Disusun Oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serta
penyelenggaranya sesuai dengan standard an kode etik profesi (Azrul,Azwar, 1996).
Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan
dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan professional terkini (consist with
current professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian
tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus memenuhi
berbagai standar/spesifikasi. Mutu adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan.
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society For
Quality Control).
Menurut Nursalam (2013) kualitas mutu pelayanan keperawatan terdiri atas beberapa
faktor yaitu:
Mutu pelaynan dapat diukur dengan menggunakan tiga vaiabel yaitu input, proses dan
output/outcome (Nursalam, 2012, p. 297):
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan terkait dnegan struktur, proses dan
outcome sistem pelayanan RS tersebut. Muru asuhan pelayanan RS dpat dikaji dari tingkat
pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS
tersebut. Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokemn, instrumen, audir (EDIA)
(Nursalam, 2012, pp. 298–300).
Struktur merupakan semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS yang meliputi
tenaga, sarana prasarana, metode asuhan keperawatan, dana, pemasaran dan lainnya. Struktur
sistem RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas struktur RS
diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya atau efisiensi, dan mutu dari masing-masing
komponen struktur.
2. Proses
Proses merupakan semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interaksi secara profesional dnegan pasien.Interaksi ini diukur antara lain dalam
bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana tindakan pengobatan,
indikasi tindakan, penganan penyakit dan prosedur pengobatan.
3. Outcome
Outcome merupakan hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain
terhadap pasien.
G. Audit personalia
1. Salah pasien
2. Salah nama, tidak sesuai dengan medical record
3. Salah waktu
a. Terlambat pemberian obat (30 menit setelah dari jadwal)
b. Terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal)
c. Obat stop tetap dilanjutkan
4. Salah cara pemberian
5. Salah dosis seperti kelebihan atau kurang dari resep dokter
6. Salah obat atau obat yang diberikan tidak sesuai dengan resep dokter
7. Salah dokumentasi
8. Dokumentasi tidak sesuai dengan apa yang dilaksanakan
I. Kepuasan pasien
Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan anatara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya. Kepuasan pasien sangat berhubungan dengan mutu pelayanan rumah
sakit, dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien maka manajemen rumah sakit dapat
melakukan peningkatan mutu pelayanan (Nursalam, 2012, p. 328).
Terdapat enam faktor yang menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu
produk yaitu(Nursalam, 2012, p. 329):
Kriteria dalam mengidentifikasi lima kelompok yang digunakan oleh pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas jasa layanan, sebagai berikut(Nursalam, 2012, p. 329):
1. Tangible atau kenyataan yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan materi
komunikasi yang menarik dan lain-lain
2. Empati yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk memberikan perhatian secara
pribadi kepada konsumen
3. Cepat tanggap, yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu
pelangan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan
dari konsumen
4. Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan apa yang
dijanjikan, terpercaya dan akurat dan konsisten
5. Kepastian yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen.
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JKP