Anda di halaman 1dari 1

Nama : Awaliyah Fajar

NIM : 1902111015
Kelas : Pendidikan biologi 5A

Workshop Penyusunan Perangkat Berbasis Project Based Learning (PjBL)


Resume

PJBL ( Project Based Learning)  berbasis pengalaman belajar yang mengacu kepada sintaknya,
misal dengan melalui analisis berbagai problem dan tentang rancangan gagasan. Sintak PBL terdiri
dari lima atau enam tahap itu tidak diposisikan dalam satu pertemuan tapi dalam beberapa
pertemuan jadi misalnya pada pertemuan ke-9, siswa akan diberikan kasus-kasus pengembangan
kesuksesan atau kegagalan hidroponik yang dapat diambil di video atau dimanapun dan kemudian
dari situ diharapkan para siswa akan timbul pertanyaan pertanyaan termasuk bagaimana membuat
hidroponik yang murah tetapi berhasil.

Project penyusunan PJBL:

1. Harus lebih inovatif dan efisien


2. Sinkron antara target capaian pembelajaran dengan pilihan metodenya
3. Mampu memahami berbagai macam media

Contoh kasus:

1. Ada 5 kelompok dengan tema pemilihan tanaman berbeda-beda. Pada pertemuan pertama
merancang dan mengusulkan gagasan penyelesaian masalah, sifatnya diskusi-diskusi dengan
pembimbing atau dengan dosen, apakah kemungkinan-kemungkinan penyelesaian
masalahnya itu cukup, jika berhasil maka dijalankan untuk disusun menjadi rencana
proyeknya mulai dari foto dll. Jadi seperti siklusnya PJBL
2. Kuliah kewirausahaan berbasis terjun ke lapangan secara langsung. Teori hanya diberikan
seperlunya, karena pengalaman langsung itu jauh lebih penting sementara pembelajaran
pembelajaran yang sifatnya hanya diberikan modul atau browsing.

Format penyusunan:

1. Capaian pembelajaran ditulis di sebelah kiri (merancang/mengevaluasi)


2. Capaian pembelajaran yang inovatif dapat diukur pada aspek-aspek kemampuan kolaborasi
dan komunikasi

Perkembangan Kognitif Mahasiswa:

Perkembangan kognitif mahasiswa adalah orang dewasa baik yang level berpikirnya sudah pada
tataran berfikir abstrak tidak lagi berpikir konkrit semata, hanya mampu berpikir komplit tetapi
belum mampu berfikir abstrak itu masih menjadi PR tersendiri, yang berarti masih ada masalah
dalam jenjang pendidikan sebelumnya karena pergeseran anak dari berpikir konkrit ke abstrak
itu telah terjadi mulai anak SMP-SMA, tetapi realitanya masih ditemukan satuannya yang
mampu berpikir pada tingkat konkrit. Oleh karena itu, mereka harus mulai dibiasakan ketika
melihat atau mengamati menganalisis suatu objek atau fenomena, tidak hanya sebatas pada
sesuatu yang bisa dilihat tapi lebih bercorak kemungkinan lain sesuatu yang barangkali akan
terjadi itu kalau ini sih biasanya begini jika harus dilatih melalui project ini artinya kita
mengarahkan mahasiswa kita untuk diperankan sebagai orang dewasa ketika orang dewasa itu
belajar lebih cocok ketika dihadapkan pada permasalahan riil yang kontekstual bukan hanya
teori-teori.

Anda mungkin juga menyukai