Anda di halaman 1dari 31

MODUL FARMAKOLOGI 1

LAKSANSIA

Disusun Oleh:
Kelompok 4

1. Ayu Rengganis (PO.71.39.1.20.049)


2. Indah (PO.71.39.1.20.050)
3. Adelia Ovi Marseli (PO.71.39.1.20.074)

POLITEKNIK KESEHATAN
PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2021/2022
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nyalah, sehingga saya dapat menyelesaikan Modul Farmakologi 1
yang berjudul “LAKSANSIA ”ini tepat pada waktunya. Penyusunan Modul ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakologi 1 Tahun 2021.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewi Marlina, SF., Apt. ,M.Kesselaku
dosen pengampu mata kuliah Farmakologi 1 yang telah memberikan tugas ini untuk
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari penulisan Modul ini masih
banyak kekurangan.Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran rekan-rekan sebagai
masukan bagi kami untuk kedepannya lebih baik.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

2
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

JUDUL

PENDAHULUAN.....................................................................................................4

TUJUAN....................................................................................................................5

TUJUAN PEMBELAJARAN.................................................................................5

URAIAN MATERI..................................................................................................5

LATIHAN.................................................................................................................28

RANGKUMAN........................................................................................................28

TES FORMATIF.....................................................................................................29

GLOSARIUM...........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................30

JUDUL : LAKSANSIA

3
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

PENDAHULUAN

Obat pencahar atau laksansia adalah zat-zat yang dapat menstimulasi gerakan
peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dan
dengan demikian menyebabkan atau mempermudah buang air besar atau defekasi dan
meredakan sembelit.
Menurut definisi ini,zat-zat yang menyebabkan efek defekasi karena memengaruhi
susunan-susunan saraf pusat atau kolinergika misalnya nikotin dan asetilkolin atau obat
spasmolitik atau Papaverin tidak termasuk obat pencahar sejati.
Adakalanya obat pencahar digunakan secara berlebihan tanpa melihat kebutuhan
yang sesungguhnya atau karena salah pengertian mengenai frekuensi defekasi. Tetapi
sekarang kebiasaan demikian telah berkurang berdasarkan penggunaan yang lebih
rasional.
Obstipasi merupakan hal yang sering dialami oleh setiap orang. Hal ini disebabkan
oleh jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah air yang diminum, dan kondisi patofisiologis
lainnya. Penyembuhan konstipasi tidak selaludalam waktu cepat, oleh karena itu
penggunaan tanaman-tanaman herbal yang berfungsi sebagai laksansia sangat
bermanfaat untuk menangani kasus ini. Berbagai sediaan yang terdapat di pasaran
mengandung beberapa jenis tumbuhan obat yang telah terbukti secara klinis dapat
memperlancar terjadinya defekasi maupun berbagai jenis tumbuhan yang memiliki
aktivitas farmakologi atau kandungan kimianya belum secara jelas diketahui, namun
bermanfaat secara klinis.Makalah ini berisi berbagai jenis tanaman herbal spesifik disertai
dengan bagian tanaman yang digunakan, yang berkhasiat sebagai laksansia.

Tujuan

4
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Setelah membaca modul ini diharapkan dapat memahami penggunaan Obat


laksansia, penggolongan dan efek samping yang umum.

Tujuan Pembelajaran

Mampu memahami tanaman alam yang berkhasiat sebagai laksansia.Dapat


menjelaskan Penggolongan secara kimia serta contoh Obat-Obat Laksansia. Dapat
Menjelaskan efek samping umum dari pemberian Laksansia.

URAIAN MATERI

A. Definisi dan Penggunaan Laksansia

Laksansia atau obat pencahar merupakan zat-zat yang dapat menstimulasi


gerakan peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus
dan dengan demikian menyebabkan atau mempermudah buang air besar (defekasi) dan
meredakan sembelit.
Obat-obat pencahar dapat menstimulasi proses defekasi dengan menjaga agar
supaya feces tidak mengeras, menghindari mengedan terutama lansia dan pasien
penyakit jantung atau hernia. Tujuannya adalah untuk memulihkan proses defekasi
normal dan menghindari terjadinya ketergantungan pada obat pencahar.
Di samping sembelit, laksansia juga di gunakan pada sejumlah keadaan tertentu, yaitu:
 gangguan usus teriritasi (IBS), dengan
 keluhan sakit di bagian bawah perut tanpa adanya kelainan organik. untuk
mengosongkan usus (diagnostis) sebelum menjalani pembedahan atau
sebelum pemeriksaan dengan sinar Röntgen dari saluran lambung-usus,
kandung empedu dan sebagainya.
 pada peristiwa keracunan oral akut, guna mengeluarkan zat racunnya dari
tubuh secepat mungkin. Dalam hal ini terutama digunakan sebagai pencahar
garam garam anorganik seperti MgSO, (= garam Inggeris, 30 g) dan
natriumsulfat (16 g). Obat pencahar yang merangsang harus dihindari.

5
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

 terapi obat cacing, sebelum atau sesudah penggunaan obat cacing, untuk
meng ekspose parasit-parasit terhadap obat cacing atau untuk mengeluarkan
cacing dan sisa-sisa obat cacing bila diberikan sesudahnya.

Sembelit atau obstipasi adalah suatu gejala proses defekasi yang bermasalah dan
dapat didefinisikan sbb:

 Defekasi tidak lancar dan tida teratur (kurang dari 2 kali seminggu)
 mengedan, lebih dari 25% kasus
 defekasi keras dan tidak tuntas Berdasarkan definisi ini, obstipasi dialami
oleh lebih dari 20% penduduk.

Pada umumnya obstipasi terdiri dari dua tipe, yaitu

 tipe transit lambat: jarang timbul hasrat defekasi pada penderita;


 tipe obstruktif: penderita tidak berdefekasi dengan tuntas karena sebab-sebab
penyakit/gangguan anorektal organik/ fungsional, misalnya penyumbatan jalan
nya faeces karena mis. prolaps, yaknipenjembulan selaput lendir dubur ke luar.
Pengeluaran faeces juga dapat di hambat secara paradoksal oleh kontraksi dan
bukannya oleh relaksasi normal dari sfingter (otot melingkar) dubur pada saat
mengedan.

Banyak orang, terutama lansia, menganggap dirinya menderita sembelit bila tidak
buang air beberapa hari atau paling sedikit satu kali sehari.Mereka mulai menggunakan
obat pencahar dan tak jarang secara berlebihan.Sebetulnya keadaan demikian dapat
dianggap masih cukup wajar karena ada orang yang buang air 2-3 kali sehari, tetapi ada
pula yang hanya tiga kali seminggu.

B. Gejala lainnya

6
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Berupa perasaan penuh di bagian lambung, mual, tinja keras serta defekasi
sulit, sakit perut, kurang nafsu makan (anoreksia), juga sakit kepala, malaise dan
perasaan tidak nyaman di mulut.

C. Diagnosis.

Oleh karenanya, orang-orang dengan gejala sembelit yang bertahan perlu


diperiksa dokter (menggunakan klisma barium, colonoscopy) terhadap kemung - defekasi
tidak lancar dan tidak teratur kinan sebab-sebab organik, lihat di bawah. Begitu pula
mereka yang mengalami perubahan dalam pola buang air (frekuensi nya) dengan tinja
terlalu sedikit atau terlalu keras (kemungkinan adanya tumor colorectal). Setelah
dipastikan penyebab obstipasi, dokter bisa menentukan apakah obat pencahar betul-betul
diperlukan. Untuk fisiologi dari proses defekasi, lihat Seksi III, Obat-obat Gangguan
Saluran Cerna dan Bab 18, Obat-obat Diare.

D. Penyebabnya

Ada bermacam-macam penyebab sembelit, yang terpenting di antaranya adalah:

1. kurang mengonsumsi serat gizi dan/atau kurang minum air. Serat dari sayur-
say uran dan buah-buahan memperbesar isi usus, sehingga meningkatkan
peristaltik. Juga karena kurang bergerak. b. adanya penyakit organik, gangguan
metabolik/endokrin, misalnya:
2. obstruksi dari usus (penyumbatan) akibat adanya divertikel, penyempitan,
tumor, diabetes dan penyakit Parkinson; gangguan motilitas, seperti terjadi
pada penyakit-penyakit tertentu, a.l. hiperkalsiemia, hipotirosis, colitis, p. Crohn,
diverticulosis, luka pada anus (fisura) dan IBS. IBS (Irritable Bowel Syn drome)
bercirikan obstipasi dan diare berselang-seling dengan kejang-kejang dan sakit
perut, kembung dan lambung berbunyi. Umumnya dapat ditangani de ngan
makanan yang kaya serat, bila per lu obat antikejang dan suatu sedativum.
3. sebagai efek samping dari penggunaan obat-obat tertentu, seperti morfin dan
derivat-derivatnya, antikolinergika (a.l. atropin), Ca-channel blockers, antidepre
siva dan beberapa garam logam (bismut, besi, kalsium), juga diuretika kuat
dapat mencetuskan sembelit karena menarik air dan mengeringkan tinja.

7
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

4. ketegangan saraf dan emosi ("stress"), karena misalnya orang-orang yang


marah atau cemas mengalami kejang pada ususnya. Peristaltik usus terhenti
dan usus besar dapat kesempatan untuk menyerap kembali terlalu banyak air
dari isi usus.
5. kehamilan, di mana kadar progesteron yang meningkat menghambat kontraksi
dari otot polos usus, sehingga peristaltik berkurang.

E. Farmakodinamika

Bahayanya sering kali obat pencahar dianggap sebagai obat yang tidak berbahaya dan
dapat di gunakan setiap waktu. Penggunaan yang terlalu sering dari obat-obat ini, pada
hakikatnya akan merugikan kesehatan karena laksansia menimbulkan masalah-masalah
yang berikut:

a. mengganggu absorpsi normal dari bahan bahan gizi di usus kecil. Sintesa
vitamin
K dan B-kompleks oleh flora usus besar juga akan dihambat. Elemen-elemen
spura dan mineral-mineral penting, seperti kalium dan natrium, tidak diserap
kembali dalam usus besar, sehingga ke seimbangan air dan elektrolit (Na dan K)
maupun susunan flora usus akan kacau. Akibatnya adalah kemungkinan timbul
nya kelemahan otot, kejang perut dan diare.
b. menimbulkan berbagai gangguan saluran cerna, misalnya usus besar
berkejang (spastic colon). Terutama laksansia kontak bila digunakan terus
menerus dapat mencetuskan diare cair dengan kehilang an air dan elektrolit,
juga kerusakan jaringan saraf usus sehingga motoriknya menjadi lumpuh.
c. menimbulkan ketergantungan, sehingga obat, terutama laksansia kontak, harus
diminum pun terus menerus. Dosisnya harus terus ditingkatkan untuk
mendapatkan hasil yang sama karena kepekaan usus telah menurun dan tidak
lagi bereaksi terhadap rangsangan normal. Akibat rangsangan yang kon tinu
dan rusaknya saraf-saraf dinding usus, akhirnya timbul gejala yang disebut
'usus malas'. lazim
Karena bahaya-bahaya itu, penggunaan obat pencahar secara terus-menerus
harus dihindari, terutama senyawa- antrakinon dan parafin.

8
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

F. Farmakokinetika
a. Penggolongan

Pada masa lalu obat pencahar digolongkan berdasarkan intensitas dari


efeknya sesuai dengan urutan daya kerjanya yang meningkat sbb: laksansia, katartika,
purgativa dan drastika. Ketiga kelompok obat terakhir bekerja sangat drastis dan
sekarang sudah tidak digunakan lagi (obsolet). Lebih te pat dan rasional bila
penggolongan obat pencahar didasarkan atas farmakologi dan silat kimiawinya yakni:

1 laksansia kontak (zat perangsang)

2 lansia osmotik

3 zat-zat pembesar volume

4 sat-zat pelicin dan emollientia (pelembut)

Ketiga kelompok terakhir meningkatkan jumlah air dalam rongga usus dengan
me- mengaruhi keseimbangan antara absorpsi dan sekresi. Beberapa faktor memegang
peranan dalam proses ini, yakni daya osmotik, daya mengikat air dan efek langsung
terhadap sel-sel mukosa. Mekanisme yang terlibat pada peningkatan cairan usus yang
berefek pembesaran volume dan pelunakan chymus diperkirakan berdasarkan stimulasi
sistem airmisiklase, penghambatan enzim natrium- ATPase dan perubahan permeabilitas
sel-sel.

1. Laksansia kontak: derivat-antrakinon (Rhamnus Cascara sagrada, Senna, Rhei), de-


nou-deritat difenilmetan (bisakodil, pikosulfat, maalein) dan minyak kastor?

Zat-zat ini merangsang secara langsung dinding usus dengan akibat


peningkatan peristaltik dan pengeluaran isi usus dengan pat. Mekanisme kerjanya yang
tepat tidak diketahui, walaupun terdapat perubahan morfologi dari epitel dinding usus dan
per- hatan transpor dari air dan elektrolit. Senna, nfmalftalein dan minyak kastor tidak be
sering lagi penggunaannya. Pada akhir 1967 fenolftalein ditarik dari peredaran,amat
tinggi menunjukkan sifat karsinogen.

9
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

2. Laksansia osmotik:

Magnesium sulfat/ sitrat dan natriumsulfat, gliserol, manitol dansorbitol, juga


laktulosa dan laktitol Garam-garam anorganik dari ion-ion di valen, senyawa polialkohol
dan disakarida ini berkhasiat mencahar berdasarkan lambat absorpsinya oleh usus,
sehingga menarik air dari "luar" usus melalui dinding ke dalam usus via proses osmosa.
Tinja menjadi lebih lunak dan volumenya diperbesar yang merupakan suatu rangsangan
mekanis atas mudah pengeluaran isi usus. Pada dinding usus. Peristaltik diperkuat yang
terbentuknya asam-asam yang merangsang dinding usus juga memegang peranan.
Gliserol digunakan dalam bentuk suppositoria, karena dapat menimbulkan refleks
defekasi di poros usus (rektum)

3. Zat-zat pembesar volume: zat-zat lendir ( agar-agar, metilselulosa, CMC) dan zat-zat
nabati Psyllium, gom Sterculia dan katul.

Semua senyawa polysakarida ini sukar dipecah dalam usus dan tidak diserap
(dicernakan), a.l. serat-serat alamiah: selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin, gom-gom dan
zat zat lendir. Zat-zat ini berdaya menahan air sambil Di samping itu pada mengembang.
Di perombakan oleh kuman-kuman usus ter bentuklah asam-asam organik dan gas-gas
OH, CH), sedangkan mass massa bakteri juga meningkat, semua ini turut memper besar
volume chymus Dengan demikian khasiat mencaharnya berdasarkan rangsangan
mekanis dan kimiawi terhadap dinding usus ditambah dengan pelunakan tinja. Selama
penggunaan zat-zat ini penting sekali untuk minum banyak air, sampai 3 liter
sehari.Sayur-mayur dan buah-buahan juga meng andung banyak serat nabati yang terdiri
dari polisakarida tersebut di atas. Kombinasi dari zat-zat pembesar volume ini dengan
laksan sia kimia lainnya (mis. senyawa antrakinon) tidak dianjurkan, karena kegiatannya
akan dihambat.

4.Zat-zat pelicin dan Emollientia :

Natrium docusat,natriumlauril-sulfo-asetat dan parafin cair.Kedua zat pertama


memiliki aktivitas permukaan (detergensia) dan mempermudah defekasi, karena

10
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

melunakkan tinja dengan jalan meningkatkan penetrasi air ke dalam nya. Parafin
melicinkan penerusan tinja dan bekerja sebagai bahan pelumas.

G. Contoh Obat Laksansia

1. LAKSANSIA KONTAK

a. Tumbuhan yang mengandung gliko sida-antrakinon.

Laksansia ini juga dinamakan pencahar emodin dan baru menjadi aktif setelah
gliko sida dihidrolisa dalam usus menjadi bentuk aglukonnya. Efeknya tampak setelah 6
jam atau lebih, karena hidrolisa berlangsung lambat. Mekanisme kerjanya berdasarkan
stimulasi peristaltik usus besar.

Efek samping. Pada penggunaan Senna dan Rhei Radix, ginjal akan mengeluarkan asam
krisofan yang memberikan warna kuning coklat kepada air seni yang bereaksi asam atau
merah-ungu bila alkalis.

Kehamilan dan laktasi. Penggunaannya tidak dianjurkan selama laktasi, karena dapat
mencapai air susu ibu. Untuk uraian mengenai Rhamni Cortex (Cascara sagrada = Lat.
kulit pohon yang kudus) yang kini tidak digunakan lagi, lihat Edisi IV.

b. Sennae Foliolum: "Eucarbon.

Daun-daun dari pohon Cassia angustifolia ini mengandung sebagai zat aktif
terpenting a.l. dua senyawa-glikosida isomer: senno sida A dan B. Zat-zat ini memiliki
daya laksatif terkuat dari semua zat antrakinon ala miah lainnya. Kacangnya (Sennae
folliculum) juga dapat digunakan sebagai obat pencahar yang jarang menimbulkan efek
samping kejang-kejang.

Sediaan yang dahulu dibuat dari tumbuhan ini adalah Infusum Sennae
Compositum ('Senna tea'), yang pembuatannya harus menurut suatu prosedur tertentu
untuk menghindari anthranol bebas yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan sakit
perut. Kini jarang digunakan lagi

11
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

c. Rhei Radix: "Eucarbon.

Akar tinggal dari tumbuhan Rhei palmatum (kelembak) yang berasal dari China
merupakan suatu obat pencahar yang dahulu digunakan sebagai serbuk maupun sebagai
ekstrak dan sirop.Dewasa ini akar Rhei jarang digunakan lagi dalam ilmu kedokteran
resmi.

d. Bisakodil: Dulcolax

Derivat-difenilmetan ini adalah laksansia kontak populer yang bekerja langsung


terhadap dinding usus besar (colon) dengan memperkuat peristaltiknya.Tinja pun menjadi
lunak. Di samping pengguna anya sebagai pencahar umum, juga sering digunakan untuk
mengosongkan sebelum pembedahan atau pemeriksaan dengan sinar Röntgen. usus
besar

Resorpsi.Dalam usus halus bisakodil diresorpsi sampai 50% dan setelah desa
setilasi dalam hati sebagian dikeluarkan dengan empedu dan mengalami siklus
enterohepatis.Metabolitnya juga aktif.Sisa nya diekskresi melalui ginjal.Bagian yang tidak
diserap berkhasiat terhadap dinding isus.Defekasi terjadi setelah k.l. 7 jam,
padapenggunaan rektal setelah kl.30 menit. Karena resorpsi tidak diperlukan bagi kha at
mencaharnya dan supaya jangan sampai membebankan hati, tablet diberikan sebagai
tablet e.c. tahan-asam yang baru pecah di bagian bawah usus-halus. Dengan demikian
resorpsi dibatasi sampai sedikit mungkin, lagi pula iritasi terhadap dinding lambung
dihindari.

Efek samping jarang terjadi dan berupa kejang-k g-kejang perut; secara rektal
obat ini dapat merangsang selaput lendir rektum. Tidak boleh digunakan bersamaan
dengan susu atau zat-zat yang bereaksi alkalis (antasida) karena bisa merusak lapisan
eneric-coating dari tablet.

Kehamilan. Obat ini dapat digunakan selama kehamilan, walaupun harus


berhati-hati karena dapat menimbulkan kejang perut.Dosis: sebelum tidur 1-2 tablet-salut
dari 5 mg suppositoria 10 mg (asetat) pada pagi hari Sebagai klisma: larutan 10 mg/5 ml
dalam polietilenglikol.

12
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

• Natriumpikosulfat (Laxoberon) adalah derivat-sulfat sintetis dengan khasiat dan sifat


yang sama. Zat ini baru aktif setelah dihidrolisa oleh enzim hidrolase (dari bakteri) di
dalam colon dan coecum men- di metabolit-metabolitnya.Daya kerjanya lambat, sesudah
10-12 jam dan sering kali digunakan sebagai laksans sebelum pem- bedahan.Rsorpsinya
di usus ringan sekali dan dikeluarkan sebagai glukuronidanya melalui kemih dan
feces.Secara rektal tidak efektif. Dosis: malam hari sebelum tidur 5-10 mg. ak-anak dari
4-6 tahun 2,5-5 mg

e. Fenolftalein: "Agarol, "Laxadine

Serbuk yang berwarna putih ini adalah derivat-difenilmetan yang kerja


laksatifnya berdasarkan terutama atas rangsangan tya terhadap usus besar.Zat ini sukar
larut dalam air, tidak ada rasanya dan tidak ber au Jarang digunakan lagi sebagai laksans
kator Dersama agar-agar). Dalam analisa , fenolftalein digunakan sebagai indi pada titrasi
asam-basa.

Resorpsinya.Di dalam usus kecil, zat ini dilarutkan oleh kegiatan garam-garam
danempedu.Mulai kerjanya 4-8 jam setelah pemberian.Sebagian zat diserap dan masuk
ke dalam sirkulasi untuk kemudian diekskresi dalam empedu.Dikarenakan siklus
enterohepatis kerjanya bisa bertahan sampai 2-3 hari.

Efek sampingnya dapat bersifat serius dan berupa kolik, kolaps, lupus
erythematodes da reaksi kepekaan pada kulit, juga pigmentasi yang dapat bertahan
selama beberapa waktu setelah pengobatan dihentikan. Zat ini ber sifat karsinogen pada
tikus dan di banyak negara telah dibatalkan registrasinya (1997).Dosis: 50-200 mg (maks.
300 mg), diberikan pada malam hari sebelum tidur. Laxadine = fenolftalein 55+ gliserin
378 mg dalam paraff liq 1200 ml

f. Oleum ricini: minyak kastor, minyak jarak. Minyak kastor diperas dari biji pohon jarak
(Ricinus communis) dan mengandung trigliserida dari asam risinoleat, suatu asam lemak
tak-jenuh.Di dalam usus halus seba gian zat ini diuraikan oleh enzim lipase dan
menghasilkan asam risinoleat yang memiliki efek stimulasi terhadap usus halus. Setelah
2-8 jam timbul defekasi yang cair.

13
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Efek sampingnya berupa kolik, mual dan muntah.Oleum ricini tidak boleh
digunakan.oleh wanita hamil. Dosis: dewasa 15-30 ml; anak-anak 4-15ml

2. LAKSANSIA OSMOTIS

a. Magnesiumsulfat garam Inggeris, garamEpsom.

Mekanisme kerjanya di dalam usus ber dasarkan penarikan air (osmosis) dari
bahan makanan karena tigaperempat dari dosis oral tidak diserap. Akibatnya adalah pem
besaran volume usus dan meningkatnya peristaltik di usus halus dan usus besar, di
samping melunakkan tinja.

Resorpsi. Antara 15-30% dari dosis diserap oleh usus yang dapat
mengakibatkan kadar magnesium darah terlampau tinggi, khusus nya bila fungsi ginjal
kurang baik. Oleh karena itu garam Inggeris hendaknya jangan digunakan untuk waktu
lama.Mulai kerja nya setelah 1-3 jam. Boleh digunakan selama kehamilan obat ini masuk
ke dalam air susu ibu

Dosis: 15-30 g sekaligus di dalam segelas air hangat dan diminum pada perut
kosong Daya kerjanya cepat (2-4 jam) dan efektif.Catatan: magnesiumoksida (MgO) pada
dosis 2-5 g juga bekerja sebagai pencahar. *Lasium = suspensi Mg(OH)2 400 mg/ 5ml

Magnesiumsitrat dahulu digunakan seba gai sediaan Magnesi citras


effervescens dan Mixtura Magnesti Citratis (Limonade purga tive) yang terdiri dari
campuran magnesium karbonat dan asam sitrat. Efek samping: gang guan fungsi ginjal
serius.

b. Natriumsulfat garam Glauber Dosis: 15 g dalam 150-500 ml air. Dosis lebih besar
dapat mengakibatkan muntah muntah.

c. Laktulosa:

Duphalac Derivat sintetis dari laktosa ini adalah suatudisakarida yang terdiri
dari 1 molekul fruk- tosa dan 1 molekul galaktosa Di dalam usus halus laktulosa tidak
diresorpsi karena tidak terdapat enzim yang tepat untuk menghi drolisanya. Baru di dalam
usus besar, zat ini diuraikan dengan cepat oleh bakteri-bakteri tertentu (Lactobacillus)

14
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

dan menghasilkan asam laktat dan asam asetat. Asam-asam organik ini menahan air
berdasarkan proses osmosis dengan efek stimulasi peristaltik, sehingga tinja menjadi
lunak dan defekasi distimulasi. Efeknya baru tampak setelah 24-48 jam.

Penggunaannya selain sebagai laksans juga pada coma hepaticum yang


sewaktu-waktu terjadi pada penderita cirrhosis hati, di mana amoniak dari usus masuk ke
dalam peredar- an darah dan otak. Klisma dengan laktulosa ternyata sama efektifnya
dengan neomisin, berdasarkan pengikatan gas NH, dalam usus. Dalam keadaan normal,
pengubahan amoniak menjadi ureum di dalam hati dapat terhambat bila fungsi hati
terganggu.

Efek sampingnya berupa perut kembung dan banyak gas, terutama selama
hari-hari pertama. Pada overdosis terjadi nyeri perut dan diare.Dosis: permulaan 30 ml
larutan 50% (pagi hari), dosis pemeliharaan 15 ml. Pada coma hepaticum: 3 dd 30 ml.
Pada salmonellosis: 3 dd 15 ml minimal 14 hari, sampai hasil pem biakan tinja tiga kali
berturut-turut negatif.Laktitol (Importal) adalah derivat sintetis dari laktosa (1989) dengan
kerja dan peng gunaan sama dengan laktulosa. Di samping itu, zat ini digunakan sebagai
zat pemanis, daya-manisnya 40% dari sakarosa. Dosis: 1 dd 20 g d.c. pagi atau malam
hari

d. Gliserol

Gliserol digunakan sebagai sediaan rektal untuk segera mengosongkan usus


besar.Secara rektal zat ini praktis tidak diserap sedangkan daya kerjanya sudah tampak
setelah 15-30 menit.Kadar yang tinggi dalam suppositoria dapat menimbulkan iri tasi
lokal.

Dosis dewasa dan anak-anak usia 6 tahun ke atas 3 g dalam suppositoria (70% dalam
gelatin) atau klisma (4-5 g untuk dewasa, anak-anak 2-3 g).

e. Sorbitol: "Microlax, "Klyx

Alkohol-gula ini (CHO) digunakan sebagai laksans secara oral maupun dalam
klisma.Resorpsinya dari usus lambat dan tidak menentu.Dalam hati sorbitol lambat laun
diubah menjadi fruktosa dan untuk sebagian kecil langsung menjadi glukosa.Daya-

15
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

manisnya 50% dari sakarosa; pasien diabetes boleh menggunakan sorbitol seba gai zat
pemanis, maksimal 50 g sehari.

Efek samping pada dosis besar berupa diare dan flatulensi.Hati-hati pada penderita
gangguan fungsi ginjal. Kontra-indikasi pada gangguan fungsi hati dan encok.Dosis: 30-
50 g; dalam klisma 120 ml dari larutan 250-300 mg/ml.

3. ZAT-ZAT YANG MENGEMBANG

a. Agar-agar: "Agarol. Agar-agar adalah zat lendir yang dikering kan dari
tumbuhan genus Gelidium (As Timur) dan terutama terdiri dari hemiselul yang
tidak dapat dicera. Zat ini jarang di gunakan tunggal, umumnya dalam sediaan
kombinasi. Dalam industri juga digunakan sebagai stabilisator emulsi. Mulai
kerjanya dalam waktu 24 jam. Dosts: 1-2 dd 4-16 g dengan air tetapi
kebanyakan dalam sediaan kombinasi.
b. Metilselulosa: Tylose, Methocel. Metilselulosa adalah metileter dari selu sa
yang terdapat dengan pelbagai derajat viskositas. Zat ini banyak digunakan
sebagai zat pengental' dalam industri pangan dan dalam sediaan farmasi, al.
dalam tetes mata din liur buatan pada kekurangan air mata dan liur, juga
sebagai cairan untuk lensa kontak keras. Begitu pula sebagai zat pelekat untuk
kertas dinding.Efek sampingnya berupa kembung (flatu lensi) dan bila
digunakan tanpa cukup air dapat menimbulkan obstruksi esofagus. Dosis: 4 dd
1-1,5 g dalam segelas air.

* Carmellose (karboksimetilselulosa, C.M.C.) adalah derivat-karboksi yang


viskositasnya tergantung dari tipenya. Di dalam tubuh.carmellose sama sekali tidak
bereaksi (indifferen). Efeknya tampak dalam waktu 24 jam. Kadang kala zat ini digunakan
pada penanganan obesitas untuk menghilang kan perasaan lapar tetapi
efektivitasnyadiragukan. Dosis: 4 dd 1-1,5 g (garam-Na) dalam segelas air.

c. Plantago: Psyllium, "Metamucil

16
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Benih-benih ini diperoleh daripelbagai jenis tumbuhan Plantago ovata yang


mengandung miselulose dan zat lendir (mucilago) dalam mlah besar dan dapat
membentuk suatu gel bila bersentuhan dengan air.Kulit benih Tuga digunakan sebagai
laksans.Bulk-nya dak dicernakan tetapi diekskresi dalam Readaan utuh.Obat ini terutama
berguna untuk sembelit dengan tinja yang kering dan keras.Selain itu plantago digunakan
pada diare cair kronis untuk memadatkan tinja. Efek samping: reaksi alergi (rhinitis).
Dosis: 1-3 dd 4-10 g dalam air.

d. Gom Sterculia: gom karaya, Normacol. Gom ini diperoleh dari a.l. tumbuhan
Ster culis urens dan terdiri dari suatu kompleks polisakarida yang mulai
kerjanya dalam waktu 24 jam. Dosis: 2 dd 5-10 g granulat (600 mg/g) p.c.
e. Serat-serat nabati Secara kimiawi serat-serat nabati meru pakan kompleks
polimer dari hidratarang dan terdiri atas selulosa, lignin dan/atau pe ktin. Dalam
tumbuhan, serat-serat khusus terdapat sebagai dinding sel dari beberapa jenis
gandum, sayur-mayur dan buncis (beans), juga dalam buah-buahan (terutama
sebagai pektin). Polisakarida tersebut tidak dapat dicerna, sehingga tidak dapat
diserap oleh usus. Hemiselulosa untuk sebagian di fermentasi oleh kuman-
kuman usus besar dengan menghasilkan asam-asam organik dan gas.Khasiat
mencalarnya berdasarkan struktur nya yang terdiri atas rantai-rantai selulosa
dan berupa bunga karang berlubang-lubang lembut (porous), yang berdaya
menyerap dan mengikat molekul air dengan efek mengembang. Karenanya, isi
usus diper besar dan peristaltik distimulasi, sehingga defekasi lancar.
Berdasarkan sifatnya yang dapat mengikat air dan zat-zat lainnya, se lain
sebagai laksans, serat-serat nabati juga digunakan terhadap beberapa
gangguan, yaitu:
 untuk menurunkan kadar kolesterol yang meningkat dianjurkan diet dengan kl.
200 g sayuran + 2-3 butir buah-buahan sehari. Menurut penelitian, diet tersebut
dapat menurunkan kolesterol sekitar 10%. Lihat Bab 36, Antilipemika, Peng
obatan hiperlipidemia.
 sebagai penc kanker usus besar ber dasarkan kemampuan serat-serat untuk
mengikat metabolit-metabolit karsinogeni tertentu dari garam empedu dan koles
terol. Zat-zat ini dibentuk oleh kuman kuman anaerob dari flora usus. Lihat Bab
14, Sitostatika, Makanan dan kanker.

17
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

 sebagai zat pembantu pada kur mengurus kan tubuh. Makanan yang kaya akan
serat mengandung kalori rendah dan harus dikunyah lebih lama. Juga ber daya
memperbesar volume isi lambung, sehingga lebih cepat menimbulkan pera
saan kenyang dibandingkan zat-zat gizi yang berkalori tinggi; dengan kata lain,
serat-serat memiliki nilai saturasi tinggi.

* Katul adalah selaput luar dari butir-butir beras (gandum) yang tertinggal pada proses
penggilingan. Di samping banyak vitamin dan mineral, katul juga mengandung banyak
serat dengan polisakarida tersebut di atas.Efek sampingnya berupa perasaan lambung
penuh dan flatulensi.Efeknya tampak dalam 24 jam. Perlu minum minimal 1,5 liter air
sehari.Dosis: 20-30 g sehari dalam 2-3 kali pemberian.

4. ZAT PELICIN DANEMOLLIENTIA.

a. Parafinum cair: Paraffinum liquidum (spissum), *Agarol.

Parafinum terdiri atas campuran senya wa hidrokarbon cair jenuh yang


diperoleh dari minyak bumi. Zat ini tidak dicerna dalam saluran lambung-usus dan hanya
bekerja sebagai zat pelicin bagi isi usus dan tinja.Gunanya untuk melunakkan tinja,
terutama setelah pembedahan rektal atau pada penyakit wasir.Penggunaannya dapat
menimbulkan iritasi sekitar dubur.Zat ini digunakan sebagai emulsi yang kadang kadang
dikombinasi dengan fenolftaleine.

Keburukannya adalah sifatnya yang me ngurangi penyerapan oleh tubuh dari


zat-zat gizi, a.l. vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K).Bila diinhalasi (tersedak),
zat ini dapat mengakibatkan sejenis radang paru paru berbahaya (pneumonia
lipoid).Pengguna annya selama kehamilan tidak dianjurkan.Oleh karena masalah ini
parafin cair praktistidak digunakan lagi. Dosis: 15-30 ml, diberikan pada malam hari
sebelum tidur.

b. Sodium docusinate: dioctyl-Na-sulfosuc cinate, * Klyx

Asam-sulfonat yang berantai panjang (C) ini, memiliki aktivitas permukaan


(deter gens), sehingga mempermudah pemasukan air ke dalam chymus (1954) dan

18
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

melunakkan tinja. Efeknya dimulai 1-3 hari setelah peng gunaan peroral, secara rektal
sangat cepat, sesudah 5-12 menit.

Efek samping jarang dan ringan, a.l. gang guan lambung-usus, ruam kulit dan iritasi
tenggorok.Dosis: oral malam hari 50 -360 mg, 100 mg dalam suppositoria.
Natriumlaurylsulfoacetate (*Microlax) adalah turunan dengan sifat serupa dan
penggunaannya sebagai klise (9 mg) setara dengan sorbitol 625 mg/5 ml.

H. Simplisia-simplisia Laksansia

Beberapa simplisia di bawah ini merupakan simplisia-simplisia yang terkandung dalam


sediaan jamu yang beredar di Indonesia sebagai laksansia. Simplisia-simplisia tersebut
adalah:

a.Curcumae rhizoma

Simplisia curcuma rhizoma (rimpang temulawak) berupa potongan rimpang


yang telah dikeringkan berasal dari tanaman Curcuma xanthorrhiza Roxb., suku
Zingiberaceae. Kandungan utama berupa kurkuminoid (1-2%), yaitu kurkumin dan
monodesmetoksikurkumin (tidak kurang dari 1,0% dihitung sebagai kurkumin),
bisdesmetoksimkurkumin ditemukan dalam jumlah yang sanat kecil bahkan kadang tidak
terdeteksi. Kandungan lain adalah minyak atsiri: seskuiterpen 3-12% (tidak kurang dari
5%) terutama ar-kurkumen, xanthorhizol, β-kurkumen, dan germakron. Digunakan
sebagai menaikkan pengeluaran empedu, sembelit, ambeien, dan diare.

Menurut Luckner (1967) minyak atsiri temulawak bekerja sebagai koleretik


(meningkatkan produksi empedu), cairan empedu ini membantu emulsi lemak dalam
duodenum dan meningkatkan gerak perstaltik.

b.Zingiberis rizhoma

Berasal dari tumbuhan Jahe (Zingiberis officinale Roscoe., suku


Zingiberaceae.). Simplisia yang digunakan adalah rimpang yang mengandung 0,25-3,3%

19
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

minyak atsiri. Adapun kandungan monoterpen utama adalah sitral a dan sitral b, serta
seskuiterpen (30-70%) yaitu gingerols, shogaols, α-zingiberene, β-bisabolene, β-
sesquiphellandrene, dan ar-kurkumen.Digunakan sebagai karminatif, antiemetik,
antiinflamasi, antiemetik, antiplatelet, stimulan saluran cerna.

c.Paederia foetida L.

Paederia foetida L merupakan semak semusim, membelit, batang masif


beruas, berakar, dari buku-buku tumbuh akar, warna cokelat. Herba tahunan, berbatang
memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak
belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman
obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi.Perbanyakan dengan stek batang atau
biji.Bagian yang digunakan sebagai simplisia adalah daunnya.

Daun Paederia foetida L mengandung glikosida iridoid asperulin, aukobin,


paederosid dan arbutin, triterpen dan sistosteral, paederon dan paederolon, peifridenalol
asetat, metal merkaptan, alkaloid indol; Paederina, Asperuloside, deacetylasperuloside,
scandoside, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan minyak
menguap. Tanaman ini biasa digunakan sebagai laksansia.

d.Curcuma domestica

Curcuma domestica merupakan tanaman yang terdiri atas rimpang Curcuma


domestica Val. mempunyai bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak pedas, warnanya
kuning jingga kemerahansampai kuning jingga kecoklatan. Bagian yang dimanfaatkan
adalah rhizom.

Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan, kunyit memunyai


aktivitas sebagai antiinflamasi (antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer,
antitoksik, antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker. Ekstrak kurkuma juga dapat
mencegah hepatotoksisitas yang diinduksi senyawa kimia CCl4 (karbontetraklorida)
dengan mekanisme berikatan dengan protein dan reseptor pada permukaan membran sel
menggantikan senyawa toksik dan mencegah kerusakan sel. Ekstrak kurkuma dapat
menurunkan semua komposisi lipid (trigliserida, pospolipid dan kolesterol) pada aorta,
dan kadar trigliserida pada serum secara ex vivo. Kurkumin dapat menghambat agregasi

20
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

platelet (PAF) yang distimulasi mediator endogen seperti faktor agregasi platelet dan
asam arakhidonat melalui penghambatan produksi tromboxan (TXA2) dan memblok
pelepasan second messenger Ca2+. Kunyit dapat mencegah kanker usus dengan cara
menginhibisi enzim-enzim lipid peroksidase dan siklooksigenase-2 yang merupakan
implikasi perkembangan kanker dan menginduksi enzim glutation S-transferase. Induksi
siklooksigenase-2 dihubungkan dengan produksi prostaglandin (hormon pengatur
gerakan otot).Kunyit juga menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan yang dihubungkan
dengan mekanisme pemadaman singlet O2 yang dapat merusak DNA, namun sifat
antioksidan ini bukan sebagai penghambatan superoksida anion atau radikal bebas
hidroxil.

e.Centella asiatica

Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki


kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside,
brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids,
hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium,
kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan
antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa.Zat vellarine yang ada memberikan
rasa pahit.

Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan


darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas
(antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori,
anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan
stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan
(menghambat terjadinya keloid).Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi
darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat,
mental dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi.pegagan pada
penelitian di RSU dr. Soetomo Surabaya dapat dipakai untuk menurunkan tekanan darah,
penurunan tidak drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.

f.Baeckea frutescens L.

21
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Baeckea frutescens L berupa tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial),


tinggi bisa mencapai +/- 5 m. Daun mengandung golongan seskuiterpena seperti
humulen epoksida, kariofilen, 4β, 5α-epoksida, dan klovan-2,9-dioal, C-glikosida kromon,
senyawa turunan floroglusionol, serta senywa turunan golongan flavanona, minyak atsiri,
fenkhol, tanin, dan baekeol. Baeckea frutescens L digunakan untuk bengkak pada kaki,
sakit perut pada anak karena cacingan, demam setelah bersalin.

Daun Baeckea frutescens L di China digunakan untuk penyembuhan demam,


sedangkan di Indonesia daun daun keringnya digunakan untuk obat sakit kepala, rematik,
dan dapat berfungsi untuk mengurangi rasa sakit perut. Aktivitasnya sebagai antioksidan
bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas tidak reaktif
dan relatif stabil. Radikal bebas memiliki pasangan elektron bebeas yang reaktif dan
mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA.Reaksi antara radikal bebas
dan molekul-molekul tersebut berujung pada timbulnya sutau penyakit.

g.Croton tiglium L.

Biji Kamandrah mengandung 3.4% resin, 37% oleat, 19% linoleat, 1.5%
arakidat, 0.3% stearat, 0.9% palmitat, 7.5% miristat, 0.8% format, laurat, linoleat, valerat,
dan butirat, ditambah dengan senyawa lainnya. Bijinya berkhasiat sebagai obat pencahar.
Di Filipina, air rebusan akarnya dikatakan bersifat abortif.

Keinginan defekasi dikendalikan oleh pengisian rectum. Senyawa aktif yang


bekerja terhadap usus halus melalui proses hidrolisis dan kerja lipase membebaskan
asam risinolat, asam 12-r-hidroksioleat. Asam risinolat menyebabkan peransangan
selaput mukosa usus halus disertai penimbunan cairan didalam lumen, serta memperkuat
peristalsis melalui pembebasan histamine.

h.Tamarindi Fructus ( Buah Asam)

Tanaman asal adalah Tamarincus Indicus L. Dikenal juga dengan nama Black
Tamarinds, Indian Dates, Tamarinde, Tamarindo dan Pulpa de Tamarindo. Simplisia yang
digunakan adalah buahnya yang mengandung mengandung Asam Tartrat serta Acid
Potassium Tartrat.Manfaat dari buah asam adalah sebagai laksatif untuk keadaan yang
ringan, refrigerant untuk menurunkan suhu tubuh, mengobati demam, pereda nyeri haid

22
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

serta untuk mengobati wasir.Manfaat buah asam sebagai asam tartrat yang dapat
meningkatkan gerak pristaltik.Asam tartrat juga digunakan untuk menghilangkan alergi,
karena dalam keadaan agak pekat merangsang selaput lendir dinding organ tubuh yang
dilewatinya, seperti tenggorokan, lambung dan usus.

i.Camellia sinensis (Teh Hijau)

Bagian yang digunakan adalah daunnya yaitu dengan simplisia daun teh pucuk
yang telah dikeringkan.Simplisia daun teh berbau aromatik dan rasa sedikit
pahit.Kandungan yang terdapat dalam simplisia daun teh adalah katekin sebesar 30 %,
kafein, teofilin, teobromin serta minya atsiri.

Daun teh digunakan sebagai stimulant diuretik yang disebabkan kandungan


kafein, astrigen dan antioksidan karena kandungan polifenol, juga sebagai
antidiare.Untuk tujuan pengobatan lebih banyak digunakan sebagai teh hijau.Namun
yang menjadi perhatian adalah kafein merangsang susunan saraf pusat dan aktivitas
jantung.Selain itu sekarang dikembangkan daun teh sebagai pencegah kanker serta
untuk menurunkan kolesterol.

j.Kaempferiae Rhizoma (Kencur)

Tanaman asalnya adalah Kaempferia galanga yang berasal dari suku


Zingiberaceae. Simplisia yang digunakan adalah rimpang segar atau yang telah
dikeringkan. Kandungan kimia dari Kaempferiae Rhizoma adalah minyak atsiri yang
mengandung etil-p-metoksisinamat, etil sinamat, borneol, karvon, kamfena, eukaliptol
serta sineol. Rimpang kencur dapat digunakan untuk gangguan pernafasan serta ekstrak
metanolit memiliki aktivitas antinosiseptif pada hewan coba dengan dosis 50, 100 dan
200 mg/kg bb yang melalui pengujian dengan tes formalin, geliat, pelat panas dan tail-
flick.Ekstrak etanolit juga menunjukkan efek analgesik pada mencit yang diinduksi asam
asetat. Ekstrak etil asetat menunjukkan toksisitas yang selektif pada sel kanker pada uji
menggunakan metoda MTT (Metil Tiazol Tetrazolium Bromide) dan SRB (Sulforodamin
B) pada sel line kanker kolon, ovarium, prostat, kulit tikus dan toksisitas rendah pada sel
normal kera, sedangkan ekstra heksana toksik pada sel kanker kolon, dan tidak toksik
pada sel normal kera. Etilsinamt memberi efek vasorelaksan pada otot polos aorta tikus

23
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

yang diinduksi ion K dn fenilefrin dan senyawa etil-p-metoksisinamat hasil isolasi super
kritis memiliki efek menginduksi apoptosis pada sel HepG2 manusia dan menghambat
proliferasi karsinoma hati sel HepG2 secara signifikan.

k.Corrigen

Corrigent merupakan zat tambahan yang digunakan dalam emulsi ataupun


larutan.Beberapa jenis corrigen adalah corrigen saporis untuk memperbaiki rasa, corrigen
odiris untuk memperbaiki bau dan corrigen colouris untuk memperbaiki warna.Sumber
corrigen adalah menthol sebagai corigen saporis dan oleum citri sebagai corigen saporis
dan corigen odoris.

Secara farmakologis, menthol dapat memberi efek ekspetoran karena minyak


atsiri menstimulasi mukosa saluran pernafasan, meningkatkan sekresi lendir, memberi
rasa dingin serta enurunkan tegangan permukaan sehingga memperbaiki aliran udara
yang masuk ke dalam paru-paru.Efek spasmolitik karena adanya kontraksi pada otot
polos longitudinal dari usus marmot, dihambat oelh minyak pipermint.Menthol juga
berefek antimikroba dan antivirus pada Salmonella thypimurium, Staphylococcus aureus
dan Vibrio parahaemolyticum.Efek antinosiseptis ditunjukkan pada ekstrak metanolik
yang menunjukkan efek sedatif namun lemah.

Menthol banyak digunakan untuk membuat obat batuk, minyak angin, pasta
gigi, bedak gatal, permen pelega tenggorokan dan rokok karena khasiatnya yang nyata
dan telah terbukti tidak ada efek samping.

Oleum Citri merupakan minyak yang berasal dari Citrus lemon dan dikenal
dengan nama minyak jeruk atau lemon oil. Tanaman ini berasal dari famili Rutaceae,
mengandung Sitral, d-limonen serta felandren.Pemanfaatan minyak jeruk adalah untuk
obat batu, perangsang pristaltik pada mulas dan sebagai bahan pewangi.

l.Carbo Ligni

Carbo logni berfungsi sebagai adsorben cairan maupun gas.Penggunaan arang


sebagai laksansia sedikit irrasional karena sifatnya yang merupakan adsorben. Arang
justru akan menyerap air dan menyebabkan feses menjadi lebih keras. Apabila arang

24
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

akan digunakan sebagai laksansia, maka fungsinya hanya sebagai penyerap gas (flatus)
dan harus dikombinasikan dengan tanaman lain yang memiliki khasiat pencahar yang
kuat, misalnya rhubarb. Rhubarb memiliki efek katartrik yang akan meningkatkan kerja
otot saluran pencernaan sehingga efek mengejan akan menjadi lebih kuat. Di sisi lain,
arang akan menyerap flatus dan menghilangkan bau tidak sedap.

m.Aetherol Foeniculi

Aetheriol Foeniculi merupakan minyak yang diambil dari biji tanaman adas.
Klasifikasi Adas adalah sebagai berikut :

Kingdom: Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Apiales

Familia : Apiaceae

Subfamilia : Apioideae

Tribus : Incertae sedis

Genus : Foeniculum

Species : Foeniculum vulgare

Tinggi tanaman adas dapat mencapai 1-2 m dengan percabangan yang banyak dan
batang beralur.Daun adas menyirip, berbentuk bulat telur sampai segi tiga dengan
panjang 3 dm, bunga berwarna kuning membentuk kumpulan payung yang besar. Dalam
satu payung besar terdapat 15-40 payung kecil, dengan panjang tangkai payung 1-6 cm.
Bunga berbentuk oblong dengan panjang 3,5-4 mm. Dalam masing-masing biji terdapat
tabung minyak yang letaknya berselang-seling. Pada waktu muda, biji adas bewarna
hijau kemudian kuning kehijauan, dan kuning kecokelatan pada saat panen.

25
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Minyak adas mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat


menyejukkan saluran cerna dan bekerja merangsang nafsu makan. Di sisi lain,
anisaldehida juga mampu meningkatkan gerak peristaltik saluran cerna dan merangsang
pengeluaran kentut (flatus).

n.Coptici Flos

Coptici flos berasal dari bunga tanaman Mungsi. Mungsi memiliki klasifikasi sebagai
berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatopyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Rosidae

Order : Apiales

Family : Apiaceae

Genus : Trachypersmum Link

Species : Trachyspermum ammi (L) – Ajowan caraway

Synonim : Ammi copticum L, Carum captivum L,

Trachyspermum copticum Mungsi memiliki batang tegak, bercabang tahunan,


dan berdaun agak jauh.Bunga terletak di bagian terminal, berwarna putih dan kecil.Buah
berbentuk bulat telur.Minyak bungan mungsi sering disebut dengan thymene. Thymene
mengandung p-cymene, 50-55; g-terpinene, 30-35; a- and ß-pinenes; 4-5 dipentene 4-

26
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

6%; camphene, myrcene dan D3-carene. Thymene menyebabkan kontraksi ileum


sehingga memperkuat mengedan.

I. Efek samping umum

Laksansia kontak, zat-zat pembesar volume dan laktulosa/laktitol dapat


menimbulkan perasaan kembung dan banyak angin (flatu lensi).Gejala ini dapat dikurangi
dengan pen takaran awal rendah yang berangsur-angsur dinaikkan.Laksansia kontak bila
digunakan ju kronis melumpuhkan motilitas usus. Bila zat zat pembesar volume diminum
dengan terlalu sedikit air, obstipasi justru bisa memburuk atau bahkan terjadi obstruksi
usus! Minyak kastor dan fenolftalein menimbulkan sejumlah efek samping buruk, maka
kini jarang digunakan lagi.

Kehamilan dan laktasi.Semua laksansia boleh digunakan oleh wanita hamil,


kecuali d minyak kastor, yang bisa memicu his.Sebaik nya berhati-hati dengan bisakodil,
karena dapat menimbulkan kejang-kejang.Laktu losa dianggap sebagai laksans paling
aman selama kehamilan. Senyawa antrakinon, mag nesiumsulfat dan fenolftalein masuk
ke dalam air susu ibu, sehingga tidak boleh diberikan selama laktasi.

J. Pengobatan.

Pada umumnya pengobatan sembelit diarahkan pada penyebabnya,


mis.perbaikan susunan diet sehari-hari seperti diuraikan di atas, gerak badan yang cukup,
a.l. pada masa penyembuhan (rekuperasi) setelah mengalami pembedahan dan jangan
menekan refleks defekasi. Bila diperlukan penggunaan suatu obat pencahar, umum nya
diberikan dengan dosis efektif yang serendah-rendahnya untuk jangka waktu singkat.

 Obstipasi insidentil yang disebabkan oleh tinja keras sebaiknya ditangani


dengan menggunakan suatu laksans dengan daya melunakkan dalam bentuk
suppositoria, yakni gliserol atau bisakodil. Sembelit akibat sebab-sebab lain
dapat diobati dengan bisa kodil per oral untuk beberapa hari.
 Obstipasi kronis dapat diatasi dengan laksansia yang memperbesar isi usus
(laktu losa, Psyllium). Sebagai pilihan kedua dapat digunakan garam-garam
anorganik, khususnya garam magnesium seperti MgSO, dan Mg-oksida. Obat
ini adalah paling aman untuk digunakan selama waktu yang panjang. Baru

27
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

setelah obat ini tidak memberikan hasil yang diinginkan, zat-zat perangsang
peristaltik dapat diberikan, misal nya bisakodil. Bila obstipasi kronis tidak
ditangani, akhirnya dapat mengakibatkan tinja "membatu", wasir, kerusakan di
anus (fisura) dan bahkan inkontinensi tinja dan urin. Obstipasi kehamilan
sebaiknya ditangani dengan laktulosa, begitu pula sembelit pada lansia dan
anak-anak.

K. Kontra indikasi.

Semua jenis laksansia tidak boleh diberikan kepada orang yang mendadak nyeri perut
karena misalnya ileus, radang usus atau radang usus buntu (appendicitis; appendix bisa
pecah).Begitu pula kepada mereka yang sakit perut hebat tanpa sebab yang jelas atau
mereka yang menderita kejang, kolik, mual dan muntah muntah.Wanita hamil pada
hakikatnya.jangan menggunakannya karena risiko ke guguran.Kepada penderita penyakit
kandung empedu tidak boleh diberikan obat pencahar MgSO karena garam ini dapat
menyebabkan kontraksi hebat dari organ tersebut.

LATIHAN

1. Mengapa obat laksansia dapat mempermudah buang air besar (defekasi) dan
meredakan sembelit? Jelaskan
2. Bagaimana cara kerja Laksansia osmotik?

RANGKUMAN

28
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Laksansia atau obat pencahar merupakan zat-zat yang dapat menstimulasi


gerakan peristaltik usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus
dan dengan demikian menyebabkan atau mempermudah buang air besar (defekasi) dan
meredakan sembelit.Laksansia juga dapat digunakan dalam keadaan tertentu, yakni
untuk gangguna usus, keracunan oral ataupun pengosongan lambung.
Tanaman yang digunakan sebagai laksansia bersifat laksatif, stimulan yg
bekerja pada pernafasan atau dapat membentuk masa dan menarik air kedalam usus
agar feses menjadi lembek. Laksansia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu laksan
pembentuk massa, laksan osmotik, dan laksan stimulant yang memiliki mekanisme kerja
masing-masing.
Simplisia-simplisia yang digunakan sebagai laksansia begitu banyak, seperti
Curcumae rhizome, Zingiberis rizhoma, Paederia foetida folium, Curcumae domestica
rhizome, Sennae folium, Centella herba, Baeckeae folium, Croton tiglium semen, Ekstrak
rhei, Carbo ligni pulvis, Aetherol foeniculi, Aetherol menthol, Coptici flos, Ekstrak
tamarindi fructus, Ekstrak camelia sinensis , Kaempferiae rhizome dan Corrigent.
Simplisia-simplisia ini ada yang bekerja secara langsung memberi efek laksatif namun
ada pula yang memberi efek menenangkan untuk meredakan rasa tidak nyaman saat
sembelit.

TES FORMATIF

1. Apa efek samping yang umum terjadi pada penggunaan laksatif ?


2. Apa saja kegunaan dari obat golongan Laksansia?

GLOSARIUM

Defekasi : Proses pengeluaran zat sisa/pengosongan usus dan


mengeluarkan Feses atau proses saat BAB.
Drastika : Pencahar yag paling kuat sehingga efek yang ditimbulkan
adalah feses yang cair.

29
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

Katartik : Obat yang menimbulkan keluarnya tinja.


Katul : Selaput luar dari butir-butir beras (gandum) yang tertinggal pada
proses penggilingan.
Laksansia : Zat-zat yang dapat menstimulasi gerakan peristaltik usus
sebagaI refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus
dan dengan demikian menyebabkan atau mempermudah buang
air besar atau defekasi dan meredakan sembelit.
Obstipasi : Bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh
terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi
usus).

DAFTAR PUSTAKA

Bensky, Dan., Gamble, Andrew. 1993. Chinese Herbal Medicine:Materia Medica.


Eastland Press: USA
Tjay, Tan Hoan., Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan Dan
Efek-Efek Sampingnya. Gramedia: Jakarta
World Health Organization. 1999. WHO monographs on selected medicinal plants, Vol. 1.
World Health Organization: Geneva
“Aktivitas Antioksidan dan Analisis Kimia Ekstrak daun Jungrahab (Baeckea frutrescens
L.)” Tri Murningsih, Pusat Penelitian Biologi-LIPI
“Pharmacognostical and Phytochemical study on the leaves of Paederia foetida linn.”
Vikas kumar, Yadav Pankajkumar S, Udaya Pratap Singh, Hans Raj Bhat, Md.Kamaruz
Zaman, Department of Pharmaceutical sciences, Allahabad Agricultural Institute –
Deemed University, Allahabad, 211007, Uttar Pradesh, India.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378874105006987
http://penjagaobat.blogspot.com/2009/10/paederiae-folium-nama-latin-paederia.html
Mun’im, Abdul; Endang Hanani.2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

30
FARMAKOLOGI I
Armakologi i

A. Gornes, J.R. Vedasiromoni, M. Das, R.M. Sharma, D.K. Ganguly. 1994. Anti-
hyperglycemic effect of black tea (Camellia sinensis) in rat.India :Journal of Ethno
Pharmacology.
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, dr Setiawan Dalimartha, Trubus Agriwidya,
Anggota Ikapi, Jakarta, 1999Carbo Ligni (U. S. P.)—Charcoal,
http://www.angelfire.com/tv2/lelaki/herbalA.html
http://chestofbooks.com/health/materia-medica-drugs/Textbook-Materia-
Medica/Tamarinds-Tamarindus-Fructus-Tamarindi.html
http://www.medicinenet.com/green_tea_camellia_sinensis-oral/page2.htm
http://www.henriettesherbal.com/eclectic/kings/carbo-lign.html
http://www.ecoplanet.in/herbalextracts/Carum%20copticum.htm
http://www.globinmed.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=84081:carum-copticum&catid=952:c&Itemid=207

31

Anda mungkin juga menyukai