Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGANTAR HAKI DAN TINJAUAN TERHADAP


HAK CIPTA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hak Atas Kekayaan Intelektul

(HAKI)

Dosen Mata Kuliah: Hj. Laksmie W. Enies, S.H., M.Kn.

Oleh Kelompok 1:
Mahasiswa Semester 3 Regular Akselerasi

Putery Aini 430200203582


Resyana Nurmalia P 430200203617

FAKULTAS ILMU HUKUM


SEKOLAH TINGGI HUKUM GALUNGGUNG
TASIKMALAYA
2 0 2 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada kami untuk menyelesaikan tugas terstrtuktur ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENGANTAR HAKI DAN TINJAUAN TERHADAP HAK CIPTA” .
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Hak Atas Kekayaan
Intelektual Sekolah Tinggi Hukum Galunggung. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Hj. Laksmie
W.Enies, S.E., S.H., M.Kn. Selaku dosen mata kuliah Hak Atas Kekayaan
Intelektual. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang kami bahas.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjdi acuan agar penulis bisa lebih baik lagi di masa mendatang.

Tasikmalaya, 21 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian HAKI .............................................................................. 3
B. Prinsip-Prinsip HAKI ....................................................................... 3
C. Perlindungan Hukum HAKI Internasional ..................................... 5
D. Jenis HAKI dan Dasar Hukumnya.................................................... 6
E. Lingkup dan Pembagaian HAKI ....................................................... 9
F. Peraturan Perundang-Undangan HAKI ............................................ 10
G. Dewan Hak Cipta .............................................................................. 11
H. Objek dan Subjek Kepemilikan ....................................................... 15
BAB III METODE PENULISAN ................................................................... 16
A. Pengumpulan Data dan Informasi .................................................... 16
B. Pengolahan Data dan Informasi ....................................................... 16
C. Analisis dan Sintesis ........................................................................ 16
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 17
A. Kesimpulan ...................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau
sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang
berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu
dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim
atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu
dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk Tingkat internasional
0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I( Hak Kekayaan Intelektual ) adalah
WIPO ( World Intellectual Property Organization).

Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan,


penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka
dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum
tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik
untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-


undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa
perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-
Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas)
bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya cipta, invensi di bidang teknologi (
hak paten ) dan kreasi tentang penggabungan antara unsure bentuk,warna, garis(
desain produk industry ) serta tanda yang digunakan untuk kegiatan perdagangan
dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum .
Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual ( HaKI) perlu didokumentasikan
agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat
dihindari atau dicegah.

1
B. Identifikasi Masalah

1. Apa pengertian HAKI?

2. Apa prinsip-prinsip HAKI ?

3. Bagaimana Perlindungan Hukum HAKI Internasional?

4. Sebutkan Jenis HAKI dan Dasar Hukumnya?

5. Bagaimana Lingkup dan Pembagian HAKI ?

6. Bagaimana Peraturan Perundang-Undangan HAKI?

7. Apa itu Dewan Hak Cipta ?

8. Apa itu Objek dan Subjek Kepemilikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dari HAKI.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip HAKI.

3. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum HAKI


Internasional.

4. Untuk mengetahui jenis HAKI dan dasar hukumnya.

5. Untuk mengetahui lingkup dan pembagian HAKI.

6. Untuk mengetahui bagaimana peraturan perundang-undangan HAKI.

7. Untuk mengetahui apa itu Dewan Hak Cipta.

8. Untuk mengetahui apa itu objek dan subjek kepemilikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HAKI
Istilah HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan
terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam
undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement
Establishing The World Trade Organization). Pengertian Intellectual
Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang
timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan
dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).

HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang
diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok
orang atas karya ciptanya. Pada intinya HAKI adalah hak untuk menikmati
secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur
dalam HAKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia.

Setiap hak yang digolongkan ke dalam HAKI harus mendapat


kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan
penerapan HAKI. Tujuan dari penerapan HAKI yang Pertama, antisipasi
kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain, kedua meningkatkan daya
kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual,
Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.

B. Prinsip-Prinsip HAKI
HAKI merupakan salah satu bidang yang dapat memberikan manfaat
dalam pembangunan ekonomi suatu negara, oleh karena itu untuk dapat
mengoptimalkan fungsi HAKI dalam pertumbuhan ekonomi maka salah
satu cara adalah dengan memberi perlindungan terhadap HAKI.
Perlindungan diperlukan untuk menjamin bahwa hak eksklusif kekayaan
3
intelektual seseorang tidak dirugikan oleh pihak lain, sehingga dengan
adanya perlindungan dapat menciptakan iklim persaingan yang sehat dan
mendorong pemilik HAKI untuk menginvestasikan dan mengalihkan
teknologinya. Dasar pemikiran diberikannya perlindungan hukum terhadap
ciptaan individu dilandasi oleh aliran hukum alam, adalah Grotius atau
Hugo de Groot meletakkan 4 (empat).
Prinsip dasar merupakan tonggak hukum alam sebagai berikut:
1. Prinsip kupunya dan kaupunya. Milik orang lain harus dijaga, demikian
pula jika barang-barang yang dipinjam membawa untung, untuk tersebut
harus diganjar.
2. Prinsip kesetiaan pada janji.
3. Prinsip ganti rugi, yakni jika kerugian itu disebabkan kesalahan orang
lain.
4. Prinsip perlunya hukuman karena pelanggaran atas hukum alam dan
hukum lain.
Prinsip utama HAKI yaitu kreasi dari pekerjaan dengan memakai
kemampuan intelektualnya tersebut, maka pribadi yang menghasilkan
mendapat kepemilikan berupa hak alamiah. Tingkat yang lebih tinggi dari
hubungan kepemilikan hukum bertindak lebih jauh dan menjamin bagi
setiap manusia penguasaan dan penikmatan eksklusif atas benda atau
ciptaannya tersebut dengan bantuan negara. Gambaran ini menunjukan
bahwa perlindungan hukum adalah kepentingan pemilik pribadi maupun
kelompok yang merupakan subjek hukum.Perjanjian TRIPs –WTO ini
merupakan satu hal yang wajar dan berlaku dengan sendirinya yaitu setiap
anggota yang terikat dengan Perjanjian TRIPs-WTO harus melaksanakan
prinsip–prinsip perlindungan dalam Perjanjian TRIPs-WTO serta memberi
perlindungan yang dicantumkan dalam Konvensi Bern. Sama hal nya
dengan Hak Cipta, dalam hal perlindungan hak milik industri juga
menembus batas nasional, kepentingan perlindungan HAKI tidak hanya
sekedar keharusan karena keberadaan perjanjian TRIPs-WTO dapat
dikatakan sebagai langkah baru dalam kancah perekonomian nasional.
Prinsip-prinsip HAKI dalam Perjanjian TRIPs-WTO adalah sebagai berikut:

4
1. Prinsip Free to Determine adalah ketentuan yang memberikan
kebebasan kepada para anggotanya untuk menentukan cara-cara yang
dianggap sesuai untuk menerapkan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Perjanjian TRIPs-WTO ke dalam sistem hukum dan hukum
mereka.
2. Prinsip Intellectual Property Convention adalah ketentuan yang
mengharuskan para anggota untuk menyesuaikan peraturan perundang-
undangan dengan berbagai konvensi internasional di bidang HAKI.
3. Prinsip National Treatment
Prinsip ini tertuang dalam Pasal 3 TRIPs-WTO yang mengharuskan para
anggotanya untuk memberikan perlindungan HAKI yang sama antar
warga negaranya sendiri dengan warga negara anggota lainnya, dengan
memperhatikan beberapa pengecualian yang telah ada berdasarkan
Konvensi Paris, Konvensi Bern, Konvensi Roma, dan IPIC Treaty
Washington 1989.
4. Prinsip Most Favour Nation
Prinsip ini sebagai prinsip perlakuan istimewa bagi negara tertentu yang
tertuang dalam Pasal 4 TRIPsWTO. Prinsip ini memuat ketentuan yang
mengharuskan para anggotanya memberi perlindungan HAKI yang
sama terhadap seluruh anggotanya. Prinsip ini untuk menghindar
terjadinya diskriminasi suatu negara terhadap negara lain dalam
memberikan perlindungan HAKI.
5. Prinsip Exhaustion adalah ketentuan yang berhubungan dengan
penyelesaian sengketa berdasarkan Perjanjian TRIPs-WTO.

C. Perlindungan Hukum HAKI Internasional


Yang Memerlukan Hak Perlindungan Hukum Internasional
1. Hak Cipta dan hak yang berkaitan dengan hak cipta
2. Merek
3. Indikasi Geografis
4. Rancangan Industri

5
5. Paten
6. Desain layout (dari lingkungan elektronik terpadu)
7. Perlindungan terhadap rahasia dagang
8. Pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian
lisensi

Sebagai induknya yang memiliki 2 cabang:


1. Hak milik perindustrian atas kekayaan perindustrian
2. Hak cipta beserta hak-hak berkaitan dengan hak cipta.
Misalnya:
- Dalam Perdagangan
Hak cipta di atur dalan konverse Berne, sedangkan hak kekayaan
perindustrian diatur dalam Konverse Paris.

D. Jenis HAKI dan Dasar Hukumnya


Jenis Hak Kekayaan Intelektual Dan Dasar Hukumnya.
1. Undang-Undang N0. 19/2002 diganti oleh UU No. 28/2014 Tentang Hak
Cipta.
➢ Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
➢ Pencipta, adalah seorang atau bebetapa orang yang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, dan keahlian
yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
➢ Perlindungan Hak Cipta. Perlindungan terhadap suatu ciptaan timbul
secara otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk nyata.
Pendaftaran ciptaan tidak merupakan suatu kewajiban untuk
mendapatkan hak cipta. Namun demikian, pencipta maupun
pemegang hak cipta yang mendaftarkan ciptaannya akan mendapat

6
surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti awal
di Pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap
ciptaan tersebut. Ciptaan Yang Dilindungi, ialah ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.

2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten.


➢ Paten : Adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak
lain untuk melaksanakannya.
➢ Invensi : Adalah ide inventor yang dituangkan kedalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat
berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan
produk atau proses.
➢ Inventor Dan Pemegang Paten.
➢ Inventor : Adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang
yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke
dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.
➢ Pemegang Paten : Adalah inventor sebagai pemilik paten atau piha
yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum
paten.
➢ Jangka Waktu Perlundungan Paten : Paten diberikan perlindungan
untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang.

3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek.


➢ Merek : Adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan atau jasa.

7
➢ Merek Dagang : Adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau bebeapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya.
➢ Merek Jasa : Adalah merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis
lainnya.
➢ Merek Kolektif : Adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau
jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh
beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
➢ Jangka Waktu Perlindungan Merek : Merek terdaftar mendapat
perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama 10 (sepuluh) tahun.
Perlindungan merek terdaftar selama 10 (sepuluh) tahun tersebut
berlaku surut sejak tanggal penerimaan permohonan merek yang
bersangkutan.

4. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri.


➢ Desain Industri : Adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan
estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua
dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas industri, atau kerajinan tangan.
➢ Jangka Waktu Perlindungan :
Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan. Tanggal
mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana dimaksud
dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkan dalam
Berita Resmi Desain Industri.

8
5. Undang-Undang No. 32 Tahun 20000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
➢ Jangka Waktu Perlindungan Desain Industri
Hak Desain Tata Letak Sirkit Terpadu : Adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atau hasil
kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan
hak tersebut.
➢ Desain Tata Letak : Adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi
dalam satu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu.
➢ Sirkuit Terpadu : Adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau
setengah jadi, yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah bersifat aktif,
yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan
untuk menghasilkan fungsi elektronik. Perlindungan terhadap Hak
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada pemegang hak
sejak pertama kali Desain tersebut dieksploitasi secara komersial
dimanapun, atau sejak tanggal penerimaan.
➢ Dalam hal Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi
secara komersial, permohonan harus dilakukan paling lama 2 (dua)
tahun terhitung sejak tanggal pertama kali dioeksploitasi.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan selama
10 (sepuluh) tahun.Tanggal mulai berlakunya perlindungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicaatat dalam Daftar Umum
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan diumumkan dalam Berita
Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

9
6. Undang-Undang N0. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
➢ Rahasia Dagang : Adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum
di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang.
➢ Lingkup Rahasia Dagang : Meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat.
➢ Perlindungan Rahasia Dagang : Rahasia Dagang mendapat
perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai
nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana
mestinya. Informasi dianggap rahasia apabila informasi tersebut hanya
diketahui oleh pihak tettentu atau tidak diketahui secara umum oleh
masyarakat.

7. Indikasi Geografis Dan Indikasi Asal.


➢ Indikasi Geografis : Diatu dalam UU No. 15 Tahun 2001 Tentang
Merek Pasal 56 sd 58. Yaitu Suatu tanda yang menunjukkan daerah
asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk
faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor
tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan.
➢ Indikasi Asal : Diatur dalam Pasal 59 d 60 UU No. 15 Tahun 2001
Tentang Merek. Pasal 59 s.d 60.Yaitu suatu tanda yang memenuhi
ketentuan tanda indikasi geografis yang tidak diftarkan atau semata-
mata menunjukkan asal suatu barang atau jasa.

10
E. Lingkup dan Pembagian HAKI
Ruang lingkup HKI di Indonesia meliputi Paten, Merek, Hak
Cipta, Desain Industri, Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, serta Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Kepemilikan Personal:
1) Hak Cipta (Copyright)
2) Hak kekayaan industry (industrial property rights}, yang mencakup:
- Paten (patent);
- Desain industri (industrial design);
- Merek (trademark);
- Penanggulangan praktek persaingan curang (repression
ofunfair competition);
- Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design ofintegrated
circuit);
- Rahasia dagang (trade secret).
- Indikasi geografis (geographical indicators)

Kepemilikan Komunal:
1. Ekspresi Budaya Tradisional (EBT)
- Verbal tekstual,
- Musik, mencakup antara lain, tarian;
- Teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan
sandiwara rakyat;
- Seni rupa,
- Upacara adat.
2. Pengatahuan Tradisional
3. Sumber Daya Genetik
4. Potensi indikasi Geografis / Asal,

11
F. Peraturan Perundang-Undangan HAKI
1. Dasar Hukum Kepemilikan Personal

Kekayaan Intelektual Dasar Hukum

Hak Cipta Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta
Paten Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang

Paten
Merek dan Indikasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Geografis
Merek dan Indikasi Geografis
Desain Industri Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang

Desain Industri
Desain Tata Letak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang
Sirkuit Terpadu
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Rahasia Dagang Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang

Rahasia Dagang
Varietas Tanaman Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang

Varietas Tanaman

2. Dasar Hukum KI Komunal

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2013


tentang Pengesahan Nagoya Protocol on Access to Genetic Resources
and the Fair and Equitable Sharing of Benefits Arising from Their
Utilization to the Convention on Biological Diversity
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Hak Cipta
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Paten.

12
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2019 tentang
Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2011
tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak
g. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
67/Permentan/OT.140/12/2006 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan
Sumber Daya Genetik Tanaman
h. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 13 tahun
2017 tentang Data Kekayaan Intelektual Komunal
i. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.2/Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2018 Tentang Akses
Pada Sumber Daya Genetik Spesies Liar Dan Pembagian Keuntungan
Atas Pemanfaatannya

G. Dewan Hak Cipta


Dewan hak cipta diatur dalam pasal tersendiri dalam UUHC Indonesia.
Adapun latar belakang pembentukan institusi dewan hak cipta tersebut
didasarkan pada pemikiran bahwa tema perlindungan hukum hak cipta
belum tersosialisasi. Untuk itu perlu dewan hak cipta untuk mengadakan
bimbingan, penyuluhan dan bermacam- macam aktivitas. Dengan demikian
dewan hak cipta bisa membantu pemerintah dalam tugas misi yang
diembannya.Keanggotaan hak cipta selain melibatkan personil dari lembaga
atau departemen terkait seperti departemen kehakiman, departemen diknas,
departemen perdagangan dan perindustrian, juga melibatkan asosiasi
pencipta, penerbit, produser rekaman, produser film, sinematografi,
sastrawan, budayawan, ilmuan baik secara kelembagaan maupun
perorangan.

Perlindungan hak cipta berada di bawah departemen kehakiman maka


selaku ketua dapat ditunjuk atau dipegang langsung oleh Menteri
kehakiman. Hal ini dimaksudkan untuk memudah kordinasi pelaksana tugas
dewan. Apalagi tugas tersebut terbatas pada kegiatan membantu pemerintah

13
untuk sosialisasi seluk beluk yang berkaitan dengan hak cipta.Wakil ketua
dapat dianggkat dari departemen terkait atau dari unsur asosiasi. Demikian
juga dengan susunan sekretaris dan wakil selain melibatkan institusi juga
personil yang ada di dalam institusi kejaksaan, kepolisian dan ikatan
advokasi serta lembaga lain seperti LIPI, perpustakaan, BPHN, dan lainnya.

Dalam melaksanakan tugas, dewan mempunyai tugas ;

1. Membantu pemerintah dalam penyiapan dan pengolahan bahan-bahan


yang diperlukan baik dalam rangka penyususnan peraturan perundangan
mengenai hak cipta ataupun perumusan kebijakan pemerintah tentang
tindakan atau langkah-langkah yang diperlukan usaha memberikan
perlindungan hak cipta
2. Memberikan pertimbangan dan pendapat kepada presiden baik diminta
maupun tidak diminta mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hak
cipta.
3. Memberikan pertimbangan dan pendapat kepada pencipta atau
masyarakat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta.
4. Memberikan pertimbangan dan pendapat mengenai hak cipta atas
permintaan pengadilan atau instansi pemerintah lainnya.
5. Memberikan pertimbangan dan pendapat dalam rangka menyelesaikan
perselisihan atas permintaan para pihak yang berselisih.

H. Objek dan Subjek Kepemilikan

14
BAB III

METODE PENULISAN

A. Pengumpulan Data dan Informasi


Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan
melakukan pencarian sumber-sumber yang relavan dan pencarian data
melalui internet. Data yang digunakan yaitu data dari berita, jurnal dan
media elektronik.
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu;
1. Sebelum analisis data dilakukan terlebih dahulu pencarian informasi
yang menajdi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan penulis
mengenai permasalahan yang di peroleh
2. Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang
diperoleh, diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan,
dimana data tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan
materi sehingga diperoleh suatu solusi dan kesimpulan.

B. Pengolahan Data dan Informasi


Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan
data, kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis
deskriptif berdasarkan data sekunder.

C. Analisi dan Sintesis


Aspek-aspek yang akan dianalisis yakni permasalahan Pengantar HAKI
dan Tinjauan Hak Cipta

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, HAKI dapat di anggap sebagai aset yang bernilai, hal ini
dikarenakan karya-karya intelektual dalam bidang ilmu pengetahuan, seni,
sastra atau teknologi yang dilahirkan dengan pengorbanan tenanga, waktu
dan biaya.
Manfaat ekonomis yang dinikmati dinikmati dan nilai ekonomis yang
melekat memunculkan konseep property terhadap karya-karya intelektual
tersebut. Bagi dunia usaha, karya-karya tersebut dapat disebut sebagai asset
perusahaan (Kesowo, 1995:5)

16
Daftar Pustaka

Abdulkadir Muhammad,”Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan

Intelektual,”Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001

Bambang Kesowo, 1995, Pengantar Umum mengenai Hak atas Kekayaan


Intelektual di Indonesia, Jogjakarta, Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada

Dr.Yulia,S.H,M.H , “Modul Hak Kekayaan Intelektual”, Unimal Press,


Sulawesi, 2015

Konvensi Bern 1886 ini dilengkapi di Paris pada 4 Mei 1896, kemudian
diperbaharui di Berlin pada tanggal 13 November 1908, dilengkapi lagi
Bern pada 10 Maret 1914, diperbaharui di Roma pada 2 Juni

1928 dan diperbaharui kembali di Brussel pada 26 Juni 1948 dan


Stockholm pada 14 juli 1967. Terakhir kali direvisi 24 Juli 1971 di Paris.

Ok.Saidin,” Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual(IPR),”Raja Grafindo,

Jakarta,2007

Suyudi Margono, Hukum Perlindungan Hak Cipta, Novindo Pustaka Mandiri,


Jakarta, 2003

Tim Lindsey, Eddy Damian,dkk,”Hak Kekayaan Intelektual Suatu

Pengantar,”Alumni cet-6, Bandung, 2006

U.U. No. 30 Tahun 2000, U.U. No. 31 Tahun 2000, U.U No 31 Tahun 2000, U.U.

No 14 Tahun 2001, U.U. No 15 Tahun 2001, serta U.U. No. 19 Tahun

2002.

https://www.duniadosen.com /hak-atas-kekayaan-intelektual-haki/

https://manplawyers.co/2019/09/19/mengenal-hukum-perlindungan-hak-
kekayaan-intelektual-di-indonesia/

17

Anda mungkin juga menyukai