Anda di halaman 1dari 7

KECELAKAAN, PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN

KECELAKAAN KERJA DI HOTEL

Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja diartikan sebagai kondisi yang bebas dari resiko kecelakaan atau
kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat tertentu
(Simanjuntak, 1994). Kondisi kerja yang aman/selamat perlu dukungan dari sarana dan
prasarana keselamatan yang berupa peralatan keselamatan, alat perlindungan diri dan
rambu-rambu. Alat-alat yang tergolong sebagai penunjang keselamatan kerja tersebut
antara lain adalah helm, sarung tangan, masker, jaket pelindung, peralatan kebakaran, dan
pelindung kaki. Untuk prasarana keselamatan seperti rambu-rambu/ tanda peringatan
memerlukan ketentuan-ketentuan yaitu mudah terlihat, mudah di baca, dan tahan lama; di
tulis dalam bahasa resmi negara yang menggunakan produk yang dimaksud, kecuali bila
secara teknis salah satu bahasa tertentu dianggap lebih sesuai; ringkas dan jelas; dan
menjelaskan tingkat bahaya dan memberikan cara mengurangi resiko (Simanjuntak, 1994).
Keselamatan kerja bertujuan untuk melindungi keselamatan tenaga kerja di dalam
melaksanakan tugasnya juga melindungi keselamatan setiap orang yang berada di tempat
kerja, selain itu melindungi keamanan peralatan dan sumber produksi agar selalu dapat
digunakan secara efisien (Suma’mur, 1996).
Keselamatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional
yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan dua cara
yaitu dengan mengungkapkan sebab sesuatu kecelakaan (akarnya), dan meneliti apakah
pengendalian secara cermat dilaksanakan atau tidak (Silalahi, 1995).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja menurut Utama (2001) dapat ditinjau dari dua
aspek yaitu aspek filosofis dan teknis, secara filosifis kesehatan dan keselamatan kerja
adalah konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja 4 pada
khususnya dan setiap insan pada umumnya, beserta hasil-hasil karya dan budayanya dalam
upaya membayar masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
Secara teknis adalah upaya perlingdungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga setiap sumber
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan:
1. memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya pada
semua jenis dan tingkat pekerjaan.
2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera,
bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja..
3. Ikut berpatisipasi dalam melaksanakan pembangunan nasional dengan prinsip
pembangunan berwawasan lingkungan.
Penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapt dibagi dalam dua kelompok.
1. Kondisi berbahaya, yaitu kondisi yang tidak aman dari
a. Mesin, perakitan, pesawat, bahan dan lain-lain
b. Lingkungan
c. Proses
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan yang berbahaya, yaitu perbuatan yang berbahaya dari manusia yang dapat
terjadi antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak kentara
c. Keletihan dan kelesuhan
d. Sikap dan tingkah laku yang tidak sempurna.
Paling tidak ada 4 (empat) manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam perusahaan.
1. Dapat memacu produktivitas kerja karyawan. Dari lingkungan kerja yang aman dan
sehat terbukti berpengaruh terhadap produktivitas. Dengan pelaksanaan kesehatan
dan keselamatan kerja karyawan akan terasa aman dan terlindungi. Sehingga secara
tidak langsung dapat memacu motivasi dan kegairahan kerja mereka.
2. Meningkatkan efisiensi/produktivitas perusahaan. Karena dengan pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja memungkinkan semakin berkurangnya kecelakaan
kerja sehingga akan dapat meningkatkan efisiensi dalam perusahaan.
3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM pekerja (karyawan) adalah
kekayaan yang amat berharga bagi perusahaan. Semua pekerjaan ingin diakui
martabatnya sebagai manusia. Melalui penerapan prinsip kesehatan dan
keselamatan kerja pengembangan dan pembinaan tenaga bisa dilakukan sehingga
citranya sebagai manusia yang bermatabat dapat direalisasikan.
4. Meningktakan daya saing produk perusahaan. Kesehatan dan keselamatan kerja
apabila dilaksanakan dalam perusahaan bermuara pula kepada penentuan harga
barang yang bersaing, hal tersebut dipicu oleh adanya penghematan dalam biaya
produksi perusahaan.

Kesehatan Lingkungan Hotel


Berikut beberapa persyaratan kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pihak hotel:
a. Lokasi: terhindar dari pencemaran zat kimia, fisika dan pencemaran bakteri
dan tidak terletak di daerah banjir.
b. Lingkungan: bersih, tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang atau
berkembangnya serangga dan tikus, dan dapat mencegah masuk dan
berkembang biak binatang pengganggu lainnya.
c. Bangunan: kokoh, penggunaan ruangan dipergunakan sesuai dengan
fungsinya, konstruksi lantai bersih, kedap air dan permukaan rata dan tidak
licin, bangunan berwarna terang, atap harus kuat dan tidak bocor, langit-
langit harus tinggi dari lantai minimal 2,5 meter, pintu dapat dibuka dan
ditutup serta dikunci dengan baik, dan pencahayaan harus baik.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan hotel
adalah sebagai berikut :
a. Bersihkan ventilasi, ceiling, pintu dan jendela secara teratur.
b. Lantai dan dinding dibersihkan menggunakan air yang dicampur dengan
bahan pembersih lantai, kemudian dikeringkan.
c. Toilet dilingkungan hotel harus selalu bersih dan tidak mengeluarkan bau. d.
Tempat makan selalu dibersihkan
Kesehatan Karyawan Hotel
Standar berikut ini berkaitan dengan penampilan dan kesehatan dari para karyawan atau
pelaksana pelayanan. Standar ini dapat digunakan sebagai daftar periksa dan umumnya
merupakan suatu peraturan dan ketentuan bagi para karyawan atau pelaksana pelayanan
pada waktu melaksanakan tugas pekerjaannya. Sebagai contoh:
a. Penampilan yang segar, bersih, rapi (rambut harus tersisir rapi, gigi harus
bersih, kulit sebaiknya tidak kering, dan nafas tidak berbau).
b. Tangan dan kuku yang bersih.
c. Tidak memakai pewarna kuku atau perhiasan yang berlebihan.
d. Hindarkan penggunaan “make up” atau parfume yang berlebihan.
e. Luka-luka harus dirawat dan terbalut.
f. Seragam harus bersih, disetrika dengan baik dan rapi, serta pantas dipakai.
g. Sepatu sesuai dengan warna yang ditentukan, bersih dan mengkilat.

Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Hotel


Sebelumnya kita menentukan tindakan pencegahan, kita harus mengetahui terlebih dahulu
penyebab terjadinya kecelakaan kerja di hotel, faktor-faktor yang menjadi penyebab
kecelakaan antara lain:
1. Faktor manusia. Kecelakaan kerja juga dapat disebabkan oleh sikap pekerja itu
sendiri adapun sikap tersebut adalah:
a. kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis.
b. kurangnya/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.
c. Stress
d. Motivasi yang tidak cukup/salah
2. Faktor lingkungan Kondisi lingkungan yang tidak aman dapa menyebab kecelakaan
misalnya:
a. tidak cukup kepemimpinan atau pengawasan
b. tidak cukup rekayasa (engineering)
c. tidak cukup pembelian/pengadaan barang
d. tidak cukup perawatan (maintenance)
e. tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan-bahan.
f. tidak cukup standard-standard kerja
g. Penyalahgunaan
Penyebab Langsung terjadinya kecelakaan kerja :
1. Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu
tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, (Budiono, Sugeng, 2003) :
a. Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak
memenuhi syarat.
b. Bahan, alat-alat/peralatan rusak
c. Terlalu sesak/sempit
d. Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
e. Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
f. Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
g. Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll
h. Bising
i. Paparan radiasi
j. ventilasi dan penerangan yang kurang
2. Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah
tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang dapat menyebabkan kecelakaan.
a. Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.
b. Gagal untuk memberi peringatan.
c. Gagal untuk mengamankan.
d. Bekerja dengan kecepatan yang salah.
e. Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
f. Memindahkan alat-alat keselamatan.
g. Menggunakan alat yang rusak.
h. Menggunakan alat dengan cara yang salah.
i. Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar

Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja Yang Dapat Terjadi di Hotel dan Pencegahannya.


1. Luka Bakar Akibat Terkena Uap Panas Atau Api. Adapun tindakan yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bakar adalah:
a. Pada waktu bekerja, pakailah celemek atau apron dengan semestinya.
b. Lengan baju dilipat semestinya hingga pergelangan siku.
c. Pergunakan lap kering bila hendak mengambil atau membawa alat yang
panas.
d. Alat yang panas (pan, oven, grill, dsb.) harus diberi tanda dengan tepung
atau garam.
e. Pergunakan alat pengaduk yang cukup panjang sehingga tangan tidak
bersentuhan dengan barang yang panas (minyak, air, pan, dll.)
f. Jangan meletakkan atau menyimpan cairan panas pada rak di atas garis
pandang mata.
2. Kecelakaan Karena Gas Gas yang dipergunakan sebagai bahan bakar adalah gas
elpiji (LPG) yaitu gas buatan yang tidak berwarna, tetapi diberi ban yang spesifik
sehingga mudah dikenal bila terjadi kebocoran. Ledakan gas terjadi apabila ada gas
terkumpul dalam suatu ruangan, tidak terbakar, dan tiba-tiba ada panas yang
mempengaruhi ruangan tersebut. Panas yang menyambar gas akan menyebabkan
tekanan udara dalam ruang tersebut bertambah ringgi dan akhirnya timbul ledakan.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah bahaya ledakan gas adalah :
a. Periksa pipa-pipa gas yang bocor, sehingga tidak ada gas yang keluar tanpa
pembakaran.
b. Periksalah pilot light sebelum menghidupkan api
c. Bila akan menyalakan gas, maka biarkan pintu oven terbuka beberapa saat
sehingga sisa-sisa gas yang terkumpul dalam ruangan oven dapat keluar.
d. Bila menyalakan solid top range atau griddle maka setelah seluruh ruang gas
terbakar, biarkan terbuka beberapa saat sehingga sisa-sisa gas di udara
terbakar seluruhnya.

3. Kecelakan Karena Arus Listrik


Suatu alat mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga aman
bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang belum diketahui dan
menyebabkan alat tersebut mengandung arus listrik terbuka. Keadaan tersebut
sering menimbulkan kaget, shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang patal.
Tindakan pencegahan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a. Saklar dan alat penyambung arus listrik harus selalu kering dan bersih.
b. Jangan mempergunaan banyak stekker ataupun stekker cabang pada satu
stop kontak.
c. Periksalah keadaan kawat penghubung sehingga tidak ada bagian-bagian
yang robek.
d. Putuskan aliran listrik bila mesin atau alat tidak dipergunakan.
e. Sebelum mencuci peralatan listrik pastikan alat itu sudah dimatikan dan
kabelnya sudah dicabut. Setelah dicuci, selalu keringkan sebelum digunakan
kembali.
f. Laporkan segera bila melihat gejala-gejala aneh pada mesin atau alat.
4. Luka Tergores Atau Terpotong Benda Tajam:
Pisau
a. Pergunakan pisau dengan semestinya atau dengan cara benar.
b. Pisau harus selalu bersih dan tajam karena pisau yang tumpul lebih
berbahaya.
c. Bila membersihkan pisau, jauhkan bagian yang tajam dari hadapan tangan.
d. Pergunakan talenan bila hendak memotong sesuatu.
e. Pegangan pisau harus kering dan tidak berminyak.
f. Simpan pisau di tempatnya bila tidak dipergunakan lagi.
g. Jangan mencoba meraih pisau yang terjatuh tiba-tiba.
h. Kontrol diri bila sedang memegang pisau.
i. Jangan bermain dengan pisau dan jangan membawa pisau pada waktu
bermain.
Mesin pemotong
a. Jangan mencoba menggunakan mesin bila belum mengetahui dengan pasti
tata-cara pemakaiannya.
b. Jangan memasukkan sesuatu oleh tangan atau dengan benda lain untuk
menekan barang yang akan dipotong ataupun digiling.
c. Matikan mesin dan cabut kontak listriknya setelah selesai menggunakannya
dan bila akan membersihkan mesin tersebut.
Barang pecah belah (dari gelas dan porselen) :
a. Pergunakan alas (baki) bila membawa barang pecah belah.
b. Pisahkan sampah pecahan gelas dengan sampah lainnya.
c. Jangan memakai gelas atau alat lain yang sudah retak maupun pecah.
Tulang atau duri dan bahan makanan beku
Pecahan tulang bisa membuat infeksi bila pecahan tulang daging, dari udang, sisik
ikan dan sejenisnya dalam keadaan beku, maka keadaannya menjadi tajam, kaku dan
membahayakan sekali. Daging atau ikan sebaiknya dipotong dalam keadaan lembek.
Bila beku, biarkan lebih dahulu dalam suhu ruangan karena bila kita mencoba
memotongnya, kemungkinan pisau meleset dan akan melukai.
5. Kecelakaan Karena Bahan Kimia
Beberapa bahan kimia dipergunakan juga dalam pengolahan makanan, misalnya
untuk pembersih, pengawet ataupun pemberantas hama/tikus. Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan yaitu :
1. Bahan-bahan kimia harus disimpan dalam kotak khusus.
2. Jangan mencoba mempergunakan bahan kimia bila belum tahu betul cara
mempergunakannya.
3. Berhati-hatilah dengan bahan kimia yang serupa dengan bahan makanan baik
pada waktu mempergunakan, maupun pada waktu menyimpan kembali.
Contohnya baking soda, garam Inggris, pupuk urea ataupun rinso tampak hampir
sama dengan garam dapur atau gula. Liquid soap/tipol tampak hampir sama
dengan minyak goreng, dan sebagainya.

6. Kebakaran
Kebakaran di hoel rentan terjadi karena sikap manusia itu sendiri, disamping
pengawasan yang kurang terhadap penggunaan peralatan atau barang yang dapat
menimbulkan api, misalnya alat pemanas, peralatan listrik, punting rokok, dan
ledakan gas. Untuk menghindari api, hal-hal yang dapat diterapkan yaitu :
a. Sediakan selalu alat-alat pemadam api atau fire extinguisher.
b. Sediakan alarm untuk peringatan jika terjadi kebakaran.
c. Mengetahui aturan penanggulangan kebakaran di hotel/restoran yang
bersangkutan.
d. Segera bersihkan ceceran minyak.
e. Jangan gunakan bahan pembersih yang mudah terbakar.
f. Jangan merokok ketika sedang bertugas.

7. Terpeleset Atau Terjatuh


Terpeleset atau terjatuh dapat menimbulkan sesuatu yang fatal, misalnya jika kepala
atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu. Terpeleset terjadi karena beberapa
hal, yaitu karena keseimbangan yang kurang, lantai yang licin atau yang jauh lebih
penting, mungkin sepatu atau alas kaki kita yang tidak sesuai dengan apa yang kita
injak. Terpeleset atau terjatuh dapat dicegah dengan beberapa cara yaitu :
a. Lantai harus kering, bila kita melihat atau menjatuhkan sesuatu, ambillah
dan keringkan lantai.
b. Jangan lupa memberi tanda bila lantai dalam keadaan licin, misalnya baru di
pel.
c. Alat-alat dapur yang tidak terpakai jangan diletakkan di lantai atau diatur
rapi sehingga tidak membahayakan orang lain.
d. Pergunakan tangga bila meraih sesuatu yang tinggi.
e. Pastikan bahwa tangga tersebut cukup panjang dan kuat.
f. Pastikan tangga tersebut berdiri aman dan dekat dengan benda yang akan
diambil.
g. Periksa agar tangga tidak licin.

PENCEGAHAN
Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja Secara Umum
1. Pengamatan Resiko Bahaya Di Tempat Kerja Pengamatan resiko bahaya di tempat
kerja merupakan basis informasi yang berhubungan dengan banyaknya dan tingkat
jenis kecelakaan yang terjadi ditempat kerja. Ada 2 ( dua ) tipe data untuk
mengamati resiko bahaya di tempat kerja
a. Pengukuran resiko kecelakaan, yaitu mengkalkulasi frekwensi kecelakaan
dan mencatat tingkat jenis kecelakaan yang terjadi sehingga dapat
mengetahui hari kerja yang hilang atau kejadian fatal pada setiap pekerja.
b. Penilaian resiko bahaya, yaitu mengindikasikan sumber pencemaraan, faktor
bahaya yang menyebabkan kecelakaan, tingkat kerusakaan dan kecelakaan
yang terjadi. Misalnya bekerja di ketinggian dengan resiko terjatuh dan luka
yang diderita pekerja atau bekerja di pemotongan dengan resiko terpotong
karena kontak dengan benda tajam dan lain-lain.
2. Pelaksanaan SOP Secara Benar Di Tempat Kerja Standar
Opersional Prosedur adalah pedoman kerja yang harus dipatuhi dan dilakukan
dengan benar dan berurutan sesuai instruksi yang tercantum dalam SOP, perlakuan
yang tidak benar dapat menyebabkan kegagalan proses produksi, kerusakaan
peralatan dan kecelakaan.
3. Pengendalian Faktor Bahaya Di Tempat Kerja
Sumber pencemaran dan faktor bahaya di tempat kerja sangat ditentukan oleh
proses produksi yang ada, teknik/metode yang di pakai, produk yang dihasilkan dan
peralatan yang digunakan. Dengan mengukur tingkat resiko bahaya yang akan
terjadi, maka dapat diperkirakan pengendalian yang mungkin dapat mengurangi
resiko bahaya kecelakaan.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan :
a. Eliminasi dan Substitusi, yaitu mengurangi pencemaran atau resiko bahaya
yang terjadi akibat proses produksi, mengganti bahan berbahaya yang
digunakan dalam proses produksi dengan bahan yang kurang berbahaya.
b. Engineering Control, yaitu memisahkan pekerja dengan faktor bahaya yang
ada di tempat kerja, membuat peredam untuk mengisolasi mesin supaya
tingkat kebisingannya berkurang, memasang pagar pengaman mesin agar
pekerja tidak kontak langsung dengan mesin, pemasangan ventilasi dan lain-
lain.
c. Administrative control, yaitu pengaturan secara administrative untuk
melindungi pekerja, misalnya penempatan pekerja sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya, pengaturan shift kerja, penyediaan alat
pelindung diri yang sesuai dan lain-lain.
4. Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kerja Terhadap Keselamatan Kerja.
Tenaga kerja adalah sumber daya utama dalam proses produksi yang harus
dilindungi, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan perlu
memberikan pengetahuan kepada tenaga kerja tentang pentingnya pelaksanaan
keselamatan kerja saat melakukan aktivitas kerja agar mereka dapat melaksanakan
budaya keselamatan kerja di tempat kerja. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja
dapat dilakukan dengan memberi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
awal bekerja dan secara berkala untuk penyegaran dan peningkatan wawasan.
Pelatihan ini dapat membantu tenaga kerja untuk melindungi dirinya sendiri dari
faktor bahaya yang ada ditempat kerjanya.
5. Pemasangan Peringatan Bahaya Kecelakaan Di Tempat Kerja.
Banyak sekali faktor bahaya yang ditemui di tempat kerja, pada kondisi tertentu
tenaga kerja atau pengunjung tidak menyadari adanya faktor bahaya yang ada
ditempat kerja, untuk menghindari terjadinya kecelakaan maka perlu dipasang
rambu-rambu peringatan berupa papan peringatan, poster, batas area aman dan lain
sebagainya.
Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yaitu :
a. Penyediaan P3K
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin
terjadi di tempat kerja untuk mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih
parah apabila terjadi kecelakaan, peralatan tersebut harus tersedia di tempat
kerja dan mudah dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan
P3K harus kompeten dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat
kerja.
b. Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan Tanggap Darurat.
Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja terkadang tanpa kita sadari
seperti terkena bahan kimia yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan
iritasi pada kulit / mata atau terjadinya kebakaran, untuk menanggulangi
keadaan tersebut perencanaan dan penyediaan perlatan / perlengkapan
tanggap darurat di tempat kerja sangat diperlukan seperti pemadam
kebakaran, hidran, peralatan emergency shower, eye shower dengan
penyediaan air yang cukup, semua peralatan ini harus mudah dijangkau.

Anda mungkin juga menyukai