PERCOBAAN IV
OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh permukiman penduduk terutama di
pembuangan air limbah yang tidak tertangani dengan baik. Hal itu upaya
sangat penting. Air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu dan dibuang secara
baik pada di daerah penghasil limbah maupun diluarnya. Contoh yang sering
kegiatan industri dan kegiatan lainnya di daerah tersebut. Untuk itu perlu adanya
gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Spektroskopi serapan
atom ini didasarkan pada interaksi materi dengan cahaya melalui absorpsi cahaya
materi atau senyawa. Ketika suatu atom pada keadaan dasar dikenai sinar maka
atom tersebut akan tereksitasi dari keadaan dasarnya ke tingkat energi yang lebih
tinggi.
Metode SSA berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil, elektron akan
kembali ke tingkat enrgi dasar sembari mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi.
atom (SSA).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan penentuan kadar tembaga dalam
adalah:
D. Manfaat
dalam sampel air limbah dengan menggunakan spektrometer serapan atom (SSA)
adalah:
1. Dapat mempreparasi sampel air limbah yang akan ditentukan kadar tembaganya
3. Dapat memahami prinsip penentuan kadar logam dalam suatu sampel dengan
kelangsungan hidup manusia. Dari total air yang tersedia di bumi, 97% adalah air
laut dan tidak tersedia untuk manusia konsumsi, hanya 3% yang tersedia sebagai
air tawar. Dari 3% ini hanya sedikit 0,06% yang dapat diakses sebagai sisanya
terdiri dari lapisan es kutub beku, air tanah dan air limbah. Pengolahan air baku
sangat penting untuk memenuhi persyaratan untuk irigasi, industri dan keperluan
suplemen vitamin, dan pipa Cu air minum. Saat ini, paparan Cu sebenarnya lebih
yang dapat memicu toksikosis Cu. Cu dapat membentuk bagian dari beberapa
protein yang terlibat dalam berbagai proses biologis yang sangat diperlukan untuk
cahaya dan konsentrasi bahan penyerap cahaya dan ketebalan lapisan cairnya.
dibagi menjadi tiga bagian, satu cahaya diserap, satu cahaya dipantulkan oleh
permukaan medium dan satu cahaya menembus medium dan intensitas cahaya
Spektrometri serapan atom (SSA) adalah salah satu teknik yang umum
juga dalam makanan, lingkungan, farmasi, minyak bumi dan di sektor lainnya.
Metode ini dapat digunakan oleh tiga proses atomisasi yang berbeda, yaitu
serapan atom (ETAAS) dan spektrometri serapan atom pembangkit uap kimia
(CVG-AAS). Namun pilihan teknik yang ideal adalah ditentukan oleh sifat kimia
analit dan kandungannya dalam sampel, serta komposisi kimia sampel dan
Prinsip kerja SSA adalah absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom dari
sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai
dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut. Dengan menyerap energi,
atom dalam keadaan dasar dapat mengalami eksitasi ketingkat yang lebih tinggi.
Keadaan ini bersifat labil, sehingga atom akan kembali ke tingkat energi dasar
1. Alat
adalah gelas kimia 100 mL, pipet tetes, hot plate, kaca arloji, batang pengaduk,
2. Bahan
atom (SSA) adalah larutan HNO3 pH 2,0 , larutan stock Cu(II) 1.000 ppm dan
- dipipet
- dimasukkan ke dalam gelas kimia
Larutan blanko
- dipipet 1,25 mL
Larutan sampel
- dimasukkan ke dalam 5 labu takar
masing-masing 5 mL pada labu takar 25
mL dan 10 mL pada labu takar 50 mL
Labu takar 1 Labu takar 2 Labu takar 3 Labu takar 4 Labu takar 5
25 mL 25 mL 25 mL 25 mL 50 mL
Larutan sampel
5. Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Pengukuran Konsentrasi Sampel
x = 98 ppm
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
.
1. 2 ppm 0,0027
2. 4 ppm 0,0018
3. 6 ppm 0,0054
4. 8 ppm 0,0048
5. 10 ppm 0,0046
6. Larutan sampel air wanggu 0,0312
2. Grafik
3. Analisis Data
Diketahui: y = 0,0312
a = 0,0003
b = 0,0018
Ditanya : x=…..?
Penyelesaian :
y = ax + b
0,0003x = 0,0312-0,0018
0,0003x = 0,0294
0,0294
x=
0,0003
x = 98
B. Pembahasan
dengan tembaga dan perak. Tembaga ini terdapat dalam jumlah yang relatif besar
dan ditemukan selama pemisahan dari bijihnya (coal) pada elektrolisis dan
pemurnian tembaga. Unsur ini merupakan salah satu hasil sampingan dari proses
pengolahan bijih logam non-besi terutama emas, yang mempunyai sifat sangat
beracun dengan dampak merusak lingkungan. Logam Cu juga biasa terdapat pada
kandungan air limbah, maka perlu adanya penelitian pada kandungan air sungai
yang biasa digunakan oleh sebagian masyarakat. Penentuan kadar tembaga (Cu)
sampel direaksikan dengan asan nitrat yang berfungsi sebagai pelarut yang dapat
melarutkan zat lain dari logam yang dianalisis atau untuk merubah sampel
menjadi bahan yang dapat diukur kadar logamnya. Kemudian dipanaskan agar
larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut
tidak berisi analit atau larutan tanpa sampel, bertujuan untuk mengetahui titik nol
lebih tinggi, maka logam akan mengendap dan akan sulit untuk di analisis. Selain
itu, pH 2 digunakan dengan tujuan untuk mencegah korosi pada pipa kapiler alat
2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm. Daya serapannya diukur menggunakan
4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm dan sampel air sungai Wanggu diperoleh nilai
absorbansinya berturut-turut sebesar 0,0027 Abs, 0,0018 Abs, 0,0054 Abs, 0,0048
Abs, 0,0046 Abs, 0,0312 Abs. Kemudian dilakukan pembuatan grafik hubungan
antara konsentrasi dan absorbansi dengan fungsi koefisien korelasi (linear). Maka
diperoleh kadar tembaga (Cu) sebesar 98 ppm. Kadar tembaga (Cu) yang
diperoleh dari sampel air sungai Wanggu lebih tinggi dibandingkan dengan
(Cu) dalam air sebesar 2 mg/L. Hal ini mengindikasikan bahwa air sungai
atom (SSA) maka dapat disimpulkan bahwa prinsip dari preparasi sampel yaitu
harus dalam keadaan asam dan jernih, serta prinsip dalam pembuatan larutan kerja
sampel air sungai Wanggu dengan alat spektrometer serapan atom (SSA) adalah
penyerapan energi oleh atom bebas logam Cu dalam keadaan dasar yang berada di
dalam nyala api. Hasil percobaan, diperoleh kadar Cu (II) dalam air sungai adalah
98 ppm. Kadar tembaga (Cu) yang diperoleh dari sampel air sungai Wanggu lebih
kandungan maksimal tembaga (Cu) dalam air sebesar 2 mg/L. Hal ini
mengindikasikan bahwa air sungai Wanggu telah tercemar dan tidak layak
konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Ferreira, S. L. C., Marcos A. B., Adilson S. S., Walter N. L. D. S., Cleber G. N.,
Olivia M.C. d. O., Michael L. O., Rui L. G., 2018, Atomic Absorption
Spectrometry-A Multi Element Technique, Trends in Analytical
Chemistry, doi:10.1016/j.trac.2017.12.012.
Kusuma, A. T., Nurmaya E., Zainal A., Awaliah S. S., 2019, Analisis kandungan
logam berat timbal (Pb) dan raksa (Hg) pada cat rambut yang beredar di
Kota Makassar dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA),
Celebes Enviromental Science Journal, 1 (1).
Liu W., Yunlin S. and Qingyang W., 2018, Research on Non-contact Heart Rate
Signal Detection Based on Video Image, IEEE International
Conference on Automation, Electronics and Electrical Engineering, 16-
18.
Shao, Y., Hongjing Z., Yu W., Juanjuan L., Hui Z. and Mingwei Xing., 2018,
Copper-Mediated Mitochondrial Fission/Fusion Is Associated with
Intrinsic Apoptosis and Autophagy in the Testis Tissues of Chicken,
Biological Trace Element Research, doi:10.1007/s12011-018-1427-6.