Anda di halaman 1dari 16

TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG

Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

Business Model
(Business Model Canvas)

Oleh :
Asmar Yulastri
Email : a.yulastri@yahoo.co.id

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2020 Universitas Negeri Padang
Seluruh dokumen di e-Learning Universitas Negeri Padang, hanya digunakan untuk kalangan
Internal Universitas, untuk kebutuhan Perkuliahan Online. Penggunaan dokumen ini di luar UNP tidak
diizinkan dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari Penulis dan Universitas Negeri Padang.

A. CapaianPembelajaran
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ide wirausahanya ke dalam Business Model
Canvas (BMC)

B. IndikatorPencapaianKompetensi
- Ketepatan pemahaman mahasiswa tentang Business Model
- Ketepatan pemahaman mahasiswa tentang Business Model Canvas
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

- Ketepatan Business Model Canvas beserta penjelasan yang dibuat oleh


mahasiswa

C. Pokok – Pokok Materi


- Business Model
- Business Model Canvas
- Elemen-Elemen Business Model Canvas dan Kaitannya

D. UraianMateri
1. Business Model
Model bisnis menjadi topik yang semakin populer sejalan dengan
perkembangan internet sebagai pondasi bisnis pada pertengahan tahun 1990 (Demil
& Lecocq, 2010). Pada prinsipnya model bisnis didasarkan pada strategi bisnis dan
berbagai topik yang terkait dengan strategi bisnis, namun belum ada kesepakatan
definisi yang sama tentang apa yang dimaksud dengan model bisnis (Zott et al.,
2011). Berbagai definisi model bisnis yang dikemukakan berhubungan dengan
proses penciptaan nilai. Bisnis model didefinisikan sebagai suatu gambaran yang
rasional terkait usaha organisasi dalam menciptakan, menghantarkan, dan
menangkap nilai. Bisnis model memiliki sembilan dimensi yang dikenal sebagai
'Business Model Canvas' (Ostwalder & Pigneur, 2010:18). Sedangkan Wheelen &
Hunger (2010:110) mendefinisikan model bisnis sebagai metode yang digunakan
oleh perusahaan untuk menghasilkan uang di lingkungan bisnis dimana perusahaan
beroperasi. Bisnis model juga didefinisi sebagai metode yang digunakan perusahaan
untuk menjalankan bisnisnya yang membuat perusahaan dapat bertahan.
Berdasarkan berbagai definisi model bisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Bisnis model selalu berhubungan dengan pendapatan (revenues), biaya (cost), dan
laba (profit) sebagai hasil implementasi strategi bisnis
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

b. Bisnis model terdiri dari kombinasi berbagai elemen yang unik yang
menggambarkan tujuan, strategi, proses, teknologi, struktur, penciptaan nilai bagi
pelanggan, agar organisasi mampu bersaing secara sukses pada suatu pasar bisnis
tertentu.
c. Bisnis model merupakan suatu prototipe dari suatu kesatuan proses dan perilaku
bisnis organisasi yang merupakan suatu strategi bisnis yang memiliki peluang
sukses yang dapat dipertanggungjawabkan apabila diimplementasikan.
d. Bisnis model merupakan cara organisasi merencanakan untuk menghasilkan uang
dalam jangka panjang
e. Bisnis model menggambarkan bagaimana bisnis diimplementasikan dan cara
organisasi menghasilkan uang.
Beberapa keperluan model bisnis adalah:
a. Terkait dengan komponen-komponennya, model bisnis memudahkan para perencana dan
pengambil keputusan di perusahaan melihat hubungan logis antara komponen-komponen
dalam bisnisnya, sehingga dapat dihasilkan nilai bagi konsumen dan nilai bagi
perusahaan. Bila ternyata konsumen lebih memilih pesaing dibandingkan produk yang
ditawarkan, perusahaan perlu untuk melihat kembali target pasar, kebutuhan dan
proposisi nilai saat ini dibandingkan dengan pesaing. Hal ini terkait juga dengan sumber
daya-sumber daya yang dimiliki serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
b. Model bisnis dapat dipakai untuk membantu menguji konsistensi hubungan antar
komponennya. Sebagai contoh, kalau sebuah restoran menawarkan masakan lezat yang
disajikan secara berkelas dengan harga tinggi pada segmen pasar tertentu, harus dilihat
siapa juru masaknya, seberapa canggih dia, dan seberapa terlatih para pramusaji yang
melayani. Begitu juga dengan peralatan memasak, bahan baku yang digunakan, proses
memasak dan menyajikan dan seterusnya.
c. Model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi yang
digunakan ketika mengembangkan bisnis. Sebagai contoh, di industri fotografi ada
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

asumsi bahwa setiap kali habis mengabdikan suatu momen, konsumen pasti akan
mencetak fotonya. Ternyata asumsi ini tidak benar. Dengan datangnya teknologi digital
(imaging), konsumen menyimpan hasil jepretannya untuk konsumsi pribadi, ditampilkan
di facebook, di-share dengan teman-teman lain, atau mencetak pribadi dengan printer
warna. Hal ini didukung oleh harga printer, tinta, dan kertasnya yang semakin hari
semakin murah.
d. Model bisnis dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa radikal suatu perubahan
dilakukan dan konsekuensinya. Dengan berjalannya waktu, model bisnis pasti berubah.
Baik karena inisiatif internal perusahaan sendiri, maupun karena tekanan perubahan dari
luar. Bila perusahaan ingin mengubah proporsi nilai konsumen, misalnya mengubah
produk atau menambahkan dengan dukungan layanan pelanggan, maka perusahaan dapat
melihat kemungkinan dampak pada komponen-komponen lainnya.
Secara sederhana model bisnis adalah strategi bisnis. Akademisi dengan latar
belakang manajemen lebih sering menggunakan istilah strategi, sementara akademisi
dengan latar belakang teknologi informasi menggunakan istilah model bisnis.
Margretta (2002), menegaskan bahwa model bisnis membantu para pemilik serta
profesionalnya menggagas bisnis di tingkat abstrak dan kemudian mengujinya di
tingkat nyata. Setelah itu, strategi bisnis disusun untuk membuat perusahaan berbeda
secara strategis terhadap para pesaingnya. Jadi model bisnis terlebih dulu dirancang,
barulah disusun strategi bisnis. Dengan demikian, model bisnis tidak sama dengan
strategi bisnis. Definisi model bisnis dapat dipilah ke dalam tiga kelompok, yaitu
model bisnis sebagai metode atau cara, model bisnis dilihat dari komponen-
komponen (elemen), dan model bisnis sebagai strategi bisnis. Model bisnis sebagai
metode atau cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan uang di
lingkungan bisnis dimana perusahaan beroperasi. Sedangkan model bisnis sebagai
komponen-komponen, misalnya bahwa model bisis terdiri dari kelompok produk,
manfaat dan pendapatan, atau konsumen, aset, dan pengetahuan, ada pula content,
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

struktur, dan governance. Disamping itu, model bisnis sebagai strategi bisnis adalah
gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan,
serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengakuisisi, dan menciptakan nilai,
yang membuat perusahaan mampu menghasilkan laba.
Komponen model bisnis meliputi :
a. Siapa yang dilayani (who it serve)
b. Apa yang ditawarkan (what it provides)
c. Bagaimana menghasilkan produk (how ot provides its product)
d. Bagaimana cara menghasilkan uang atau laba (how it creates money or profit),
bagaimana membedakan dirinya secara strategis terhadap pesaing (how it
differentiates itself from its competitiors)
Model bisnis ada bermacam-macam dan dibedakan atas dua hal penting.
Yang pertama adalah apa yang dijual (what it sells). Bisnis biasanya menjual
kepemilikan atau ownership dari suatu aset. Konsumen yang membeli hal memiliki
aset tersebut memperoleh hak untuk menggunakannya dengan hampir segala cara
yang diinginkannya. Yang kedua adalah hak penggunaan aset. Konsumen membeli
hak untuk menggunakan aset dalam periode waktu tertentu, tetapi pemilik orisinal
aset tersebut tetap mempertahankan kepemilikannya dan dapat membatasi cara
konsumen menggunakan asetnya. Jadi menurut apa yang dijual ada empat jenis
model bisnis yaitu:
a. Creator, yang membeli bahan baku atau komponen dari pemasok dan mengubah
atau merakitnya menjadi barang untuk dijual kembali kepada pembeli. Ini adalah
model yang dijumpai pada industri manufaktur. Menurut hak penggunaan aset yang
termasuk kelompok Creator adalah:
1. Entrepreneur menciptakan dan menjual aset keuangan,
2. Manufacturer menciptakan dan menjual aset-aset fisik,
3. Inventor menciptakan & menjual aset-aset tanwujud (paten dan hak cipta),
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

4. Human Creator menciptakan dan menjual aset manusia


b. Distributor, yang membeli produk dan menjual produk yang sama tersebut kepada
pihak lain. Distributor memberikan nilai tambah dengan cara mentransportasikan
produk tersebut ke tempat yang lebih dekat ke pembeli, mengemas produk tersebut
sehingga memudahkan transportasi, penyimpanan atau penggunaan bagi pembeli,
pembeli atau memberikan pelayanan pelanggan yang memudahkan dan lebih
memuaskan. Model ini sering dijumpai di industri distribusi dan ritel. Menurut hak
penggunaan aset yang termasuk kelompok distributor adalah:
1. Financial Trader membeli dan menjual aset keuangan tanpa mengubah atau
merancang ulang. Misalnya bank atau lembaga-lembaga keuangan yang
melakukan investasi untuk kepentingan akunnya termasuk disini.
2. Wholeseller/Retailer membeli dan menjual aset-aset fisik. Misalnya di Indonesia
ada Carrefour, Lotte, Giant,
3. Intelectual Property Tradermembeli dan menjual aset-aset tanwujud,
4. Human Distributormembeli dan menjual aset-aset manusia.
c. Landlord, yang menjual hak untuk menggunakan, bukan kepemilikannya, untuk
suatu periode waktu tertentu. Walau menggunakan istilah landlord atau tuan tanah,
namun model bisnis ini tidak hanya meliputi tuan tanah fisik yang memberikan hak
penggunaan terbatas aset-aset fisik seperti rumah, apartemen, kamar hotel, atau kursi
penumpang, tetapi juga meliputi hak penggunaan terbatas aset keuangan (seperti
meminjamkan uang), juga kontraktor dan konsultan yang memberikan hak
penggunaan terbatas aset manusia. Menurut hak penggunaan aset yang termasuk
kelompok Landlord adalah:
1. Financial Landlordmembiarkan pihak lain menggunakan uang tunai atau aset
keuangan lain dalam periode waktu tertentu dan dalam ketentuan yang disepakati, 2.
Physical Landlord menjual hak untuk menggunakan aset fisik. Aset tersebut,
misalnya, lokasi, ruangan, alat, mesin. Bergantung pada jenis asetnya, pembayaran
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

oleh konsumen dapat disebut sewa, kontrak, admisi, pendaftaran, tiket masuk, dan
sejenisnya,
3. Intelectual Landlord memberikan hak penggunaan lisensi atau bisa juga yang
memperoleh pembayaran karena penggunaan aset tanwujud dalam periode waktu
yang terbatas,
4. Contractor menjual jasa yang diberikan kebanyakan oleh sumber daya manusia,
misalnya konsultasi, konstruksi, pendidikan, perawatan, pengiriman paket, juga
hiburan. Pembayaran biasanya bergantung pada jumlah jam, jumlah hari orang kerja,
tingkat keahlian dan atau kompleksitas permasalahan konsumen
1. Financial Brokermemadukan kebutuhan pembeli dan penjual aset finansial,
2. Physical Broker memadukan kebutuhan pembeli dan penjualan aset tanwujud,
3. Intelectual Property Broker memadukan kebutuhan pembeli dan penjual aset
tanwujud,
4. Human Resources Broker memadukan kebutuhan pembeli dan penjual aset
sumber daya manusia
Ragam bisnis dapat memperjelas perusahaan merancang masing-masing
komponen model bisnis serta hubungan diantara keempatnya. Misalnya sebuah
perusahaan konsultan kecantikan yang biasanya memberikan jasa konsultansi pada
konsumen, kemudian melengkapi proporsi nilainya dengan memberikan produk-
produk kecantikan yang memudahkan konsumen memenuhi kebutuhannya.
Perusahaan ini merambah bisnis pendidikan ahli kecantikan dan memenuhi
kebutuhan berbagai pusat perawatan kecantikan. Jadi model bisnisnya dari landlord,
creator, distributor, dan juga broker.
Untuk memudahkan pelaku dan pengambil keputusan bisnis merancang,
mengevaluasi, dan mengelola model bisnisnya, maka perlu sebuah canvas untuk
memvisualisasikan gagasan, logika berpikir, dan kerangka kerja para desainer.
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

Dalam hal ini desainer adalah pelaku bisnis, wirausahawan, para manajer di
organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba.

2. Business Model Canvas


Business Model Canvas (BMC) adalah kerangka kerja yang dikenal banyak
untuk mendefinisikan model bisnis startup. Business Model Canvas disusun dengan
tujuan untuk menjelaskan, menilai, memvisualisasikan, serta mengubah model bisnis
sehingga kinerja yang dihasilkan oleh startup lebih maksimal. Model bisnis ini bisa
diterapkan oleh semua jenis startup tanpa terbatas sektor usaha.
Bisnis model kanvas adalah sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual
chart yang terdiri dari 9 elemen. Model bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh
Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation.
Dalam buku tersebut, Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana
untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model
bisnis. Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur model bisnis kanvas nampak cukup
sederhana. Secara garis besar, alurnya mengalir dari satu elemen bisnis menuju elemen
penting berikutnya. Berikut adalah sembilan elemen yang terdapat dalam bisnis model
kanvas.
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

3. Elemen-Elemen Business Model Kanvas


a. Customer Segments (Segmentasi Konsumen)
Customer segments, merupakan kelompok orang atau organisasi yang berbeda-beda
yang ditargetkan untuk dilayani oleh suatu perusahaan karena dianggap menguntungkan
perusahaan. Customer segments merupakan elemen pertama yang harus dimiliki dalam
memulai bisnis model kanvas ini. Customer segments adalah menentukan segmen
pelanggan mana yang akan menjadi target bisnis. Misalnya, suatu maskapai penerbangan
mengeluarkan 2 produk untuk memenuhi kebutuhan 2 segmen pelanggan yang berbeda, atau
ada 2 stasiun televisi yang menyajikan 2 acara berbeda untuk memenuhi segmen pelanggan
yang berbeda.
Kelompok Customer merepresentasikan segmen yang berbeda jika:
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

 Mereka membutuhkan penawaran yang berbeda.


 Mereka dapat digapai melalui Distribution Channel yang berbeda.
 Mereka memerlukan jenis relationship yang berbeda.
 Mereka memiliki profitabilitas yang berbeda.
 Mereka mau membayar aspek yang berbeda dari sebuah penawaran.

b. Value Proposition (Proposisis Nilai Konsumen)


Value propositions, merupakan pernyataan keunikan produk/jasa yang dijanjikan
oleh perusahaan kepada customer segment sehingga konsumen dapat menyelesaikan
masalah utamanya secara lebih efektif, lebih mudah, lebih nyaman, atau lebih murah.
Ini adalah sekat yang merupakan keunggulan produk, apa saja sesungguhnya poin-poin yang
dapat mendatangkan manfaat yang ditawarkan perusahaan bagi customer segment-nya. Hal
ini menjadi kesempatan bagi anda untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang
membedakan bisnis anda dengan bisnis yang lain.
Value yang diberikan perusahaan contohnya adalah newness, performance, customization,
“getting the job done”, design, brand/status, price, cost reduction, risk reduction,
accessibility, convenience/usability.

c. Channels (Saluran)
Channels, merupakan bagaimana anda mengkomunikasikan, mengantar, dan
berinteraksi dengan customer segment dalam menyampaikan value proposition produk anda
kepada konsumen.
Melalui penggunaan channels yang tepat, anda baru bisa menyampaikan value
propositions kepada customer segments. Jadi, cobalah pikirkan channels yang ingin Anda
gunakan dengan baik, karena penentuan channels adalah salah satu elemen penting bagi
keberhasilan sebuah bisnis.
Channels memiliki beberapa fungsi, yaitu:
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

 Meningkatkan awareness dari customer terhadap produk atau jasa perusahaan.


 Membantu customer untuk mengevaluasi Value Proposition dari perusahaan.
 Memudahkan customer untuk membeli produk atau jasa.
 Men-deliver Value Proposition kepada customer.
 Menyediakan dukungan pelanggan (after-sales).

d. Revenue Streams (Sumber Pendapatan)


Revenue stream merupakan bagian yang paling vital, di mana organisasi memperoleh
pendapatan dari pelanggan. Elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin untuk
meningkatkan pendapatan bisnis. Jangan sampai ada bahan baku, produk, atau kinerja yang
tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Sebuah Business Model dapat memiliki dua jenis Revenue Stream yang berbeda, yaitu:
 Revenue transaksi yang dihasilkan dari one-time customer payments
 Revenue berulang yang dihasilkan dari pembayaran terus-menerus untuk sebuah Value
Proposition atau after sales customer support.
 Beberapa cara untuk menghasilkan Revenue Stream adalah Asset sale, Usage fee,
Subscription fee, Lending/Renting/Leasing, Licensing, Brokerage fees, Advertising.

e. Key Resource (Sumber Daya)


Key resources, merupakan keunikan orang, teknologi, bahan baku, peralatan, mesin,
fasilitas, pendanaan, serta merek yang dibutuhkan untuk menghasilkan proposisi nilai bagi
konsumen. Key resource adalah sekat dalam bisnis model kanvas yang berisikan daftar
sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan untuk mewujudkan
value proposition mereka. Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan baku,
penataan sumber daya manusia, dan penataan proses operasional menjadi perhatian dalam
membuat model bisnis.
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

Contoh dari Key Resources adalah mesin, bangunan, brand, paten, hak cipta, human
resource, uang dan lain-lain.

f. Customer Relationship (Hubungan Konsumen)


Customer relationships, merupakan jenis relasi yang ditentukan perusahaan dengan
segmen pelanggan yang spesifik. Motivasi dibalik hubungan dengan pelanggan ini antara
lain untuk akuisisi dan retensi pelanggan bahkan untuk meningkatkan penjualan.Ini
merupakan elemen di mana perusahaan menjalin ikatan dengan pelanggannya. Perlu
pengawasan yang ketat dan intensif agar pelanggan tidak mudah berpaling ke bisnis yang
lain hanya karena jalinan hubungan yang kurang baik.

g. Key Activities (Aktivitas yang Dijalankan)


Key activities, merupakan cara perusahaan menghasilkan dan menyampaikan
proposisi nilainya pada konsumen dengan cara terjamin kelangsungannya, mudah
pengelolaannya, dan dapat direplikasi Key activities adalah semua aktivitas yang
berhubungan dengan produktivitas bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di mana
kegiatan utamanya adalah menghasilkan proposisi nilai.
Contoh dari Key Activities adalah perusahaan konsultan memiliki problem solving sebagai
Key Activities-nya. Untuk manufaktur, supply chain management adalah salah satu Key
Activities-nya.

h. Key Partnership (Kerjasama)


Key partners, merupakan perjanjian formal di antara dua atau lebih perusahaan
terpisah dimana di dalamnya dapat kesepakatan dan kerjasama dalam mengembangkan dan
memperkuat posisi suatu perusahaan. Elemen ini berfungsi untuk pengorganisasian aliran
suatu barang atau layanan lainnya. Posisi-posisi partner kunci tersebut bermanfaat untuk
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

efisiensi dan efektivitas dari key activites yang telah dibuat. Tak ada salahnya menjalin
hubungan baik untuk menciptakan siklus bisnis sesuai dengan ekspektasi.
Partnerships dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
 Strategic Alliances antara dua perusahaan yang bukan kompetitor.
 Cooperation, yaitu strategic partnership antara kompetitor.
 Joint Ventures untuk membangun bisnis baru.
 Buyer-Supplier relationship untuk menjamin supply yang handal.
Alasan dan motivasi untuk membangun partnership dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
 Optimization and economy of scale.
 Reduction of risk and uncertainty.
 Acquisition of particular resources and activities.

i. Cost Structure (Struktur Biaya)


Cost structure, merupakan semua biaya yang muncul untuk mengoperasikan bisnis
Elemen terakhir yang tak kalah pentingnya dengan kedelapan elemen lainnya adalah struktur
pembiayaan bisnis. Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis yang dijalani
menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Hal ini juga dapat menentukan
proposisi nilai yang tepat untuk pelanggan.
Secara garis besar, perusahaan dapat memilih apakah ingin menjadi cost-driven
(mengutamakan penekanan biaya) atau value-driven (mengutamakan keunggulan produk).
Cost Structure dapat memiliki beberapa karakteristik, seperti fixed cost, variable cost,
economies of scale, economies of scope.

E. AktivitasPembelajaran
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran daring dan luring, maka
mahasiswa dapat mengikuti aktifitas pembelajaran sebagai berikut :
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

Menu Aktifitas Keterangan


Informasi, Kehadiran dan Tatap Maya
1. Informasi Mahasiswa melihat
Perkuliahan informasi terbaru terkait
perkuliahan melalui menu
Announcement
2. Presensi Mahasiswa melakukan
Online pengisian presensi online
3. Tatap Maya Mahasiswa melakukan
tatap maya (web
conference) sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan
oleh dosen (opsional)
Sumber Belajar
3. Modul Ajar Mahasiswa mempelajari
materi kuliah melalui
Modul Ajar
4. Slide Mahasiswa mempelajari
intisari materi melalui slide
presentasi
5. Video Mahasiswa menyaksikan
Pendukung tayangan video pendukung
dan mencatat poin-poin
utama yang disajikan
Aktifitas Belajar
6. Forum Mahasiswa mengikuti dan
Diskusi berpartisipasi dalam forum
diskusi yang dibuat oleh
dosen Pembina Mata
Kuliah
7. Tugas Mahasiswa menjawab dan
menyelesaikan tugas yang
diberikah oleh Dosen
8. Tes Online Mahasiswa mengikuti Tes
yang dilakukan pada akhir
topik bahasan materi
(Opsional)
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

F. Rangkuman
Business Model Canvas (BMC) ialah suatu kerangka kerja yang membahas model
bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti
dan dipahami dengan mudah. Model ini digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan,
menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu menghasilkan kinerja yang lebih
optimal.
BMC dapat digunakan untuk semua lini bisnis tanpa terbatas sektor usahanya. BMC
sangat membantu untuk mempercepat proses analisis kekuatan dan kekurangan bisnis.
Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan, maka analisis kebutuhan dan profit dapat
dilakukan dengan cepat.
Business Model Canvas dapat menjelaskan hubungan sembilan elemen model bisnis
yang digambarkan secara visual, sehingga inovasi yang dibuat pada model bisnis perusahaan
akan lebih mudah dipahami dan dimengerti. Walaupun ada beberapa versi, kira-kira secara
garis besar BMC terdiri dari : 1) Customer Segments (Segmentasi Konsumen); 2) Value
Proposition (Proposisis Nilai Konsumen); 3) Channels (Saluran); 4) Revenue Streams
(Sumber Pendapatan) 5) Key Resource (Sumber Daya); 6) Customer Relationship
(Hubungan Konsumen); 7) Key Activities (Aktivitas yang Dijalankan); 8) Key Partnership
(Kerjasama) dan 8) Cost Structure (Struktur Biaya).

G. Latihan/Kasus/Tugas
(Latihan/ Kasus/ Tugas disusun melalui Assingment di e-Learning)
H. Tes Formatif & Kunci Jawaban
(Tes Formatif dan Kunci Jawaban dikompilasi melalui Quiz di e-Learning)
I. DaftarRujukan
Hartanto, Eko. 2010. Technopreneurship, aspek-aspek penting dalam bisnis berbasis
teknologi. PT. Elex Media Komputindo. 2010.
TIM PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM – KEWIRAUSAHAAN UNP PADANG
Jln. Prof. Hamka, Kampus Pusat UNP Padang Air Tawar Padang 25131 http://mku.unp.ac.id

Kasmir dan Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Jakarta.

Osterwalder, Alexander dan Yves Pigneur. 2010. Business Model Generation. John
Willey & Sons, Hoboken – NJ.

Osterwalder, A., Pigneur, Y., Tucci, C. L. 2005. Clarifying Business Models: Origins,
Present, and Future of the Concept. Communications of the Association for
Information Systems, Vol. 15, No. May, p. 1-40

Anda mungkin juga menyukai