Robert Boyle adalah orang pertama yang memberikan definisi tentang suatu zat tidak dapat lagi dibagi-bagi menjadi dua zat atau lebih dengan cara kimia dan menyimpulkan bahwa unsur-unsur mempunyai sifat yang jelas da nada kemiripan diantara sifatsifat unsur itu. Setelah Robert Boyle mengemukakan pendapat mengenai table periodic unsur, ada beberapa perkembangan table periodic unsur lainnya yaitu: 1. Antonie Lavoisier Perkembangan system periodic unsur Perkembangan sistem periodik unsur diawali pada tahun 1789 oleh Antoine Lavoisier. Pada tahun itu, Lavoisier berhasil mengelompokkan 33 jenis unsur berdasarkan sifat kimianya, misalnya gas, tanah, logam, dan nonlogam. 2. Pengelompokan unsur Triade Dobereiner Pada tahun 1817, seorang kimiawan asal Jerman, Johann Wolfgang Dobereiner, berhasil mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa dan kesamaan sifatnya. Setiap kelompok terdiri dari tiga unsur. Itulah mengapa penemuannya dikenal sebagai Triade Dobereiner. Ketentuan dari triade ini adalah massa unsur yang di tengah merupakan rata-rata unsur awal dan akhirnya. 3. Pengelompokan unsur oktaf Newlands Tampaknya, masih dari tanah Eropa ya Quipperian, tepatnya pada tahun 1864 seorang kimiawan asal Inggris, John Newlands, berhasil mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Berdasarkan hasil penelitiannya, Newlands mendapati bahwa unsur kedelapan sifatnya mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya. Keunikan sifat yang seperti itulah kemudian disebut hukum oktaf. Kelemahan dari pengelompokkan oleh Newlands ini adalah hanya berlaku untuk unsur bermassa atom kecil. 4. Tabel periodik unsur Mendeleev dan Lothar Mayer Hukum oktaf yang ditemukan oleh Newlands, mendorong ilmuwan asal Rusia dan Jerman, yaitu Dimitri Mendeleev dan Lothar Mayer, untuk meneliti kembali hubungan massa atom dan sifat kimia unsur. Penelitian keduanya fokus pada besaran yang berbeda. Mendeleev meneliti hubungan antara massa atom dan sifat-sifat kimia. Sementara itu, Mayer meneliti hubungan antara massa atom dan sifat-sifat fisika. Mendeleev berkesimpulan bahwa susunan unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya akan menghasilkan perulangan sifat secara periodik. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum periodik unsur. Pada tahun 1871, Mendeleev berhasil menerbitkan tabel periodik unsur dengan lajur tegak disebut golongan dan lajur mendatar disebut periode. 5. Tabel periodik modern (bentuk panjang) Pada tahun 1914, Henry Moseley menyatakan bahwa sifat dasar atom itu terletak pada nomor atomnya, bukan nomor massanya. Dari serangkaian penelitian yang ia lakukan, Henry Moseley berhasil memperbarui tabel periodik unsur yang digagas oleh Mendeleev. Tabel periodik unsur milik Moseley terdiri dari dua lajur, yaitu lajur mendatar disebut periode dan lajur tegak disebut golongan. Tabel periodik Moseley inilah yang biasa kamu gunakan di pelajaran Kimia. Berikut ini contohnya! Sifat keperiodikan unsur merupakan teori yang menggambarkan hubungan sifat dari suatu unsur kimia dengan letak unsur tersebut dalam tabel periodik. Hal ini sejalan dengan karakter unsur kimia yang memiliki pola perubahan tertentu baik dari kiri ke kanan tabel maupun dari atas ke bawah pada tabel periodik. Jari Jari Atom Jari-jari atom dikelompokkan menjadi jari-jari logam dan jari-jari kovalen. Jari-jari logam merupakan setengah jarak 2 inti atom logam dalam sebuah kristal logam murni sedangkan jari-jari kovalen diukur dari struktur kovalen suatu unsur. Definisi tersebut menjadikan pengukuran jari-jari atom sangat relatif terhadap struktur yang dibentuk dari unsur tersebut. Pengukuran jari-jari atom dapat dilakukan menggunakan metode difraksi sinar-X. Secara umum, jari-jari atom di tabel periodik memiliki kecenderungan untuk meningkat dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Hal ini disebabkan semakin ke kanan, muatan inti akan semakin bertambah ( ditandai dengan bertambahnya proton ) sementara elektron terluar berada pada kulit yang sama sehingga gaya tarik antara elektron terluar dengan inti menjadi lebih besar dan menyebabkan elektron tertarik ke arah inti. Sementara dari atas ke bawah jari-jari elektron meningkat disebabkan kulit terluar akan semakin bertambah dan menyebabkan elektron terluar memiliki jarak yang lebih jauh dengan inti. Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron terluar dari suatu atom/ion dalam keadaan gas ( nilai energi ionisasi selalu positif ). Jika ditulis dalam persamaan reaksi Na(g)→Na+(g)+e− ΔH=Energi Ionisasi Secara umum, energi ionisasi dari suatu atom akan meningkat dari kiri ke kanan. Hal ini disebabkan inti dari suatu atom semakin bartambah muatannya sementara kulit atom tidak bertambah sehingga gaya tarik antar inti (bermuatan positif) dengan elektron akan semakin kuat sehingga energi untuk melepaskan elektron akan semakin besar. Dalam satu golongan, energi ionisasi dari suatu atom akan menurun dari atas ke bawah. Hal ini disebabkan kulit atom bertambah sehingga jarak antara inti dan elektron terluar semakin besar sehingga gaya tarik antara inti dengan elektron terluar semakin lemah dan menyebabkan energi untuk melepaskan elektron terluar semakin kecil. Afinitas elektron merupakan energi yang dibutuhkan/dilepaskan untuk menerima satu elektron dari suatu atom/ion dalam keadaan gas. Jika ditulis dalam persamaan reaksi Na(g)+e−→Na−(g) ΔH=Afinitas Elektron Keelektronegatifan Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatuatom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling pada tahun 1932. Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung makin sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah membentuk ion positif. Adapun sifat periodik keelektronegatifan dalam sistem periodik adalah sebagai berikut: A. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin kecil B. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin besar Sifat Logam Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi unsur logam, semilogam (metalloid), dan nonlogam. Kelogaman unsur terkait dengan energi ionisasi dan afinitas elektron. Unsur logam mempunyai energi ionisasi kecil sehingga mudah melepas elektron membentuk ion positif. Unsur nonlogam mempunyai afinitas elektron besar sehingga mudah menarik elektron membentuk ion negatif. Sifat keperiodikan kelogaman dalam sistem periodik unsur yaitu: A. Dalam satu golongan sifat logam unsur bertambah dari atas ke bawah Dari atas ke bawah energi ionisasi unsur berkurang sehingga makin mudah melepas elektron, sifat logam bertambah. Demikian juga nilai afinitas elektron makin berkurang sehingga makin sulit bagi unsur untuk menangkap elektron. Sifat nonlogam berkurang. B. Dalam satu periode sifat logam berkurang dari kiri ke kanan Energi ionisasi unsur bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin sulit bagi unsur untuk melepas elektron. Berarti sifat logam makin berkurang. Nilai afinitas elektron bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin mudah bagi unsur untuk menarik elektron. Akibatnya sifat nonlogam makin berkurang. Kecenderungan ini tidak berlaku bagi unsur-unsur transisi. Titik Leleh dan Titik Didih Sifat keperiodikan unsur dalam hal ini titik leleh dan titik didih pada sistem periodik adalah sebagai berikut: 1. Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA. 2. Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan yaitu (1) unsur- unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah, (2) unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi dari atas ke bawah.