpa
disertai penjelasan yang lebih terinci mengenai tugas, tidaklah cukup untuk
4
Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru,Citra Aditya
Bakti,Bandung,2003 hal. 1.
mengawasi direksi.
komunitas.
pemegang saham merupakan masalah klasik yang selalu timbul dari srtuktur
perusahaan.
sangat terpusat, dan presentase manajer yang termasuk dalam grup pengendali
juga sangat tinggi. Hal ini pada hakikatnya merupakan ciri khas bagi suatu sektor
usaha yang sedang berkembang serta pasar modal yang dalam pertumbuhan. Akan
canggung lagi dan semakin berbaur dengan ekonomi dunia untuk pembiayaan
BUMN yang besar dan dikelola dengan baik telah dengan sukses go public,
yang buruk yang digambarkan oleh rendahnya tingkat keuntungan, operasi usaha
yang tidak fokus, tidak memiliki orientasi pasar dan konsumen, produktifitas yang
5
Adrian Sutedi, Good Corporate Governance, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal 4
6
Http://www.sahamok.com/perusahaan-publik-terbuka-tbk-emiten-bei-bursa-efek-
indonesia/amp, diakses pada tanggal 10 november 2017
bahwa sistem corporate governance yang baik sangat berarti bagi kepentingan-
IMF, OECD, dan APEC. Dengan melontarkan beberapa prinsip umum dalam
sedang tertimpa krisis menjadi bangkit menuju kearah yang lebih sehat, maju,
mampu berdaya saing, dikelola secara dinamis serta professional. Yang dapat
investor.7
Governance merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh PT. Perkebunan
Cara tersebut diterapkan oleh para organ perseroan maupun organ pendukung
yang berbeda.8
7
Violetta Jingga Tadikapury, Penerapan Good Corporate Governance pada Bank X TBK
Kanwil X, Universitas Hassanudin, Makassar, 2011, hal. 16
8
Christie Dwi Karya Susilawati, Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good
Corporate Governance Yang Efektif, Universitas Maranatha, Bandung, 2013, hal.2
White Collar Crime yang melibatkan pimpinan perusahaan pada jenjang tertinggi.
dilakukan oleh Dewan Komisaris. Bahkan, karena lemahnya peraturan yang ada,
komisaris independen, Dewan Komisaris tidak saja kurang efektif, melainkan juga
tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti Tanggung jawab Hukum Dewan
B. Permasalahan
9
Ronny Kusumo Muntoro, Membangun Dewan Komisaris yang Efektif, tersedia di
website http://lmfeui.com/data/mui_Membangun%20DewanRonny%20K%20Muntoro.pdf, diakses
pada tanggal 12 Desember 2017
C. Tujuan Penulisan
Nusantara IV
D. Manfaat Penulisan
1. Kegunaan Teoritis
b. Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat digunakan sebagai referensi bagi
10
2. Kegunaan Praktis
E. Metode Penelitian
terjemahan dari bahasa Inggris yaitu research, yang berasal dari kata re( kembali )
11
kembali”.10
tersebut dilakukan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan
dan diolah.11
1. Jenis Penelitian
yuridis normatif atau penelitian hukum yang hanya meneliti bahan pustaka
Pada penelitian hukum sejenis ini, mengkonsepkan hukum sebagai apa yang
10
Syahrum dan Salim,Metodologi Penelitian Kuantitatif, Penerbit Citapustaka Media,
Bandung,2012,hal 37
11
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Penerbit Rajawali
Pers,Jakarta,2012,hal 27.
12
Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Pt. Raja
Grafindo Persada, 2007, hal 116
13
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada 2006 hal 118
12
pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data sekunder dibagi
atas 3 (tiga),yaitu :
Indonesia.
hukum sekunder.
13
dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini sehingga diperoleh data
4. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
yaitu pembahasan dan penjabaran yang disusun secara logis terhadap hasil
F. Keaslian Penulisan
berkaitan dengan judul skripsi penulis, ditambah dengan sumber riset dari
lapangan.
14
Oleh karena itu, penulisan ini dapat dikatakan penulisan yang pertama kali
secara akademis.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab,dan tiap-tiap bab terbagi ata beberapa
15
dengan saran-saran.
16
Terbatas adalah suatu bentuk usaha yang berbadan hukum, yang pada awalnya
kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Adapun kata
terbatas merujuk kepada pemegang yang luasnya hanya sebatas pada nilai
14
Undang- Undang Perseroan Terbatas Pasal 1 No 40 Tahun 2007
15
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, PT.Citra Aditya
Bakti 1993, hal.7
17
menjadi subyek hukum yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, sebagai
seperti seorang manusia dan dapat pula mempunyai kekayaan atau utang (ia
1. Badan Hukum
syarat keilmuan sebagai pendukung hak dan kewajiban, antara lain memiliki
harta kekayaan sendiri yang terpisah dari harta kekayaan pendiri atau
pengurusnya, dalam KUHD tidak ada satu pasal pun yang mengatakan
suatu badan hukum, atau manusia semu ataupun merupakan suatu badan
secara hukum memiliki harta kekayaan sendiri, dan mempunyai pengurus yang
akan bertindak untuk dan atas nama perseroan tersebut Pada prinsipnya yang
16
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis : Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hal.41
17
Rachmadi Usman,Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Alumni, Bandung,
2004, hal.47
18
direksi, komisaris atau pemegang saham tidak dapat dimintai tanggung jawab
harus dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih sebagai pemegang
dimuat dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan notaris, dan setiap pendiri
wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan Terbatas didirikan oleh
satu orang pemegang saham dan tanpa akta notaris. Ketentuan ini merupakan
asas dalam pendirian perseroan terbatas. Konsekuensi dari anggapan bahwa suatu
tegasmenganut teori perjanjian ini, seperti terlihat dalam ketentuan Pasal 1 angka
18
Ibid.hal 19
19
laba. Supaya kegiatan usaha itu sah, maka harus memperoleh izin dari
4. Modal Dasar
dikemukakan diatas terbagi dalam suatusaham. Modal dasar ini disebut juga
“modal statuter”, yang dalam bahasa inggris disebut authorized capital. Modal
ataupemegang saham.
oleh pendiri adalah adanya akta pendirian yang harus dibuat didepan notaris
19
Rachmadi Usman,Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Alumni, Bandung,
2004, hal.47
20
para pendiri, yang menurut teori perjanjian, haruslah terdiri dari minimal
2orang/badan hukum.
sebagai berikut :
Pasal 7 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), yang menyatakan sebagai
saham menjadi kurang dari 2 (dua) orang, dalam jangka waktu paling
orang lain. ;
Ayat (6) :
21
serta ayat (6) tidak berlaku bagi : perseroan yang merupakan Badan
haruslah terdapatmodal dasar dan juga modal ditempatkan dan modal setor.Semua
seluruhnilai nominal saham. Meskipun ada sebagian modal dasar yang belum
disetor,tetapi modal dasar seperti itu juga dicadangkan untuk disetor kelak,
perseroanterbatas adalah bahwa tidak rnungkin ada modal yang tidak dibagi ke
dalamsaham-saham, dan tidak mungkin pula ada saham yang tidak diambil dari
modal perseroan.
22
atas mata acararapat yang ditambahkan harus disetujui dengan suara bulat.
wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6(enam) bulan setelah tahun
20
Rachmadi Usman,Opcit.Hal 12
23
lebih dari jumlah seluruh sahamdengan hak suara, kecuali anggaran dasar
c. Direksi
2007 dinyatakan direksi adalah “organ perseroan yang berwenang dan penuh
d. Dewan komisaris
24
secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihatkepada direksi dalam
dicatat dalam daftar perseroan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) belum dilakukan, menteri menolak setiap
25
perseroan. Sejak akta pendirian ditanda tangani oleh para pendiri, berdirilah
perseroan, dan hubungan antara para pendiri adalah hubungan kontrak yang
mempunyai fungsi intern, yaitu sebagai aturan main para pendiri saham dan
organ perseroan, dan fungsi ekstern terhadap pihak ketiga sebagai identitas
akta pendirian ditanda tangani oleh para pendiri, berdirilah perseroan, dan
21
Sujud Maargono, Hukum Perusahaan Indonesia, CV. Novindo Pustaka Mandiri,
Jakarta, 2008, hal.27
26
mempunyai fungsi intern, yaitu sebagai aturan main para pendiri saham dan organ
perseroan, dan fungsi ekstern terhadap pihak ketiga sebagai identitas dan
sekurang-kurangnya:
kuranngnya:
1) Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
2)Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
diangkat;
jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor
27
negara(TBN).
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) harus diajukan kepada Menteri paling
(3) Apabila format isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan
28
(5) Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal
(6) Apabila semua perysaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah
29
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akta pendirian
menjadi batal sejak lewatnya jangka waktu tersebut dan Perseroan yang
(10) Ketentuan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
pendirian yang sudah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM, dan sejak saat
sejak saat itu pula institusi tersebut dapat mengikatkan diri sebagai suatu pihak
Pendafataran ini wajib dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan setelah
30
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
dimaksud dalam ayat (1) huruf c.Para pendiri atau kuasanya membawa akta
dapat diterbitkan atas nama (op naam), dan atas tunjuk (aan tonder). Saham
saham atas tunjuk merupakan bukti bagi pemegangnya sebagai orang yang
22
Abdulkadir Muhammad, Ibid, hal.70
31
KUHD. Setiap saham memuat harga nominal saham. Jual beli saham dapat terjadi
di atas atau di bawah harga nominal, tetapi dapat juga ditentukan dalam anggaran
dasar bahwa saham tidak boleh dijual di bawah harga nominal. Jual beli
di pasar modal. Harga saham di pasar modal disebut kurs (exchange rate).23
harta kekayaan yang terpisah dari harta kekayaan pribadi pengurus dan
persero. Harta kekayaan itu terdiri dari benda bergerak dan tidak
kekayaan Perseroan Terbatas adalah modal. Modal ini ada tiga jenis
tingkatannya, yaitu:24
modal dasar
3. Modal yang disetor, yaitu modal yang secara tunai telah ditempatkan
23
Ibid, hal.33
24
Http://id.m.wikipedia-perseroan-terbatas,diakses pada tanggal 15 Januari 2018
32
(BUMN)
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, berdasarkan Pasal 1
Angka (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
33
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.”
sebagian besar modal BUMN berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan
kekayaan negara dari anggaran pendapatan dan belanja negara untuk dijadikan
pada sistem anggaran pendapatan dan belanja negara, namun pembinaan dan
Pendirian BUMN
maksud :
2. Mengejar keuntungan
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat
hidup orangbanyak
25
Soedjono Dirdjosisworo, Op.Cit,hal. 151
34
Perum. Dari hal tersebut, maka dapat dilihat bahwa pendirian BUMN tidak hanya
dilakukan dengan membentuk Persero atau Perum yang baru, tetapi jugadapat
pendirian BUMN.26
b. Mengejar keuntungan
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
26
Iswara vivi, https://www.scribd.com/doc/98505089/makalah-tentang-BUMNdi akses
pada tanggal 11 Desember 2017
35
lebih lengkap dan ideal bila dibandingkan dengan tujuan pendirian perusahaan
bahwa tujuan perusahaan negara ialah untuk turut membangun ekonomi nasional
sesuai dengan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam
sebagai salah satu jenis badan usaha memiliki tujuan yang keseluruhannya
pengelolaan sumber daya dan produksi barang-barang yang meliputi hajat hidup
orang banyak, tetapi juga dalam berbagai kegiatan produksi dan pelayanan yang
27
Soedjono Dirdjosisworo, Op.cit, hal. 163
36
berlaku terhadap BUMN, para Direksi BUMN juga berpegang teguh pada
relevanmengenai perusahaan.
28
Ibrahim, BUMN dan Kepentingan Umum, PT. Citra Aditya, Jakarta, 1997, hal.135
37
kejelasannya.
yang sehat.
jawab penuh atas pengurusan BUMN, tujuan BUMN, serta mewakili BUMN baik
dan berkelanjutan, dengan berpedoman pada peraturan menteri ini, dan tetap
BUMN.29
seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan dan/atau dalam bidang teknis
29
Pandji Anoraga, BUMN: Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi), Pustaka Jaya,
Jakarta,1995, hal.8
38
a.Anggota Direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah, badan usaha milik
swasta
1. Bentuk-Bentuk BUMN
Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 1969 tentang
39
dengan perusahaan negara adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun yang
yang seluruh meodalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
pengelolaan perusahaan.”
Artinya, walaupun bertujuan mencari keuntungan atau laba, hal itu diperuntukan
40
dari pada kepentingan komersial yang berupa keuntungan atau laba, walaupun
menjalankan perusahaan yang baik dan pengelolaan yang bagus tetap diperlukan.
diperoleh menjadi bagian dari pendapatan negara, oleh sebab itu, pengaturan
didirikan.
41
Perseroan Terbatas (PT), seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara,
Perusahaan Perseroan, semua aturan dan asas hukum perdata berlaku terhadapnya,
Terbatas, maka segala ketentuan yang diatur dalam KUHD sudah tidak berlaku
lagi. Modal perusahaan perseroan, seluruh atau sebagiannya adalah milik Negara,
maka dalam akta pendirian Persero dinyatakan bahwa satu bagian saham-saham
minimal 51% dimiliki negara, dan satu bagianlainnya (maksimal 49%) dimiliki
oleh pihak swasta, yang kemudian menjadi anggota Direksi Persero. Setelah
serta yang lebih besar dalam dalam perdagangan dan usaha.Hal ini dilakukan
dengan Perum.
30
Ibid, hal. 97
42
PERSEROAN TERBATAS
terobosan dan bukti kepedulian terhadap penciptaan kondisi usaha yang lebih
Kejaksaan Agung, dan Kepolisian telah cukup banyak temuan dan kasus yang
governance atau tata pemerintahan yang baik, merupakan bagian dari paradigma
baru, yang berkembang dan, memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama
19
43
masyarakat) Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti,
situasi ekonomi yang tidak mudah di prediksi, dan perkembangan politik yang up
hanya mengandalkan informasi dari berbagai media massa dengan variatif dan
(dari 80 negara) di tahun 2002, dan daya saing mikro ekonomi (MCI) turun
44
kelompok dengan resiko politik dan ekonomi terburuk di antara 12 negara Asia
bersama Cina dan Vietnam. Di lihat dari kebutuhan dunia akan usaha,
perkembangan luar biasa, karena realisasi PMA naik lebih dari 100%, dengan
nilai realisasi investasi yang menembus US$9 miliar. Namun, penilaian dari
dalam “credit registries”, dan memperbesar pagu kredit hampir lima kali lipat. Ini
tentu akan memudahkan para entrepreneur untuk menambah modal usaha, selain
menjaga terhadap risiko pemberian kredit bermasalah. Juga ada perbaikan dalam
45
posisi 135, turun empat peringkat dibandingkan dengan tahun 2006. Dari sini bisa
prinsip dan praktik governance yang baik, penegakkan peraturan, kondisi politik
Kedua, Indonesia ternyata juga memiliki kerangka hukum yang paling .Strict
lerlebih dahulu).
46
berarti semua kegiatan sosial, ekonomi, ploitik, dan adminstratif yang dilakukan
eksekutif dan skema lainnya. Good Corporate Governance yang sudah semakin
dikenal sekarang ini mempunyai beberapa definisi yang tidak sama. Ada banyak
31
Riandasari,melalui:https://accounting1st.wordpress.com/2011/07/02/perkembangangoo
d-governance-di-indonesia/,diakses pada tanggal 12 Januari 2009
47
dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”
definisi sebagai berikut : “... One key element in improving economic efficiency
other stakeholders and also provides the structure through which the objectives of
performance.32
Pada Pasal 1 angka (1) dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Perusahaan Yang Baik ( Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik
selanjutnya disebut GCG adalah prinsip prinsip yang mendasari suatu proses dan
32
Pengertian Good Corporate Governance, http:/lib.ui.ac.id/file?file=digital/130671-
T%2027289-Tinjauan%20pelaksanaan-Tinjauan%20literatur.pdf , diakses pada tanggal 9
September 2017
33
Nyoman Tjager, Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas
Bisnis Indonesia, Jakarta, PT. Prehilindo, 2003, hal.28
48
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu
34
Muhammad Adrian Muluk (Contributor CIC – FCGI), “GCG di Lembaga
KeuanganMikroKajianKebutuhanPenerapan”,http://www.cicfcgi.org/news/governance/GCGdiLem
baga Keuangan Mikro - Kajian Kebutuhan Penerapannya.shtml di akses tanggal 4 september
2017
35
Ibid.hal 52
49
korporasi.
Good Corporate Governance merupakan suatu komitmen atau aturan main serta
bisnis tersebut dapat berjalan secara sehat dan beretika yang mengurus hubungan
antara shareholders dengan stakeholders untuk membuat suatu nilai tambah bagi
suatu perusahaan.
36
Ibid.hal 53
50
ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri
governance. Bagi para pelaku usaha dan pasar modal prinsip – prinsip ini
51
perusahaan.37
Pertanggungjawaban (Responsibility).
Transparansi (Transparency)
Akuntabilitas (Accountability)
dan wajar.
37
Ibid.,hal.49
52
Independensi (Independency)
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha
38
“GoodCorporateGovernance”http://www.bpkp.go.id/index.php?idunit=21&idpage=326
diakses tanggal 12 september 2017
53
mengenai perusahaan;
efektif;
analisis atas situasi dan kondisi perusahaan, dan tingkat kesiapannya, sehingga
54
a)Awareness Building
Good Corporate Governance saat ini. Langkah ini perlu guna memastikan titik
55
Penyusunan manual dapat dilakukan dengan bantuan tenaga ahli independen dari
luar perusahaan. Manual ini dapat dibedakan antara manual untuk organ-organ
Tahap Implementasi
Sosialisasi
56
Governance. Upaya sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang
Implementasi
Governance.
Internalisasi.
57
Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke
jasa audit yang demikian, dan di Indonesia ada beberapa perusahaan yang
melakukan scoring.
58
d)Membangun sistem audit yang handal, yang tak terbatas pada kepatuhan
kinerjanya
59
Juli 2002 yang telah diperbaharui menjadi Peraturan Menteri Badan Usaha
antara lain :
60
Profesional).
61
Indonesia.
rasional. Hal ini dimungkinkan karena hukum tidak didasari fakta – fakta
mengenai kekuatan atau kelemahan alamiah, tetapi sesuai dengan kriteria objektif
yang berlaku.
Dalam konteks inilah suatu hukum yang baik harus mampu dan mempunyai
hidupnya.
Corporate Governace menjadi salah satu alternatif yang oleh banyak pakar
banyak aspek dari prinsip – prinsip corporate governance yang tidak atau
belum terjangkau oleh hukum korporasi yang ada saat ini. Keterbatasan
gunaan wewenang masih sulit diatasi melalui hukum yang ada secara
62
tercuat keinginan yang kuat dari kalangan dunia usaha agar dilakukan
Untuk Badan – badan Usaha Milik Negara (BUMN) masalah jatuh – bangun
sistem korporasinya dipandang bukan karena salah urus, tetapi semata – mata
hanya soal political will dari pemerintah. Sebab, dalam praktik pengelolaan
Audit bagi Badan Usaha Milik Negara. Peraturan Komite Audit ini ditindak
39
E.Y. Kanter, Etika Profesi Hukum, Storia Grafika, Jakarta, 2001, hal.83
63
Good Corporate Governance yang efektif, salah satu tugas yang menjadi
Governance secara efektif. Selain itu pemerintah dan otoritas terkait harus
audit yang sama dengan standar yang berlaku umum serta melibatkan
auditor eksternal dalam proses audit. Tujuannya supaya diperoleh ukuran yang
sama dengan ukuran ditempat lain. Dengan demikian, stakeholder dapat berharap
akan interpretasi yang sama atas fenomena – fenomena yang sejenis. Sebab
tentang Bank Umum. Dalam peraturan ini diatur kriteria yang wajib
dipenuhi calon anggota Direksi dan Komisaris bank umum, serta batasan
40
Akbar Faizal, Tanri Abeng Menjawab: Profesional versus Politik, Alexindo Media
Komputindo, Jakarta, 2002, hal.4
64
bank yang dilakukan oleh Direksi dan Komisaris, maupun yang bukan
dalam prinsip pengelolaan usaha yang baik pengaturan tanggung jawab dari
setiap organ yang ada dalam PT akan mempengaruhi desain kewenangan dan
41
Ibid
65
ketentuan yang diatur dalam UUPT. Selain itu perumusan prinsip – prinsip
corporate governance merupakan suatu konsep yang berasal dari negara lain
Indinesia tidak cukup signifikan maka menurut para penganut paham ini,
42
Indra Surya S.H., LL.M & Ivan Yustiavandana S.H., LL .M., Penerapan Good
Corporate Governance – Mengesampingkan Hak – Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha,
2006, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, hal.114
66
usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa
yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan trans-paran, melaksanakan
dan jasa dunia usaha serta pihak yang ter-kena dampak dari keberadaan
RUPS tahunan, diadakan dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun
buku, dan dalam RUPS tahunan ter-sebut harus diajukan semua dokumen
kebutuhan, seperti RUPS luar biasa.Organ perseroan adalah RUPS, Direksi, dan
tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris dalam batas yang ditentukan
67
RUPS juga berhak untuk memperoleh segala ke-terangan yang berkaitan dengan
dan tempat RUPS diadakan Secara umum suatu RUPS diadakan di tempat dimana
usahanya kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar, namun tempat ini tetap
Governance
pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
Secara umum fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris perseroan antara lain :
68
g). Melakukan pengawasan secara umum terhadap pekerjaan Direksi dan kegiatan
l). Melaksanakan tugas-tugas tertentu dari Direksi jika ditunjuk khusus untuk
itu.
dilakukan oleh Dewan Komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau golongan
44
Http://id.m.wikipedia.org/wiki/perseroan,diakses pada tanggal 15 Januari 2018
69
haruslah sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan yaitu yang tertuang
perseroan terbatas dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
45
Rachmadi Usman, Op. Cit., hal. 195-196
70
Sebenamya yang menjadi tugas utama seorang anggota Dewan Komisaris adalah
sebagaimana diatur dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT yang berbunyi : 'Dewan
misalnya :
46
Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya Kajian Analitis UU
Perseroan Terbatas Nomor I Tahun 1995, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, hal. 128.
71
72
114 ayat (2) dan ayat (3) UUPT yang mengatakan bahwa :
Berdasarkan pasal 114 ayat (2) dan ayat (3) UUPT di atas, maka setiap
anggota Dewan Komisaris dituntut untuk beritikad baik dan penuh tanggung
jawab dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengawas dan penasihat
73
juga bertanggung jawab secara hukum atau berlaku secara tanggung renteng.
74
bisnis yang lain yang berimplikasi pada cara dan metode pengawasan
47
Perkebunan Nusantara IV Medan, Pedoman Tata Kerja Dewan Komisaris dan
Direksi,Jakarta ,2013
75
lokasi (taylor made) dan tidak dapat diseragamkan. Hal ini juga berimplikasi pada
pengawasan unit per unit usaha. Memahami kondisi yang demikian, pelaksanaan
pada level kantor pusat, tetapi juga turun langsung pada unit-unit usaha yang
variatif. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan RKAP berada pada level unit- unit
usaha tersebut.
48
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara IV, Jakarta,2016
76
Negara;
77
BUMN.
Nusantara IV
10. Surat nomor; S-441/ MBU /WK/08/2014 tanggal 25 Agustus 2014 tentang
11. Surat Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama PTPN III (Persero)
yaitu Komite Audit dan Komite Lain. Komite audit terdiri dari Ketua dan
78
Komite lain yang dapat dibentuk oleh Dewan Komisaris terdiri dari Ketua dan
arahan pemegang saham dan ketentuan anggaran dasar yang mengatur tata kerja
49
PT. Perkebunan Nusantara IV,Loc.cit
79
dan Direksi dalam memahami tugas dan tanggung jawab, hak dan
yang dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) UUPT yaitu dalam hal melakukan
Direksi. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian,
nasehat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud
50
http://ptpnix.co.id/board-manual.html diakses pada tanggal 16 Januari 2018
80
terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris atau lebih, maka tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat Pasal 114 ayat (3) UUPT apabila dapat
membuktikan:52
Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas
kerugian tersebut.
Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris
Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban
Perseroan akibat kepailitan tersebut, Pasal 114 ayat (4) UUPT mengatur bahwa
setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab
dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab
sebagaimana dimaksud diatas, berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris yang
sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.
51
https://www.ptpn4.co.id diakses pada tanggal 16 Januari 2018
52
PT.Perkebunan Nusantara IV, Loc.cit
81
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; (iii) tidak
tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan kepailitan; dan (iv) telah
Suatu tanggung jawab lahir dari adanya pemberian atau pelimpahan tugas
kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan kemudian
53
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara IV, Jakarta,2016
82
mengenai perseroan maupun usaha perseroan dan memberi nasihat kepada direksi
perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan tugas pengurusan yang
ditunjuk oleh undang-undang kepada direkam dalam hal ini disebut dengan tugas
fiduciary yang senantiasa harus dipedomani direkam dengan itikad baik dan
yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk
Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan
berlaku,, untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
(RJPP) perseroan.
54
Ibid,hal 12
83
7). Melakukan penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan individu berdasarkan
kriteria, target dan indikator utama yang dimuat dalam kontrak Manajemen
RKAP.
perusahaan/perusahaan patungan,
bisnis yang diperkirakan berdampak besar pada usaha kinerja perseroan secara
tepat waktu.
84
eksternal.
perseroan.
perseroan.
Indonesia.
19).Pemberian arahan tentang kebijakan pengadaan barang dan jasa perseroan dan
pelaksanaannya.
22). Pemberian arahan atas saran, harapan,permasalan dan keluhan dan keluhan
85
oleh Direksi.
perseroan.
86
dalam RKAP.
selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang
memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan
perseroan.
55
Ibid,hal 22
87
r) Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan
oleh Direksi.
dianggap perlu.
i) Bidang Produksi
88
setiap unit usaha dalam rangka pemberian arahan dan monitoring asep 2 rapat
kerja Dewan Komisaris baik rapat internal Dewan Komisaris rapat Dewan
Komisaris dan Kewan Direksi Rapat Umum Pemegang Saham dan rapat dengan
pihak-pihak lain
89
yang pada tahun 2013 persen capaian terjadi penurunan di tahun 2015.
2014.
PTPN IV dari 93,108 tahun 2013 skor sebesar 32,096 tahun 2013
Pemutakhiran infrastruktur
56
Ibid,hal 135
90
telaah terhadap hasil assessment GCG PTPN di kinerja tahun 2014 menganalisis
tahun 2015 berdasarkan capaian kinerja GCG berdasarkan tahun 2014 hasilnya
menunjukkan adanya peningkatan skor dan predikat yang dicapai adalah sangat
baik terkait dengan hasil mitigasi assessment GCG tahun 2014. Dibandingkan
angka 93,108 pada assessment tahun 2013 menjadi 93,453 pada tahun 2014 ini di
Dewan komisaris telah melaksanakan tugas pengawasan selama tahun 2015 sesuai
Dewan Komisaris dibantu oleh organ dewan komisaris yakni komite audit komite
pemantau manajemen Risiko dan GCG sekretaris dewan komisaris dan sekretariat
tahun 2015 telah kami sampaikan kepada pemegang saham atau RUPS melalui
Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance
91
sangat baik.
92
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa :
2) Peran Dewan Komisaris yang paling utama ialah sebagai organ yang
kepada Direksi agar PT tetap berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan
93
94
Amirudin dan Zainal Asikin, 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
Anoraga Pandji, 1995. BUMN Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi),
Faizal Akbar, 2002. Tanri Abeng Menjawab Profesional versus Politik, Jakarta:
Alexindo Media Komputindo
Sinar Harapan
Ibrahim Shaid, 1997. BUMN dan Kepentingan Umum, Jakarta: PT. Citra Aditya
Indra Surya S.H., LL.M & Ivan Yustiavandana S.H., LL .M., 2006. Penerapan
95
Pustaka Mandiri
Aditya Bakti
Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007. Penelitian Hukum Normatif, Jakarta:
Rajawali Pers
Citapustaka Media
Bandung : Alumni
Perundang-undangan :
UUD 1945
96
SALINAN
NEGARA
TENTANG
PERUBAHAN ATAS
97
98
Pasal I
Ketentuan Pasal 12 ayat (10) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara
diubah, sehingga ketentuan Pasal 12 menjadi sebagaiberikut :
Pasal 12
(3) Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilakukan untuk kepentingan BUMN dan sesuai dengan maksud dan
tujuan BUMN, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau
golongan tertentu.
99
Pasal II
Ditetapkan di Jakarta
MENTERI NEGARA
ttd.
DAHLAN ISKAN
100