Anda di halaman 1dari 14

Khutbah Jumat Singkat Terbaru logo

HomeArtikel Khutbah Jumat

Masa Muda Masa Keemasan

KhotbahJumat.com January 26, 2016 Artikel Khutbah Jumat

Khutbah Pertama:

‫ َو َم ْن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬،‫ت أَ ْع َمالِنَا‬


ِ ‫ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو َسيِّئَا‬،‫إِ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ؛ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُوْ بُ إِلَ ْي ِه‬
َ
‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوأصْ َحابِ ِه‬ َّ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ؛‬،ُ‫َر ْيكَ لَه‬
ُ ِ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَاَّل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل ش‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬
‫ أَجْ َم ِع ْينَ َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا‬.

ِ‫أَ َّما بَ ْع ُد أَيُّهَا ال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ ِعبَا َد هللا‬:

ِ‫ان هللا‬ ِ ‫ق تَ ْق َواهُ فِي ال ِّس ِّر َو ْال َعلَنِيَ ِة َوال َغ ْي‬
ِ ‫ب َوال َّشهَا َد ِة فَإِ َّن تَ ْق َوى هللاِ َج َّل َو َعاَل ِه َي َخ ْي ُر زَا ٍد يُبلِّ ُغ إِلَى ِرضْ َو‬ َّ ‫اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى َح‬.

Ibadallah,

Pemuda merupakan pusat perhatian dan tumpuan harapan masyarakat, sebagai obor penyemangat
masa kini dan insan-insan pembangun masa depan. Dari sinilah pentingnya mereka perlu
mendapatkan bimbingan islami secara khusus dan komprehensif.

Firman Allah :

] 7 / ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا [ التحريم‬

Hai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka (Qs At-Tahrim :
6)

Masa muda waktu berharga yang tak dapat tergantikan, bunga elok yang tak ada bandingnya, maka
setiap yang menginginkan kesuksesan harus mengisi dan memakmurkan masa mudanya untuk taat
beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah –subhanahu wa ta’ala-. Disamping harus bersungguh-
sungguh dan tidak pernah kendur dalam melawan hawa nafsu dan setan.

Sabda Nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam – :


ٍ ‫” اِ ْغتَنِ ْم َخ ْمسًا قَ ْب َل َخ ْم‬
”‫س‬

“Raihlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara lainnya”, dalam hadis ini beliau menyebutkan
:

” َ‫” َشبَابَكَ قَب َْل هَ َر ِمك‬

“Dan masa mudamu sebelum masa tuamu”. HR Ahmad dan lainnya.

Maka, wahai pemuda Islam, manfaatkanlah waktu yang agung ini untuk beribadah kepada Allah,
tumbuh kembanglah di bawah naungan perintahNya, menjauhi larangan-laranganNya, niscaya Anda
meraih akibat yang baik dan kesuksesan yang besar di sisi Tuhan yang Maha Pemurah.

Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam – :

ُ‫َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ْم هللا فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم الَ ظ َّل إالَّ ظلَّه‬

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya di hari yang tidak ada
naungan kecuali naunganNya”, beliau menyebutkan di antaranya ialah

” ]‫َوشَا بٌّ نَشَأ في ِعبَا َد ِة هللا ” [ رواه البخاري‬

“pemuda yang tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah”. HR Bukhari.

Kaum muslimin,

Anugerah terbesar ialah ketika Allah memberi kesempatan kepada hambaNya dalam usia muda
untuk beribadah kepadaNya, berpacu dalam meraih ridhaNya, menjauhi larangan-laranganNya
sebagai seorang muslim yang wajib mempertanggung jawabkan nikmat usia muda itu yang kelak
akan diaudit.

Imam Tirmizi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
‫ و عن ماله من أين اكتسبه وفيما‬، ‫ عن عمره فيما أفناه وعن شبابه فيما أباله‬، ‫ال تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن خمس‬
‫ وماذا عمل فى ما َعلِ َم‬، ‫” أنفقه‬

“Dua kaki manusia kelak hari kiamat tidak akan bergeser sebelum dirinya mempertanggung-
jawabkan lima perkara ; tentang usianya, untuk apa ia menghabiskannya ? tentang masa mudanya,
dalam hal apa ia mengisinya ? tentang harta bendanya, dari mana dan dalam hal apa ia
mengelurkannya ? Dan apa dia amalkan dari ilmunya?.”

Saudara-saudara sesama muslim!

Kesuksesan anak-anak muda adalah kesuksesan umat, tidak mungkin suatu umat mencapai
kebahagiaan, kejayaaan, kemapanan, kebesaran dan ketenteraman kecuali manakala kaum
mudanya berpegang teguh pada ajaran yang dijalankan oleh generasi pertama umat ini. Ketika itulah
kejayaan agama dan kemakmuran hidup terlihat pada setiap karya yang produktif dan pengabdian
yang positif.

Anas – radhiyallahu anhu – berkata :

“Ada 70 orang pemuda Anshar yang disebut sebagai ‘Al-Qurra’ (pakar baca Al-Quran)tinggal di
masjid. Ketika waktu sudah sore, mereka menuju ke pinggiran kota Madinah untuk belajar dan
melaksanakan shalat, sehingga jama’ah mesjid menyangka mereka sudah pulang ke rumah mereka,
dan keluarga mereka di rumah menyangka mereka masih di mesjid. Manakala waktu pagi hari
merekapun mencari air dan kayu bakar untuk mereka hadirkan ke rumah Nabi –shallallahu alaihi wa
sallam-“. HR Ahmad.

Sesungguhnya para pemuda sangat butuh untuk waspada dari sebab-sebab yang bisa
menjerumuskan mereka, masyarakat mereka, dan umat mereka ke lembah-lembah hawa nafsu dan
langkah-langkah syaitan. Yang hal ini akan mengantarkan kepada kesudahan yang buruk dan
kemudorotan yang besar. Allah berfirman

‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنَ ُوا ُخ ُذوا ِح ْذ َر ُك ْم‬

“Wahai orang-orang yang beriman, waspada dan bersiagalah” (QS An-Nisaa : 71)

Pemuda Islam haruslah menjadi insan yang cerdas dan tanggap, tidak merespon apapun yang tidak
jelas tujuannya bagi kepentingan Islam dan yang tidak membuat panji-panji kebenaran berkibar.
Betapa besar ambisi lawan-lawan Islam untuk menjerumuskan para pemuda Islam ke dalam jurang
kebinasaan dan jalur kesesatan serta menjauhkan mereka dari norma-norma keluhuran dan prinsip-
prinsip toleransi yang menjadi watak Islam yang moderat, pertengahan dan yang dapat membimbing
mereka bagaimana cara memelihara kemaslahatan dan mendatangkan kemanfaatan bagi diri
mereka, bangsa, negara dan masyarakat.

Firman Allah :

ِّ ‫ب اَل تَ ْغلُوا فِي ِدينِ ُك ْم َغي َْر ْال َح‬


] 77 / ‫ق [ المائدة‬ ِ ‫قُلْ يَا أَ ْه َل ْال ِكتَا‬

( Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas ( bersikap ekstrim ) dengan cara tidak
benar dalam agamamu ).Qs Al-Maidah : 77

Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam – :

” ‫” إياكم والغلو فإنما أهلك من قبلكم الغلو‬

“Waspadailah sikap ekstrim, karena sesungguhnya kebinasaan umat-umat sebelum kalian adalah
akibat sikap ekstrim mereka”.

Pemuda Islam mempunyai tanggung jawab besar, mengemban obor keimanan dan ideologi
( akidah ) yang benar serta membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih demi
kecerahan akal pikiran mereka, kejernihan mata hati mereka, ketajaman intelektual mereka dan
ketepatan gagasan-gagasan mereka. Dengan demikian mereka menjadi bagian dari upaya perbaikan
dan pengaman dari kekacauan kejahatan, dampak buruk fitnah dan keganasan gelombang bencana.

Firman Allah :

ْ َ‫ َو َرب‬، ‫إِنَّهُ ْم فِ ْتيَةٌ آ َمنُوا بِ َربِّ ِه ْم َو ِز ْدنَاهُ ْم هُدًى‬


]13 /‫طنَا َعلَى قُلُوبِ ِه ْم [ الكهف‬

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami
tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka “. Qs Al-Kahfi : 13 – 14

Saudara-saudara sesama muslim!


Para pemuda islam dewasa ini terombang-ambing oleh ombak besar pemikiran yang menyimpang
dan aliran yang menyesatkan, ambisi yang bias dan serangan ideologi yang tidak jelas ujung tepinya.
Maka sangat penting bagi pemuda kita menyatu dengan para ulama yang telah diakui kredibilitasnya
oleh masyarakat dalam keilmuan, kepatuhan, keberagaman, keshalihan, kegeniusan, intelektualitas,
ketegaran dan ketulusan hati, terutama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan genting, yang
manakala keliru dalam menyikapinya akan menimbulkan dampak yang buruk sepanjang sejarah
umat, seperti halnya problematika pengkafiran, loyalitas (hanya kepada Islam) dan lepas tangan (dari
hal-hal yang diluar Islam), masalah pengingkaran, pembaiatan, jihad dan persoalan-persoalan
genting lainnya.

Firman Allah :

] 7 / ‫فَاسْأَلُوا أَ ْه َل ال ِّذ ْك ِر ِإ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَ [ األنبياء‬

“ maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”. Qs Al-
Anbiya : 7

Para ulama bertanggung jawab terhadap amanat ini. Karena itu para Ulama dan para da’i harus
pandai menyampaikan informasi dan berimbang dalam menangani persoalan umat serta tidak
tergesa-gesa mengeluarkan fatwa, kecuali setelah memahami duduk persoalan secara tepat dan
cermat serta memilih bahasa yang santun. Sebab tidak sedikit fatwa dan himbauan yang justru
menyeret umat kepada kedustaan dan kesesatan.

Pemuda Islam harus sadar bahwa ketika dirinya sedang enjoy dengan emosional keagamaannya
yang menggebu-gebu, terpujilah hal itu di dunianya dan akhiratnya, selama terkontrol oleh ilmu
syariat dan petunjuk Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-. Jika tidak demikinan, maka betapa banyak
orang yang bermaksud mengatasi penyakit flu, namun justru menimbulkan penyakit kusta (lepra)
sehingga mendatangkan berbagai malapetaka dan penderitaan yang tidak kunjung berakhir bagi
umat Islam dan masyarakat luas.

Kaum muslimin!

Kita semua di awal semester pengajaran perlu mengingatkan para pendidik yang budiman bahwa
mereka adalah insan-insan pembela nilai-nilai keutamaan dan pembina rasio pemikiran. Hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dalam menanamkan prinsip-prinsip Islam yang autentik dan moral
akhlak yang mulia ke dalam jiwa generasi muslim. Menghindarkan mereka dari upaya-upaya
penggelinciran yang membahayakan, dan dari berbagai jalur bengkok yang tidak menguntungkan
apa-apa, baik urusan agama maupun dunia.
Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- :

‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسئُو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬


ٍ ‫ُكلُّ ُك ْم َر‬

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban tentang
bawahan yang dipimpinnya”.

Wahai kawula muda negeri ini!

Puji syukur ke hadirat Allah atas aneka macam nikmatNya. Kalian semua merasa enjoy dengan
penghidupan yang menyenangkan dan keamanan serta ekonomi yang mapan. Maka jadilah kalian
sebaik-baik pembela dua tanah suci (Al-Haramain) dan mempertahankan kedaulatannya. Allah –
subhanahu wa ta’ala – berfirman :

“َ] 2 / ‫َوتَعاَونُوا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق َو ٰى َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اإْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ” [ المائدة‬

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan, dan janganlah tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. Qs Al-Maidah : 2

Satukanlah kalimat dan rapatkanlah barisan serta tetaplah pada jalur perbaikan dan peningkatan
diri. Janganlah kalian memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin lalu menyendiri dari masyarakat.
Ingatlah bahwa tangan Allah selalu menggandeng orang-orang yang bersatu padu.

Wahai kaum muslimin!

Setan bekerja keras memikat manusia dengan memoles dan memperindah keburukan dan lubang-
lubang jalan kesesatan dan kedurjanaan, lalu memasang perangkap untuk memperdayakannya dari
jalur kebenaran dan merintanginya dari jalan yang lurus. Firman Allah :

ِ ‫إِ َّن ال َّش ْيطَانَ لَ ُك ْم َع ُدوٌّ فَاتَّ ِخ ُذوهُ َع ُد ًّوا إِنَّ َما يَ ْدعُو ِح ْزبَهُ لِيَ ُكونُوا ِم ْن أَصْ َحا‬
ِ ‫ب ال َّس ِع‬
]6 / ‫ير [ فاطر‬

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya
setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala” (QS. Fathir: 6).
Terutama ketika menghadapi anak muda, setan lebih keras permusuhannya untuk mengarahkan
mereka ke dalam iring-iringan ( konvoi ) kebatilan yang menuju neraka. Allah berfirman :

ِ ‫إِ َّن ال َّش ْيطَانَ لَ ُك ْم َع ُدوٌّ فَاتَّ ِخ ُذوهُ َع ُد ًّوا إِنَّ َما يَ ْدعُو ِح ْزبَهُ لِيَ ُكونُوا ِم ْن أَصْ َحا‬
ِ ‫ب ال َّس ِع‬
]6 / ‫ير [ فاطر‬

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya
setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala” (QS. Fathir: 6).

Pahamilah segala sarana dan prasarana setan dengan perangkapnya. Waspadalah terhadap tipudaya
setan dan trik-trik kejahatannya.

Firman Allah :

ُ ‫يَا بَنِي آ َد َم اَل يَ ْفتِنَنَّ ُك ُم ال َّش ْيطَانُ َك َما أَ ْخ َر َج أَبَ َو ْي ُك ْم ِمنَ ْال َجنَّ ِة يَ ْن ِز‬
‫ لِي ُِريَهُ َما سَوْ آتِ ِه َما‬v‫ع َع ْنهُ َما لِبَا َسهُ َما‬

[ 27 / ‫] األعراف‬

“Wahai anak cucu Adam ! Janganlah kalian tertipu oleh setan ! sebagaimana dia telah mengeluarkan
ibu bapak kalian dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat
keduanya”. Al-A’râf :27

Syaitan menggoda para pemuda yang ta’at beragama melalui pintu mengajak kepada sikap berlebih-
lebihan dan melampaui batas serta keluar dari petunjuk yang shahih dan manhaj yang hak.

Setan memangsa para pemuda dengan menghiasi kerusakan menjadi keindahan, dan melalaikan
mereka dengan angan-angan yang panjang serta indahnya masa muda, sehingga akhirnya ia
menjerumuskan para pemuda ke dalam dosa-dosa yang membinasakan, perbuatan-perbuatan keji
dan kemaksiatan-kemaksiatan.

Ibnul Qoyyim berkata :

“Sebagian salaf berkata ; Tidaklah Allah ta’ala memerintahkan suatu perintah kecuali setan memiliki
dua godaan terhadap perintah tersebut, godaan untuk kurang dalam melaksanakan perintah
tersebut atau godaan untuk bersikap berlebihan dan melampaui batas dalam melaksanakan
perintah tersebut. Dan setan tidak perduli dengan mana ia berhasil menggoda”
Penanganan yang bermanfaat dan obat yang menyembuhkan dari bahaya setan dan godaannya
adalah mengarahkan diri kepada ilmu yang bermanfaat dan menyibukkan diri dengan amal shalih
dalam urusan agama dan dunia, serta memperbanyak membaca al-Qur’an dan mentadaburinya,
demikian juga memperbanyak dzikir kepada Allah dan berlindung kepadaNya dari syaitan yang
terkutuk.

] 42 /‫َاوينَ [ الحجر‬ ۡ َ ‫س لَكَ َعلَ ۡي ِهمۡ س ُۡل ٰطَ ٌن ِإاَّل َم ِن ٱتَّبَ َع‬
ِ ‫ك ِمنَ ٱلغ‬ َ ‫إِ َّن ِعبَا ِدي لَ ۡي‬

“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-
orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat”. Qs Al-Hijr : 42

ْ ُ‫س لَهۥُ س ُۡل ٰطَ ٌن َعلَى ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬


]99 / ‫وا َو َعلَ ٰى َربِّ ِهمۡ َيتَ َو َّكلُونَ [ النحل‬ َ ‫إِنَّهۥُ لَ ۡي‬

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal
kepada Tuhannya”. Qs An-Nahl : 99

Para pemuda sekalian!

Anak muda memiliki cahaya dan kekuatan, maka hendaknya engkau –wahai pemuda muslim- jadilah
seorang yang lembut hatinya, lembut akhlaknya, baik perangainya, mencerminkan akan kasih sayang
dan keindahan Islam.

159 / ‫وا ِم ۡن َح ۡولِ ۖكَ [ آل عمران‬ ِ ‫فَبِ َما َر ۡح َم ٖة ِّمنَ ٱهَّلل ِ لِنتَ لَهُمۡۖ َولَ ۡو ُكنتَ فَظًّا َغلِيظَ ۡٱلقَ ۡل‬
ْ ُّ‫ب ٱَلنفَض‬

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. Qs Ali
Imron : 159

Hendaknya keutamaan sikap mengasihi selalu menyertaimu bahkan meski dalam kondisi paling sulit
dan krisis yang paling berat. Jadilah engkau termasuk orang-orang yang berhati pengasih, jauh dari
hati yang keras dan tabi’at yang kasar, jauh dari sikap keras dan kasar serta kata-kata keji dan kotor.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“‫ع الرَّحْ َمةُ إِالَّ ِم ْن َشقِ ٍّي” حديث حسن صحيح‬


ُ ‫الَ تُ ْن َز‬
“Tidaklah dicabut sifat pengasih kecuali dari orang yang celaka”. HR At-Tirmidzi dan ia berkata :
Hadits Hasan.

Hendaknya engkau mencerminkan perangai-perangai Islam yang mulia dan ajaran-ajarannya yang
tinggi, maka engkau akan hidup di tengah-tengah masyarakat dengan terhiaskan seluruh akhlak yang
mulia, engkau memiliki sifat penyayang yang tinggi kandungannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :

‫ ِإ َذا ا ْشتَكَى ِم ْنهُ عُضْ ٌو تَدَاعَى لَهُ َسائِ ُر ْال َج َس ِد بِال َّسهَ ِر َو ْال ُح َّمى‬،‫اح ِد‬
ِ ‫َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ فِي ت ََوا ِّد ِه ْم َوتَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َك َمثَ ِل ْال َج َس ِد ْال َو‬

“Perumpamaan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, saling menyayangi, dan saling lembut
adalah seperti perumpamaan tubuh yang satu, jika salah satu anggota tubuh sakit maka anggota
tubuh yang lain juga ikut menyerukan rasa sakit dengan begadang dan demam”.

Jadilah engkau di masyarakatmu termasuk orang-orang yang penyayang, pengasih, dan berakhlak
yang mulia dan suka berbuat baik kepada orang lain, cerminkan perangai yang mulia dan budi
pekerti yang indah serta sifat-sifat yang terpuji. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

‫ار ُك ْم أَحْ َسنُ ُك ْم أَ ْخالَقًا‬


ِ َ‫إِ َّن ِم ْن ِخي‬

“Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya”. HR Al-Bukhari dan Muslim

Nabi bersabda :

ِ ُ‫َي ٍء أَ ْثقَ ُل فِي ِم ْي َزا ِن ْال ُم ْؤ ِم ِن يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن ُح ْس ِن ْال ُخل‬


‫ق‬ ْ ‫َما ِم ْن ش‬

“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat di timbangan seorang mukmin pada hari kiamat dari pada
akhlak yang mulia” .

HR At-Tirmidzi dan ia berkata : Hadits hasan shahih.

Abu Dawud meriwayatkan

‫ك بِ ُح ْس ِن ُخلُقِ ِه َد َر َجةَ الصَّائِ ِم ْالقَائِ ِم‬


ُ ‫إِ َّن ْال ُم ْؤ ِمنَ لَيُ ْد ِر‬
“Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang mulia mendapati derajat orang yang puasa
sunnah dan sholat malam”

Hendaknya engkau senantiasa bertutur kata yang terarah, senantiasa tersenyum yang memancarkan
kasih sayang, berhati yang lembut dan bermu’amalah yang baik, dan berperilaku yang sopan,
sembari berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bisa memberi sumbangsih bagi kebaikan, suka
dengan kebajikan dan menebarkan kemuliaan, salam, dan keharmonisan dan memberi kemanfaatan
bagi masyarakat, maka niscaya engkau akan meraih kebaikan yang besar dan kemenangan yang
agung.

Rasul kita – shallallahu ‘alaihi wasallam- di antara sifat-sifat beliau yang agung adalah beliau
menyambung silaturahmi, membantu orang yang tidak mampu, bekerja untuk membantu orang
yang tidak memiliki apa-apa, memuliakan tamu, dan menolong orang-orang yang terkena musibah.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sungguh telah bersabda ;

ِ َّ‫اس إِلَى هللاِ أَ ْنفَ ُعهُ ْم لِلن‬


‫اس‬ ِ َّ‫أَ َحبُّ الن‬

“Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.

HR At-Thabrani dengan sanad yang hasan.

Waspadalah wahai saudaraku pemuda!

Janganlah sampai engkau mengganggu masyarakatmu, memberi kemudhorotan kepada


tetanggamu, maka menjaga anggota tubuh agar tidak mengganggu orang lain termasuk dari
perbuatan kebajikan dan amalan sholih. Dari Jundub bin Junaadah –radhiallahu ‘anhu- beliau
berkata ;

َ ‫ك َعلَى نَ ْف ِس‬
‫ك”رواه مسلم‬ َ ‫ص َدقَةٌ ِم ْن‬
َ ‫اس فَإِنَّهَا‬
ِ َّ‫ك َع ِن الن‬ ُّ ‫ ” تَ ُك‬:‫ْض ْال َع َم ِل؟ قَا َل‬
َ ‫ف َش َّر‬ ِ ‫ت ع َْن بَع‬ َ ‫ أَ َرأَيْتَ إِ ْن‬،ِ‫ يَا َرسُو َل هللا‬:‫ت‬
ُ ‫ض ُع ْف‬ ُ ‫قُ ْل‬

“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku lemah tidak mampu melaksanakan
sebagian amal, maka amal kebajikan apa yang aku lakukan?’. Nabi berkata, “Engkau menahan dirimu
tidak mengganggu orang lain, maka itu adalah sedekah darimu untuk dirimu”. HR Muslim.

ٍ ‫ أَقُوْ ُل هَ َذا القَوْ َل؛ َوأَ ْستَ ْغفُ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِم ْن ُك ِّل َذ ْن‬.
‫ب فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم إِنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر ال َر ِح ْي ُم‬
Khutbah Kedua:

ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُده‬،ُ‫ك لَه‬ ِ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل ش‬،‫ضى‬
َ ‫َر ْي‬ َ ْ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْمداً َكثِيْراً طَيِّبا ً ُمبَا َركا ً فِ ْي ِه َك َما يُ ِحبُّ َربُّنَا َويَر‬
َ‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع ْين‬َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َ ‫و َرسُوْ لُهُ؛‬. َ

‫أَ َّما بَ ْع ُد‬:

Ibadallah,

Sesungguhnya diantara kerusakan yang paling parah yang terjadi di hari ini pada umat ini adalah
kedengkian yang terpendam dan kebencian yang tersembunyi yang disimpan oleh sebagian umat ini
kepada sebagian yang lain. Hal ini menyebabkan munculnya tindakan-tindakan kriminal dan
kejahatan yang sangat buruk yang dibangun di atas menumpahkan darah orang-orang yang tak
bersalah serta merajalelanya kejahatan dan pengrusakan di atas muka bumi.

Allah berfirman :

َ َّ‫ض فَكَأَنَّ َما قَتَ َل ٱلن‬


]32/‫اس َج ِميعٗ ا [ المائدة‬ ‫أۡل‬ ٍ ‫أَنَّهۥُ َمن قَتَ َل ن َۡف ۢ َسا بِغ َۡي ِر ن َۡف‬
ِ ‫س أَ ۡو فَ َس ٖاد فِي ٱ َ ۡر‬

‘Bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Qs Al-Maidah : 32

Allah juga berfirman :

] 93 / ‫ب ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِه َولَ َعنَهۥُ َوأَ َع َّد لَهۥُ َع َذابًا َع ِظ ٗيما [ النساء‬ ِ ‫َو َمن يَ ۡقتُ ۡل ُم ۡؤ ِم ٗنا ُّمتَ َع ِّم ٗدا فَ َجزَ ٓا ُؤهۥُ َجهَنَّ ُم ٰخَ لِ ٗدا فِيهَا َو َغ‬
َ ‫ض‬

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan
azab yang besar baginya”. Qs An-Nisaa : 93

Musibah apa yang menimpa kalian wahai putra-putra Islam? Sebagian kalian membunuh sebagian
yang lain, dan menjadikan mereka merasakan berbagai macam penderitaan dan siksaan,
pengepungan, pengusiran, pembunuhan, pengeboman, yang menjadikan alam semesta gempar
dengan dahsyatnya kengerian itu semua, matahari dan bulan pun berlindung dari ini semua.

Kemana larinya mereka (para pembuat onar tersebut-pen) dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha
Perkasa?

Mana pengamalan firman Allah penguasa alam semesta?, mana penerapan wasiat-wasiat Nabi
Muhammad pemimpin seluruh manusia yang awal hingga yang akhir?.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- ;

ِ ُ‫الَ يَزَا ُل ْال َع ْب ُد فِي فُ ْس َح ٍة ِم ْن ِد ْينِ ِه َما لَ ْم ي‬


‫صبْ َد ًما َح َرا ًما‬

“Senantiasa seorang hamba dalam kelapangan pada agamanya selama ia tidak menumpahkan darah
yang diharamkan untuk ditumpahkan”.

Beliau juga bersabda :

‫ْض‬
ٍ ‫اب بَع‬ ُ ‫الَ تَرْ ِجعُوا بَ ْع ِدي ُكفَّارًا يَضْ ِربُ بَ ْع‬
َ َ‫ض ُك ْم ِرق‬

“Janganlah setelahku kalian kembali menjadi kufur, dimana sebagian kalian memukul leher sebagian
yang lain”. HR Al-Bukhari dan Muslim.

Sesungguhnya Islam mengagungkan perkara darah, dan Islam tidak memberikan kesempatan untuk
mentakwil (mencari alasan) bagaimanapun sebabnya untuk menumpahkan darah. Dalam hadits :

‫اس يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة فِي ال ِّد َما ِء‬ َ ‫أَ َّو ُل َما يُ ْق‬
ِ َّ‫ضى بَ ْينَ الن‬

“Perkara pertama yang diputuskan diantara manusia pada hari kiamat adalah pada urusan darah”.
HR Al-Bukhari dan Muslim.

Di dalam sunan At-Tirmidzi dan Ibnu Maajah ;

‫لَقَ ْت ُل ُم ْسلِ ٍم أَ ْعظَ ُم ِع ْن َد هللاِ ِم ْن زَ َوا ِل ال ُّد ْنيَا‬


“Sungguh terbunuhnya seorang muslim lebih besar di sisi Allah dari pada hilangnya dunia”

Bahkan Islam mengharamkan membunuh kafir mu’ahad yang telah diberikan janji keamanan dan
amanah atas dirinya di negeri islam, bahkan meskipun yang memberikan jaminan keamanan baginya
adalah salah seorang dari kaum muslimin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

‫ َوإِ َّن ِر ْي َحهَا لَيُوْ َج ُد ِم ْن َم ِس ْي َر ِة أَرْ بَ ِع ْينَ عَا ًما‬،‫َم ْن قَت ََل ُم َعاهَدًا لَ ْم يَ َرحْ َرائِ َحةَ ْال َجنَّ ِة‬

“Barangsiapa yang membunuh kafir mu’ahad maka ia tidak akan mencium harumnya surga, dan
sesungguhnya harumnya surga tercium dari jarak 40 tahun perjalanan”.

Maka hendaknya kalian –wahai umat al-Qur’an- bertakwalah kepada Allah, jangan sampai kalian
dijerumuskan oleh syaitan pada jalan-jalan yang menyimpang dari kebenaran, ke lembah-lembah
keburukan. Jadilah kalian orang-orang yang berhenti pada batasan-batasan Allah, dan jangan sampai
kalian mengganggu kaum muslimin, memberikan rasa takut kepada kaum mukminin. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

‫اع يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬ ً


ِ َ‫َم ْن أَ َخافَ ُم ْؤ ِمنًا َكانَ َحقّا َعلَى هللاِ الَ يُ َؤ ِّمنَهُ ِم ْن أَ ْفز‬

“Barangsiapa yang memberi ketakutan kepada seorang mukmin maka Allah berhak untuk tidak
memberikannya keamanan dari dahsyatnya kengerian hari kiamat”. HR At-Thabrani di Al-Awshath.

Kemudian ketahuilah, bahwasanya termasuk amalan yang tersuci yang dilakukan dalam kehidupan
kita adalah menyibukan diri untuk bersholawat kepada Nabi yang termulia.

‫ َو ُك َّل‬،ٌ‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد ُعة‬،‫ َو َش َّر األُ ُموْ ِر ُمحْ َدثَاتُهَا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ َو َخي َْر الهُدَى هُدَى ُم َح َّم ٍد‬،ِ‫ث كَاَل ُم هللا‬ َ ‫َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن أَصْ َد‬
ِ ‫ق ال َح ِد ْي‬
‫ َو َعلَ ْي ُك ْم بِ ْال َج َما َع ِة فَإِ َّن يَ َد هللاِ َعلَى ال َج َما َع ِة‬،ٌ‫ضاَل لَة‬
َ ‫ بِ ْد َع ٍة‬.

َ‫ُصلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا أَيُّهَا الَّ ِذين‬


َ ‫ ﴿ إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ ي‬:‫صلُّوْ ا َو َسلِّ ُموْ ا َرعَا ُك ُم هللاُ َعلَى ُم َح َّم ِد ْب ِن َع ْب ِد هللاِ َك َما أَ َم َر ُك ُم هللاُ بِ َذلِكَ فِي ِكتَابِ ِه فَقَا َل‬
َ ‫َو‬
))‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه بِهَا َع ْشرًا‬ َ ً‫صالة‬ َ ‫ي‬ َّ َ‫صلَّى َعل‬ َ ‫ (( َم ْن‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ َوقَا َل‬، ]٥٦:‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‬ َ ‫ آ َمنُوا‬.

‫آل ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ َ‫ َوب‬،‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫آل إِب َْرا ِه ْي َم إِن‬ ِ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬َ ‫اَللَّهُ َّم‬
،‫ْق‬ ْ َ َ َ ‫أْل‬َ
ِ ‫ض اللهُ َّم َع ِن الخلفا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ ا ئِ َّمة ال َم ْه ِديِ ْينَ ؛ أبِ ْي بَك ِر الصِّ ِّدي‬ َ َ ُ َّ َ ْ‫ َوار‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َّ َ َ
َ ‫اركتَ َعلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلى آ ِل إِب َْرا ِه ْي َم إِن‬ ْ َ َ‫َك َما ب‬
‫ان ِإلَى‬ ٍ ‫س‬
َ ْ‫ح‬‫إ‬
ِِ ‫ب‬ ‫م‬
ْ ُ ‫ه‬‫ع‬َ ‫ب‬َ
ِ َ ‫ت‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬‫و‬َ َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ع‬
ِ ‫ب‬
ِ ِ‫ا‬ َّ ‫ت‬‫ال‬ ‫َن‬ ‫ع‬ ‫و‬َ َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ع‬
ِ ‫م‬
َ ْ‫ج‬َ ‫أ‬ ‫ة‬
ِ َ ‫ب‬ ‫ا‬‫َّح‬َ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫ن‬
ِ ‫ع‬
َ ‫م‬
َّ ُ ‫ه‬َّ ‫الل‬ ‫ض‬
َ ْ‫ار‬‫و‬َ , ‫ي‬ٍّ ِ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ن‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ن‬ ‫س‬
َ ‫ح‬
َ ‫ال‬ ‫ي‬ْ ِ ‫ب‬َ ‫أ‬ ‫و‬
َ ، ‫ن‬
ِ ْ
‫ي‬ ‫ر‬
َ ْ‫و‬ ُ ‫ن‬ ‫ال‬ ْ‫ي‬‫ذ‬ِ َ‫ان‬‫م‬َ ْ
‫ُث‬‫ع‬ ‫و‬
َ ، ِ ‫َو ُع َم َر الفَا‬
‫ق‬ ‫ر‬
ْ‫ُو‬
ْ َ ْ َ
َ‫ك َوإِحْ َسانِكَ يَا أك َر َم األك َر ِم ْين‬ َ ‫ك َوك َر ِم‬َ ِّ َّ
َ ‫ َو َعنا َم َعهُ ْم بِ َمن‬، َ‫يَوْ ِم ال ِّد ْين‬.
‫ك َو ِكتَابَكَ َو ُسنَّةَ‬ ‫اإلسْاَل َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ ،‬اَللَّهُ َّم أَ ِع َّز ا ِإلسْاَل َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ ،‬اَللَّهُ َّم أَ ِع َّز ا ِإلسْاَل َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنصُرْ َم ْن ن َ‬
‫َص َر ِد ْينَ َ‬ ‫اَللَّهُ َّم أَ ِع َّز ِ‬
‫ض الش َِام َوفِي ُك ِّل‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنصُرْ إِ ْخ َوانَنَا ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ال ُم ْستَضْ َعفِ ْينَ فِي ُك ِّل َمكَا ٍن‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْنصُرْ هُ ْم فِي أَرْ ِ‬ ‫نَبِيِّ َ‬
‫ك ُم َح َّم ٍد َ‬
‫ً‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫‪َ ،‬مكَا ٍن‪ ،‬اللهُ َّم كن لنَا َولهُ ْم َحافِظا َو ُم ِعينا َو ُم َسدِّدا َو ُم َؤيِّدًا‬

‫ت َوال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬


‫ت‬ ‫اَللَّهُ َّم َوا ْغفِرْ لَنَا ُذنُبَنَا ُكلَّهُ؛ ِدقَّهُ َو ِجلَّهُ‪ ،‬أَ َّولَهُ َوآ ِخ َرهُ‪ِ ،‬س َّرهُ َو َعلَّنَهُ‪ ،‬اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا َولِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ْ‬
‫ك‪َ ،‬وحُبَّ َم ْن يُ ِحبُّكَ ‪َ ،‬وحُبَّ ال َع َم َل الَّ ِذيْ يُقَ ِّربُنَا إِلَى ُحبِّكَ‪ .‬اَللَّهُ َّم َزيِّنَّا بِ ِز ْينَ ِة ا ِإل ْي َما ِن َواجْ َعلنَا هُدَاةَ‬ ‫ت‪ .‬اَللَّهُ َّم إِنَّا نَسْأَلُكَ ُحبَّ َ‬ ‫اَأْل َحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواأْل َ ْم َوا ِ‬
‫ت نُفُوْ َسنَا تَ ْق َواهَا‪َ ،‬و َز ِّكهَا‬ ‫ت ِإلَى النُّوْ ِر‪ .‬اَللَّهُ َّم آ ِ‬ ‫ف بَ ْينَ قُلُوْ بِنَا‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ُسب َُل ال َّساَل ِم‪َ ،‬وأَ ْخ ِرجْ نَا ِمنَ الظُلُ َما ِ‬ ‫ُم ْهتَ ِد ْينَ ‪ .‬اَللَّهُ َّم أَصْ لِحْ َذاتَ بَ ْينِنَا َوأَلِّ ْ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫‪.‬أَ ْنتَ خَ ي َْر َم ْن زَ َّكاهَا‪ ،‬أ ْنتَ َولِيُّهَا َو َموْ اَل هَا‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫َ‬

‫َر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُونَ * َوأَوْ فُوا بِ َع ْه ِد هَّللا ِ‬ ‫عباد هللا‪( ،‬إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو ِ‬
‫اإلحْ َسا ِن َوإِيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َْن ْالفَحْ شَا ِ‪v‬ء َو ْال ُمنك ِ‬
‫إِ َذا عَاهَ ْدتُ ْم َوال تَنقُضُوا األَ ْي َمانَ بَ ْع َد تَوْ ِكي ِدهَا َوقَ ْد َج َع ْلتُ ْم هَّللا َ َعلَ ْي ُك ْم َكفِيالً إِ َّن هَّللا َ يَ ْعلَ ُم َما تَ ْف َعلُونَ ) [النحل‪ ،]91-90:‬فاذكروا هللاَ يذكرْ كم‪،‬‬
‫يز ْدكم‪ ،‬ول ِذ ْك ُر هللاِ أكبرُ‪ ،‬وهللاُ يعل ُم ما تصنعون‬ ‫‪.‬واش ُكروه على نع ِمه ِ‬

‫‪Khatib : Syekh Husain Bin Abdul Aziz Al As-Syekh.‬‬

Anda mungkin juga menyukai