Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hak Atas Kekayaan Intelektul
(HAKI)
Oleh Kelompok 1:
Mahasiswa Semester 3 Regular Akselerasi
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjdi acuan agar penulis bisa lebih baik lagi di masa mendatang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau
sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang
berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu
dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim
atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu
dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk Tingkat internasional
0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I( Hak Kekayaan Intelektual ) adalah
WIPO ( World Intellectual Property Organization).
1
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HAKI
Istilah HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan
terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam
undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement
Establishing The World Trade Organization). Pengertian Intellectual
Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang
timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan
dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang
diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok
orang atas karya ciptanya. Pada intinya HAKI adalah hak untuk menikmati
secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur
dalam HAKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia.
B. Prinsip-Prinsip HAKI
HAKI merupakan salah satu bidang yang dapat memberikan manfaat
dalam pembangunan ekonomi suatu negara, oleh karena itu untuk dapat
mengoptimalkan fungsi HAKI dalam pertumbuhan ekonomi maka salah
satu cara adalah dengan memberi perlindungan terhadap HAKI.
Perlindungan diperlukan untuk menjamin bahwa hak eksklusif kekayaan
3
intelektual seseorang tidak dirugikan oleh pihak lain, sehingga dengan
adanya perlindungan dapat menciptakan iklim persaingan yang sehat dan
mendorong pemilik HAKI untuk menginvestasikan dan mengalihkan
teknologinya. Dasar pemikiran diberikannya perlindungan hukum terhadap
ciptaan individu dilandasi oleh aliran hukum alam, adalah Grotius atau
Hugo de Groot meletakkan 4 (empat).
Prinsip dasar merupakan tonggak hukum alam sebagai berikut:
1. Prinsip kupunya dan kaupunya. Milik orang lain harus dijaga, demikian
pula jika barang-barang yang dipinjam membawa untung, untuk tersebut
harus diganjar.
2. Prinsip kesetiaan pada janji.
3. Prinsip ganti rugi, yakni jika kerugian itu disebabkan kesalahan orang
lain.
4. Prinsip perlunya hukuman karena pelanggaran atas hukum alam dan
hukum lain.
Prinsip utama HAKI yaitu kreasi dari pekerjaan dengan memakai
kemampuan intelektualnya tersebut, maka pribadi yang menghasilkan
mendapat kepemilikan berupa hak alamiah. Tingkat yang lebih tinggi dari
hubungan kepemilikan hukum bertindak lebih jauh dan menjamin bagi
setiap manusia penguasaan dan penikmatan eksklusif atas benda atau
ciptaannya tersebut dengan bantuan negara. Gambaran ini menunjukan
bahwa perlindungan hukum adalah kepentingan pemilik pribadi maupun
kelompok yang merupakan subjek hukum.Perjanjian TRIPs –WTO ini
merupakan satu hal yang wajar dan berlaku dengan sendirinya yaitu setiap
anggota yang terikat dengan Perjanjian TRIPs-WTO harus melaksanakan
prinsip–prinsip perlindungan dalam Perjanjian TRIPs-WTO serta memberi
perlindungan yang dicantumkan dalam Konvensi Bern. Sama hal nya
dengan Hak Cipta, dalam hal perlindungan hak milik industri juga
menembus batas nasional, kepentingan perlindungan HAKI tidak hanya
sekedar keharusan karena keberadaan perjanjian TRIPs-WTO dapat
dikatakan sebagai langkah baru dalam kancah perekonomian nasional.
Prinsip-prinsip HAKI dalam Perjanjian TRIPs-WTO adalah sebagai berikut:
4
1. Prinsip Free to Determine adalah ketentuan yang memberikan
kebebasan kepada para anggotanya untuk menentukan cara-cara yang
dianggap sesuai untuk menerapkan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Perjanjian TRIPs-WTO ke dalam sistem hukum dan hukum
mereka.
2. Prinsip Intellectual Property Convention adalah ketentuan yang
mengharuskan para anggota untuk menyesuaikan peraturan perundang-
undangan dengan berbagai konvensi internasional di bidang HAKI.
3. Prinsip National Treatment
Prinsip ini tertuang dalam Pasal 3 TRIPs-WTO yang mengharuskan para
anggotanya untuk memberikan perlindungan HAKI yang sama antar
warga negaranya sendiri dengan warga negara anggota lainnya, dengan
memperhatikan beberapa pengecualian yang telah ada berdasarkan
Konvensi Paris, Konvensi Bern, Konvensi Roma, dan IPIC Treaty
Washington 1989.
4. Prinsip Most Favour Nation
Prinsip ini sebagai prinsip perlakuan istimewa bagi negara tertentu yang
tertuang dalam Pasal 4 TRIPsWTO. Prinsip ini memuat ketentuan yang
mengharuskan para anggotanya memberi perlindungan HAKI yang
sama terhadap seluruh anggotanya. Prinsip ini untuk menghindar
terjadinya diskriminasi suatu negara terhadap negara lain dalam
memberikan perlindungan HAKI.
5. Prinsip Exhaustion adalah ketentuan yang berhubungan dengan
penyelesaian sengketa berdasarkan Perjanjian TRIPs-WTO.
5
5. Paten
6. Desain layout (dari lingkungan elektronik terpadu)
7. Perlindungan terhadap rahasia dagang
8. Pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian
lisensi
6
surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti awal
di Pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap
ciptaan tersebut. Ciptaan Yang Dilindungi, ialah ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.
7
➢ Merek Dagang : Adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau bebeapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya.
➢ Merek Jasa : Adalah merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis
lainnya.
➢ Merek Kolektif : Adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau
jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh
beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
➢ Jangka Waktu Perlindungan Merek : Merek terdaftar mendapat
perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama 10 (sepuluh) tahun.
Perlindungan merek terdaftar selama 10 (sepuluh) tahun tersebut
berlaku surut sejak tanggal penerimaan permohonan merek yang
bersangkutan.
8
5. Undang-Undang No. 32 Tahun 20000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
➢ Jangka Waktu Perlindungan Desain Industri
Hak Desain Tata Letak Sirkit Terpadu : Adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atau hasil
kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan
hak tersebut.
➢ Desain Tata Letak : Adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi
dalam satu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu.
➢ Sirkuit Terpadu : Adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau
setengah jadi, yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah bersifat aktif,
yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan
untuk menghasilkan fungsi elektronik. Perlindungan terhadap Hak
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada pemegang hak
sejak pertama kali Desain tersebut dieksploitasi secara komersial
dimanapun, atau sejak tanggal penerimaan.
➢ Dalam hal Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi
secara komersial, permohonan harus dilakukan paling lama 2 (dua)
tahun terhitung sejak tanggal pertama kali dioeksploitasi.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan selama
10 (sepuluh) tahun.Tanggal mulai berlakunya perlindungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicaatat dalam Daftar Umum
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan diumumkan dalam Berita
Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
9
6. Undang-Undang N0. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
➢ Rahasia Dagang : Adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum
di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang.
➢ Lingkup Rahasia Dagang : Meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat.
➢ Perlindungan Rahasia Dagang : Rahasia Dagang mendapat
perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai
nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana
mestinya. Informasi dianggap rahasia apabila informasi tersebut hanya
diketahui oleh pihak tettentu atau tidak diketahui secara umum oleh
masyarakat.
10
E. Lingkup dan Pembagian HAKI
Ruang lingkup HKI di Indonesia meliputi Paten, Merek, Hak
Cipta, Desain Industri, Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, serta Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Kepemilikan Personal:
1) Hak Cipta (Copyright)
2) Hak kekayaan industry (industrial property rights}, yang mencakup:
- Paten (patent);
- Desain industri (industrial design);
- Merek (trademark);
- Penanggulangan praktek persaingan curang (repression
ofunfair competition);
- Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design ofintegrated
circuit);
- Rahasia dagang (trade secret).
- Indikasi geografis (geographical indicators)
Kepemilikan Komunal:
1. Ekspresi Budaya Tradisional (EBT)
- Verbal tekstual,
- Musik, mencakup antara lain, tarian;
- Teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan
sandiwara rakyat;
- Seni rupa,
- Upacara adat.
2. Pengatahuan Tradisional
3. Sumber Daya Genetik
4. Potensi indikasi Geografis / Asal,
11
F. Peraturan Perundang-Undangan HAKI
1. Dasar Hukum Kepemilikan Personal
Hak Cipta
Paten Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Paten
Merek dan Indikasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Geografis
Merek dan Indikasi Geografis
Desain Industri Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
Desain Industri
Desain Tata Letak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang
Sirkuit Terpadu
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Rahasia Dagang Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang
Varietas Tanaman Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang
Varietas Tanaman
12
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2019 tentang
Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2011
tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak
g. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
67/Permentan/OT.140/12/2006 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan
Sumber Daya Genetik Tanaman
h. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 13 tahun
2017 tentang Data Kekayaan Intelektual Komunal
i. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.2/Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2018 Tentang Akses
Pada Sumber Daya Genetik Spesies Liar Dan Pembagian Keuntungan
Atas Pemanfaatannya
13
untuk sosialisasi seluk beluk yang berkaitan dengan hak cipta.Wakil ketua
dapat dianggkat dari departemen terkait atau dari unsur asosiasi. Demikian
juga dengan susunan sekretaris dan wakil selain melibatkan institusi juga
personil yang ada di dalam institusi kejaksaan, kepolisian dan ikatan
advokasi serta lembaga lain seperti LIPI, perpustakaan, BPHN, dan lainnya.
14
BAB III
METODE PENULISAN
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, HAKI dapat di anggap sebagai aset yang bernilai, hal ini
dikarenakan karya-karya intelektual dalam bidang ilmu pengetahuan, seni,
sastra atau teknologi yang dilahirkan dengan pengorbanan tenanga, waktu
dan biaya.
Manfaat ekonomis yang dinikmati dinikmati dan nilai ekonomis yang
melekat memunculkan konseep property terhadap karya-karya intelektual
tersebut. Bagi dunia usaha, karya-karya tersebut dapat disebut sebagai asset
perusahaan (Kesowo, 1995:5)
16
Daftar Pustaka
Konvensi Bern 1886 ini dilengkapi di Paris pada 4 Mei 1896, kemudian
diperbaharui di Berlin pada tanggal 13 November 1908, dilengkapi lagi
Bern pada 10 Maret 1914, diperbaharui di Roma pada 2 Juni
Jakarta,2007
U.U. No. 30 Tahun 2000, U.U. No. 31 Tahun 2000, U.U No 31 Tahun 2000, U.U.
2002.
https://www.duniadosen.com /hak-atas-kekayaan-intelektual-haki/
https://manplawyers.co/2019/09/19/mengenal-hukum-perlindungan-hak-
kekayaan-intelektual-di-indonesia/
17