LAKSANSIA
Disusun Oleh:
Kelompok 4
POLITEKNIK KESEHATAN
PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2021/2022
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nyalah, sehingga saya dapat menyelesaikan Modul Farmakologi 1
yang berjudul “LAKSANSIA ”ini tepat pada waktunya. Penyusunan Modul ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakologi 1 Tahun 2021.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Marlina, SF., Apt. ,M.Kesselaku
dosen pengampu mata kuliah Farmakologi 1 yang telah memberikan tugas ini untuk
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari penulisan Modul ini masih
banyak kekurangan.Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran rekan-rekan sebagai
masukan bagi kami untuk kedepannya lebih baik.
2
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
JUDUL
PENDAHULUAN.....................................................................................................4
TUJUAN....................................................................................................................5
TUJUAN PEMBELAJARAN.................................................................................5
URAIAN MATERI..................................................................................................5
LATIHAN.................................................................................................................28
RANGKUMAN........................................................................................................28
TES FORMATIF.....................................................................................................29
GLOSARIUM...........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................30
JUDUL : LAKSANSIA
3
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
PENDAHULUAN
Obat pencahar atau laksansia adalah zat-zat yang dapat menstimulasi gerakan
peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dan
dengan demikian menyebabkan atau mempermudah buang air besar atau defekasi dan
meredakan sembelit.
Menurut definisi ini,zat-zat yang menyebabkan efek defekasi karena memengaruhi
susunan-susunan saraf pusat atau kolinergika misalnya nikotin dan asetilkolin atau obat
spasmolitik atau Papaverin tidak termasuk obat pencahar sejati.
Adakalanya obat pencahar digunakan secara berlebihan tanpa melihat kebutuhan
yang sesungguhnya atau karena salah pengertian mengenai frekuensi defekasi. Tetapi
sekarang kebiasaan demikian telah berkurang berdasarkan penggunaan yang lebih
rasional.
Obstipasi merupakan hal yang sering dialami oleh setiap orang. Hal ini disebabkan
oleh jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah air yang diminum, dan kondisi patofisiologis
lainnya. Penyembuhan konstipasi tidak selaludalam waktu cepat, oleh karena itu
penggunaan tanaman-tanaman herbal yang berfungsi sebagai laksansia sangat
bermanfaat untuk menangani kasus ini. Berbagai sediaan yang terdapat di pasaran
mengandung beberapa jenis tumbuhan obat yang telah terbukti secara klinis dapat
memperlancar terjadinya defekasi maupun berbagai jenis tumbuhan yang memiliki
aktivitas farmakologi atau kandungan kimianya belum secara jelas diketahui, namun
bermanfaat secara klinis.Makalah ini berisi berbagai jenis tanaman herbal spesifik disertai
dengan bagian tanaman yang digunakan, yang berkhasiat sebagai laksansia.
Tujuan
4
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
Tujuan Pembelajaran
URAIAN MATERI
5
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
terapi obat cacing, sebelum atau sesudah penggunaan obat cacing, untuk
meng ekspose parasit-parasit terhadap obat cacing atau untuk mengeluarkan
cacing dan sisa-sisa obat cacing bila diberikan sesudahnya.
Sembelit atau obstipasi adalah suatu gejala proses defekasi yang bermasalah dan
dapat didefinisikan sbb:
Defekasi tidak lancar dan tida teratur (kurang dari 2 kali seminggu)
mengedan, lebih dari 25% kasus
defekasi keras dan tidak tuntas Berdasarkan definisi ini, obstipasi dialami
oleh lebih dari 20% penduduk.
Banyak orang, terutama lansia, menganggap dirinya menderita sembelit bila tidak
buang air beberapa hari atau paling sedikit satu kali sehari.Mereka mulai menggunakan
obat pencahar dan tak jarang secara berlebihan.Sebetulnya keadaan demikian dapat
dianggap masih cukup wajar karena ada orang yang buang air 2-3 kali sehari, tetapi ada
pula yang hanya tiga kali seminggu.
B. Gejala lainnya
6
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
Berupa perasaan penuh di bagian lambung, mual, tinja keras serta defekasi
sulit, sakit perut, kurang nafsu makan (anoreksia), juga sakit kepala, malaise dan
perasaan tidak nyaman di mulut.
C. Diagnosis.
D. Penyebabnya
1. kurang mengonsumsi serat gizi dan/atau kurang minum air. Serat dari sayur-
say uran dan buah-buahan memperbesar isi usus, sehingga meningkatkan
peristaltik. Juga karena kurang bergerak. b. adanya penyakit organik, gangguan
metabolik/endokrin, misalnya:
2. obstruksi dari usus (penyumbatan) akibat adanya divertikel, penyempitan,
tumor, diabetes dan penyakit Parkinson; gangguan motilitas, seperti terjadi
pada penyakit-penyakit tertentu, a.l. hiperkalsiemia, hipotirosis, colitis, p. Crohn,
diverticulosis, luka pada anus (fisura) dan IBS. IBS (Irritable Bowel Syn drome)
bercirikan obstipasi dan diare berselang-seling dengan kejang-kejang dan sakit
perut, kembung dan lambung berbunyi. Umumnya dapat ditangani de ngan
makanan yang kaya serat, bila per lu obat antikejang dan suatu sedativum.
3. sebagai efek samping dari penggunaan obat-obat tertentu, seperti morfin dan
derivat-derivatnya, antikolinergika (a.l. atropin), Ca-channel blockers, antidepre
siva dan beberapa garam logam (bismut, besi, kalsium), juga diuretika kuat
dapat mencetuskan sembelit karena menarik air dan mengeringkan tinja.
7
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
E. Farmakodinamika
Bahayanya sering kali obat pencahar dianggap sebagai obat yang tidak berbahaya dan
dapat di gunakan setiap waktu. Penggunaan yang terlalu sering dari obat-obat ini, pada
hakikatnya akan merugikan kesehatan karena laksansia menimbulkan masalah-masalah
yang berikut:
a. mengganggu absorpsi normal dari bahan bahan gizi di usus kecil. Sintesa
vitamin
K dan B-kompleks oleh flora usus besar juga akan dihambat. Elemen-elemen
spura dan mineral-mineral penting, seperti kalium dan natrium, tidak diserap
kembali dalam usus besar, sehingga ke seimbangan air dan elektrolit (Na dan K)
maupun susunan flora usus akan kacau. Akibatnya adalah kemungkinan timbul
nya kelemahan otot, kejang perut dan diare.
b. menimbulkan berbagai gangguan saluran cerna, misalnya usus besar
berkejang (spastic colon). Terutama laksansia kontak bila digunakan terus
menerus dapat mencetuskan diare cair dengan kehilang an air dan elektrolit,
juga kerusakan jaringan saraf usus sehingga motoriknya menjadi lumpuh.
c. menimbulkan ketergantungan, sehingga obat, terutama laksansia kontak, harus
diminum pun terus menerus. Dosisnya harus terus ditingkatkan untuk
mendapatkan hasil yang sama karena kepekaan usus telah menurun dan tidak
lagi bereaksi terhadap rangsangan normal. Akibat rangsangan yang kon tinu
dan rusaknya saraf-saraf dinding usus, akhirnya timbul gejala yang disebut
'usus malas'. lazim
Karena bahaya-bahaya itu, penggunaan obat pencahar secara terus-menerus
harus dihindari, terutama senyawa- antrakinon dan parafin.
8
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
F. Farmakokinetika
a. Penggolongan
2 lansia osmotik
Ketiga kelompok terakhir meningkatkan jumlah air dalam rongga usus dengan
me- mengaruhi keseimbangan antara absorpsi dan sekresi. Beberapa faktor memegang
peranan dalam proses ini, yakni daya osmotik, daya mengikat air dan efek langsung
terhadap sel-sel mukosa. Mekanisme yang terlibat pada peningkatan cairan usus yang
berefek pembesaran volume dan pelunakan chymus diperkirakan berdasarkan stimulasi
sistem airmisiklase, penghambatan enzim natrium- ATPase dan perubahan permeabilitas
sel-sel.
9
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
2. Laksansia osmotik:
3. Zat-zat pembesar volume: zat-zat lendir ( agar-agar, metilselulosa, CMC) dan zat-zat
nabati Psyllium, gom Sterculia dan katul.
Semua senyawa polysakarida ini sukar dipecah dalam usus dan tidak diserap
(dicernakan), a.l. serat-serat alamiah: selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin, gom-gom dan
zat zat lendir. Zat-zat ini berdaya menahan air sambil Di samping itu pada mengembang.
Di perombakan oleh kuman-kuman usus ter bentuklah asam-asam organik dan gas-gas
OH, CH), sedangkan mass massa bakteri juga meningkat, semua ini turut memper besar
volume chymus Dengan demikian khasiat mencaharnya berdasarkan rangsangan
mekanis dan kimiawi terhadap dinding usus ditambah dengan pelunakan tinja. Selama
penggunaan zat-zat ini penting sekali untuk minum banyak air, sampai 3 liter
sehari.Sayur-mayur dan buah-buahan juga meng andung banyak serat nabati yang terdiri
dari polisakarida tersebut di atas. Kombinasi dari zat-zat pembesar volume ini dengan
laksan sia kimia lainnya (mis. senyawa antrakinon) tidak dianjurkan, karena kegiatannya
akan dihambat.
10
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
melunakkan tinja dengan jalan meningkatkan penetrasi air ke dalam nya. Parafin
melicinkan penerusan tinja dan bekerja sebagai bahan pelumas.
1. LAKSANSIA KONTAK
Laksansia ini juga dinamakan pencahar emodin dan baru menjadi aktif setelah
gliko sida dihidrolisa dalam usus menjadi bentuk aglukonnya. Efeknya tampak setelah 6
jam atau lebih, karena hidrolisa berlangsung lambat. Mekanisme kerjanya berdasarkan
stimulasi peristaltik usus besar.
Efek samping. Pada penggunaan Senna dan Rhei Radix, ginjal akan mengeluarkan asam
krisofan yang memberikan warna kuning coklat kepada air seni yang bereaksi asam atau
merah-ungu bila alkalis.
Kehamilan dan laktasi. Penggunaannya tidak dianjurkan selama laktasi, karena dapat
mencapai air susu ibu. Untuk uraian mengenai Rhamni Cortex (Cascara sagrada = Lat.
kulit pohon yang kudus) yang kini tidak digunakan lagi, lihat Edisi IV.
Daun-daun dari pohon Cassia angustifolia ini mengandung sebagai zat aktif
terpenting a.l. dua senyawa-glikosida isomer: senno sida A dan B. Zat-zat ini memiliki
daya laksatif terkuat dari semua zat antrakinon ala miah lainnya. Kacangnya (Sennae
folliculum) juga dapat digunakan sebagai obat pencahar yang jarang menimbulkan efek
samping kejang-kejang.
Sediaan yang dahulu dibuat dari tumbuhan ini adalah Infusum Sennae
Compositum ('Senna tea'), yang pembuatannya harus menurut suatu prosedur tertentu
untuk menghindari anthranol bebas yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan sakit
perut. Kini jarang digunakan lagi
11
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
Akar tinggal dari tumbuhan Rhei palmatum (kelembak) yang berasal dari China
merupakan suatu obat pencahar yang dahulu digunakan sebagai serbuk maupun sebagai
ekstrak dan sirop.Dewasa ini akar Rhei jarang digunakan lagi dalam ilmu kedokteran
resmi.
d. Bisakodil: Dulcolax
Resorpsi.Dalam usus halus bisakodil diresorpsi sampai 50% dan setelah desa
setilasi dalam hati sebagian dikeluarkan dengan empedu dan mengalami siklus
enterohepatis.Metabolitnya juga aktif.Sisa nya diekskresi melalui ginjal.Bagian yang tidak
diserap berkhasiat terhadap dinding isus.Defekasi terjadi setelah k.l. 7 jam,
padapenggunaan rektal setelah kl.30 menit. Karena resorpsi tidak diperlukan bagi kha at
mencaharnya dan supaya jangan sampai membebankan hati, tablet diberikan sebagai
tablet e.c. tahan-asam yang baru pecah di bagian bawah usus-halus. Dengan demikian
resorpsi dibatasi sampai sedikit mungkin, lagi pula iritasi terhadap dinding lambung
dihindari.
Efek samping jarang terjadi dan berupa kejang-k g-kejang perut; secara rektal
obat ini dapat merangsang selaput lendir rektum. Tidak boleh digunakan bersamaan
dengan susu atau zat-zat yang bereaksi alkalis (antasida) karena bisa merusak lapisan
eneric-coating dari tablet.
12
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
Resorpsinya.Di dalam usus kecil, zat ini dilarutkan oleh kegiatan garam-garam
danempedu.Mulai kerjanya 4-8 jam setelah pemberian.Sebagian zat diserap dan masuk
ke dalam sirkulasi untuk kemudian diekskresi dalam empedu.Dikarenakan siklus
enterohepatis kerjanya bisa bertahan sampai 2-3 hari.
Efek sampingnya dapat bersifat serius dan berupa kolik, kolaps, lupus
erythematodes da reaksi kepekaan pada kulit, juga pigmentasi yang dapat bertahan
selama beberapa waktu setelah pengobatan dihentikan. Zat ini ber sifat karsinogen pada
tikus dan di banyak negara telah dibatalkan registrasinya (1997).Dosis: 50-200 mg (maks.
300 mg), diberikan pada malam hari sebelum tidur. Laxadine = fenolftalein 55+ gliserin
378 mg dalam paraff liq 1200 ml
f. Oleum ricini: minyak kastor, minyak jarak. Minyak kastor diperas dari biji pohon jarak
(Ricinus communis) dan mengandung trigliserida dari asam risinoleat, suatu asam lemak
tak-jenuh.Di dalam usus halus seba gian zat ini diuraikan oleh enzim lipase dan
menghasilkan asam risinoleat yang memiliki efek stimulasi terhadap usus halus. Setelah
2-8 jam timbul defekasi yang cair.
13
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
Efek sampingnya berupa kolik, mual dan muntah.Oleum ricini tidak boleh
digunakan.oleh wanita hamil. Dosis: dewasa 15-30 ml; anak-anak 4-15ml
2. LAKSANSIA OSMOTIS
Mekanisme kerjanya di dalam usus ber dasarkan penarikan air (osmosis) dari
bahan makanan karena tigaperempat dari dosis oral tidak diserap. Akibatnya adalah pem
besaran volume usus dan meningkatnya peristaltik di usus halus dan usus besar, di
samping melunakkan tinja.
Resorpsi. Antara 15-30% dari dosis diserap oleh usus yang dapat
mengakibatkan kadar magnesium darah terlampau tinggi, khusus nya bila fungsi ginjal
kurang baik. Oleh karena itu garam Inggeris hendaknya jangan digunakan untuk waktu
lama.Mulai kerja nya setelah 1-3 jam. Boleh digunakan selama kehamilan obat ini masuk
ke dalam air susu ibu
Dosis: 15-30 g sekaligus di dalam segelas air hangat dan diminum pada perut
kosong Daya kerjanya cepat (2-4 jam) dan efektif.Catatan: magnesiumoksida (MgO) pada
dosis 2-5 g juga bekerja sebagai pencahar. *Lasium = suspensi Mg(OH)2 400 mg/ 5ml
b. Natriumsulfat garam Glauber Dosis: 15 g dalam 150-500 ml air. Dosis lebih besar
dapat mengakibatkan muntah muntah.
c. Laktulosa:
Duphalac Derivat sintetis dari laktosa ini adalah suatudisakarida yang terdiri
dari 1 molekul fruk- tosa dan 1 molekul galaktosa Di dalam usus halus laktulosa tidak
diresorpsi karena tidak terdapat enzim yang tepat untuk menghi drolisanya. Baru di dalam
usus besar, zat ini diuraikan dengan cepat oleh bakteri-bakteri tertentu (Lactobacillus)
14
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
dan menghasilkan asam laktat dan asam asetat. Asam-asam organik ini menahan air
berdasarkan proses osmosis dengan efek stimulasi peristaltik, sehingga tinja menjadi
lunak dan defekasi distimulasi. Efeknya baru tampak setelah 24-48 jam.
Efek sampingnya berupa perut kembung dan banyak gas, terutama selama
hari-hari pertama. Pada overdosis terjadi nyeri perut dan diare.Dosis: permulaan 30 ml
larutan 50% (pagi hari), dosis pemeliharaan 15 ml. Pada coma hepaticum: 3 dd 30 ml.
Pada salmonellosis: 3 dd 15 ml minimal 14 hari, sampai hasil pem biakan tinja tiga kali
berturut-turut negatif.Laktitol (Importal) adalah derivat sintetis dari laktosa (1989) dengan
kerja dan peng gunaan sama dengan laktulosa. Di samping itu, zat ini digunakan sebagai
zat pemanis, daya-manisnya 40% dari sakarosa. Dosis: 1 dd 20 g d.c. pagi atau malam
hari
d. Gliserol
Dosis dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas 3 g dalam suppositoria (70% dalam
gelatin) atau klisma (4-5 g untuk dewasa, anak-anak 2-3 g).
Alkohol-gula ini (CHO) digunakan sebagai laksans secara oral maupun dalam
klisma.Resorpsinya dari usus lambat dan tidak menentu.Dalam hati sorbitol lambat laun
diubah menjadi fruktosa dan untuk sebagian kecil langsung menjadi glukosa.Daya-
15
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
manisnya 50% dari sakarosa; pasien diabetes boleh menggunakan sorbitol seba gai zat
pemanis, maksimal 50 g sehari.
Efek samping pada dosis besar berupa diare dan flatulensi.Hati-hati pada penderita
gangguan fungsi ginjal. Kontra-indikasi pada gangguan fungsi hati dan encok.Dosis: 30-
50 g; dalam klisma 120 ml dari larutan 250-300 mg/ml.
a. Agar-agar: "Agarol. Agar-agar adalah zat lendir yang dikering kan dari
tumbuhan genus Gelidium (As Timur) dan terutama terdiri dari hemiselul yang
tidak dapat dicera. Zat ini jarang di gunakan tunggal, umumnya dalam sediaan
kombinasi. Dalam industri juga digunakan sebagai stabilisator emulsi. Mulai
kerjanya dalam waktu 24 jam. Dosts: 1-2 dd 4-16 g dengan air tetapi
kebanyakan dalam sediaan kombinasi.
b. Metilselulosa: Tylose, Methocel. Metilselulosa adalah metileter dari selu sa
yang terdapat dengan pelbagai derajat viskositas. Zat ini banyak digunakan
sebagai zat pengental' dalam industri pangan dan dalam sediaan farmasi, al.
dalam tetes mata din liur buatan pada kekurangan air mata dan liur, juga
sebagai cairan untuk lensa kontak keras. Begitu pula sebagai zat pelekat untuk
kertas dinding.Efek sampingnya berupa kembung (flatu lensi) dan bila
digunakan tanpa cukup air dapat menimbulkan obstruksi esofagus. Dosis: 4 dd
1-1,5 g dalam segelas air.
16
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
d. Gom Sterculia: gom karaya, Normacol. Gom ini diperoleh dari a.l. tumbuhan
Ster culis urens dan terdiri dari suatu kompleks polisakarida yang mulai
kerjanya dalam waktu 24 jam. Dosis: 2 dd 5-10 g granulat (600 mg/g) p.c.
e. Serat-serat nabati Secara kimiawi serat-serat nabati meru pakan kompleks
polimer dari hidratarang dan terdiri atas selulosa, lignin dan/atau pe ktin. Dalam
tumbuhan, serat-serat khusus terdapat sebagai dinding sel dari beberapa jenis
gandum, sayur-mayur dan buncis (beans), juga dalam buah-buahan (terutama
sebagai pektin). Polisakarida tersebut tidak dapat dicerna, sehingga tidak dapat
diserap oleh usus. Hemiselulosa untuk sebagian di fermentasi oleh kuman-
kuman usus besar dengan menghasilkan asam-asam organik dan gas.Khasiat
mencalarnya berdasarkan struktur nya yang terdiri atas rantai-rantai selulosa
dan berupa bunga karang berlubang-lubang lembut (porous), yang berdaya
menyerap dan mengikat molekul air dengan efek mengembang. Karenanya, isi
usus diper besar dan peristaltik distimulasi, sehingga defekasi lancar.
Berdasarkan sifatnya yang dapat mengikat air dan zat-zat lainnya, se lain
sebagai laksans, serat-serat nabati juga digunakan terhadap beberapa
gangguan, yaitu:
untuk menurunkan kadar kolesterol yang meningkat dianjurkan diet dengan kl.
200 g sayuran + 2-3 butir buah-buahan sehari. Menurut penelitian, diet tersebut
dapat menurunkan kolesterol sekitar 10%. Lihat Bab 36, Antilipemika, Peng
obatan hiperlipidemia.
sebagai penc kanker usus besar ber dasarkan kemampuan serat-serat untuk
mengikat metabolit-metabolit karsinogeni tertentu dari garam empedu dan koles
terol. Zat-zat ini dibentuk oleh kuman kuman anaerob dari flora usus. Lihat Bab
14, Sitostatika, Makanan dan kanker.
17
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
sebagai zat pembantu pada kur mengurus kan tubuh. Makanan yang kaya akan
serat mengandung kalori rendah dan harus dikunyah lebih lama. Juga ber daya
memperbesar volume isi lambung, sehingga lebih cepat menimbulkan pera
saan kenyang dibandingkan zat-zat gizi yang berkalori tinggi; dengan kata lain,
serat-serat memiliki nilai saturasi tinggi.
* Katul adalah selaput luar dari butir-butir beras (gandum) yang tertinggal pada proses
penggilingan. Di samping banyak vitamin dan mineral, katul juga mengandung banyak
serat dengan polisakarida tersebut di atas.Efek sampingnya berupa perasaan lambung
penuh dan flatulensi.Efeknya tampak dalam 24 jam. Perlu minum minimal 1,5 liter air
sehari.Dosis: 20-30 g sehari dalam 2-3 kali pemberian.
18
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
melunakkan tinja. Efeknya dimulai 1-3 hari setelah peng gunaan peroral, secara rektal
sangat cepat, sesudah 5-12 menit.
Efek samping jarang dan ringan, a.l. gang guan lambung-usus, ruam kulit dan iritasi
tenggorok.Dosis: oral malam hari 50 -360 mg, 100 mg dalam suppositoria.
Natriumlaurylsulfoacetate (*Microlax) adalah turunan dengan sifat serupa dan
penggunaannya sebagai klise (9 mg) setara dengan sorbitol 625 mg/5 ml.
H. Simplisia-simplisia Laksansia
a.Curcumae rhizoma
b.Zingiberis rizhoma
19
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
minyak atsiri. Adapun kandungan monoterpen utama adalah sitral a dan sitral b, serta
seskuiterpen (30-70%) yaitu gingerols, shogaols, α-zingiberene, β-bisabolene, β-
sesquiphellandrene, dan ar-kurkumen.Digunakan sebagai karminatif, antiemetik,
antiinflamasi, antiemetik, antiplatelet, stimulan saluran cerna.
c.Paederia foetida L.
d.Curcuma domestica
20
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
platelet (PAF) yang distimulasi mediator endogen seperti faktor agregasi platelet dan
asam arakhidonat melalui penghambatan produksi tromboxan (TXA2) dan memblok
pelepasan second messenger Ca2+. Kunyit dapat mencegah kanker usus dengan cara
menginhibisi enzim-enzim lipid peroksidase dan siklooksigenase-2 yang merupakan
implikasi perkembangan kanker dan menginduksi enzim glutation S-transferase. Induksi
siklooksigenase-2 dihubungkan dengan produksi prostaglandin (hormon pengatur
gerakan otot).Kunyit juga menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan yang dihubungkan
dengan mekanisme pemadaman singlet O2 yang dapat merusak DNA, namun sifat
antioksidan ini bukan sebagai penghambatan superoksida anion atau radikal bebas
hidroxil.
e.Centella asiatica
f.Baeckea frutescens L.
21
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
g.Croton tiglium L.
Biji Kamandrah mengandung 3.4% resin, 37% oleat, 19% linoleat, 1.5%
arakidat, 0.3% stearat, 0.9% palmitat, 7.5% miristat, 0.8% format, laurat, linoleat, valerat,
dan butirat, ditambah dengan senyawa lainnya. Bijinya berkhasiat sebagai obat pencahar.
Di Filipina, air rebusan akarnya dikatakan bersifat abortif.
Tanaman asal adalah Tamarincus Indicus L. Dikenal juga dengan nama Black
Tamarinds, Indian Dates, Tamarinde, Tamarindo dan Pulpa de Tamarindo. Simplisia yang
digunakan adalah buahnya yang mengandung mengandung Asam Tartrat serta Acid
Potassium Tartrat.Manfaat dari buah asam adalah sebagai laksatif untuk keadaan yang
ringan, refrigerant untuk menurunkan suhu tubuh, mengobati demam, pereda nyeri haid
22
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
serta untuk mengobati wasir.Manfaat buah asam sebagai asam tartrat yang dapat
meningkatkan gerak pristaltik.Asam tartrat juga digunakan untuk menghilangkan alergi,
karena dalam keadaan agak pekat merangsang selaput lendir dinding organ tubuh yang
dilewatinya, seperti tenggorokan, lambung dan usus.
Bagian yang digunakan adalah daunnya yaitu dengan simplisia daun teh pucuk
yang telah dikeringkan.Simplisia daun teh berbau aromatik dan rasa sedikit
pahit.Kandungan yang terdapat dalam simplisia daun teh adalah katekin sebesar 30 %,
kafein, teofilin, teobromin serta minya atsiri.
23
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
yang diinduksi ion K dn fenilefrin dan senyawa etil-p-metoksisinamat hasil isolasi super
kritis memiliki efek menginduksi apoptosis pada sel HepG2 manusia dan menghambat
proliferasi karsinoma hati sel HepG2 secara signifikan.
k.Corrigen
Menthol banyak digunakan untuk membuat obat batuk, minyak angin, pasta
gigi, bedak gatal, permen pelega tenggorokan dan rokok karena khasiatnya yang nyata
dan telah terbukti tidak ada efek samping.
Oleum Citri merupakan minyak yang berasal dari Citrus lemon dan dikenal
dengan nama minyak jeruk atau lemon oil. Tanaman ini berasal dari famili Rutaceae,
mengandung Sitral, d-limonen serta felandren.Pemanfaatan minyak jeruk adalah untuk
obat batu, perangsang pristaltik pada mulas dan sebagai bahan pewangi.
l.Carbo Ligni
24
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
akan digunakan sebagai laksansia, maka fungsinya hanya sebagai penyerap gas (flatus)
dan harus dikombinasikan dengan tanaman lain yang memiliki khasiat pencahar yang
kuat, misalnya rhubarb. Rhubarb memiliki efek katartrik yang akan meningkatkan kerja
otot saluran pencernaan sehingga efek mengejan akan menjadi lebih kuat. Di sisi lain,
arang akan menyerap flatus dan menghilangkan bau tidak sedap.
m.Aetherol Foeniculi
Aetheriol Foeniculi merupakan minyak yang diambil dari biji tanaman adas.
Klasifikasi Adas adalah sebagai berikut :
Kingdom: Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Familia : Apiaceae
Subfamilia : Apioideae
Genus : Foeniculum
Tinggi tanaman adas dapat mencapai 1-2 m dengan percabangan yang banyak dan
batang beralur.Daun adas menyirip, berbentuk bulat telur sampai segi tiga dengan
panjang 3 dm, bunga berwarna kuning membentuk kumpulan payung yang besar. Dalam
satu payung besar terdapat 15-40 payung kecil, dengan panjang tangkai payung 1-6 cm.
Bunga berbentuk oblong dengan panjang 3,5-4 mm. Dalam masing-masing biji terdapat
tabung minyak yang letaknya berselang-seling. Pada waktu muda, biji adas bewarna
hijau kemudian kuning kehijauan, dan kuning kecokelatan pada saat panen.
25
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
n.Coptici Flos
Coptici flos berasal dari bunga tanaman Mungsi. Mungsi memiliki klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatopyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Order : Apiales
Family : Apiaceae
26
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
J. Pengobatan.
27
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
setelah obat ini tidak memberikan hasil yang diinginkan, zat-zat perangsang
peristaltik dapat diberikan, misal nya bisakodil. Bila obstipasi kronis tidak
ditangani, akhirnya dapat mengakibatkan tinja "membatu", wasir, kerusakan di
anus (fisura) dan bahkan inkontinensi tinja dan urin. Obstipasi kehamilan
sebaiknya ditangani dengan laktulosa, begitu pula sembelit pada lansia dan
anak-anak.
K. Kontra indikasi.
Semua jenis laksansia tidak boleh diberikan kepada orang yang mendadak nyeri perut
karena misalnya ileus, radang usus atau radang usus buntu (appendicitis; appendix bisa
pecah).Begitu pula kepada mereka yang sakit perut hebat tanpa sebab yang jelas atau
mereka yang menderita kejang, kolik, mual dan muntah muntah.Wanita hamil pada
hakikatnya.jangan menggunakannya karena risiko ke guguran.Kepada penderita penyakit
kandung empedu tidak boleh diberikan obat pencahar MgSO karena garam ini dapat
menyebabkan kontraksi hebat dari organ tersebut.
LATIHAN
1. Mengapa obat laksansia dapat mempermudah buang air besar (defekasi) dan
meredakan sembelit? Jelaskan
2. Bagaimana cara kerja Laksansia osmotik?
RANGKUMAN
28
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
TES FORMATIF
GLOSARIUM
29
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
DAFTAR PUSTAKA
30
FARMAKOLOGI I
Armakologi i
A. Gornes, J.R. Vedasiromoni, M. Das, R.M. Sharma, D.K. Ganguly. 1994. Anti-
hyperglycemic effect of black tea (Camellia sinensis) in rat.India :Journal of Ethno
Pharmacology.
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, dr Setiawan Dalimartha, Trubus Agriwidya,
Anggota Ikapi, Jakarta, 1999Carbo Ligni (U. S. P.)—Charcoal,
http://www.angelfire.com/tv2/lelaki/herbalA.html
http://chestofbooks.com/health/materia-medica-drugs/Textbook-Materia-
Medica/Tamarinds-Tamarindus-Fructus-Tamarindi.html
http://www.medicinenet.com/green_tea_camellia_sinensis-oral/page2.htm
http://www.henriettesherbal.com/eclectic/kings/carbo-lign.html
http://www.ecoplanet.in/herbalextracts/Carum%20copticum.htm
http://www.globinmed.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=84081:carum-copticum&catid=952:c&Itemid=207
31