Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMAKOLOGI

Obat Laxantive

NAMA : YOLLA M. TASIB

NIM : PO530333219299

TINGKAT II REGULER A

PRODI FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, dan rahmat dan kasih karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah Farmakologi
ini dengan judul “ Obat Laxantive” dengan baik dan lancar. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua dan dapat menambah pengetahuan kita

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih.

Kupang, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Obat Laxantiv

2.2 Penggolongan Obat Laxantiv

2.3 Mekanisme Kerja Obat Laxantiv

2.4 Indikasi Obat Laxantiv

2.5 Kontraindikasi Obat Laxantiv

2.6 Efek Samping Obat Laxantiv

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPILAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laxantive atau yang dikenal sebagai pencahar merupakan terapi farmakologis yang sangat
umum digunakan masyarakat. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar 2007
menunjukkan sebagian besar penduduk Indonesia masih kurang konsumsi serat dari sayur
dan buah, kurang olah raga dan bertambah makan makanan yang mengandung pengawet, jadi
laksatif masih menjadi pilihan utama untuk mengatasi konstipasi. Karena tidak semua laksatif
dapat digunakan dalam waktu jangka panjang, maka pemilihan laksatif yang tepat harus
sangat diperhatikan.

Laxantive atau urus-urus atau pencahar ringan adalah obat yang berkhasiat untuk
memperlancar pengeluaran isi usus. Disebut juga sebagai aperients dan aperitive.

Laxantive adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi
sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus. dalam operasi
pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus sebelum
operasi dilakukan. laksatif merupakan obat bebas. obat yang biasanya digunakan untuk
mengatasi konstipasi atau sembelit. biasanya obat ini hanya digunakan saat mengalami
konstipasi atau sembelit saja karena mempunyai efek samping. Banyak orang menggunakan
obat pencahar (laksatif) untuk menghilangkan konstipasi. Obat pencahar adalah obat yang
biasa digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembelit. Konstipasi atau sembelit
merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar atau jarang
buang air besar. Untuk mencegah konstipasi adalah rajin berolahraga, mengkonsumsi
makanan kaya serat.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu obat laxantive ?

1.2.2 Apa saja penggolongan obat laxantive ?

1.2.3 Bagaimana mekanisme kerja obat laxantive?

1.2.4 Apa saja indikasi obat laxantive ?

1.2.5 Apa kontra indikasi obat laxantive ?

1.2.6 Apa efek samping obat laxantive ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui apa itu obat laxantive

1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui penggolongan obat laxantive

1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja obat laxantive

1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui indikasi obat laxantive

1.3.5 Mahasiswa dapat mengetahui kontraindikasi obat laxantive

1.3.6 Mahasiswa dapat mengetahui efek samping obat laxantive


BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian Obat Laxantive

Obat Laxantive atau pencahar adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk
membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus.
Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus
sebelum operasi dilakukan. Laksatif merupakan obat bebas. obat yang biasanya digunakan
untuk mengatasi konstipasi atau sembelit. Biasanya obat ini hanya digunakan saat mengalami
konstipasi atau sembelit saja karena mempunyai efek samping.

2. Penggolongan obat Laxantive

Golongan obat-obat Laxantive yang biasa digunakan adalah:

1. Bulking Agents

2. Pelunak Tinja

3. Minyak Mineral

4. Bahan-bahan Osmotik

5. Pencahar Perangsang.

1) Bulking Agents.

Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa menambahkan
serat pada tinja. Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami usus dan tinja yang
berserat lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Bulking agents bekerja perlahan dan
merupakan obat yang paling aman untuk merangsang buang air besar yang teratur. Pada
mulanya diberikan dalam jumlah kecil. Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai
dicapai keteraturan dalam buang air besar.

Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan.

2) Pelunak Tinja.

Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya bahan ini
adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja, sehingga memungkinkan
air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak. Peningkatan jumlah serat
akan merangsang kontraksi alami dari usus besar dan membantu melunakkan tinja sehingga
lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.

3) Minyak Mineral.

Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh. Tetapi bahan
ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika seseorang
yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa terjadi
iritasi yang serius pada jaringan paru-paru. Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes
dari rektum.

4) Bahan Osmotik.

Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga tinja
menjadi lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding
usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat
dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol). Beberapa bahan osmotik mengandung
natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal
jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar. Bahan osmotik yang mengandung
magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita
gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik digunakan
sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan. Bahan ini juga digunakan untuk
mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum
kolonoskopi.

5) Pencahar Perangsang.

Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan
mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna,
kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan
menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut. Dalam bentuk
supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang
bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel
Syndromes). Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar sebelum proses
diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang
memperlambat kontraksi usus besar (misalnya narkotik).
3. Mekanisme Kerja Obat Laxantive

Mekanisme pencahar yang sepenuhnya masih belum jelas, namun secara umum dapat
dijelaskan sebagai berikut :

a. Sifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penarikan air dengan akibat massa,
konsistensi, dan transit feses bertambah.

b. Laksatif bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada mukosa kolon dalam
menurunkan absorbs NaCl dan air

c. Laksatif juga dapat meningkatkan motilitas usus dengan akibat menurunnya absorbs
garam dan air yang selanjutnya mengubah waktu transit feses.

4. Indikasi Obat Laxantive

untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau
mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar
(misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat laksatif yang biasa digunakan oleh
masyarakat luas adalah DULCOLAX.

Dulcolax

 Indikasi:

Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik,
terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi.

 Komposisi:

1 tablet salut enterik mengandung 5 g:

4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)

 Zat tambahan:

laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida,
eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white,
carnauba wax, shellac..

 Cara Kerja Obat:

Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan. Sebagai
laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX merangsang gerakan
peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air dan
alektrolit dalam lumen usus besar.

 Dosis dan Cara Pemberian:


Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:

1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik

Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:

2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.

Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.

Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria
anak.

Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi
pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum
bersama-sama dengan susu atau antasida.

Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.

 Untuk Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi

Bila DULCOLAX digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen
atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet DULCOLAX harus dikombinasi
dengan supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari usus.

Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1
sipositoria pada esok paginya.

5. Kontrasindikasi Obat Laxantive

Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti
usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang
diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk

 Peringatan dan Perhatian:

Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari dalam
waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus diketahui penyebab
terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama dapat
menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan dapat
mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah dilaporkan pada pasien
yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada menunjukkan bahwa kejadian tersebut
akan terus berlanjut dengan berkurangnya kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau
dengan respon vasovagal terhadap sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi
yang mendesak pasien tersebut terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan
DULCOLAX. Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal,
kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.
Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.

 Masa Hamil dan Menyusui

Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama kehamilan.
Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX selama kehamilan
harus dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl menembus air susu ibu
atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama menyusui tidak dianjurkan.

6. Efek Samping Obat Laxantive

Efek sampingnya yaitu :

1. Kram

Menggunakan obat pencahar stimulan bisa menyebabkan kram di perut dan saluran
pencernaan bawah. Obat pencahar meringankan sembelit dengan merangsang kontraksi
dinding perut sehingga feses bergerak lancar ke rektum untuk kemudian dibuang. Selama
bekerja, obat pencahar berpotensi menyebabkan kram akibat perubahan keseimbangan cairan
pada usus besar dan rektum.

2. Anus terasa terbakar

Supositoria gliserin dimasukkan ke dalam anus untuk meredakan sembelit ringan sampai
sedang. Kontak harus terjadi antara supositoria dengan anus selama penyisipan.
Menggunakan supositoria untuk mengobati sembelit berpotensi menyebabkan iritasi dan rasa
terbakar pada anus (rektum).

Iritasi bisa dikurangi dengan menggunakan pelumas sebelum memasukkan supositoria ke


dalam anus.

3. Kembung

Pembengkakan perut, atau kembung umum terjadi selama penggunaan obat pencahar.

Kembung terjadi ketika otot-otot saluran pencernaan berkontraksi untuk menambah massa
feses. Kembung umumnya akan hilang setelah sembelit reda.

4. Gas berlebih

Mengobati sembelit melaluinpenggunaan obat pecahar yang mengandung serat akan


menyebabkan produksi gas berlebih dan menyebabakan sering buang gas (kentut).

Gas diproduksi berlebih karena diserat kedalam saluran pencernaan menambahkan terlalu
banyak serat dalam waktu singkat dapat memperburuk sembelit pada orang yang dengan
sidrom iritasi usus dan megokolon congenital
5. Pendarahan anus

Mengunakan obat pencahar dapat memicu pendarahan anus pendarahan anus antara lain
disebabkan oleh diare yang terkait dengan pengunaan obat pencahar pengunaan obat
pencahar

Konsultasikan dengan dokter jika terjadi pendarahan rectum selama lebih dari dua tiga hari
setelah

6. memburuknya sembelit

Mengobati sembeit degan obat pencahar sebenarnya bisa menyebabkan konstipasi menjadi
lebih buruk

Hal ini disebabkan toleransi tubuh akan terus meningkat dan menagih dosisi pencahar yang
lebih besar gunakan obat pencahar hanya setelah metode lain tidak menbuahkan hasil.

7. Menyebabkan ketergantungan

Pengunaan obat pencahar dalam jangka penjang misalnya untuk menurungkan berat badan
akan menimbulkan ketergantungan dan membuat sesorang tidak bisa buang air besar secara
normal tanpa bantuan pencahar.

Pengunaan obat pencahar untuk menurunkan berat badan akan menyebabkan otot-otot usus
menjadi lemah dan tidak mampu berfungsi normal
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laxantive atau pencahar adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk membantu
mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus. Dalam operasi
pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus sebelum
operasi dilakukan. Laksatif merupakan obat bebas. obat yang biasanya digunakan untuk
mengatasi konstipasi atau sembelit. Biasanya obat ini hanya digunakan saat mengalami
konstipasi atau sembelit saja karena mempunyai efek samping.

Obat Laxantive digolongkan menjadi :

1. Bulking Agents

2. Pelunak Tinja

3. Minyak Mineral

4. Bahan-bahan Osmotik

5. Pencahar Perangsang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/obat-pencahar

http://lalavhandin.blogspot.com/2015/11/makalah-laksatif-pencahar.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai