Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

PANCASILA
Dosen: Teguh Widodo

KASUS PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH


KAPOLRES NUNUKAN

Paper ini Disusun untuk Memenuhi

Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila

Disusun Oleh :

Septiadi Simbolon 5200211325


Marcellino Luky Komara Hadijoyo 5200211324
Danny Firmansyah 5200211353
Dindra Kondang Nugraha 5200211329
Zandiga Irsa Pratama 5200211299

PRODI MANAJEMEN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS BISNIS DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kasus pelecahan yang dilakukan oleh Kapolres Nunukan merupakan kasus


yang sangat disayangkan dan tidak mencerminkan perilaku aparat negara yang
baik bagi rakyat Indonesia. Dimana kapolres Nunukan (AKBP SA) melakukan
kekerasan kepada bawahannya (Brigadir SL) saat acara Baksos Akabri 1999
Peduli. Latar belakang terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh kapolres
Nunukan terhadap bawahannya yaitu pada saat acara puncak Hari Kesatuan
Gerak Bhayangkari (HKGB), Brigadir SL (korban) lalai dalam menjalankan
tugasnya saat zoom meeting berlangsung yang sebagai bagian dari TIK dalam
kegiatan HKGB. Pada saat zoom meeting ada gangguan jaringan, namun Brigadir
SL yang bertugas tidak ada di tempat dan tidak dapat dihubungi oleh Kapolres
Nunukan yang pada saat itu berada di acara puncak Hari Kesatuan Gerak
Bhayangkari (HKGB). Karena hal tersebut, kapolres Nunukan melakukan
penganiayaan kepada korban.

Namun respon yang diberikan oleh korban yaitu dengan menyebarkan video
penganiayaan tersebut yang didapatkan korban dari video cctv ruangan tersebut.
Ternyata Brigadir SL sengaja menyebarkan video kasus penganiayaan tersebut.
Korban pertama kali menyebarkan video tersebut ke grup WA satu angkatannya
di POLRI. Namun setelah itu, video tersebut sudah terlanjur tersebar di media
sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kasus kekerasan pelecehan seksual di unri ? (ocha)
2. Apakah kasus tersebut sudah sesuai dengan implementasi Pancasila ?
(fani)
3. Bagaimana pendapat kelompok tentang kasus tersebut ? (difa)
4. Bagaimana solusi untuk meyelesaikan kasus kekerasan seksual dikampus?
(nadia)

1.3 Tujuan

Memberikan solusi untuk kasus tersebut agar tidak terulang di Indonesia dan
mendeskripsikan kasus tersebut apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam Pancasila.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pendapat Tentang Kasus Penganiayaan Kapolres Nunukan Terhadap


Brigadir SL

Menurut kelompok, kasus tersebut sangat tidak pantas dilakukan oleh


anggota kepolisian, baik itu berpangkat Kapolres maupun bawahannya. Anggota
kepolisian umumnya bertugas untuk mengayomi apalagi kasus tersebut terjadi di dalam
internal polri khususnya polres nunukan. Kepolisian seharusnya mengedepankan
tindakan preventif dan kuratif. Polisi juga seharusnya tidak terprovokasi dan tetap di
dalam koridor hukum yang berlaku dalam menghalau kerusuhan. Apalagi hal yang
memicu terjadinya tindak kekerasan tersebut merupakan masalah yang sebenarnya
dapat dibicarakan secara baik-baik.

Pada dasarnya, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pejabat Kepolisian


Negara Republik Indonesia senantiasa bertindak berdasarkan norma hukum dan
mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan, serta menjunjung tinggi hak asasi
manusia. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 19 UU No. 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa bertindak berdasarkan norma
hukum dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan, serta menjunjung
tinggi hak asasi manusia. Kejadian tersebut dapat menimbulkan asumsi masyarakat
tentang buruknya perlakuan seorang polisi.

2.2 Implementasi Pancasila


Hal ini sangat tidak mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, yaitu pada sila ke-2 yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Maksud kami dari kemanusiaan yang adil dan beradab, sebaiknya pihak
kepolisian tidak boleh untuk main hakim sendiri baik itu ketika menghadapi kasus
di masyarakat maupun di internal POLRI serta pada sila ke-5 yang berbunyi
Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah khususnya penegak hukum,
termasuk Kepolisian Republik Indonesia harus bertindak tegas mengenai kasus
tersebut, tanpa adanya perbedaan sudut pandang baik itu dari tingkat jabatan,
gaji dll. Memberikan pelajaran dan masukan bagi Kapolres Nunukan untuk lebih
humanis dalam memperingatkan anggotanya yang salah tanpa adanya
kekerasan. Juga bagi korban, diberikan pendampingan psikologi apabila korban
tersebut mengalami cedera psikis. Namun dari itu semua, prosedur hokum harus
tetap berlaku walaupun kasus tersebut terjadi dalam internal kepolisian namun
tetap penegakkan hukum harus dilaksanakan.

2.2 Solusi

Sebaiknya pemerintah memberi hukuman berat kepada oknum-oknum yang


melakukan tindak kekerasan, tidak hanya ditujukan kepada warga nya saja,
namun juga ditujukan kepada setiap anggota pemerintahan atau pejabat yang
menjabat di negara ini, karena hukum yang berlaku di Indonesia tidak
memandang bulu “kamu siapa? Pangkatmu apa? Gajimu berapa? Kamu punya
apa? dll”

Solusi selanjutnya memberikan pasal dan sanksi tegas kepada aparat penegak
hukum yang melakukan tindak kriminal agar kejadian seperti diatas tidak
terulang kembali.

Memberi pengarahan kepada anggota aparat untuk tidak seenaknya


menggunakan jabatanya dan melakukan tugasnya sesuai undang undang yang
berlaku agar dapat membuat cerminan kepada masyarakat sedangkan polisi
memliki slogan humanis dan pelindung masyarakat masa iya mereka
mencontohkan nilai kekerasan dalam menjalankan tugasnya? Kan seharusnya
tidak, apalagi jika mereka menggunakan kekerasan kepada korban, tetapi korban
tidak membawa senjata, tidak seperti pelaku curanmor atau begal yang
membawa senjata yang mungkin sudah ada sop nya dalam kepolisian boleh
menggunakan senjata untuk perlindungan diri. Tetapi jika orang biasa yang
membuat kesalahan terkadang sampai di aniaya, dibanting, kenapa koruptor
tidakk? Kayaknya enak ya jadi koruptor, tapi kalau pas bebas pasti malu sama
tetangga, ya kalau yang punya urat malu dengg hehe…

 
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Negara Republik Indonesia memiliki berbagai pedoman yang bersumber


dari Pancasila. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga negara untuk
menerapkan setiap nilai-nilai sila Pancasila, tidak terkecuali aparat negara yang
memiliki jabatan tinggi yang seharusnya bisa memberi contoh baik kepada
masyarakat luas. Maka dari itu, kami memberikan kesimpulan dari kasus diatas
bahwa seyogyanya aparatur negara yaitu polri bisa mengantisipasi diskriminasi
yang terjadi di lingkungan internal kerja polri.

Anda mungkin juga menyukai