Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN KRITIS

ANALISA JURNAL

DISUSUN OLEH :

Alfa Fuan Maharani (11181004) Indah Nurhafiah (11181022)

Alvin Alvian (11181005) Mauren Salsabilla Putri (11181028)

Assadillah Nurmaruli El H (11181010) Muhammad Dava Akmal F (11181030)

Delina Hayu Hestiana (11181012) Novaria BR Surbakti (11181034)

Erica Nur Azzahra (11181017) Risma Mirawati Dewi (11181038)

Evelyn Elisha Farida (11181018)

S1 KEPERAWATAN REGULER XI.A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA


JL.Bintaro Raya No.10,Tanah Kusir-Kebayoran Lama Utara - Jakarta Selatan
No Telphone: (021) 7234122,7207184 ,Fax:(021) 7234126
Email : stikespertamedika@gmail.com
Website : www.stikespertamedika.ac.id
TAHUN AJARAN 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Keperawatan Kritis dengan judul “Analisa Jurnal Stroke”.

Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada junjungan kami, Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah. Makalah ini telah disusun
semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat
memperlancar saat pembuatan makalah. Maka dari itu, kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
hingga selesai.

Kami berharap makalah yang telah dibuat ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan pembaca. Selain itu, kami juga menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kurangnya baik dari segi susunan kalimat, pembahasan materi maupun tata
bahasa. Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah menerima kritik dan saran yang
sangat membangun terhadap makalah ini untuk dapat disempurnakan kedepannya.

Tangerang Selatan, 16 Oktober 2021

Peneliti
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat


modern saat ini. Stroke menjadi masalah serius yang dihadapi di seluruh dunia. Hal
ini dikarenakan Stroke adalah penyebab kematian ketiga terbanyak setelah penyakit
jantung koroner dan kanker. Stroke merupakan suatu keadaan yang timbul karena
terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian
jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan bahkan
kematian (Batticaca B Fransisca, 2011). Yang dimana pada tahun 2013, diperkirakan
6,4 juta kematian (11,8% dari semua kematian) disebabkan oleh stroke (Kim, Cahill,
& Cheng, 2015).
Stroke dibagi dalam dua kategori mayor yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Stroke non hemoragik terjadi karena aliran darah ke otak terhambat akibat
aterosklorosis atau pembekuan darah. Sedangkan stroke hemoragik terjadi karena
pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan terhambat aliran darah ke
otak, darah merembas ke area otak dan merusaknya (Batticaca B Fransisca, 2011).
Stroke merupakan sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresif cepat,
serta berupa defisit neurologis lokal atau globalnya berlangsung 24 jam atau lebih.
Selain itu juga bisa langsung menimbulkan kematian yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik. Satu dari enam orang menderita stroke dan
hampir enam detik seseorang meninggal karena stroke. Organisasi stroke dunia
mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke
bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, kematian akibat
penyakit degeneratif diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia. Pada tahun
2030 diprediksi sebanyak 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari
38 juta jiwa pada tahun 2012. Salah satu penyakit degeneratif yang membahayakan
dan banyak terjadi dimasyarakat adalah stroke.
Pada pasien stroke dengan tirah baring lama akan mengalami perubahan
metabolisme yang dapat meningkatkan tekanan yang berbahaya pada kulit sehingga
beresiko terjadi dekubitus. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-
pasien dengan penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh
dalam waktu yang lama, bahkan saat ini merupakan suatu penderita sekunder yang
banyak dialami oleh pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Mobilisasi Tiap 2
Jam terhadap kejadian Dekubitus pada Pasien Stroke di Ruang ICU dan Murai
RSU Anutapura Palu.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari stroke
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya stroke
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala stroke
d. Untuk mengetahui patofisiologi stroke
e. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita stroke
BAB II

ANALISA JURNAL

A. JURNAL UTAMA

1. Judul : Pengaruh Mobilisasi Tiap 2 Jam terhadap kejadian Dekubitus pada Pasien
Stroke di Ruang ICU dan Murai RSU Anutapura Palu.
2. Peneliti : Djuwartini.
3. Populasi, Sampel, Teknik Sampling
-Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 orang
-Sample : Jumlah sample sebanyak 6 orang.
-Teknik Sampling : Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability
Sampling.
4. Desain Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah Pre eksperimental
design dengan metode one group pre test dan post test design.
5. Instrumen yg digunakan : Melakukan mobilisasi untuk mengurangi luka dekubitus
pada pasien stroke sebelum dilakukan intervensi (pretest) dan sesudah dilakukan
intervensi (posttest).
6. Uji statistik yg digunakan : Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon.

C. JURNAL PENDUKUNG

1. Judul : Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Waktu Pemulihan Peristaltik Usus pada
Pasien Pasca Operasi Abdomen di Ruang ICU BPRSUD Labuang Baji Makassar.
2. Peneliti : Stefanus Mendes Kiik.
3. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh mobilisasi dini terhadap pemulihan peristaltik usus pada 4
jam pertama pasca operasi abdomen di BP RSUD Labuang Baji Makassar. Ada
pengaruh mobilisasi dini terhadap pemulihan peristaltik usus pada 4 jam kedua
pasca operasi pada pasien pasca operasi abdomen di BP RSUD Labuang Baji
Makassar. Sedangkan pada 4 jam ketiga pasca operasi terdapat oengaruh yang
signifikan dari perlakuan mobilisasi dini terhadap pemulihan peristaltik usus pada
pasien pasca operasi abdomen. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
semakin sering dilakukan mobilisasi dini maka akan semakin cepat waktu
pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca operasi abdomen.

D. ANALISA PICO

1. Problem
Stroke merupakan sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresif cepat, serta
berupa defisit neurologis lokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih.
Selain itu, juga bisa langsung menimbulkan kematian yang disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak non traumatik. Pada pasien stroke dengan tirah
baring lama akan mengalami perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan
tekanan yang berbahaya pada kulit sehingga berisiko terjadi dekubitus. Dekubitus
merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit kronis,
pasien yang sangat lemah, dan pasien yang lumpuh dalam waktu yang lama, bahkan
saat ini merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien-
pasien yang dirawat di rumah sakit.

2. Intervention
Jurnal utama : Pencegahan sangat penting bagi pasien berisiko dekubitus dengan
cara memiringkan badan secara teratur dan menjaga kulit tetap bersih. Tindakan
pencegahan yang dilakukan adalah alih baring atau mobilisasi. Mobilisasi
merupakan pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya
gesek pada daerah tulang yang mononjol yang dapat melukai kulit. Mobilisasi
bertujuan untuk menjaga supaya daerah yang tertekan tidak mengalami luka. Dalam
melakukan mobilisasi posisi miring pasien harus tepat tanpa adanya gaya gesekan
yang dapat merusak kulit. Pada pasien stroke alih baring dilakukan minimal setiap 2
jam.
Jurnal Pembanding : Dalam upaya pencegahan luka tekan, dilakukan 3 area yang
dilakukan untuk mencegah luka tekan yaitu, pencegahan luka tekan yakni (pertama)
perawatan kulit yang meliputi perawatan hygiene dan pemberian topikal, (kedua)
pencegahan mekanik dan dukungan permukaan yang meliputi penggunaan tempat
tidur, pemberian posisi dan kasur terapeutik dan (ketiga) edukasi. Pemberian minyak
zaitun secara teratur akan mampu melembabkan dan menjaga kulit sehingga ketika
kulit pasien tertekan pada tempat tidur tidak akan mengalami luka.

3. Comparison
 Judul Pembanding : Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun dalam Pencegahan
Dekubitus pada pasien Stroke di ruang ICU di Murni Teguh Memorial Hospital
tahun 2019
 Peneliti : Nurlela Petra Saragih
 Hasil penelitian : Hal ini menunjukkan bahwa pemberian baluran minyak
zaitun pada punggung dan sakrum pada pagi dan sore hari selama 5 hari
berturut-turut efektif untuk mencegah terjadinya luka dekubitus pada pasien
stroke. Pemberian minyak zaitun secara teratur akan mampu melembabkan
dan menjaga kulit sehingga ketika kulit pasien tertekan pada tempat tidur
tidak akan mengalami luka. Untuk mencegah terjadinya dekubitus pada
pasien dengan rawat baring lama, pemberian minyak zaitun sebanyak 10-15
ml yang dibalurkan pada punggung dan sakrum dengan sekali usapan yang
diberikan sebanyak 2 kali pada pagi dan sore hari setelah mandi yang
dimulai pada hari rawatan pertama sampai dengan 5 hari atau maksimal 7
hari.

E. Outcome

Jurnal utama : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian mobilisasi tiap 2 jam
secara teratur memberikan pengaruh yang efektif dalam menurunkan derajat dekubitus
serta mencegah terjadinya dekubitus. Tidak ada kejadian dekubitus karena responden
dilakukan mobilisasi tiap 2 jam secara rutin, baik yang dilakukan peneliti, perawatan
perawat dalam merawat pasien, serta dukungan dan partisipasi dari keluarga.
Jurnal pembanding : Dari hasil analisa data didapatkan adanya perbedaan pengaruh
dalam penggunaan Olive oil dengan penggunaan Virgin Coconut Oil sebagai bahan
pelembut dan pelembab kulit tubuh yang tertekan. Dari 15 responden yang
menggunakan Olive oil tidak ada yang terjadi dekubitus, sedangkan 15 responden yang
menggunakan Virgin Coconut Oil terdapat 1 responden yang terjadi dekubitus grade 1.
Pemberian minyak zaitun secara teratur akan mampu melembabkan dan menjaga kulit
sehingga ketika kulit pasien tertekan pada tempat tidur tidak akan mengalami luka.
Untuk mencegah terjadinya dekubitus pada pasien dengan rawat baring lama,
pemberian minyak zaitun sebanyak 10-15 ml yang dibalurkan pada punggung dan
sakrum dengan sekali usapan yang diberikan sebanyak 2 kali pada pagi dan sore hari
setelah mandi yang dimulai pada hari rawatan pertama sampai dengan 5 hari atau
maksimal 7 hari.

BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit

1. Definisi
Stroke merupakan suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran
darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan bahkan kematian (Batticaca B
Fransisca, 2011). Stroke dibagi dalam dua kategori mayor yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Stroke non hemoragik terjadi karena aliran darah ke otak
terhambat akibat aterosklorosis atau pembekuan darah. Sedangkan stroke hemoragik
terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan terhambat
aliran darah ke otak, darah merembas ke area otak dan merusaknya (Batticaca B
Fransisca, 2011).

Stroke merupakan sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresif cepat, serta
berupa defisit neurologis lokal atau globalnya berlangsung 24 jam atau lebih. Selain
itu juga bisa langsung menimbulkan kematian yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik. Satu dari enam orang menderita stroke dan
hampir enam detik seseorang meninggal karena stroke. Organisasi stroke dunia
mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari
stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini.

2. Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2013) stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari
empat kejadian dibawah ini, yaitu :

1) Trombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
Arteriosklerosis serebral adalah penyebab utama trombosis, yang merupakan
penyebab paling umum dari stroke. Secara umum, trombosis tidak terjadi secara
tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau paresthesia pada
setengah tubuh dapat mendahului paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
2) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah
atau cabangcabangnya yang merusak sirkulasi serebral (Valante dkk, 2015).
3) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak. Iskemia terutama karena
konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak (Valante dkk,
2015).
4) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak. Pasien dengan perdarahan dan
hemoragi mengalami penurunan nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi
stupor atau tidak responsif.
Akibat dari keempat kejadian di atas maka terjadi penghentian suplai darah ke
otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen fungsi otak dalam
gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi.

3. Klasifikasi

Berdasarkan perjalanan penyakitnya, stroke dapat dibagi menjadi tiga kategori, antara
lain :

1) Serangan iskemik sepintas, yang merupakan gangguan neurolgis fokal atau saraf
pusat yang timbul secara mendadak dan menghilang beberapa menit sampai beberapa
jam. Stroke ini bersifat sementara, namun jika tidak ditanggulangi akan berakibat pada
serangan yang lebih fatal.
2) Progresif atau involution (stroke yang sedang berembang), yaitu perjalanan stroke
berlangsung perlahan meskipun akut. Stroke dimana defisit neurologisnya terus
bertambah atau gangguan pada sistem saraf pusat mengalami gangguan.
3) Stroke lengkap/completed, yaitu gangguan neurlogis maksimal sejak awal serangan
dengan sedikit perbaikan. Stroke di mana fungsi sistem saraf menurun pada saat onset
atau serangan lebih berat. Stroke ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen jika
tidak segera ditanggulangi (Arya, 2011).

4. Tanda dan Gejala

1) Kehilangan motorik
a) Adanya defisit neurologis/kelumpuhan fokal seperti hemiparesis (lumpuh
sebelah badan kanan/kiri saja).
b) Baal mati rasa sebelah badan, rasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai
(terbakar)
c) Mulut mencong, lidah moncong, lidah mencong bila diluruskan. d) Berjalan
menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.
2) Kehilangan komunikasi
a) Bicara jadi pelo
b) Sulit berbahasa kata yang diucapkan tidak sesuai dengan keinginan/gangguan
berbicara berupa pelo, cegal dan kata-katanya tidak bisa dipahami (afasia).
c) Bicara tidak lancar hanya sepatah kata yang terucap.
d) Bicara tidak ada artinya.
e) Tidak memahami pembicaraan orang lain.
f) Tidak mampu membaca dan penulis.
3) Gangguan persepsi
a) Penglihatan terganggu, penglihatan ganda (diplopia)
b) Gerakan tidak terkoordinasi, kehilangan keseimbangan.

4) Defisit intelektual
a) Kehilangan memori/pelupa
b) Rentang perhatian singkat
c) Tidak bisa berkonsentrasi
d) Tidak dapat berhitung
5) Disfungsi kandung kemih Tidak bisa menahan kemih dan sering berkemih
(Junaidi,2011).

5. Komplikasi

1). Edema otak


Salah satu komplikasi stroke yang mungkin terjadi adalah edema atau penumpukan
cairan yang menyebabkan otak menjadi bengkak. Edema biasanya terjadi 1-2 hari
setelah terjadinya serangan stroke iskemik akut, dan mencapai titik maksimal setelah
3-5 hari. Awalnya, kurang lebih pada 24 jam pertama, edema di otak bukan masalah
yang terlalu mengkhawatirkan. Hanya 10-20% dari total kasus penyakit stroke yang
mengalami edema otak dan membutuhkan penanganan medis.

2). Pneumonia
Selain menyebabkan masalah pada otak, stroke juga bisa menimbulkan masalah pada
sistem pernapasan, contohnya pneumonia. Kondisi ini merupakan komplikasi yang
mungkin terjadi setelah Anda tidak mampu menggerakkan salah satu bagian tubuh
akibat stroke.
Biasanya, stroke menyebabkan Anda mengalami kesulitan menelan makanan atau
minuman yang dikonsumsi. Hal ini berpotensi menyebabkan makanan atau minuman
yang masuk ke dalam mulut “tersesat”. Artinya, alih-alih masuk ke kerongkongan,
makanan tersebut justru masuk ke dalam tenggorokan atau saluran pernapasan.
Kondisi ini lah yang menjadi penyebab pasien stroke mengalami pneumonia yang
kemudian membuat Anda menjadi kesulitan saat bernapas.

3). Infeksi saluran kencing


Pasien stroke juga sangat rentan mengalami infeksi saluran kencing karena
menurunnya kerja sistem imun, disfungsi kandung kemih, dan meningkatnya
penggunaan kateter urine. Padahal, demam dan peradangan yang terjadi sebagai
respons dari infeksi ini dapat mengurangi efektivitas pemulihan stroke.
Biasanya, komplikasi dari stroke ini bisa diatasi dengan penggunaan antibiotik
profilaktik, kateter yang diresapi antiseptik, dan peningkatan kualitas hidup dengan

harapan bisa mengurangi penggunaan kateter yang tidak perlu.

4). Kejang

Beberapa pasien mungkin juga mengalami kejang setelah mengalami stroke.


Biasanya, komplikasi ini terjadi pada hari-hari pertama masa pemulihan pasca stroke.
Namun, tak jarang, kejang baru muncul setelah dua tahun kemudian. Bahkan,
beberapa pasien mungkin akan mengalami kejang berulang kali dan didiagnosis
mengalami epilepsi. Padahal, terdapat perbedaan kejang setelah stroke dan epilepsi,
atau akan mengalaminya di kemudian hari. Meski begitu, Anda tidak perlu terlalu
khawatir, karena seiring dengan berjalannya waktu, risiko mengalami kejang setelah
stroke ini juga akan berkurang.
5). Penggumpalan darah
Semakin banyak bagian tubuh yang tidak bergerak terlalu lama, risiko penggumpalan
darah akan semakin besar. Namun, penggumpalan darah juga bisa terjadi meski
pasien yang baru mengalami stroke sudah membaik dan masih bisa bergerak bebas.
Oleh sebab itu, Anda tetap perlu memerhatikan kemungkinan terjadinya
penggumpalan darah.
Alasannya, gumpalan darah yang ada di dalam tubuh bisa bergerak melalui aliran
darah menuju ke pembuluh darah di jantung yang berpotensi mengakibatkan
penyumbatan. Kondisi ini tentu dapat menimbulkan gangguan jantung yang
menyebabkan kematian.
6). Gangguan Bicara
Penyakit stroke berpotensi menyebabkan Anda kehilangan kontrol terhadap otot
yang ada di mulut maupun tenggorokan. Sehingga, selain gangguan menelan
makanan, Anda mungkin juga akan mengalami gangguan berbicara. Bahkan, Anda
mungkin mengalami gangguan dalam memahami ucapan orang lain, hingga tidak
bisa membaca dan menulis dengan baik. Komplikasi stroke yang satu ini disebut
dengan afasia.
7). Kelumpuhan
Stroke juga bisa menjadi penyebab kelumpuhan atau paraplegia, baik pada salah satu
bagian tubuh, atau seluruhnya. Umumnya, kondisi ini menyerang area wajah, lengan,
dan juga kaki. Untuk memastikan bahwa area-area tubuh Anda masih kuat, cobalah
untuk melakukan tes sederhana.Sebagai contoh, jika ingin menguji kekuatan lengan,
angkatlah kedua tangan ke atas. Pastikan bahwa keduanya tetap mengarah ke atas
sebelum Anda mengontrol otot-otot di dalamnya untuk menurunkan kedua tangan
tersebut.
Namun, apabila salah satu tangan terjatuh di luar kendali Anda, hal ini bisa saja
menjadi salah satu pertanda kelumpuhan akibat stroke. Anda juga bisa mencoba
untuk tersenyum dan pastikan bahwa kedua sisi bibir Anda melengkung ke atas.
8) Ulkus decubitus
Kondisi yang juga dikenal sebagai bedsore ini merupakan komplikasi lain yang
mungkin dialami oleh penderita stroke. Bedsore adalah masalah kulit atau cedera
yang terjadi pada jaringan bawah kulit akibat menurunnya kemampuan bergerak atau
berpindah tempat.
Umumnya, pasien stroke yang mengalami kelumpuhan menghabiskan waktu terlalu
lama untuk berbaring karena mengalami kelumpuhan hingga menyebabkannya
mengalami kondisi ini.
9) Tegang pada otot
Komplikasi lain yang mungkin Anda alami pasca stroke adalah ketegangan atau
nyeri otot (myalgia). Biasanya, Anda akan merasakan sakit atau ketegangan pada
otot di area tangan atau kaki tepat setelah stroke atau berbulan-bulan kemudian.
Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan latihan fisik secara rutin yang bisa Anda
lakukan dengan bantuan ahli terapi fisik.

F. Konsep Intervensi

1. Definisi

Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah


dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Andri Setiya Wahyudi & Abd. Wahid, 2016).
Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini
membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan
kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
khusunya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi diri (Wahyudi & Abd. Wahid,
2016).

6. Tujuan

Tujuan Mobilisasi (Alimul, 2014) mengemukakan bahwa tujuan mobilisasi adalah


memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari dan
aktivitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma),
mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan
nonverbal.

7. Kontraindikasi

 Miokard akut.
 Disritmia jantung.
 Syok sepsis.
 Kelemahan unum dengan tingkat energi yang kurang.

8. Penatalaksanaan Mobilisasi

1) Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien Pengaturan posisi dalam


mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan dengan tingkat
gangguan, seperti posisi fowler, sim, trendelenburg, dorsal recumbent,
lithotomi, dan genu pectoral.
2) Latihan ROM pasif dan aktif Pasien yang gangguan mobilitas fisik karena
stroke non hemoragik memerlukan latihan ROM. Latihan berikut dilakukan
untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan otot, yaitu :
a) Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
b) Fleksi dan ekstensi siku
c) Supinasi dan pronasi lengan bawah
d) Pronasi fleksi bahu
e) Abduksi dan Adduksi
f) Rotasi bahu
g) Fleksi dan ekstensi jari-jari
h) Infersi dan efersi kaki
i) Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
j) Fleksi dan ekstensi lutut
k) Rotasi pangkal paha
l) Abduksi dan adduksi pangkal paha
3) Latihan ambulansi
a) Duduk diatas tempat tidur
b) Turun dari tempat tidur, berdiri, kemudian duduk dikursi roda
c) Membantu berjalan
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum dilakukan mobilisasi pasien stroke dengan tirah baring lama akan mengalami
perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan tekanan yang berbahaya pada kulit
sehingga beresiko terjadi dekubitus. Setelah dilakukan Mobilisasi pasien tindakan
pencegahan yang dilakukan adalah alih baring atau mobilisasi. Mobilisasi merupakan
pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada
daerah tulang yang mononjol yang dapat melukai kulit. Mobilisasi bertujuan untuk
menjaga supaya daerah yang tertekan tidak mengalami luka. Dalam melakukan
mobilisasi posisi miring pasien harus tepat tanpa adanya gaya gesekan yang dapat
merusak kulit. Pada pasien stroke alih baring dilakukan minimal setiap 2 jam.
G. Saran
Diharapkan hasil penenelitian ini dapat memberikan masukan sebagai upaya
pencegahan dekubitus dan dapat diaplikasikan di rumah sakit. Selain itu, perawat juga
diharapkan agar lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pasien dalam pemenuhan
asuhan keperawatan, agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan keilmuan keperawatan terkait
dengan dekubitus, mengingat masih sedikitnya kajian-kajian dan penelitian tentang
dekubitus sementara topik ini sangat penting untuk dibahas karena membutuhkan
perhatian khususnya dunia keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Stefanus Mendes Kiik. 2013. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Waktu Pemulihan
Peristaltik Usus Pada Pasien Pasca Operasi Abdomen di Ruang ICU BPRSUD Labuang
Baji Makassar. Makassar

Djuartini. 2019. Pengaruh Mobilisasi Tiap 2 Jam terhadap Kejadian Dekubitus pada Pasien
Stroke di Ruang ICU dan Murai RSU Anutapura Palu. Palu. Ejournal

Nurlela Petra Saragih.2019.PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN DALAM


PENCEGAHAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RUANG ICU DI MURNI
TEGUH MEMORIAL HOSPITAL TAHUN 2019. Medan. Jurnal Ilmiah Maksitek

Komplikasi pada stroke https://hellosehat.com/saraf/stroke/komplikasi-stroke/ . Diakses


pada tanggal 18 Oktober 2021.

Etiologi pada stroke http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3661/4/4.%20BAB%20II%20STRoKe.pdf .


Diakses pada tanggal 18 oktober 2021

Tanda dan gejala pada stroke http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2136/3BAB%20II


%TINJAUAN%20PUSTAKA%20STROKE.pdf

Anda mungkin juga menyukai