Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY “U” DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (GGK)


DI ICU KAMAR 10 RS RK CHARITAS PALEMBANG

Disusun Oleh :

ADE PARAMITHA

2035028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2021
A. GAGAL GINJAL KRONIK
1. Definisi GGK
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah kemunduran fungsi ginjal yang
menyebabkan ketidakmampuan mempertahankan substansi tubuh dibawah
kondisi normal . Gagal Ginjal Kronik adalah kerusakan yang progresif pada
nefron yang mengarah pada timbulnya uremia yang secara perlahan-lahan
meningkat.

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih
dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal
seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit
ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari 60
ml/menit/1,73m², seperti pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Batasan penyakit ginjal kronik
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi
ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
berdasarkan:
- Kelainan patologik

- Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada


pemeriksaan pencitraan
2. Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m² selama > 3 bulan
dengan atau

tanpa kerusakan ginjal


(Sumber: Chonchol, 2005)

Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium


ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebig tinggi
menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah. Klasifikasi
tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Stadium 1
adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2
kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium 3
kerusakan ginjal dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal, stadium 4
kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah
gagal ginjal. Hal ini dapat dilihat pada table 2.2 berikut :

Tabel 2.2 Laju filtrasi glomerulus (LFG) dan stadium penyakit ginjal kronik
Stadium Deskripsi LFG (mL/menit/1.73
m2 )
0 Resiko meningkat ≥ 90 dengan factor
resiko
1 Kerusakan ginjal disertai LFG normal ≥ 90
atau meninggi
2 Penurunan ringan LFG 60-89
3 Penurunan moderat LFG 30-59
4 Penurunan berat LFG 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
(Sumber: Clarkson, 2005)

2. Etiologi GGK

a. Glumerulonefritis kronis

b. Pielonefritis

c. Hipertensi yang tidak dapat dikontrol

d. Obstruksi saluran kemih

e. Lesi herediter (seperti : penyaklit ginjal polikistik, gangguan


vaskuler, infeksi, medikasi, atau agen toksik)
f. Nefrosklerosis

g. Sindroma Nefrotik

h. Tumor Ginjal

3. Manifestasi klinis GGK

a. Umum : malaise, debil, letargi, tremor, mengantuk, koma.


b. Kulit : pucat, mudah lecet, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh,
rambut tipis dan kasar, leukonikia, warna kulit abu-abu
mengkilat, kulit kering bersisik.
c. Mulut : lidah kering dan berselaput, fetor uremia, ulserasi dan
perdarahan pada mulut

d. Mata : mata merah.

e. Kardiovaskuler : hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung,


pericarditis, pitting edema, edema periorbital, pembesaran vena
jugularis, friction rub perikardial.
f. Respiratori : heperventilasi, asidosis, edema paru, efusi pleura,
krekels, napas dangkal, kussmaul, sputum kental dan liat.
g. Gastrointestinal : anorexia, nausea, gastritis, konstipasi/diare,
vomitus, perdarahan saluran GI.
h. Muskuloskeletal : kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur
tulang, foot drop, hiperparatiroidisme, defisiensi vit. D, gout.
i. Genitourinari : amenore, atropi testis, penurunan libido, impotensi,
infertilitas, nokturia, poliuri, oliguri, haus, proteinuria,
j. Neurologi : kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki,
perubahan perilaku.
k. Hematologi : anemia, defisiensi imun, mudah mengalami
perdarahan.
4. Anatomi dan Fisiologis

5. Patofisiologi GGK
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif
GFR. Stadium gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat
GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup :

a. Penurunan cadangan ginjal; Yang terjadi bila GFR turun 50% dari
normal (penurunan fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa
metabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah
rusak, dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi urin, menyebabkan
nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk
mendeteksi penurunan fungsi ginjal.

b. Insufisiensi ginjal; Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari


normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami
kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima.Mulai terjadi
akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak
mampu lagi mengkompensasi.Penurunan respon terhadap diuretic,
menyebabkan oliguri,edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan,
sedang dan berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan
medis.

c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.

d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir; Terjadi bila GFR menjadi kurang
dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang
tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.
Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti ureum dan
kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan
homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal.
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara
lain :

a) Hiperkalemia

b) Perikarditis

c) Hipertensi

d) Anemia
e) Penyakit tulang.

6. Pemeriksaan Penunjang Pada Gagal Ginjal


a. Tes Darah

a) Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum


meningkat.kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir

b) Natrium dan Kalsium serum – menurun.

c) Kalium dan Fosfor serum – meningkat.

d) pH dan bikarbonat (HCO3) serum – menurun (asidosis


metabolik).

e) Haemoglobin, hematokrit, trombosit – menurun (disertai


penurunan fungsi sel darah putih dan trombosit).

f) Glukosa serum – menurun (umum terjadi pada bayi)


g) Asam urat serum – meningkat.

h) Kultur darah – positif (disertai infeksi sistemik).

i) SDM: menurun, defisiensi eritropoitin

j) GDA: asidosis metabolik, pH kurang dari 7,

k) Protein (albumin) : menurun

l) Magnesium: meningkat

b. Tes Urine
a) Urinalitas – sel darah putih dan silinder.

b) Elektrolit urine osmolalitas, dan berat jenis – bervariasi


berdasarkan proses penyakit dan tahap GGA.

c) Warna: secara abnormal warna urin keruh kemungkinan


disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen.
Warna urine kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah,
Hb, mioglobin, porfirin

d) Volume urine: biasanya kurang dari 400 ml/24 jam bahkan tidak
ada urine (anuria)

e) Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkn kerusakan ginjal berat

f) Osmolalitas: kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan


ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1

g) Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat


menunjukkkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga
ada

h) Klirens kreatinin: mungkin agak menurun

i) Natrium: lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu


mereabsorbsi natrium

c. Elektrokardiogram (EKG) – perubahan yang terjadi berhubungan


dengan ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.

d. Kajian foto toraks dan abdomen – perubahan yang terjadi


berhubungan dengan retensi cairan.

e. Osmolalitas serum:Lebih dari 285 mOsm/kg

f. Pelogram Retrograd:Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter

g. Ultrasonografi Ginjal : Untuk menentukan ukuran ginjal dan


adanya masa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas

h. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi: Untuk menentukan pelvis ginjal,


keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif

i. Arteriogram Ginjal:Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi


ekstravaskular, masa

7. Penatalaksanaan Medis
a. Stabilkan keseimbangan cairan dan elektrolit

b. Dukung fungsi kardiovaskuler

c. Cegah infeksi

d. Tingkatkan status nutrisi

e. Kendalikan perdarahan dan anemia

f. Lakukan dialisis

g. Transplantasi ginjal

h. Terapi penggantian Ginjal

i. Hemodialisis (membran semipermiabel ada pada mesin)

j. Dialisis peritoneal (membran semipermiabel menggunakan


peritoneum)

k. Transplantasi ginjal

Anda mungkin juga menyukai