PERCOBAAN 9
EFEK OBAT ANESTESI UMUM TERHADAP HEWAN UJI
DISUSUN OLEH:
NAMA : Citra Lestari
KELAS : Reguler 2A
NIM : PO.71.39.1.20.027
DOSEN PEMBIMBING:
1. DEWI MARLINA, S.F., Apt., M.Kes
2. ADE AGUSTIANINGSIH, , S.Farm, Apt
Paraf Nilai
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2022/2021
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Percobaan
Memahami efek anastesi umum dan memahami tahap-tahap stadium anastesi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Anastesi umum adalah suatu keadaan hilangnya persepsi sensorik terutama rasa sakit
disertai dengan hilangnya kesadaran yang bersifat reversible. Obat-obat yang menimbulkan
anastesi umum disebut anastetika umum (general anaesthetics).
Menurut Guedeel ada 4 stadium anastesi:
a. Stadium I : (Stadium analgesia)
Penderita masih sadar dan responsif, perasaan sakit hilang, euphoria, respirasi teratur,
pendengaran lebih tajam.
b. Stadium II : (Satdium ekstasi/delirium)
Penderita tampak tidak tenang sampai ribut/gelisah, tonos otot naik, respirasi irregular,
pupil tampak membesar, takikardia, gerak bola mata bertambah, kesadaran menurun,
refleks masih ada. Stadium I dan II ini bersama-sama disebut stadium induksi. Kemudian
dapat mati mendadak karena inhibisi vagal atau sensitasi jantung terhadap adrenalin
(endogen atau eksogen).
c. Stadium III : (Stadium pembedahan) dibagi 4 plane, yaitu:
Plane 1 : Kesadaran hilang, tonus otot berkurang, respirasi teratur cepat dan dalam, gerak
bola mata berkurang, pupil kembali ke ukuran normal, refleks kornea masih ada, refleks
peritoneal masih ada, refleks muntah dan menelan hilang pada plane ini dilakukan
pembedahan kecil.
Plane 2 : Gerak bola mata berkurang sekali sampai tidak ada, relaksasi otot sempurna,
respirasi teratur, refleks kornea hilang pada plane ini biasanya dilakukan pembedahan
besar.
Plane 3 : Refleks hilang, pupil berdilatasim palsus lemah tekanan darah temporer, tonus
otot masih ada tetapi relaksasi sempurna, respirasi dalam dan tidak sempurna.
Plane 4 : Respirasi jadi abnormal kecil dan dangkal, semua refleks hilang, pupil dilatasi
maksimal, takikardia, tekanan darah merosot turun.
ANASTESI UMUM
A. Hasil Pengamatan
1. Sebelum dianastesi
2. Setelah dianastesi
Tanda-Tanda fisik yang terjadi Pengamatan Waktu
15 menit 30 menit 45 menit 60 menit
Respirasi abdominal dan torak 139/menit 107/menit 109/menit 101/menit
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan uji efek obat anestetik umum terhadap hewan uji. Hewan
coba yang digunakan adalah kelinci dengan berat badan 318 g. Dan bahan uji yang digunakan
adalah amoniak.
Prosedur kerjanya yaitu sebelum di anastesi kelinci di timbang terlebih dahulu. Kemudian
teteskan amoniak di atas kapas, teteskan sebanyak 1 ml. Letakkan Kapas di corong lalu tutup di
mulut kelinci atau hidungnya. Catat pengamatan sesuai dengan kolom isian setelah itu lakukan
pengamatan serupa sebelum percobaan. Diamati selama 60 menit.
Pada perlakuan pertama yaitu itu sebelumnya anastesi (keadaan normal) didapat hasil
respirasi abdominal dan thorax 120/menit pada jam 11.53, denyut jantung per menit 165 / menit
pada jam 11.55, gerak bola mata normal pada jam 11.57, ukuran Pupil mata tidak di sinari 3mm
dan disinari 2 mm pada jam 11.40, refleks kornea normal pada jam 11.59 dan inhibisi tonus otot
lincah pada jam 12.01.
Pada perlakuan kedua yaitu pada menit ke-15 respirasi abdominal dan thorax 139 / menit,
denyut jantung per menit 120/menit, gerak bola mata normal, ukuran Pupil mata tidak di sinari 3
mm dan disinari 2 mm, refleks kornea normal dan inhibisi tonus otot lincah.
Pada perlakuan ketiga yaitu pada menit ke-30 respirasi abdominal dan Toraks 107 / menit,
denyut jantung per menit 110/menit, gerak bola mata normal ukuran Pupil mata tidak di sinari 3
mm dan di sinari 2 mm, refleks kornea normal dan inhibisi tonus otot lincah.
Pada perlakuan keempat yaitu pada menit ke-45 respirasi abdominal dan thorax
109/menit, denyut jantung per menit 112/menit, gerak bola mata melemah, ukuran Pupil mata
tidak di sinari 4 mm dan di sinari 3 mm, refleks kornea memelan dan inhibisi tonus otot lincah.
Pada perlakuan kelima yaitu pada menit ke-60 respirasi abdominal dan thorax 101/menit,
denyut jantung per menit 100/menit, gerak bola mata melemah, ukuran Pupil mata tidak di sinari
3 mm dan disinari 2 mm, refleksi kornea menelan, dan inhibisi tonus otot lincah.
BAB IV
KESIMPULAN
Tetapi pada percobaan kali ini kelinci tidak mengeluarkan suara (euphoria)
2. Pada menit ke-45 dan menit ke-60. Kelinci mengalami stadium 2 Yaitu kelinci tidak
tenang sampai ribut atau gelisah, tonus otot naik, respirasi ireguler, Pupil tampak
membesar, takikardia, gerak bola mata bertambah, kesadaran menurun, dan refleks masih
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistia, G.G., 2017. Farmakologi dan Terapi, edisi 6. Departemen Farmakologi dan Terapi,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
LAMPIRAN
Gerak bola
mata
Disinari
Disinari
Inhibisi
Proses kelinci
anestesi dianastesi
Disinari Disinari
Denyut
jantung dan
respirasi
permenit
Gerak bola
mata
Inhibisi
Denyut
jantung dan
respirasi
permenit
Gerak bola
mata
Inhibisi
Disinari Disinari
Denyut
jantung dan
respirasi
permenit
Gerak bola
mata
Inhibisi
Disinari
Disinari
Denyut
jantung dan
respirasi
permenit
Gerak bola
mata
Inhibisi