Anda di halaman 1dari 22

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah


Kepemimpinan Pendidikan

Dosen Pengampu:
Drs. Hendri Fauza, M.Pd

Oleh:
Tadris Biologi-3/VII
Kelompok 7

Asy Safah Audina Saragih (0310182065)


Nurul Jannah (0310182062)
Safira Ramadhani (0310183153)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum wr. wb
Puji syukur panjatkan kepada Allah swt. bahwasanya atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kepemimpinan Kepala Sekolah”. Tidak lupa pula shalawat beriringkan salam
penulis curahkan kejunjungan kita Nabi Muhammad saw. yang telah membawa
umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang-benderang yang disinari
iman dan Islam. Alhamdulillah bahwa isi dari makalah ini bisa menjadi salah satu
kunci menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memotivasi atas
terselesainya pengerjaan makalah ini, kepada dosen mata kuliah Kepemimpinan
Pendidikan bapak Drs. Hendri Fauza, M.Pd, kedua orang tua, dan teman-teman
seperjuangan yang telah memberikan motivasi terhadap penulis atas terselesainya
makalah ini.
Sebelum kata-kata ini akhiri, penulis sebelumnya minta maaf kepada semua
pihak yang membaca makalah ini, terutama kepada dosen pengampu. Mungkin itu
saja dari kata-kata penulis, bila dari saudara/i ada kritik dan sarannya terhadap isi
makalah ini penulis menerima dengan lapang dada. Semoga saudara semuanya
dapat memahami isi makalah ini dan semoga bermanfaat.
Wassalamu`alaikum wr. wb

Medan, 19 November 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin ................................... 3
B. Kepala Sekolah Sebagai Pejabat Formal .............................................. 6
C. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ......................................................... 11
D. Integrasi Ayat Alquran Mengenai Kepemimpinan Kepala Sekolah .... 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18
A. Kesimpulan........................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan diartikan sebagai proses yang ditunjuk untuk mengarahkan
perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Seorang pemimpin
dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan serta
optimal dalam capaiannya. Adanya persaingan global saat ini, diakui atau tidak,
lembaga pendidikan atau sistem persekolahan dituntut untuk mengemukakan
dengan kinerja kelembagaan yang efektif dan produktif. Kepala sekolah sebagai
penanggung jawab pendidikan dan pembelajaran di sekolah hendaknya dapat
meyakinkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatunya telah berjalan dengan
baik, termasuk perencanaan dan implementasi kurikulum, penyediaan dan
pemanfaatan sumber daya guru, rekruitmen sumber daya murid, kerjasama
sekolah dan orang tua, serta sosok outcome sekolah yang prospektif.
Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam
meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan
para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan
penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam
mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam rangka
mewujudkan tujuan lembaga pendidikan. Manajer sekolah diartikan sebagai
pemimpin yang berhubungan secara langsung dengan sekolah yang melaksanakan
fungsi kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan pendidikan di dalamnya.
Berhasilnya sebuah sekolah tergantung pada sejauh mana pelaksanaan misi
yang dibebankan di atas pundaknya, kepribadian, dan kemampuannya dalam
bergaul dengan unsur-unsur masyarakat. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus
berupaya mewujudkan kondisi sosial yang mendukung kegiatan sekolah yang
dipimpinnya. Oleh karena itu, pada makalah kali ini akan membahas lebih dalam
mengenai kepemimpinan kepala sekolah, kepala sekolah sebagai pejabat formal,
dan kepala sekolah sebagai manajer.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kepala sekolah sebagai pemimpin?
2. Bagaimana kepala sekolah sebagai pejabat formal?
3. Apa yang dimaksud dengan kepala sekolah sebagai manajer?
4. Bagaimana integrasi ayat alquran mengenai kepemimpinan kepala
sekolah?
C. Tujuan
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah diatas, dapat dirincikan tujuan
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kepala sekolah sebagai pemimpin
2. Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai pejabat formal
3. Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai manajer
4. Untuk mengetahui integrasi ayat alquran mengenai kepemimpinan kepala
sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Istilah kepemimpinan (leadership) berasal dari kata leader artinya
pemimpin atau to lead artinya memimpin. Secara istilah kepemimpinan dikatakan
Stephen P. Robbins: “Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan dan dapat pula dirumuskan sebagai
proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha-usaha ke
arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Kata kepala dapat diartikan
“ketua” atau pemimpin dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Sekolah
adalah sebuah lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai tempat pedidikan
formal bagi masyarakat. Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberikan tugas
tambahan sebagai kepala sekolah atau madrasah untuk memimpin dan mengelola
sekolah atau madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang
lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang
menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain pemimpin tidak
akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.1
Kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengertian yang beranekaragam
sesuai dengan latar belakang dari pemberi pengertian. Namun demikian dapat
dipahami kepemimpinan sebagai suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk
melakukan suatu pekerjaan sesuai yang diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Definisi lain ada juga yang mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah suatu kemampuan yang dimiliki orang tertentu untuk menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing,
menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum serta membina dengan
maksud agar orang lain mau melakukan dan bekerja untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kepala sekolah adalah seorang pilihan yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah yang terdapat proses belajar mengajar di dalamnya. Sebagai seorang
1
Akhmad Said “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Melestarikan Budaya Mutu
Sekolah” Jurnal Evaluasi. Vol, 2. No, 1. 2018, h. 260.

3
kepala sekolah ia tunduk dan dan patuh kepada aturan. Kepala sekolah harus
memahami tentang manajamen. Sekurang-kurang ia bisa menyusun perencanaan,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan anggota, memberdayakan
organisasi dan melakukan evaluasi dalam mencapai tujuan sekolah yang
dipimpinnnya. Kepemimpinan kepala sekolah diartikan sebagai kekuatan untuk
menggerakkan bawahannya yang pemimpin itu diangkat atas dasar keputusan atau
pengangkatan resmi untuk memangku jabatan kepala sekolah.
Menurut Kasali agar seorang kepala sekolah mampu bergerak dari
pemimpin level satu hingga level lima membutuhkan 5 unsur yaitu Visi, (vision),
Keberanian (courageness), Realita (reality) dan Etika (Ethics). Maka dari itu
kepala sekolah harus mampu menumbuhkan dirinya menjadi pemimpin yang
memiliki kelima unsur tersebut, sehingga mampu bergerak dari pemimpin yang
hanya karena legalitas menuju pemimpin yang benar-benar mampu memberikan
perubahan kepada perkembangan sekolah. Kepala sekolah merupakan motor
penggerak bagi sumber daya manusia sekolah terutama guru dan karyawan.
Begitu besarnya peranan kepala sekolah dalam proses pencapain tujuan
pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu sekolah sangat
ditentukan oleh kualitas kepala sekolah terutama kemampuannnya dalam
memberadayakan guru-guru dan karyawan ke arah suasana kerja yang kondusif.2
Menurut Koontz (1980) kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus
mampu:
1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-
masing
2) Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan
memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
Kriteria kepemimpinan kepala sekolah yang sukses adalah (1) mampu
mengelola lembaga yang dipimpinnya, (2) mampu mengantisipasi perubahan, (3)
mampu mengoreksi kekurangan dan kelemahan serta (4) sanggup membawa
lembaga pada tujuan yang telah ditetapkan, sehubungan dengan hal ini

Siti Julaiha “Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah” Jurnal Penelitian Pendidikan dan
2

Pembelajaran. Vol, 6. No, 3. 2019, h. 53.

4
kepemimpinan merupakan kunci sukses bagi mutu sekolah. Karena
kepemimpinan adalah cara atau usaha pemimpin dalam mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan, yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
Fungsi dari kepala sekolah sebagai seorang pemimpin menurut
(Wahjosumijo, 2002) antara lain:
1) Dalam menghadapi warga sekolah yang beragam. Kepala sekolah patut
berbuat bijaksana dan adil. Dengan kata lain, kepala sekolah harus dapat
memperlakukan semua warga sekolah sama sehingga dapat menciptakan
semangat kebersamaan di antara guru, staf, dan para siswa
2) Kepala sekolah memberi saran dan anjuran sehingga dengan saran tersebut
selalu dapat memelihara dan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa
kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing
3) Kepala sekolah menjalankan atau memberikan support yang dibutuhkan
bagi para guru, staf, dan siswa, baik itu berbentuk anggaran, perlengkapam
atau juga peralatan, waktu, serta situasi yang kondusif
4) Kepala sekolah wajib bisa membangkitkan semangat guru, staf, dan siswa
pada pencapaian target yang sudah diputuskan
5) Kepala sekolah wajib dapat membangun rasa aman dan tentram di dalam
lingkungan sekolah sehingga para guru, staf, dan anak didik dalam
melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari perasaan gelisah,
kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan dari kapala sekolah
6) Kepala sekolah harus menjaga integritasnya sebagai orang yang menjadi
pusat perhatian lantaran akan menjadi orang yang mewakili kehidupan
sekolah dimana dan dalam kesempatan apapun
7) Kepala sekolah adalah sumber semangat bagi para guru, staf, dan siswa
sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias,
bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan sekolah
8) Kepala sekolah harus dapat menghargai apa pun yang dihasilkan oleh
bawahannya.3

3
Firman Mansir “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mewujudkan
Pendidikan Humanis” Jurnal Tadbir Muwahhid. Vol, 5. No, 2. 2021, h. 158.

5
B. Kepala Sekolah Sebagai Pejabat Formal
Menurut Schermerhorn di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan
terjadi melalui dua bentuk yaitu kepemimpinan formal dan kepemimpinan
informal. Kepemimpinan formal terjadi apabila dilingkungan organisasi jabatan
orotitas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang yang ditunjuk atau
dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan informal terjadi di mana, kedudukan
pemimpin dalam suatu orangisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan
berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai sumber
yang dimiliknya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta
memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-
orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang akan
diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta
persyaratan-persyaratan tertentu seperti latar belakang pendidikan, pengalaman,
usia pangkat dan intergritas. Oleh karena itu kepala sekolah pada hakikatnya
adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang
didasarkan atas peraturan yang berlaku. Secara sistem jabatan kepala sekolah
sebagai pejabat formal menurut teori Harry Mictzberg melalui berbagai
pendekatan- pendakatan yaitu: pengangkatan pembinaan, tugas dan tanggung
jawab. Kepala sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan,
terhadap sesama rekan kepala sekolah / lingkungan terkait, dan kepada bawahan.4
Meski sebagai tugas tambahan, jabatan kepala sekolah adalah jabatan
pemimpin dengan segala keformalannya. Setiap guru yang diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah dilakukan dengan prosedur serta persyaratan tertentu
seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritasnya.
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal karena pengangkatannya
melaui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Secara system jabatan kepala sekolah sebagai pejabat formal dapat diuraikan
melalui berbagai pendekatan yakni pengangkatan, pembinaan, tanggung jawab.
Di Indonesia prosedur dan peraturan yang berkaitan dengan pengangkatan guru
menjadi kepala sekolah khususnya sekolah negeri, ditetapkan oleh kementrian
4
M.Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Rosdakarya,
1995), 27.

6
pendidikan, meskipun dalam hal-hal tertentu sering tidak diikuti secara taat asas
di tingkat kabupaten/kota. Adapun persyaratan administrative calon kepala
sekolah meliputi:
1) Usia Maksimal
2) Pangkat
3) Masa kerja
4) Pengalaman Berkedudukan sebagai tenaga fungsional guru Sedangkan
persyarakan akademik meliputi, latar belakan pendidikan formal dan
pelatihan terakhir yang diikuti oleh calon. Untuk persyaratan pribadi yaitu
bebas dari perbuatan tercela dan loyal kepada Pancasila dan pemerintah.
Selama menduduki jabatan, kepala sekolah berhak atas:
1) Gaji serta penghasilan dan pendapatan lain sesuai dengan ketentuan yang
berlaku Akses kedudukan dalam jenjang kepangkatan tertentu
2) Hak kenaikan gaji atau kenaikan pangkat Kesempatan menduduki jabatan
yang lebih tinggi
3) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri Penghargaan atau
fasilitas
4) Dapat diberi teguran oleh atasannya karena sikap, perbuatan, serta
perilakunya yang dirasakan dapat menganggu tugas dan tanggung jawab
sebagai kepala sekolah
5) Dapat dimutasikan atau diberhentikan dari jabatan kepala sekolah karena
hal-hal tertentu.
Kepala sekolah pun mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada atasan,
yaitu:
1) Loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan
2) Berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya
3) Selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki anata kepala sekolah
dan atasan.
Selain tugas dan tanggung jawab diatas, kepala sekolah juga harus
memerhatikan mutu, khususnya yang berkaitan dengan:5

5
M.Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 28.

7
1) Nilai-nilai dan misi sekolah
2) Tata laksana dan keadministrasian sekolah
3) Kurikulum, pengajaran, penilaian dan evaluasi
4) Sumber daya
5) Layanan pendukung pembelajaran
6) Komunikasi dan jalinan hubungan dengan pemangku kepentingan
7) Kegiatan kemasyarakatan
8) Peningkatan mutu secara berkelanjutan
9) Termasuk didalam ini, kepala sekolah harus mampu menggaramsi mutu
yang berkaitan dengan visi sekolah, budaya sekolah, administrasi sekolah,
komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat, sikap keteladan, kejujuran,
keadilan, etika profesi dan lingkungan politik, social, hokum, ekonomi,
budaya, serta program istruksional dan implementasi kebijakan.
Tidak hanya kepada atasan, kepala sekolah juga memiliki tanggung jawab
kepada sesame kepala sekolah atau instansi yang terkait. Adapun tanggung jawab
itu antara lain wajib memberikan hubungan kerjasama yang baik dengan kepala
sekolah yang lain Wajib memelihara hubungan kerja sama sebaik-baiknya dengan
lingkungan baik instansi terkait, tokoh-tokoh masyarakat dan BP3 Sedangkan
terhadap bawahannya kepala sekolah berkewajiban membina hubungan yang
sebaik-baiknya dengan guru, staf dan siswa, sebab esensin kepemimpinan adalah
kepengikutan orang lain.
Peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal secara singkat dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh atasan
yang mempunyai kewenangan dalam pengangkatan sesuia dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-
hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan, secara hirarki memiliki atasan langsung
yang lebih tinggi, memiliki bawahan dan mempunyai hak kenaikan jabatan.
Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk,
yaitu kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal. Kepemimpinan formal
terjadi apabila jabatan atau otoritas formal dalam organisasi diisi oleh orang yang
ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal

8
terjadi ketika kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang yang
muncul dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus yang
dimiliki atau sumber daya yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan
persoalan organisasi serta memenuhi kebutuhan anggota organisasi.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang
tanpa didasarkan atas pertimbangan. Siapa pun yang akan diangkat menjadi
kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan tertentu seperti
latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas. Oleh sebab
itu, kepala sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal sebab pengangkatannya
melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Secara sistem, jabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau pemimpin formal dapat
diuraikan melalui berbagai pendekatan yakni pengangkatan, pembinaan, tanggung
jawab.
Sebagai pejabat formal, pengangkatan seseorang menjadi kepala sekolah
harus didasarkan atas prosedur dan peraturan yang berlaku. Prosedur dan
peraturan tersebut dirancang dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggung
jawab dalam bidang sumber daya manusia. Dalam hal ini perlu ada kerjasama
dengan unit yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah.
Prosedur pengangkatan memberikan petunjuk tentang sumber dari
manakandidat kepala sekolah dicalonkan, siapa yang harus mencalonkan mulai
dari tingkat sekolah, kabupaten, provinsi, sampai tingkat pusat dan instansi terkait
mana saja yang terlibat dalam proses pencalonan tersebut. Sedangkan peraturan
yang dimaksud lebih ditekankan kepada persyaratan yang perlu dipenuhi oleh
para calon kepala sekolah. Klasifikasi persyaratan formal kepala sekolah yang
perlu diperhatikan, yaitu bersifat administratif yang meliputi: (1) usia minimal dan
maksimal, (2) pangkat, (3) masa kerja, (4) pengalaman dan (5) berkedudukan
sebagai tenaga fungsional guru.6
Bersifat akademis, yaitu latar belakang pendidikan formal dan pelatihan
terakhir yang dimiliki oleh calon kepala sekolah. Kepribadian bebas dari
perbuatan tercela dan loyal kepada Pancasila dan pemerintah. Selama menduduki
jabatan kepala sekolah, dalam rangka pembinaan kepada para kepala sekolah

6
M.Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 29.

9
selaku pejabat formal yaitu: (1) diberikan gaji serta penghasilan dan pendapatan
lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku, (2) memperoleh kedudukan dalam
jenjang kepangkatan tertentu, (3) memperoleh hak kenaikan gaji atau kenaikan
pangkat, (4) memperoleh kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi,
(5) memperoleh kesempatan untuk pengembangan diri, (6) memperoleh
penghargaan atau fasilitas, (7) dapat diberi teguran oleh atasannya karena sikap,
perbuatan serta perilakunya yang dirasakan dapat menggangu tugas dan tanggung
jawab sebagai kepala sekolah, dan (8) dapat dimutasikan atau diberhentikan dari
jabatan kepala sekolah karena hal-hal tertentu.
Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas dan
tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau
lingkungan terkait dan kepada bawahan. Kepada atasan, seorang kepala sekolah
mempunyai atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi. Mengingat
kedudukannya yang terkait kepada atasan/sebagai bawahan, maka seorang kepala
sekolah: (1) wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan, (2)
wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, dan (3) wajib selalu memelihara hubungan yang
bersifat hirarki antara kepala sekolah dan atasan.
Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait kepala sekolah: (1)
wajib memberikan hubungan kerja sama yang baik dengan para kepala sekolah
yang lain, dan (2) wajib memelihara hubungan kerja sama sebaik-baiknya dengan
lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-tokoh masyarakat dan BP3.
Kepada bawahan, kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang
sebaikbaiknya dengan para guru, staf dan peserta didik, sebab esensi
kepemimpinan adalah kepengikutan orang lain.
Peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal secara singkat dapat
disimpulkan bahwa kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh atasan
yang mempunyai kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku; memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-
hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan; secara hirarki mempunyai atasan

10
langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan; dan mempunyai hak
kepangkatan, gaji, dan karier.7
C. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
1. Konsep Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Pengertian kepala sekolah sebagai manajer diambil dari dua kata yaitu kata
manajer dan kepala sekolah. Orang yang memimpin dalam organisasi disebut
manajer. Menurut Lipham dalam bukunya Uhar Suharsaputra manajer adalah
orang yang menggunakan struktur atau prosedur yang ada untuk mencapai tujuan
organisasi, concern utamanya adalah memelihara ketimbang merubah.
Manajemen pada hakikatnya dapat dipahami sebagai proses kerja sama dua orang
atau lebih dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, manajemen bertumpu pada
proses mengelola sumber daya organisasai baik manusia, stuktur, keuangan,
mesin, metode, material dan pemasaran, yang pada akhirnya membutuhkan suatu
tindakan manajemen, sehingga unsur-unsur sebagaimana yang diutarakan di atas,
dapat secara optimal mendorong kemajuan organisasi atau perusahaan.8
Manajemen dalam bahasa Inggris artinya to manage, yaitu mengatur atau
mengelola. Dalam arti khusus bermakna memimpin dan kepemimpinan, yaitu
kegiatan yang dilakukan untuk mengelola lembaga atau organisasi, memimpin
dan menjalankan kepemimpinan dalam organisasi.9 Ada juga yang berpendapat
bahwa manajemen berasal dari kata kerja “manage”. Kata ini menurut kamus The
Random House Dictionary of the English Language, College Edition berasal dari
bahasa Italia “manegg(iare)” yang bersumber pada perkataan latin “manus” yang
berarti “tangan”. Secara harfiah manegg (iare) berarti “menangani atau melatih
kuda”, sementara secara maknawiyah berarti “memimpin, membimbing atau
mengatur”.
Adapun pengertian kepala sekolah ialah salah satu personel sekolah yang
membimbing dan memiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk
mencapai tujuan. Bisa dikatakan kepala sekolah adalah seseorang yang

7
M.Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 30.
8
Daryanto, Administrasi Dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), 77
9
Ibid,.hlm 78.

11
melakukan kegiatan memengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja
sama (mengolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.10
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat diampil kesimpulan
pengertian kepala sekolah sebagai manajer adalah seorang yang mengatur dan
mengelola suatu lembaga dengan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, dan mengevaluasi semua sumber daya yang ada baik yang
bersifat human (manusia) maupun non human (bukan manusia) untuk
mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah disepakati bersama.11
Kepala sekolah sebagai orang yang memiliki otoritas legal formal,
bertanggung jawab pada terselenggaranya proses pendidikan di sekolah secara
efektif dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah perlu mengelola organisasi
sekolah secara efektif. Mengelola itu adalah manajemen, kepala sekolah adalah
manajer sekolah yang dengan otoritasnya harus menjamin terselenggaranya
proses pendidikan/ pembelajaran secara teratur dengan prosedur dan langkah-
langkah proses yang tepat, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah sebagai manajer adalah salah satu peran kepala sekolah
diantara peran-peran kepala sekolah yang lain seperti peran sebagai educator
(pendididik), admisistrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. Kepala
sekolah sebagai manajer mempunyai peran yang mentukan dalam pengelolaan
manajemen sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat dipengaruhi
bagaimana kepala sekolah menjalankan fungsifungsi manajemen. Fungsi-fungsi
manajemen tersebut adalah planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pergerakan), dan controlling (pengontrolan).
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan
melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan
seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang progam

10
Helmawati, Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Melalui Manajerial Skills
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), 17.
11
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)
h, 103.

12
sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer, miliki tanggung jawab memimpin dan
memikul tanggung jawab penuh dalam organisasi. Oleh karena itu, kehidupan
suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang kepala sekolah sebagai
manajer.
Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Setiap manajer
selalu melibatkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi , jika seseorang
bekerja sendiri, dia bukan seorang manajer. Manajer berbeda dengan pemimpin,
seseorang disebut manajer apabila dia mampu merencanakan, mengelola dan
mengendalikan organisasi dengan baik, sedangkan seseorang disebut pemimpin
biasanya dikaitkan dengan orang yang mempunyai semangat yang tinggi,
kharisma tinggi dan mempunyai kemampuan memotivasi orang lain yang sangat
tinggi. Progam-progam yang telah ditetapkan, agar dapat berjalan dengan baik,
harus dilakukan pengontrolan pada bidang masing-masing.
Jadi kepala sekolah sebagai manajer dalam konsep ini berarti seorang kepala
sekolah yang memiliki wewenang untuk mengelola dan mengatur berjalannya
sekolah yang dipimpinnya dengan segala kemampuan dan keahlian yang dimiliki
oleh kepala sekolah. Seiring dengan hal itu, kepala sekolah tetap melakukan
koordinasi dengan para stakeholders internal maupun eksternal sekolah supaya
organisasi tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang
telah disepakati bersama.12
2. Tugas Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Kepala sekolah sebagai orang yang memiliki otoritas legal formal,
bertanggung jawab pada terselenggaranya proses pendidikan di sekolah secara
efektif dalam mencapai tujuan kepala sekolah perlu mengelola organisasi sekolah
secara efektif. Kepala sekolah adalah manager sekolah yang dengan otoritasnya
harus menjamin terselenggaranya proses pendidikan/pembelajaran secara teratur
dengan prosedur dan langkahlangkah proses yang tepat sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. mengenai hal tersebut kepala sekolah harus mengetahui
dan melaksanakan tugasnya sebagai manajerial, tugas manajerial yang berkaitan
dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di sekolah.13

12
Daryanto, Administrasi Dan Manajemen Sekolah, , ,80
13
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan Aplikasi (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2012), h. 39.

13
Kepala sekolah harus mampu memeberdayakan semua sumber daya itu
sehingga dapat mendorong kemajuan sekolah. Sumbert daya yang harus dikelola
oleh kepala sekolah yaitu:14
1) Tanaga pendidik dan tenaga kependidikan
2) Pembiyayaan,
3) Sarana prasarana,
4) Kesiswaan,
5) Pembelajaran,
6) Perpustakaan,
7) Laboratorium,
8) Peran serta masyarakat,
9) sisten informasi sekolah, dan lain-lain.
Adapun aktivitas kepala sekolah yang berkaitan dengan tugas manajerial
diantaranya:
1) Menyususun perencanaan sekolah,
2) Mengelola progam pembelajaran,
3) Mengelola siswa,
4) Mengelola sarana dan prasarana,
5) Mengelola personal sekolah,
6) Mengelola keuangan sekolah,
7) Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat,
8) Mengelola administrasi sekolah,
9) Mengelola sistem informasi sekolah,
10) Mengevaluasi progam sekolah,
11) Memimpin sekolah.
Selain tugas-tugas di atas, terdapat tugas lagi yang harus dipenuhi kepala
sekolah sebagai manajer antara lain:
1) Bekerja dengan dan melalui orang lain,
2) Memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling
bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas,
3) Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan,

14
Ibid,.40

14
4) Berfikir secara analisis dan konseptual,
5) Sebagai seorang mediator,
6) Sebagai seorang politisi,
7) Sebagai seorang diplomat,
8) Sebagai seorang pengambil keputusan-keputusan yang sulit.
Selain tugas-tugas manajer di atas, kepala sekolah juga harus mengetahui
tugas yang harus dilaksankannya, sebagaimana yang dikemukakan Wahjosumidjo
yang dikutip oleh Nur Efendi sebagaimana berikut:15
1) Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain. artinya kepala
sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah( as
channel of communication within theorganization).
2) Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
Kepala sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan
yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru,
staf, siswa, dan orang tua siawa yang tidak dapat dilepaskan dari tanggung
jawab kepala sekolah.
3) Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala
sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis,
kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang fesible. Serta
harus dapat melihat setiap tugas sebagai suatu keseluruhan yang saling
berkaitan.
4) Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam
lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari
manusia yang mempunyai latar belakang dan karakter yang berbeda-beda
yang bisa menimbulkan konflik, untuk itu kepala sekolah harus jadi
penengah dalam konflik tersebut.
5) Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat
membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan (compromise). Peran politisi kepala sekolah dapat
berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip

15
Nur Efendi, Islamic Educational Leadership (Yogyakarta: Kalimedia, 2017),
67-69.

15
jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2)
terbentuknya aliansi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, komite
sekolah, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan
berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
6) Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
7) Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada suatu
organisasi apapun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula
sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan
kesulitankesulitan. Dan apabila teradi kesulitan-kesulitan sekolah
diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan
yang sulit tersebut.
Kemudian untuk mendukung tugas kepala sekolah di atas, masih terdapat
tugas kepala sekolah untuk meningkatkan fungsi kepala sekolah sebagai manajer
dalam bentuk capaian kerja yang harus dipenuhi supaya terwujud sekolah yang
diinginkan bersama sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003,
aspek kerja yang harus dipenuhi diantaranya adalah: (1) memiliki progam jangka
panjang (8 tahun) akademik/ nonakademik, (2) memiliki progam jangka tengah (4
tahun) akademik/ nonakademik, (3) memiliki progam jangka pendek (1 tahun)
akademik/ nonakademik dan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah), (4) mempunyai mekanisme monitor dan evaluasi pelaksanaan progam
secara sistematika dan periodik, (5) mempunyai susunan kepegawaian, (6)
mempunyai susunan kepegawaian pendukung antara lain pengelola perpustakaan,
(7) menyusun kepanitiaan untuk kegiatan temporer, antara lain panitia ulangan
umum, panitia ujian, panitia peringatan hari besar keagamaan, dan sebagainya, (8)
memberikan arahan yang dinamis, (9) mengoordinasikan staf yang sedang
melaksanakan tugas,(10) memberikan penghargaan (reward) atau hukuman
(punishment); (11) Memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal; (12)
Memanfaatkan sarana prasarana secara optimal; (13) merawat sarana dan
prasarana milik sekolah; (14) mempunyai catatan kinerja sumber daya manusia

16
yang ada di sekolah; (15) mempunyai progam peningkatan mutu sumber daya
manusia.16
D. Integrasi Ayat Alquran Mengenai Kepemimpinan Kepala Sekolah
Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa tujuan Allah menciptakan manusia
adalah untuk menjadi khalifa fil Ardh oleh karena itu sangat wajar jika manusia
harus mampu memimpin dirinya dan mampu memimpin orang lain. Ditemukan
pula istilah kepemimpinan dalam terminology Islam. Padanya terdapat
beberapa term yang berkaitan dengan pemimpin atau manager, yakni imam,
khalifah, wali, ulil amri, rain dan malik. Istilah-istilah tersebut dimana konsep
utamanya berkaitan dengan otoritas mengatur orang atau barang supaya dapat
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya dalam Alquran istilah
kepemimpinan diungkapkan dengan istilah khalifah.
Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah SAW wafat juga maksud yang
terkandung dalam perkataan amir atau penguasa. Karena itu kedua istilah ini
dalam bahasa Indonesia disebut pemimpin formal. Namun jika merujuk kepada
firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah: 30, berbunyi:
ٰۤ
ِ ‫َواِ ْذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِ ْي َجا ِع ٌل فِى ْاْلَ ْر‬
ۗ ً‫ض َخ ِل ْيفَة‬
Artinya:”Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”
Maka kepemimpinan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada
hubungannnya dengan pelaksanaan dan pemngembangan pendidikan dan
pengajaran, agar segenap kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien, yang pada gilirannya dapat mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran
yang telah ditetapkan.17

16
Andang, Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), 58.
17
Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2001), h. 34.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh
dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin
kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja
yang semakin efektif dan efisien. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus
melakukan tugas-tugasnya dengan baik baik sebagai manajer, administrator,
pengawas dan pelayanan dalam pengajaran. Dengan pelaksanaan tugas-tugas
kepemimpinan demikian kepala sekolah akan dapat menciptakan suasana kerja
yang harmonis dan menciptakan iklim kerja yang memotivasi para guru dan guru
lainnya untuk semakin meningkatkan produktifitas dan efektivitas kerjanya dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan. Dalam Islam sifat shiddiq, amanah, tabligh,
fathanah yang dapat mempengaruhi dan berkemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan tertentu sifat yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca sekalian agar dapat memahami
informasi yang penulis paparkan terkait materi Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Kepemimpinan Pendidikan ini untuk menambah wawasan para pembaca.
Selain itu, diharapkan juga para pembaca dapat menerapkan ilmu yang telah
didapat dalam makalah ini dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis agar kedepannya
penulis dapat menjadi lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini, baik dalam
segi format, penulisan dan isi makalah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Andang. 2014. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media.
Daryanto. 2013. Administrasi Dan Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Departemen Agama. 2001. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.
Efendi Nur. 2017. Islamic Educational Leadership. Yogyakarta: Kalimedia.
Helmawati. 2014. Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Melalui
Manajerial Skills. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Julaiha, Siti. 2019. “Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah” Jurnal Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran. Vol, 6. No, 3.
Mansir, Firman. 2021. “Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mewujudkan Pendidikan Humanis” Jurnal Tadbir Muwahhid. Vol, 5. No,
2.
Mulyasa. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Purwanto, M. Ngalim. 1995. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Said, Akhmad. 2018. “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Melestarikan
Budaya Mutu Sekolah” Jurnal Evaluasi. Vol, 2. No, 1.
Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan
Aplikasi Jakarta: PT Rineka Cipta.

19

Anda mungkin juga menyukai