Anda di halaman 1dari 2

Anomali Bouger Lengkap merupakan hasil anomaly udara bebas yang telah

terkoreksi bouder dan medan. Berdasarkan gambar peta CBA didapatkan anomali
dari rentang 30.7-42.3 mGal. Nilai percepatan gravitasi yang diperoleh merupakan
representasi hasil densitas batuan bawah permukaan di lokasi pengukuran. Nilai
percepatan gravitasi yang memiliki nilai tinggi atau besar akan berhubungan
dengan nilai densitas batuan yang besar juga, begitu juga sebaliknya nilai
percepatan gravitasi yang rendah atau kecil akan berhubungan dengan nilai
densitas batuan yang kecil juga. Dengan ini diperoleh bahwa nilai percepatan
gravitasi berbanding lurus dengan niali densitas batuan bawah permukaan. Nilai
anomali berharga positif untuk semua data yang diperoleh ditunjukkan pada peta
CBA menunjukkan bahwa daerah penelitian terdapat batuan dengan kontras
densitas yang cukup tinggi.

Pada gambar peta CBA terlihat anomali tinggi dengan harga 38.7-42.3 mGal
terletak dibagian timur daerah penelitian. Anomali sedang dengan harga 35.7-38.5
mGal terletak dibagian center atau tengah berarah Utara hingga Selatan daerah
penelitian. Sedangkan anomali rendah diperoleh dengan harga 30.7-35.5 mGal
terletak dibagian barat daerah penelitian yang dimana terdapat titik manifestasi air
panas.

Anomali data gayaberat dalam akuisisi metode gayaberat merupakan


anomali yang mungkin terukur di permukaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemisahan anomali residual atau anomali dengan skala kecil dan anomali regional
atau anomali dengan skala besar. Pemisahan tersebut dilakukan untuk keperluan
interpretasi target. Pemisahan anomali residual dan anomali regional dari peta
CBA (Complete Bouguer Anomaly) menggunakan filter Butterworth sehingga
diperoleh peta anomali regional. Peta anomali residual diperoleh dengan
melakukan pengurangan nilai anomali CBA terhadap nilai anomali regional hasil
dari filter Butterworth. Dari langkah kerja yang telah dilakukan, dapat dilihat nilai
dari anomali regional menunjukkan bahwa cenderung tinggi ke arah timur laut,
timur dan tenggara dan rendah ke arah barat barat dan barat laut. Nilai anomali
regional berada di rentang 30.5-42.3 mGal.

Peta anomali residual menunjukkan pola yang relatif sama dengan peta
anomali bouguer, dimana anomali rendah cenderung berada pada arah barat hingga
sedikit barat laut, beberapa titik dibagian tengah daerah penelitian, dan arah
tenggara sedangkan untuk anomali tinggi cenderung berada pada arah timur hingga
timur laut, bagian tengah, barat laut dan barat daya daerah penelitian. Nilai anomali
residual berada di rentang -1.8-2.3 mGal. Kontras anomaly tinggi dan rendah
mengindikasi adanya struktur geologi dan dibuktikan adanya titik manifestasi air
panas. Sehingga ditarik garis slice dengan arah relatif dari arah barat daya (titik
pengukuran JTM 9) menuju tenggara (titik pengukuran JTM 8). Penarikan garis
slice dilakukan dari satu anomali rendah menuju anomali tinggi.

Tahap forward modelling (pemodelan kedepan) ini merupakan tahap


terakhir dalam pengolahan data ini. Pemodelan ini dilakukan dengan menggunakan
data slice dari peta residual. Pada pemodelan ini terdapat 4 jenis batuan yaitu
basement, batulempung tuffan, batupasir tuffan dan soil. Dimana 4 jenis batuan
tersebut memiliki nilai densitas yang berbeda-beda. basement memiliki nilai
densitas tertinggi dengan nilai 2.76 gr/cm 3 , batulempung tuffan memiliki nilai
densitas 2.15 gr/cm3 , batupasir tuffan memiliki nilai densitas 1.9 gr/cm3 dan
densitas paling rendah terdapat pada soil dengan nilai 1.2 gr/cm3.

Dari hasil pemodelan yang dilakukan dapat dilihat bahwa adanya struktur
geologi berupa sesar. Sesar merupakan bidang rekahan yang terdapat pada lapisan
batuan yang memungkinkan terjadinya pergerakan relatif antara satu blok batuan
terhadap blok lainnya. Struktur geologi pada daerah penelitian terdapat dua jenis
sesar yaitu sesar normal dan sesar naik. Sesar normal juga terbentuk akibat adanya
sebuah tegangan (stress) ekstensional yang menyebabkan gaya gravitasi lebih
dominan di bagian tertentu. Blok batuan yang turun disebut sebagai graben atau
rift. Sesar naik berkembang karena stress kompresiomal, dan terjadi karena suatu
blok batuan memendek (kena gaya tekanan). Forward modelling yang diperoleh
sesar naik berada disebalah kiri pemodelan dan sesar normal sebelah kanan
pemodelan. Slice yang dilakukan pada peta residual memotong titik manifestasi
panas bumi, yang dimana sistem panas bumi pada lokasi penelitian dikontrol
secara struktural oleh struktur sesar normal dan sesar naik yang ada pada daerah
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai