Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No.

#Desember #2021

Manajemen Laba

Oleh
Siti Rohaeni
Hanhan Hanifah
Universitas Cipasung Tasikmalaya
reniberilium@gmail.com
hanhanhanifah932@gmail.com

ABSTRAK
Jurnal ini dibuat untuk menjabarkan mengenai Earnings Management (manajemen laba) dan
melihat pengaruhnya terhadap kinerja dan nilai perusahaan, good corporate governance,
perbandingan antara manajemen laba riil dan manajemen laba akrual, hubungan antara
manajemen laba dan IFRS serta Financial Fraud, dan pandangan akuntansi terhadap manajemen
laba. Dimana laba sendiri adalah kenaikan modal yang berasal dari transaksi yang jarang dalam
suatu perusahaan. Sedangkan manajemen laba adalah upaya manajer dalam mempengaruhi
informasi laporan keuangan sehingga dapat mengelabuhi para stakeholder. Manajemen laba
adalah hasil campur tangan manajemen dalam penyusunan laporan keuangan sehingga dengan
demikian akan meningkatkan laba yang menguntungkan manajemen atau perusahaan.
Manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen memperlihatkan kinerja jangka pendek
perusahaan yang baik namun secara potensial akan menurunkan nilai perusahaan pada janga
panjang di mata investor.

Kata kunci : laba, manajemen laba, manajemen, nilai perusahaan.

ABSTRACK

This journal was created to describe Earnings Management (earnings management) and see
its effect on firm performance and value, good corporate governance, comparisons between
real earnings management and accrual earnings management, the relationship between
earnings management and IFRS and Financial Fraud, and accounting views on management.
profit. Where profit itself is an increase in capital that comes from infrequent transactions in a
company. Meanwhile, earnings management is a manager's effort to influence financial
statement information so that it can deceive stakeholders. Earnings management is the result
of management intervention in the preparation of financial statements so that it will increase
profits that benefit management or the company. Earnings management carried out by
management shows good short-term performance of the company but will potentially reduce
the value of the company in the long term in the eyes of investors.

Keywords: earnings, earnings management, management, firm value


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

PENDAHULUAN management) yang diharapkan dapat

Latar Belakang Masalah meningkatkan nilai perusahaan pada saat

Laba merupakan salah satu tertentu. Manajemen laba yang dilakukan

parameter kinerja perusahaan yang oleh manajer tersebut timbul karena adanya

mendapatkan perhatian utama dari investor masalah keagenan yaitu konflik

dan kreditor karena mereka menggunakan kepentingan antara pemilik atau pemegang

laba untuk mengevaluasi kinerja saham (principal) dengan pengelola atau

manajemen. Laba yang berkualitas adalah manajemen (agent) akibat tidak bertemunya

laba yang bermanfaat dalam pengambilan utilitas maksimal di antara mereka karena

keputusan yaitu memiliki karakteristik manajemen memiliki informasi tentang

relevansi, reliabilitas, dan perusahaan lebih banyak daripada

komparabilitas/konsistensi. Selain itu, laba pemegang saham sehingga terjadi asimetri

berkualitas adalah laba yang dapat informasi (information asymmetric) yang

digunakan untuk menjelaskan atau memungkinkan atau memberikan

memprediksi harga dan return saham. kesempatan kepada manajemen melakukan

Kualitas laba yang rendah dapat praktik akuntansi dengan orientasi pada

mengakibatkan para pemakai laporan laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu.

keuangan melakukan kesalahan dalam Konflik keagenan yang mengakibatkan

pembuatan keputusan sehingga nilai adanya tindakan oportunistik manajemen

perusahaan akan berkurang. sehingga laba yang dilaporkan bersifat

Salah satu cara yang dapat semu, akan menyebabkan nilai perusahaan

dilakukan oleh manajemen dalam proses berkurang di masa yang akan datang.

penyusunan laporan keuangan terutama Gunny (2005), mengelompokkan

pengaruhnya terhadap tingkat laba adalah manajemen laba dalam tiga kategori yaitu

melalui manajemen laba (earnings akuntansi yang curang, manajemen laba


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

akrual, dan manajemen laba riil (real Graham, et. al., (2005) juga

earnings management). Penelitian Gunny memberikan bukti empiris bahwa para

(2005), Graham, et. al., (2005), manajer cenderung melakukan aktivitas

Roychowdhury (2006), Zang (2006), Cohen manajemen laba riil dibandingkan dengan

& Zarowin (2008), serta Cohen & Zarowin manajemen laba akrual. Hal ini disebabkan

(2008) menemukan bahwa manajer sudah karena aktivitas manajemen laba riil sulit

bergeser dari manajemen laba akrual dibedakan dengan keputusan bisnis optimal

menuju manajemen laba riil setelah perioda dan lebih sulit dideteksi, meskipun kos-kos

Sarbanes-Oxley Act (SOX). Menurut yang digunakan dalam aktivitas tersebut

Gunny, et. al., (2005), pergeseran dari secara ekonomik signifikan bagi

manajemen laba akrual ke manajemen laba perusahaan. Menurut Roychowdhury

riil disebabkan oleh beberapa faktor. (2006), meskipun terdapat biaya yang

Pertama, manipulasi akrual lebih sering terkait dengan manipulasi aktivitas nyata,

dijadikan pusat pengamatan atau inspeksi manajemen tidak hanya mengandalkan

oleh auditor dan regulator daripada tindakan manipulasi melalui akrual dalam

keputusan tentang penentuan harga dan memanipulasi laba karena manipulasi

produksi. Kedua, hanya menitikberatkan aktivitas riil digunakan apabila manipulasi

perhatian pada manipulasi akrual akrual tidak mencapai target. Selain itu,

merupakan tindakan yang berisiko karena manipulasi akrual hanya dapat dilakukan

perusahaan mungkin mempunyai pada akhir perioda untuk mencapai target,

fleksibilitas yang terbatas untuk mengatur apabila tidak terpenuhi maka manajemen

akrual, misalnya keterbatasan dalam dapat menggunakan manipulasi melalui

melaporkan akrual diskresioner (Graham, aktivitas riil yang dilakukan sepanjang

et. al., 2005). tahun dan sulit dideteksi. Oleh karena itu,

metoda manipulasi aktivitas riil menjadi


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

alternatif lain bagi manajer yang dapat saham perusahaan oleh manajemen (Jensen

dilakukan untuk mengatur laba selain & Meckling, 1976); (2) kepemilikan saham

manajemen laba akrual yang mudah oleh institusional yang berdampak

dideteksi. Manajemen laba riil yang mengurangi motivasi manajer untuk

dilakukan oleh manajemen memperlihatkan melakukan manajemen laba (Pratana &

kinerja jangka pendek perusahaan yang Mas’ud, 2003); (3) peran monitoring yang

baik namun secara potensial akan dilakukan dewan komisaris independen

menurunkan nilai perusahaan. Hal ini (Barnhart & Rosenstein, 1998); dan (4)

disebabkan karena tindakan yang diambil kualitas audit yang dilihat dari peran auditor

manajer untuk meningkatkan laba tahun yang memiliki kompetensi yang memadai

sekarang akan memiliki dampak negatif dan bersikap independen sehingga menjadi

terhadap kinerja (laba) perusahaan perioda pihak yang dapat memberikan kepastian

berikutnya (Roychowdhury, 2006). Kinerja terhadap integritas angka-angka akuntansi

yang turun pada perioda berikutnya akan yang dilaporkan manajemen (Mayangsari,

mengakibatkan turunnya harga saham 2003). Penerapan good corporate

perusahaan sehingga nilai perusahaan akan governance yang baik diharapkan dapat

turun. menjadi penghambat aktivitas manajemen

Teori keagenan memberikan laba sehingga laporan keuangan dapat

pandangan bahwa masalah manajemen laba menggambarkan nilai fundamental

dapat diminimumkan dengan pengawasan perusahaan.

sendiri melalui good corporate governance Pandangan teori akuntansi positif

yaitu suatu mekanisme tata kelola menjelaskan bahwa manajemen laba

perusahaan yang dapat menyelaraskan berkaitan dengan kebijakan regulasi atau

kepentingan berbagai pihak antara lain peraturan akuntansi. Adanya aturan pada

dengan; (1) memperbesar kepemilikan standar akuntansi merupakan salah satu alat
Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

yang memfasilitasi perusahaan untuk transaksi yang jarang dalam suatu

melakukan manajemen laba. Penerapan perusahaan. Harnanto (2003) berpendapat

IFRS diharapkan dapat mengurangi bahwa laba merupakan selisih pendapatan

manajemen laba, namun dalam dengan biaya-biaya yang terjadi dalam

pelaksanaannya, penerapan IFRS tidak jangka waktu tertentu. Laba merupakan

sepenuhnya mengurangi tindakan profitabilitas perusahaan dimana laba

manajemen untuk meminimalkan mencerminkan pengembalian kepada

manajemen laba. pemegang ekuitas dalam perioda tertentu

Manajemen laba (Earnings (Wild, et. al., 2005). Dengan demikian

Management) walaupun sering dan sudah dapat disimpulkan bahwa laba adalah

sangat banyak diterapkan oleh perusahaan, pendapatan yang didapat oleh perusahaan

bukan merupakan kegiatan yang baik bagi yang menunjukkan pengembalian kepada

perusahaan karena apabila manajemen laba pemegang ekuitas di perioda tertentu.

tersebut terdeteksi oleh pihak lain, maka hal Belkaoui (2000) menjelaskan

ini akan merusak / mengurangi nilai bahwa laba akuntansi merupakan perbedaan

perusahaan untuk jangka waktu yang cukup pendapatan yang direalisasikan dalam

panjang yang dikarenakan oleh para transaksi suatu perioda dengan biaya

principal telah kehilangan kepercayaan historis. Dalam biaya historis, laba diukur

mereka terhadap perusahaan atau kepada berdasarkan selisih aktiva bersih awal

agent. dengan akhir perioda yang dilihat

berdasarkan biaya historis. Di dalam laba

Pembahasan akuntansi terdapat beberapa bentuk laba

Pengertian Laba seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum

Menurut Harahap (2008) laba pajak, dan laba sesudah pajak. Untuk

adalah kenaikan modal yang berasal dari menentukan besar laba dalam laporan
Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

keuangan, maka investor dapat melihat kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar

perhitungan laba setelah pajak. mendapatkan pengawasan yang lebih ketat

Keuntungan dalam laba akuntansi oleh pemerintah dan masyarakat.

menurut (Muqodim, 2005): Menurut Indriastuti (2009) tindakan

1. Bermanfaat untuk para pengguna perataan laba bertujuan untuk memperbaiki

dalam mengambil keputusan hubungan dengan kreditor, investor,

2. Dapat diukur dan dilaporkan secara karyawan, dan meratakan siklus bisnis

objektif dan dapat diuji kebenarannya melalui:

3. Bermanfaat untuk tujuan pengendalian 1. Mengurangi total pajak yang

utama yang berkaitan dengan dibayarkan oleh perusahaan

pertanggungjawaban manajemen. 2. Meningkatkan kepercayaan investor

terhadap perusahaan karena laba yang

Perataan Laba stabil akan mendukung kebijakan

Khasan (2003) menjelaskan bahwa pembayaran dividen yang stabil.

perataan laba adalah cara yang digunakan 3. Meningkatkan hubungan antara

oleh manajemen untuk mengurangi manajer dan karyawan karena

variabilitas jumlah laba yang dilaporkan pelaporan laba yang meningkat tajam

agar sesuai dengan target yang diinginkan. memberi kemungkinan munculnya

Perataan dilakukan dengan cara tuntutan kenaikan gaji atau upah.

memanipulasi laba baik secara artifisial Menurut Belkaoui (2000), terdapat

(melalui metoda akuntansi), maupun secara dua jenis perataan laba:

real (melalui transaksi). Pada umumnya 1. Intentionally / Designed Smoothing

hanya perusahaan besar saja yang memiliki Merupakan keputusan yang dibuat

dorongan lebih kuat untuk melakukan untuk mengatur produktivitas pada

perataan laba dibandingkan perusahaan


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

level yang diinginkan. Tipe ini dibagi rekayasa untuk memenuhi kepuasan

menjadi dua, yaitu: manajemen dimana hal tersebut akan

a. Perataan laba riil merugikan para pemegang saham dan

Merupakan tindakan manajemen investor. Informasi yang diberikan oleh

dalam mengendalikan kejadian manajer dapat merupakan hasil rekayasa

ekonomi yang secara langsung dimana dianggap angka yang tanpa

dapat memiliki pengaruh laba rekayasa.

dimasa yang akan datang. Perataan

laba riil mempengaruhi aliran kas. Definisi Manajemen Laba

b. Perataan artifisial Manajemen laba,menurut

Merupakan tindakan manajemen Sulistyanto (2008) adalah upaya manajer

dalam memanipulasi laporan dalam mempengaruhi informasi laporan

keuangan dengan cara menggeser keuangan sehingga dapat mengelabuhi para

pendapatan dari suatu perioda ke stakeholder. Manajemen laba adalah hasil

perioda yang lain. campur tangan manajemen dalam

2. Natural Smoothing penyusunan laporan keuangan sehingga

Menjelaskan bahwa dalam proses dengan demikian akan meningkatkan laba

perolehan laba menghasilkan suatu yang menguntungkan manajemen atau

aliran laba yang rata. Tipe ini terjadi perusahaan (Saputro & Setiawati, 2004).

begitu saja secara alami tanpa adanya Manajemen laba menurut

intervensi dari pihak manapun Rahmawati, et. al., (2006) merupakan

investasi dari tujuan tertentu untuk

Manajemen Laba mendapatkan keuntungan privat. Dengan

Informasi laba yang berada di dalam demikian dapat disimpulkan bahwa

laporan keuangan sering menjadi target manajemen laba adalah hasil campur tangan
Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

manajemen dalam mengelola laporan rasio utang perusahaan maka akan

keuangan dengan tujuan mengelabuhi para semakin ketat perusahaan terhadap

stakeholder untuk menguntungkan diri kendala yang terdapat dalam perjanjian

sendiri maupun perusahaan utang dan semakin besar pula

probabilitas terhadap pelanggaran

Motivasi Manajemen Laba perjanjian yang diadakan. Dengan

Watt & Zimmermaan (1986) demikian akan semakin

menjelaskan bahwa terdapat tiga hipotesis memungkinkan manajer menggunakan

dalam manajemen laba, yaitu : metoda-metoda yang ada untuk dapat

1. The Bonus Plan Hypothesis meningkatkan pendapatan.

Merupakan dorongan manajer dalam 3. The Political Cost Hypothesis

melaporkan laba untuk mendapatkan Merupakan motivasi manajemen yang

bonus dimana bonus tersebut dihitung terjadi karena regulasi pemerintah.

dari dasar laba. Pada umumnya, Manajer memanipulasi laba dengan

manajer perusahaan menggunakan menurunkan laba yang dilaporkan

metoda-metoda akuntansi sehingga sehingga akan mempengaruhi

dapat meningkatkan pendapatan pada keputusan yang dibuat. Income

saat perioda berjalan. Hal ini dilakukan taxation juga menjadi motivasi dalam

kadang sebagai alasan untuk melakukan manajemen laba.

meningkatkan persentase bonus. Terdapat tiga motivasi manajer

2. The Debt Convenant Hypothesis melakukan manajemen laba menurut Wild,

Motivasi ini terjadi ketika ada et. al., (2005), yaitu:

perjanjian utang maupun kompensasi 1. Intensif Perjanjian

manajerial antara manajer dengan Perjanjian yang dilakukan dengan

pemilik perusahaan. Semakin tinggi menggunakan angka-angka akuntansi,


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

seperti perjanjian kompensasi dimana Berbeda dengan Wild, Scott (2000)

kompensasi ini memiliki batas bawa menjelaskan terdapat enam alasan mengapa

dan batas atas. Manajer tidak mendapat manajer melakukan manajemen laba :

bonus jika tidak mencapai target laba 1. Other Contractual Motivations

dan mendapatkan bonus jika sudah Motivasi terjadi ketika perusahaan

mencapai target laba. membuat suatu perjanjian utang untuk

2. Dampak Harga Saham meilindungi pemberi pinjaman

Meningkatkan laba agar dapat terhadap manajer yang akan melakukan

menaikkan harga saham pada penyelenehan seperti dividen dan

perusahaan tersebut. Manajer dapat pinjaman yang berlebihan maupun

melakukan perataan laba untuk modal kerja yang di bawah tingkat

menurunkan persepsi pasar terhadap yang ditetapkan.

risiko yang akan terjadi serta 2. Bonus Sheme

menurunkan biaya modal Motivasi ini terjadi karena manajer

3. Insentif Lain menginginkan bonus yang didapat dari

Laba diturunkan oleh manajer pada laba dasar. Bonus sheme seperti pada

umumnya untuk mengurangi biaya the bonus plan hypothesis pada Watt &

politik dan penelitian yang biasanya Zimmerman.

dilakukan oleh badan pemerintah, 3. Political Motications

seperti anti monopoli. Selain itu juga Terjadi pada perusahan-perusahaan

utuk mendapatkan keuntungan yang yang memiliki kecenderungan untuk

diberikan oleh pemerintah, seperti menurunkan laba visibilitas.

subsidi atau proteksi dari persaingan 4. Taxation Motivations

asing. Laba dikurangi untuk menurunkan

beban pajak yang harus dibayar kepada


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

pemerintah karena laba semakin besar 1. Mengakui dan mencatat pendapatan

maka semakin besar pula pajak yang lebih cepat satu atau lebih dari satu

harus diberikan kepada pemerintah. perioda Hal ini mengakibatkan

5. Charges Of Chies Executive Officer pendapatan menjadi lebih besar dari

(CEO) yang sebenarnya sehingga

Terjadi ketika perusahaan akan mengakibatkan kinerja perusahaan

melakukan pergantian manajer. Pada seolah – olah lebih bagus daripada yang

akhir tahunnya, manajer dapat sesungguhnya.Hal ini akan

melaporkan laba yang tinggi yang mengakibatkan pendapatan perusahaan

harus dipenuhi pada tahun berikutnya. pada perioda berikutnya menjadi leboh

Dengan meningkatkan laba maka rendah daripada pendapatan

manajer akan mendapatkan bonus yang sesungguhnya.

dijanjikan. 2. Mencatat pendapatan palsu pada

6. Initial Public Offerings (IPO) laporan keuangan Manajer mencatat

Perusahaan yang menerbitkan IPO, pendapatan yang tidak pernah ada

pada umumnya akan kesulitan untuk sehingga pendapatan tidak akan pernah

mendapatkan harga saham yang terealisasi seperti piutang yang

mapan. Agar dapat mempengaruhi pelunasannya tidak akan pernah

pasar,manajer memberikan informasi diterima. Hal ini mengakibatkan

pendapatn yang diharapkan melalui pendapatan menjadi lebih besar

Prospectus Earnings Management agar daripada yang sesungguhnya.

mendapatkan respon positif dari pasar. 3. Mengakui dan mencatat biaya lebih

Terdapat empat cara agar manajer cepat atau lebih lambat dari yang

dapat melakukan manajemen laba seharusnya Ketika mengakui biaya

(Sulistyanto, 2008): lebih cepat maka akan membuat biaya


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

perioda berjalan menjadi lebih baik Selain faktor yang disebutkan oleh

daripada yang seharusnya, begitu juga Bathala, et. al., (1994) faktor lain yang

ketika mengakui biaya lebih lambat mempengaruhi manajemen laba adalah firm

maka akan membuat biaya perioda size (Halim, et. al., 2005). Ukuran

berjalan menjadi lebih buruk daripada perusahaan menjelaskan pengelompokkan

yang seharusnya. apakah perusahaan tersebut berada di dalam

4. Tidak mengungkapkan semua perusahaan besar, sedang, atau kecil.

kewajiban perusahaan Manajer Semakin besar perusahaan maka akan

menyembunyikan seluruh atau semakin besar pula kesempatan manajer

sebagian kewajibannya. Bila dilihat dalam melakukan manajemen laba karena

dari agency theory, manajemen laba perusahaan besar memiliki aktivitas

terjadi karena adanya perbedaan operasional yang lebih kompleks dan

kepentingan antara pemilik perusahaan dituntut untuk memenuhi keinginan

dan pengelola perusahaan. Hal ini investor yang tinggi.

terjadi karena manajemen memiliki

informasi yang lebih dalam daripada Teknik Manajemen Laba

stakeholder. Menurut Wild, et. al., (2005)

Bathala, et. al., (1994) menjelaskan terdapat tiga teknik manajemen laba:

beberapa cara untuk mengurangi konflik 1. Meningkatkan Laba

yang terjadi antara manajer dengan pemilik Dengan meningkatkan laba pada

perusahaan: perioda yang dijalankan maka

1. Meningkatkan konsetrasi kepemilikan diharapkan perusahaan akan dipandang

2. Meningkatkan dividend payout ratio baik oleh stakeholder

3. Institutional Investor sebagai 2. Big Path

monitoring agen
Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

Big Path adalah teknik penghapusan laba memperbaiki profit laba. Ada pula yang

sebanyak mungkin dalam satu perioda. disebut dengan non-discretionary accrual,

Biasanya perioda yang dipilih adalah yaitu pengakuan laba akrual sesuai dengan

perioda yang memiliki kinerja yang buruk akuntansi yang berlaku umum.

atau terjadi kejadian yang tidak biasa di Discretionary accrual menjelaskan

dalam perusahaan seperti perubahan perbedaan akrual pada perioda yang diuji

manajemen dan restrukturisasi dengan standarisasi dengan penjualan pada

3. Perataan Laba perioda yang diuji dan totak akrual perioda

Manajer meningkatkan dan dasar (Gumanti, 2001). Berikut adalah

menurunkan laba untuk mengurangi rumus discretionary accrual menurut

fluktuasi. Laba yang tidak dilaporkan Gumanti (2001) :

akan dijadikan cadangan laba dan akan

dilaporkan ketika laba perioda

perusahaan dalam keadaan buruk.

Bila manajemen berusaha


Pendeteksian Manajemen Laba
meningkatkan keuntungan maka nilai DAC
Menurut Sulistyanto & Wibisono
adalah positif. Begitu juga sebaliknya, bila
(2003), pendeteksian manajemen laba dapat
manajemen tidak berusaha meningkatkan
dilakukan dengan menggunakan metoda
keuntungan maka nilai DAC adalah negatif.
discretionary accrual. Discretionary accrual
Total akrual adalah selisih antara laba
adalah kebijakan akuntansi dengan
bersih operasi dengan aliran kas dari
memberikan keleluasaan manajemen untuk
aktivitas operasi (Gumanti, 2001). Berikut
menentukan jumlah transaksi akrual dengan
adalah rumus total akrual menurut Gumanti
fleksibel, sehingga dengan demikian akan
(2001):
memberikan peluang kepada manajer untuk
Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

memaksimalkan laba dengan tujuan

tertentu, seperti untuk dapat

memperoleh bonus yang lebih besar

Bentuk-Bentuk Manajemen Laba atau untuk menghindari pelanggaran

Bentuk-bentuk manajemen laba perjanjian utang.

menurut Scott (2000): 4. Income Smoothing

1. Taking a Bath Merupakan bentuk manajemen laba

Dilakukan oleh manajer ketika keadaan yang paling sering dilakukan da paling

buruk yang tidak menguntungkan dan populer. Manajer menaikkan dan

tidak bisa dihindari pada perioda menurunkan laba untuk mengurangi

berjalan. Taking a bath dilakukan fluktuasi laba yang dilaporkan

dengan cara mengakui biaya pada sehingga perusahaan terlihat stabil dan

perioda yang akan datang dan kerugian tidak berisiko tinggi.

berjalan. Gunny (2005) menyebutkan bahwa

2. Income Minimization manajer sudah bergeser menjadi:

Dilakukan oleh manajer ketika 1. Manajemen Laba Riil

perusahaan mendapatkan keuntungan Menurut Ferdawati (2009), manajemen

yang tinggi dan perusahaan berharap laba didefinisikan sebagai suatu

keuntungan tersebut tidak terlihat besar intervensi yang sengaja dilakukan

dengan cara menurunkan laba pada untuk memperoleh beberapa

perioda tertentu. keuntungan probadi pihak tertentu.

3. Income Maximization Manajemen laba riil merupakan

Dilakukan oleh mnajer ketika manipulasi yang dilakukan oleh

perusahaan tidak mendapatkan profit manajemen melalui aktivitas sehari-

yang cukup. Manager berusaha hari perusahaan selama suatu perioda


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

akuntansi. Manajemen laba riil dapat 1. Manipulasia akrual telah dijadikan

dilakukan kapan saja dengan sebuah pusat pengamatan oleh auditor

tujuan utama, yaitu memenuhi target 2. Penitik beratan pada manipulasi akrual

laba. Tujuan lain dari manajemen laba akan memberikan risiko karena

riil ini adalah untuk menghindari perusahaan kemungkinan memiliki

kerugian dan mencapai target ramalan fleksibilitas yang terbatas

analisis. Teori Keagenan

2. Manajemen Laba Akrual Teori keagenan menurut Jensen &

Salah satu teknik pengelolaan laba Meckling (1976) adalah adalah dasar untuk

yang biasa digunakan manajemen memahami corporate governance. Teori ini

adalah akrual. Akrual merupakan menyangkut hubungan antara

selisih antara kas masuk bersih dari anggotaanggota perusahaan. Hubungan ini

hasil operasi perusahaan dengan laba terjadi ketika satu atau lebih pemegang

yang dilaporkan dalam laporan laba saham mempekerjakan manajer untuk

rugi dan bisa bersifat akrual non memberikan suatu jasa dan kemudian

diskresioner atau akrual diskresioner. didelegasikan wewenang pengambilan

Laporan keuangan disusun berdasarkan keputusan.

proses akrual, sehingga angka-angka Teori ini mengambil tiga sifat

laporan keuangan akan mengandung manusia (Eisenhardt, 1989):

komponen akrual, baik yang 1. Manusia adalah makhluk yang

diskresioner maupun yang bukan mementingkan diri sendiri

diskresioner. 2. Manusia memiliki daya pikir yang

Gunny (2005) menyebutkan bahwa terbatas terhadap persepsi di masa

pergeseran ini terjadi karena: depan


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

3. Manusia selalu berusaha untuk likuidasi perusahaan sehingga mereka

menghindari setiap risiko yang timbul dapat segera menarik dananya yang

Menurut Brigham & Houston dipinjamkan kepada perusahaan

(2006) hubungan keagenan timbul di dengan cepat. Di sisi lain, manajer

antara: ingin agar perusahaan tetap eksis

1. Pemegang saham dan manajer dengan mempertahankan pinjaman dari

Masalah keagenan timbul ketika kreditor dan mereka dapat terus

manajer hanya mementingkan tujuan mereorganisasi perusahaan. Pada saat

pribadinya agar mendapatkan posisi ini pula, pemegang saham

yang lebih tinggi dari kepentingan para kemungkinan akan berusaha untuk

pemegang saham. Masalah ini dapat mencari manajer baru meskipun

terjadi jika porsi kepemilikan saham memerlukan waktu yang lama.

perusahaan kurang dari seratus persen Beberapa hal yang dapat dilakukan

sehingga manajer akan cenderung untuk mengurangi masalah keagenan (Laily

untuk mengejar kepentingannya ,2009):

sendiri. Hal ini akan mengurangi 1. Meningkatkan kepemilikan managerial

kemakmuran pemegang saham. Dengan meningkatkan kepemilikan

2. Pemegang saham dan kreditor maka manager akan dapat merasakan

Kreditor memiliki standar untuk langsung manfaat dari keputusan yang

pemberian bunga dan utang bagi dibuat baik keuntungan maupun

perusahaan dimana mereka akan kerugiannya.

melihat arus kas perusahaan. Ketika 2. Melakukan pengawasan eksternal

perusahaan akan bangkrut, manajer Dilakukan dengan menggunakan

berupaya untuk mengatasi kondisi utang. Dengan adanya utang, maka

tesebut. Kreditor akan menghendaki


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

dapat mengendalikan free cash flow akan semakin berkurang karena

yang berlebihan oleh manager pemantauan ini. Lapisan manager atas

3. Institutional investor sebagai bila tidak memberikan hasil kerja yang

monitoring agent Dengan adanya memuaskan maka akan digantikan oleh

kepemilikan saham maka akan manager lapis bawah. Dengan adanya

meningkatkan pengawasan terhadap persaingan ini maka para manager akan

kinerja manajemen. bertindak sebaik mungkin untuk

Arifin (2005), juga menjabarkan kemajuan perusahaan.

beberapa hal yang dapat mengurangi

masalah keagenan: Nilai Perusahaan

1. Kepemilikan terkonsentrasi Nilai perusahaan merupakan

Kepemilikan dikatakan terkonsentrasi persepsi investor terhadap perusahaan yang

bila dapat mencapai kontrol yang berkaitan dengan harga saham (Salvatore,

penggabungannya menggunakan 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan

sedikit investor. Dengan menggunakan sangat penting karena akan memaksimalkan

sedikit investor maka akan kemakmuran pemegang saham. Husnan

memudahkan kontrol ketika akan (2000), berpendapat bahwa nilai

dijalankan. Kepemilikan terkonsentrasi perusahaan merupakan harga yang sedia

ini akan memberikan peluang yang dibayarkan oleh calon pembeli apabila

kecil bagi investor untuk mengambil perusahaan tersebut dijual. Nilai

tindakan yang merugikan. perusahaan merupakan persepsi investor

2. Pasar Manager Kinerja manager akan terhadap tingkat keberhasilan perusahaan

dicatat oleh pasar manager baik oleh (Keown, et al., 2004). Dengan demikian

dalam perusahaan dan luar perusahaan. dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan

Dengan demikian masalah keagenan merupakan nilai beli menurut investor


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

terhadap perusahaan yang memiliki saham diberikan kepada banyak tipe investor.

mereka. Semakin tinggi nilai Tobin’s Q maka

Nilai saham perusahaan tinggi akan perusahaan memiliki prospek pertumbuhan

membuat nilai perusahaan juga tinggi. Jika yang baik.

nilai perusahaan tinggi akan membuat pasar Terdapat beberapa teknik yang

percaya terhadap kinerja perusahaan dan digunakan untuk menilai perusahaan

prospek perushaaan di masa depan. Nurlela (Suharli, 2002):

& Islahuddin (2008) berpendapat bahwa 1. Pendekatan laba (Price Earning Ratio,

nilai perusahaan merupakan konsep penting metoda rasio tingkat laba)

untuk investor, karena akan menjadi 2. Pendekatan arus kas (metoda diskonto

indikator dalam menilai perusahaan secara arus kas)

keseluruhan. 3. Pendekatan dividen (metoda

Pengukuran nilai perusahaan pertumbuhan dividen)

menggunakan proksi Price to Book Value. 4. Pendekatan aset (metoda penilaian nilai

Prayitno (2007), menjelaskan bahwa PBV aset)

merupakan pengukuran untuk melihat 5. Pendekatan harga saham

seberapa besar pasar menghargai nilai buku 6. Pendekatan economic value added

saham suatu perusahaan. Semakin tinggi Pada umumnya, tujuan manajemen

nilai rasio ini, maka akan semakin tinggi keuangan adalah untuk memaksimalkan

kepercayaan pasar terhadap prospek nilai peusahaan. Namun sering terjadi

perusahaan. Selain PBV, Tobin’s Q juga konflik antara pemilik perusahaan dengan

dapat mengukur nilai pasar. Sukamulja penyedia dana, sehingga nilai saham dapat

(2004) menjelaskan bahwa Tobin’s Q dapat mengukur nilai efektivitas perusahaan.

memasukkan semua unsur utang dan modal Nilai perusahaan juga dapat dilihat dari nilai

saham perusahaan sehingga fokus dapat pasar atau nilai buku perusahaan dari
Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

ekuitasnya. Nilai perusahaan yang dibentuk BPKP (Badan Pengawasan

melalui indikator nilai pasar akan sangat Keuangan Pemerintah) menjelaskan bahwa

dipengaruhi oleh peluang investasi. Dengan GCG merupakan sistem pengendalian dan

adanya peluang investasi maka akan pengaturan perusahaan terhadap

memberikan sinyal positif mengenai hubungannya dengan berbagai pihak di

pertumbuhan perusahaan di masa dalam perusahaan dan nilai-nilai yang

mendatang dan dapat meningkatkan nilai terkandung dalam mekanisma pengelolaan

perusahaan. Dalam perspektif teori agensi, tersebut. Tujuan dari GCG ini adalah untuk

agen yang cenderung mementingkan menciptakan nilai tambah bagi para

kepentingan sendiri maka tidak akan stakeholder. Berikut adalah prinsip-prinsip

berinvestasi dengan penuh risiko. utama GCG (Wardani, 2008):

Permasalahan dalam teori ini menjelaskan 1. Keadilan

bahwa nilai perusahaan akan naik apabila Prinsip memperlakukan adil untuk

pemilik perusahaan dapat mengendalikan seluruh pemegang saham baik

perilaku manajemen agar tidak pemegang saham minoritas dan

menghamburkan sumber daya perusahaan. pemegang saham asing. Perlakuan

Corporate governance merupakan sistem sama ini dilakukan terutama jika

yang mengatur dan mengendalikan terdapat kecurangan.

perusahaan agar dapat memberikan nilai 2. Kererbukaan/Transparansi

perusahaan untuk para pemegang saham. Perusahaan harus transparan dalam

Dengan demikian GCG (Good Corporate pengungkapan dan tepat waktu dalam

Governance) dapat meningkatkan nilai hal kinerja perusahaan, kepemilikan,

perusahaan. dan pemegang kepentingan.

Perusahaan harus memberikan

GCG (Good Corporate Governance) informasi yang material dan relevan


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

agar mudah diakses dan dipahami oleh ini diperlukan untuk menghindari

para stakeholder. adanya konflik yang dapat timbul

3. Akuntabilitas dalam para pemegang saham

Sangat penting bagi perusahaan untuk mayoritas.

menciptakan sistem pengawasan untuk Menurut FCGI Booklet terdapat tiga

komisaris, direksi, dan para pemegang komite penting yang berperan dalam GCG:

saham. Pengawasan ini terdiri dari 1. Komite Kompensasi/ Remunerasi

pemonitoringan, evaluasi, dan (Compensation/ Remuneration

pengendalian terhadap manajemen Committee)

agar manajemen bertindak sesuai 2. Komite Nominasi (Nomination/

dengan para pemegang saham dan Governance Committee)

pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Komite Audit (Audit Committee)

4. Responsibilitas Berikut adalah beberapa tujuan

Manajer harus bertanggung jawab utama dalam penerapan GCG:

kepada perusahaan dan para pemegang 1. Melindungi para pemegang saham

saham. Sehingga dengan demikian 2. Melindungi para stakeholder

maka manajemen akan menghindari 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan

penyalahgunaan kekuasaan dan pada pemegang saham

akhirnya akan menjunjung tinggi etika 4. Mengingkatkan efisiensi dan

dan memelihara bisnis yang sehat. efektivitas kerja dewan pengurus dan

5. Independen manajer

Perusahaan harus dikelola secara 5. Meningkatkan hubungan dewan

independen sehingga masing – masing dengan manager

bagian dalam perusahaan tidak ada

yang saling mendominasi. Independen


Jurnal Universitas Cipasung, Vol. No. #Desember #2021

Kesimpulan f. Untuk menilai prestasi atau kinerja

Laba akuntansi adalah perbedaan perusahaan/segmen perusahaan divisi.

antara revenue yang direalisasi yang timbul Manajemen laba adalah suatu

dari transaksi pada periode tertentu tindakan yang dilakukan oleh pihak

dihadapkan dengan biaya-biaya yang manajemen yang menaikkan atau

dikeluarkan pada periode tersebut. menurunkan laba yang dilaporkan dari unit

Laba merupakan informasi penting yangmenjadi tanggung jawabnya yang tidak

dalam suatu laporan keuangan. Angkaini mempunyai hubungan dengan

penting untuk : kenaikkanatau penurunan profitabilitas

a. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai perusahaan untuk jangka panjang.

dasar pengenaan pajak yang

akanditerima Negara.

b. Untuk menghitung deviden yang kan

dibagikan kepada pemilik dan yang

kanditahan dalam perusahaan.

c. Sebagai pedoman dalam menentukan

kebijaksanaan investasi dan

pengambilan keputusan.

d. Menjadi dasar dalam peramalan laba

maupun kejadian ekonomi

perusahaanlainnya di masa yang akan

datang.

e. Sebagai dasar dalam perhitungan dan

penilaian efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai