Anda di halaman 1dari 28

MESIN-MESIN

LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
PEMBAGIAN
MESIN
LISTRIK
HUKUM-HUKUM DASAR
KELISTRIKAN
Beberapa hukum-hukum dasar listrik, yaitu:
• Hukum Coulomb
• Hukum Faraday
• Hukum Oersted
• Hukum Ohm
• Hukum Khirchoff
• Hukum Ampere-Biot-Savart
• Hukum Lenz
• Prinsip Konversi Energi Elektromekanik
• Hukum Lorentz

Kesemua hukum diatas, bersama dengan hukum kekekalan


energi akan menjelaskan mengenai prinsip kerja dasar dari
suatu mesin listrik.
1. HUKUM COULOMB
➢ Hukum Coulomb merupakan persamaan yang menggambarkan kekuatan elektrostatik antara
muatan elektrik yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah
keduanya. Dicetuskan oleh ahli ilmu fisika Perancis Charles Augustin de Coulomb pada 1780-
an. Hukum Coulomb dapat dinyatakan sebagai berikut:
➢ “Besarnya gaya interaksi antara dua buah benda titik yang bermuatan listrik adalah berbanding lurus
dengan perkalian antara masing-masing muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua muatan titik tersebut.”

➢ Dirumuskan sebagai berikuti:


Gambar 1 menunjukkan dua muatan titik QI dan
Q2terpisah pada jarak r dengan QI terletak di pusat
salib sumbu XYZ. Hukum Coulomb menyatakan bahwa
gaya elektrostatika pada muatan Q2 akibat muatan
QI adalah :

Gambar 1

Dan besarnya adalah:


➢ Dengan cara matematika konstanta E0 yang disebut permitivitas
ruang hampa didefinisikan sebagai
➢ 𝐸 o= 8, 85432 x 10-12 C2/N.m2 = 8, 85432 x 10-12 F/m
➢ Jika QI dan Q2 berada dalam medium di elektrika isotropik misalnya
minyak, maka Eodalam (1) harus diganti dengan 𝐸=KEo dan K disini
adalah konstanta dielektrika medium.

Misalnya QI, Q2,Q3,……., Qn pada posisi tetap dalam suatu susunan
salib sumbu. Maka gaya pada muatan QI akibat muatan-muatan
lainnya adalah :
2. HUKUM FARADAY
➢ Arah medan listrik di beberapa titik dapat dilukiskan secara grafis
dengan menggunakan garis-garis gaya (khayalan). Konsep dasar ini
dikemukakan oleh Michael Faraday yang berbunyi :

➢ “Sebuah garis gaya dalam suatu medan listrik adalah sebuah garis
gaya yang dilukiskan apabila garis singgung pada setiap titiknya
menunjukkan arah medan listrik pada titik tersebut.”
➢ Michael faraday (1791-1867), seorang ilmuwan jenius dari inggris menyatakan bahwa:
➢ 1. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan magnetik
(flux) yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan
induksi.
➢ 2. Perubahan flux medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan
menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.
➢ Kedua pernyataan beliau diatas menjadi hukum dasar listrik yang menjelaskan
mengenai fenomena induksi elektromagnetik dan hubungan antara perubahan flux
dengan tegangan induksi yang ditimbulkan dalam suatu rangkaian, aplikasi dari
hukum ini adalah pada generator. Gambar dibawah akan menjelaskan mengenai
fenomena tersebut.
3. Hukum Oersted
➢Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor,
maka akan timbul pengaruh magnetik disekitar kawat berarus
tersebut. Pengaruh magnetik ini mampu menarik bahan magnetik
lainnya. Jika serbuk besi diletakkan disekitar kawat berarus maka
serbuk besi tersebut akan berarah secara teratur. Hans Christian
Oersted, pada tahun 1820, mengadakan penelitian tentang
pengaruh medan magnet disekitar kawat berarus.
4. Hukum Ohm
➢ Jika beda potensial pada ujung kawat dapat dipertahankan
konstan, maka akan menimbulkan aliran muatan listrik atau yang
disebut dengan aliran arus listrik. Definisi arus listrik (I) adalah
jumlah muatan (Q) listrik yang mengaklir dalam penghantar tiap
satuan waktu (t). Jadi 1 Ampere sama dengan 1 coulomb perdetik.

“Hukum Ohm Menyatakan bahwa tegangan V antara ujung-ujung


sebuah tahanan adalah sebanding dengan arus I yang melaluinya.”
➢ Hubungan antara kuat arus dengan beda potensial dalam suatu
rangkaian tertutup pertama kali diselidiki oleh fisikawan jerman
yang bernama George Siemon Ohm dalam suatu konsep yang
disebut dengan Hukum Ohm. Hukum Ohm menyatakan bahwa
"Pada temperatur tetap, kuat arus (I) dalam suatu rangkaian
tertutup akan sebanding dengan beda potensial (V) antar ujung-
ujung rangkaian (R)".
➢ V=I.R
5. Hukum Kirchhoff
❑Hukum 1 Kirchhoff
“Jumlah aljabar keseluruhan arus yang bertemu pada satu titik
percabangan adalah nol (Σ I = 0).

I1 I2
I 1 + I2 + I3 = 0
Titik simpul
Dalam bentuk matematis , untuk n cabang
I3 yang bertemu di satu simpul
I1 + I2 + ……. + In = 0
❑ Hukum 2 Khirchoff (Khirchoff Voltage Low – KVL)
Hasil penjumlahan aljabar tiap ggl dalam sembarang lintasan
tertutup sama dengan hasil penjumlahan aljabar hasil kali IR
dalam lintasan tertutup yang bersangkutan ( E =  I R).
R
I
+  E1 – E2 =  I R
E1+ - E2
-
6. Hukum Ampere-Biot-Savart
➢ 3 orang ilmuwan jenius dari perancis, Andre Marie Ampere (1775-1863), Jean
Baptista Biot (1774-1862) dan Victor Savart (1803-1862) menyatakan bahwa:
“Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar
yang berada diantara medan magnetik”
➢ Hal ini merupakan kebalikan dari hukum faraday, dimana faraday
memprediksikan bahwa tegangan induksi akan timbul pada penghantar yang
bergerak dan memotong medan magnetik. Hukum ini diaplikasikan pada
mesin-mesin listrik, dan gambar 2 akan menjelaskan mengenai fenomena
tersebut.
7. Hukum Lenz
➢ Pada tahun 1835 seorang ilmuwan jenius yang dilahirkan di Estonia, Heinrich Lenz (1804-1865)
menyatakan bahwa:
“Arus induksi elektromagnetik dan gaya akan selalu berusaha untuk saling meniadakan (gaya aksi
dan reaksi)”
➢ Sebagai contoh, jika suatu penghantar diberikan gaya untuk berputar dan memotong garis-garis
gaya magnetik, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi (hukum faraday).
Kemudian jika pada ujung-ujung penghantar tersebut saling dihubungkan maka akan mengalir arus
induksi, dan arus induksi ini akan menghasilkan gaya pada penghantar tersebut (hukum ampere-
biot-savart). Yang akan diungkapkan oleh Lenz adalah gaya yang dihasilkan tersebut berlawanan
arah dengan arah gerakan penghantar tersebut, sehingga akan saling meniadakan.
➢ Hukum Lenz inilah yang menjelaskan mengenai prinsip kerja dari mesin listrik dinamis (mesin listrik
putar) yaitu generator dan motor.
8. Konversi Energi Listrik
➢ Tiga hukum dasar listrik yaitu Hukum Faraday, Hukum Ampere-Biot-
Savart dan Hukum Lenz terjadi pada proses kerja dari suatu mesin listrik
dan hal ini merupakan prinsip dasar dari konversi energi. Secara garis
besar, elektromekanik dari mesin listrik dinamis dinyatakan:

➢ “Semua energi listrik dan energi mekanik mengalir kedalam mesin, dan
hanya sebagian kecil saja dari energi listrik dan energi mekanik yang
mengalir keluar mesin (terbuang) ataupun disimpan didalam mesin itu
sendiri, sedangkan energi yang terbuang tersebut dalam bentuk panas”
➢ Sedangkan hukum kekelan energi pertama menyatakan bahwa:
➢ “energi tidak dapat diciptakan, namun dapat berubah bentuk dari satu
bentuk energi ke bentuk energi lainnya”
➢ Aplikasi dari 4 dasar prinsip kerja mesin listrik dinamis dan hukum kekalan
energi digambarkan sebagai berikut:
➢ Tanda positif (+) menunjukkan energi masuk, sedangkan tanda
negatif (-) menunjukkan energi keluar. Panas yang dihasilkan dari
suatu mesin yang sedang melakukan proses selalu dalam tanda
negatif (-).
➢ Sedangkan untuk energi yang tersimpan, tanda positif (+)
menujukkan peningkatan energi yang tersimpan, sedangkan tanda
negatif (-) menunjukkan pengurangan energi yang tersimpan.
Keseimbangan dari bentuk-bentuk energi diatas tergantung dari
nilai efisiensi mesin dan sistem pendinginannya.
9. Hukum Lorenz
➢ Bila penghantar diletakkan di dalam medan magnet, dan kemudian dialirkan arus listrik pada
penghantar tersebut maka pada penghantar akan timbul gaya.
➢ Jadi gaya lorentz adalah gaya yang dialami kawat berarus listrik di dalam medan magnet
➢ Bagaimana gaya lorentz berfungsi, maka lakukan percobaan dengan mengamati bentuk
medan magnet atau garis gaya magnet selama percobaan.
➢ Bila pengamatan dilakukan dengan benar maka akan diperoleh :

(a) Makin besar arus listrik yang mengalir, makin besar pula gaya yang bekerja dan makin
cepat batang penghantar bergulir.

(b) Bila polaritas sumbu dirubah, maka penghantar akan bergerak dalam arah yang
berlawanan dengan gerak sebelumnya.
MENENTUKAN ARAH GAYA LORENTZ
Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan
aturan tangan kanan. Jari-jari tangan kanan
diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari
tegak lurus terhadap telunjuk dan tegak
lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah
medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk
dan arah arus listrik (I) diwakili oleh ibu jari,
maka arah gaya lorentz (F) di tunjukkan
oleh jari tengah.
Gaya lorentz pada penghantar bergantung pada faktor sebagai berikut :
(1) kuat medan magnet (B)
(2) besar arus listrik (I)
(3) panjang penghantar
sehingga dapat dirumuskan
F = B.I.L
dimana :
F adalah gaya lorentz (N)
B adalah kuat medan magnet (Tesla)
I adalah kuat arus listrik (A)
L adalah panjang penghantar (m)

Anda mungkin juga menyukai