BAB 1
PENDAHULUAN
sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi. Pada tahun 2017
penerimaan pajak dalam APBN mencapat 89,7 % dari target APBN 2017
komponen bangsa (Purba, 2012). Peranan pajak yang begitu besar dalam
(Riyanto, 2012).
2016).
adalah adanya tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang belum
sesuai dengan target yang ditentukan, karena masih terdapat wajib pajak
yang menghindar dan mangkir pajak. hal ini dapat dilihat dari tabel di
bawah ini:
Tabel 1.1
Jumlah WPOP Terdaftar Dan WPOP Yang Menyampaikan SPT Pada
KPP Pratama Bengkalis
tingkat kepatuhan wajib pajak masih belum sesuai dengan target yang
penyampaian SPT dari jumlah wajib pajak orang pribadi non karyawan
kewajiban perpajakan jika hasilny tidak terealisasi dengan baik dan hanya
Adapun data saldo tunggakan pajak dalam kurun lima tahun terakhir
Tabel 1.2
Saldo tunggakan pajak di Riau dalam 5 (lima) tahun terakhir
(Dalam jutaan rupiah)
Riau
No KPP 2011 2012 2013 2014 2015
KPP Pratama
1. Pekanbaru 54.881 102.863 54.881 102.863 54.881
Senapelan
2. KPP Pratama Dumai 54.881 102.863 105.330 122.115 120.523
3. KPP Pratama
154.546 257.028 249.484 216.072 201.141
Rengat
4. KPP Pratama
7.095 86.035
Pekanbaru Tampan 118.656 202.114 177.053
5. KPP Madya
18.449 223.717 308.543 418.777 498.987
Pekanbaru
6. KPP Pratama
134.763 211.047 198.660 184.672 204.291
Bengkalis
7. KPP Pratama
77.036 117.610 109.182 123.143 132.841
Bangkinang
8. KPP Pratama
Pangkalan Kerinci 231.877 342.885 312.579 162.737 200.592
Jumlah 700.779 1.455.957 1.550.752 1.554.864 1.650.758
Sumber/source: Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Riau dan KepulauanRiau/Regional Tax Officeof
Riau and Kepulauan Riau
Dari tabel 1.2 di atas untuk KPP Pratama Bengkalis dari tahun
2012, dan nilai tunggakan terkecil terjadi pada tahun 2011. Data
masih rendah.
penerimaan pajak penghasilan antara tahun 2016 dan 2017 antara lain
sebagai berikut :
Tabel 1.3
Penerimaan pajak di KPP Pratama Bengkalis
PENERIMAAN
URAIAN TARGET
2016 2017
A. Pajak Penghasilan Rp 1.201.595.954.000 Rp 849.812.744.968 Rp 772.284.745.077
1. PPh NON MIGAS Rp 1.201.595.954.000 Rp 849.187.760.638 Rp 772.171.674.767
1.1 PPh Pasal 21 Rp 1.038.152.834.000 Rp 654.040.442.202 Rp 538.234.094.233
1.2 PPh Pasal 22 Rp 29.423.537.000 Rp 18.726.756.611 Rp 72.731.900.459
1.3 PPh Pasal 22 Impor Rp 740.793.000 Rp 286.882.256 Rp 319.314.089
1.4 PPh Pasal 23 Rp 21.604.442.000 Rp 21.677.024.334 Rp 26.185.756.742
1.5 PPh Pasal 25/29 OP Rp 18.193.277.000 Rp 4.848.451.603 Rp 8.084.805.887
1.6 PPh Pasal 25/2Badan Rp 8.225.858.000 Rp 9.226.872.702 Rp 8.804.062.724
1.7 PPh Pasal 26 Rp 8.192.536.000 Rp 5.199.115.889 Rp 9.428.515.919
1.8 PPh Final Rp 72.421.892.000 Rp 93.283.595.054 Rp 95.688.954.960
1.9 PPh Fiskal Luar
Rp 54.913.742
Negeri
1.10 PPh Non Migas
Rp 4.640.785.000 Rp 41.843.706.245 Rp 12.694.269.754
Lainnya
2. PPh MIGAS Rp 624.984.330 Rp 113.070.310
2.1 PPh Minyak Bumi Rp 624.573.555 Rp 113.070.310
2.2 PPh Gas Alam Rp 410.774 Rp 387.750
Sumber: KPP Pratama Bengkalis
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dimana dalam hal ini ada
tentang perpajakan.
dengan otoritas pajak akan meningkat, jika otoritas melihat dirinya sebagai
keseluruhan.
Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi sikap wajib pajak terhadap
(Mardiasmo, 2011:59).
tegas yang diberikan kepada wajib akan menimbulkan rasa takut dalam
wajib pajak.
kepatuhan wajib pajak jika diikuti dengan kondisi keuangan yang baik.
dalam keadaan buruk atau tidak stabil.Dalam hal ini, kondisi keuangan
wajib pajak bisa saja berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, dan
pajak. Kepatuhan wajib pajak tersebut akan lebih meningkat lagi apabila
mengetahui dengan baik peran dan fungsi pajak yang dibayarkan akan
aturan perpajakan juga dapat memotivasi wajib pajak untuk taat pajak. Hal
tetapi tidak diikuti dengan pengetahuan yang baik dari wajib pajak.
yang tegas dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak jika diikuti dengan
pengetahuan yang baik dari masyarakat atau wajib pajak. Begitu juga
11
wajib pajak menurun jika tidak diikuti dengan pengetahuan yang baik dari
wajib pajak.
dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu kualitas pelayanan
moderating”.
Bengkalis?
Bengkalis?
Pratama Bengkalis.
Bengkalis.
Bengkalis.
Bengkalis.
bagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
15
penulisan.