Anda di halaman 1dari 21

Tia Halimatus Sadiyah 30101900191 sgd 2

Nyeri Pinggang
Skenario
Laki-laki 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri pinggang kanan. Nyeri menjalar di
sekitar paha kanan hingga didaerah kemaluan. Nyeri dirasakan mendadak dan hilang timbul.
Riwayat pernah buang air kecil berpasir dan kemerahan sebelumnya, disertai dengan nyeri
pinggang kanan. Pasien keseharian bekerja sebagai petani tinggal di kota Pati. Pasien sehari-
hari minum dari air yang bersumber dari sumur di rumahnya. Riwayat keluarga, ibu pasien
pernah menjalani operasi pyelolithotomi sekitar 15 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tampak kesakitan. Abdomen tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan
flank/pingggang kanan tidak didapatkan bulging, warna kulit seperti sekitar, tidak tampak
adanya sikatriks dan nyeri ketok CVA kanan (+), teraba ginjal kanan ballotement (+). Pada
pemeriksaan darah rutin dalam batas normal, Urinalisis ditemukan hematuria dan
leukosituria, urea darah 80 ug/dl dan creatinin 2,6 ug/dl. Pada USG abdomen ditemukan
hydronephrosis grade 2 pada pinggang ginjal kanan serta tidak adanya batu pada gambaran
ginjal. Oleh dokter jaga UGD dikonsulkan ke dokter Spesialis Urologi dan disarakan untuk
rawat inap dan disarankan untuk pemeriksaan elektrolit

Step 7
1. Mengapa dapat terjadi nyeri pinggang yang menjalar di sekitar paha kanan sampai
daerah kemaluan?
Parenkim ginjal tidak memiliki Akhiran saraf yang peka terhadap rangsangan nyeri, pada
penyakit ginjal dapat timbul nyeri melalui dua mekanisme, yaitu
 Peregangan Fasial ginjal sehingga menyebabkan rasa nyeri yang tidak jelas lokasinya
pada pinggang,
 Kontraksi otot Ureter pada Obstruksi ureter Sehingga terjadi Kolik Ureter. Kolik
ureter ini terasa sebagai nyeri yang hebat dan hilang timbul atau intermiten. Dan bisa
meluas ke sekitar pinggang sampai daerah Pubis

SUMBER : PA(K), P. D. dr. S. S., (K), P. D. dr. S. S. P., SpPA, D. dr. I. W., SpPA, dr. S. A.,
MIRANTI, dr.IKA PRAWITA MIRANTI, MKES, S. P., & Dr.AWAL PRASETYO
MKES, S. T.-K. (2013). PATOLOGI ANATOMI (UDADI SADHANA (ed.)). BADAN
PENERBIT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG.

Nyeri : Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises
ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga
terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri
NYERI HILANG TIMBUL  aktivitas otot peristaltic untuk mengeluarkan batu dr
saluran kemih  tekanan intraluminalnya meningkat  peregangan terminal saraf 
nyeri kolik
Nyeri tidak kolik  peregangan kapsul ginjal atau infeksi ginjal.

o Pelvis renal– bagian distal ureter  T10 dari sudut costovertebral menjalar ke
pinggang sampai bagian depan abdomen melewati umbilicus
o Ureter pars abdominalis (dari pelvis renal – ventral a. Iliaca communis / pangkal
a. Iliaca interna)  L1 - L4  menyebar pada daerah lumbal dan pinggang, dan
menjalar secara caudal dan anterior ke abdomen bagian bawah
o Ureter pars pelvina (dari ventral a. Iliaca communis / pangkal a. Iliaca interna –
vesica urinaria)  S2 – S3 menjalar pada daerah inguinal atau testis pada pria
dan labia mayor pada wanita
Sumber :
[Netter’s Internal Medicine 2nd Edition]
[Purnomo BB, 2000, Dasar-dasar Urologi, CV Sagung Seto,Jakarta]

Adanya benda asing dibagian proximal ureter akan menyebabkan rasa sakit yg
dijalarkan sepanjang ureter. Rasa sakit ini dijalarkan melalui saraf genitofemoralis
(Simpatis,pada tulang belakang selalu bersifat simpatis (nyeri pda iritasi)) yg akan
mengiritasi pusat refleks di medula spinalis (T11-12) dan menyebabkan rasa sakit di
testis pada atau ovarium pada wanita dan kadang2 dirasakan sakit dimeatus uretra
internus dan uretra shg menyebabkan rasa sakit waktu kencing. Adanya
viscerosensory refleks melalui n.ilioinguinalis menyebabkan hiperestesi dipaha
bagian medial yg dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian cranial, otot sartorius
dibagian lateral dan otot aduktor dibagian medial.Bila pada daerah ini dicubit maka
timbul rasa sakit yg hebat dan testis tertarik ke inguinal sbg pembanding bila sisi yg
kontra lateral dicubit hanya akan terjadi kontraksi otot kremaster
Sumber : Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 44

URETEROLITHIASIS 1/3 Proximal : T10 Nyeri di umbilikus

1/3 Tengah : L1 - L4 Nyri di daerah Femoris (Sejajar Paha dan Inguinal)

1/3 Distal : S2 - S4 nyeri di daerah Genitalia Eksterna


2. Mengapa pada pasien ditemukan riwayat pernah buang air kecil berpasir & berwarna
kemerahan?
Urin berpasir
Batu terdiri dari kristal-kristal dimana tersusun dari bahan anorganik dan organic yang
terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap dalam keadaan mestastable (tetap
terlarut), dalam keadaan ini dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid dalam
urine, konsentrasi solute di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau
adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.
Dimana nanti kristal akan saling melakukan presipitasi bila kristal tidak dalam
keadaan tertentu, yang nantinya presipitasi akan membentuk inti batu (nukleasi) dan
akan melakukan agregasi. Dimana selama melakukan agregasi akan menarik bahan-
bahan lain sehingga kristal akan menjaid lebih besar dari sebelumnya. Karena
ukurannya semakin besar tetapi agregrat dari kristal masih rapuh dan belum cukup
membuntu saluran kemih. Unutk itu agregat kristal akan menempel pada epitel
saluran kemih (membentuk retensi kristal), dari sini bahan-bahan lain akan
diendapkan pada agregat sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk
menyumbat saluran kemih.
Kemerahan

• Macam hematuria (bds letak) :


a. Inisial = hematuria yg keluar warna merah saat BAK, shg kelainan di uretra
b. Terminal = pertama keluar ga merah, saat selesai BAK merah, kelainan di VU
c. Total = awal – akhir merah, kelainan dari ureter, VU, uretra
• Macam Hematuria bds warna :
a. Makroshematuri = gross hematuria (merah pekat)
b. Pseudohematuri = ada urin merah tp bukan krn eritrosit, kandungannya Hb,
mioglobin, peningkatan as urat, makanan, minuman
SUMBER : Nurgiyantoro. (2018). BATU SALURAN KEMIH. 1–11.

3. Adakah hubungan pasien dengan riwayat minum air sumur dengan gejala yang
diderita?
 Zat-zat atau bahan kimia yang terkandung di dalam air misalnya Ca, Mg, Mn yang melebihi
standart kualitas tidak baik untuk dikonsumsi oleh orang dengan fungsi ginjal yang kurang
baik, karena akan menyebabkan pembentukkan batu pada saluran kemih. Kebiasaan minum
juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan batu saluran kemih .
Hubungan Kandungan Mineral Calcium, Magnesium, Mangaan Dalam Sumber Air Dengan
Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Penduduk Yang Tinggal di Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012.
Sandy Wahap,

Onny Setiani, Tri Joko

 Orang yang banyak mengkonsumsi air dengan kandungan kapur tinggi akan menjadi
predisposisi pembentukan batu saluran kemih, maka air yang digunakan manusia tidak boleh
lebih dari 500 mg/l CaCO3 yang ditetapkan

Parameter kualitas air:


 Kualitas fisik:
a. Tidak berwarnaAir untuk keperluan rumah tapngga harus jernih. Air yang
berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan,
artinya sebaiknya air minum tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna. Warna dapat disebabkan tanin dan asam humat atau zat organik,
sehingga bila terbentuk bersama klor dapat membentuk senyawa kloroform yang
beracun, sehingga berdampak terhadap kesehatan pengguna air
b. Tidak berbauAir yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun
dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang
mengalami penguraian oleh mikroorganisme air.
c. Rasanya tawarSecara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam,
manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa
asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa
asam diakibatkan adanya asam organi maupun asam anorganik. Air dengan rasa
yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang membahayakan
kesehatan, seperti rasa logam
d. KekeruhanAir yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut
jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan mengandung partikel bahan yang
tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Untuk
standar air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010,
yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 5 NTU.Kekeruhan air disebabkan oleh
zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat
anorganik biasanya berasal dari lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri
juga berdampak terhadap kekeruhan air, sedangkan zat organik dapat menjadi
makanan bakteri, sehingga mendukung pembiakkannya dan dapat tersuspensi dan
menambah kekeruhan air. Air yang keruh sulit didisinfeksi karena mikroba
terlindung oleh zat tersuspensi tersebut, sehingga berdampak terhadap kesehatan,
bila mikroba terlindung menjadi pathogen.
e. Temperatur normalAir yang baik harus memiliki temperatur sama dengan
temperatur udara (± 3 0C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas
atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang
mengeluarkan atau menyerap energi dalam air. Berdasarkan aspek suhu air,
diketahui bahwa suhu air yang tidak sejuk atau berlebihan dari suhu air yang normal
akan mempermudah reaksi zat kimia, sehingga secara tidak langsung berimplikasi
terhadap keadaan kesehatan pengguna air
f. Tidak mengandung zat padatanBahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai
residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 oC

4. Bagaimana hubungan riwayat ibu pasien yang pernah menjalani operasi


pyelolitothomi dengan keluhan yang dirasakan pasien sekarang?
Karena salah satu etiologi dari Batu saluran kemih adalah Herediter atau keturunan,
dan ada beberapa gen yang mempengaruhi atau mempercepat yang bentuknya batu:
 Calsium-Sensing Reseptor (CASR)
 Vitamin D Reseptor (VDR)
 Osteopontin (OPN)
 Claudin 14 (CLDN 14)

 Calcium-sensing receptor (CaSR) : reseptor berpasangan protein-G membran


plasma yang ditemukan di membran apikal nefron, kelenjar paratiroid, tulang,
usus, dan sel-C tiroid. Fungsinya di dalam nefron sangat kompleks, dan
ditemukan di tubulus kontortus proksimal, cabang asenden tebal lengkung
Henle, tubulus kontortus distal, dan duktus kolektivus. Ini diatur oleh kadar
kalsium ekstraseluler dan mengontrol sekresi hormon paratiroid (PTH) dan
reabsorpsi kalsium tubulus ginjal. terlibat dalam penyakit turunan
hiperkalsiuria dan hipokalsemia.
 Vitamin D receptor (VDR) : sebagai sumber potensial hiperkalsiuria resorptif.
 Bicarbonate-sensitive adenylate cyclase (sAC) : diidentifikasi sebagai lokus
yang sangat signifikan yang terlibat dalam tiga keluarga dengan hiperkalsiuria
dan nefrolitiasis.
 Diacylglycerol kinase (DGKH) : bertanggung jawab untuk regulasi masuknya
ion kalsium transplasmalemmal melalui regulasi diasilgliserol (DAG) dan
jalur protein kinase C.
Transient receptor potential vanilloid member protein 5 (TRPV5) : saluran Ca2+
epitel membran apikal di tubulus kontortus distal
SUMBER : Nurgiyantoro. (2018). BATU SALURAN KEMIH. 1–11.

5. Mengapa pasien merasakan nyeri ketok pada CVA?

Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada
CVA. CVA merupakan sudut yang dibentuk oleh costae terakhir dengan tulang
vertebrae. Pada kondisi adanya distensi pada kapsul ginjal, maka pada pemeriksaan
ketok ginjal akan didapatkan rasa nyeri. Hal ini dikarenakan peregangan kapsul ginjal
akan menstimulasi saraf aferen medula spinalis pada T11 hingga L2 dan juga
mempersarafi ginjal.

Pasien dalam posisi duduk atau berbaring miring. Kemudian letakkan tangan kiri pada
CVA kanan/kiri, kemudian dengan tangan kanan memberikan pukulan pelan di atas
tangan kiri. Apabila pasien mengeluh nyeri pada saat pemeriksaan, maka
kemungkinan
terjadi inflamasi pada ginjal ataupun distensi pada kapsul ginjal.
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan nyeri pada pemeriksaan ketok ginjal,
adalah:
- Pyelonephritis akut
- Abses renal atau perirenal
- Obstruksi ginjal akut
- Glomerulonefritis akut
6. Apa saja pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
berdasarkan scenario?

 Pemeriksaan fisik
 Palpasi = pasien posisi supine, dokter dikanan pasien, missal ginjal kiri tangan yg
kiri memegang mengangkat abdomen, Tarik napas, lalu kit araba di bagian lumbal
 Perkusi = pasien didudukan, dokter di blkg pasien berdiri, sudut costovertebral
(dibwah costa 12), indirect kasih tangan kanan diperkusi. Kalau direct langsung
tanpa dipegang tangan kanan
 nyeri ketok CVA (costovertebrae angle tenderness)
melakukan perkusi di CV di antara costa 12 – columna
vertebrae, di perkusi utk mengetahui kelailan ginjal
 ballotemen inspirasi tinggi ditekan di T10 (untuk
daerah ginjal)
 flank pain mengetuk area region ren, yg depan arcus
costa – SIAS. yg belakang arcus costa - SIPS
 CVAdengan sudut di bawah costa 12, pasien Tarik
napas, dipukul,mnyeri berarti positif

 Pemeriksaan penunjang
 Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering dikerjakan pada
kasus kasus urologi.
Urine mempunyai pH yang bersifat asam, yaitu rata-rata: 5,5 -6,5. Jika didapatkan pH
yang relatif basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea,
sedangkan jika pH yang terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada
tubulus ginjal atau ada batu asam urat
 Foto Polos Abdomen
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu
radioopak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat
bersifat radioopak dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan
batu asam urat bersifat non opak (radio lusen) (Purnomo, 2014)
 BNO-IVP
Intra Venous Urography atau urografi adalah foto yang dapat menggambarkan
keadaan sistem urinaria melalui bahan kontras radioopak. Pencitraan ini dapat
menunjukkan adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Indikasi dari BNO–
IVP yaitu nefrolithiasis, nefritis adanya keganasan, kista dll. Kontraindikasi dari
penggunaan BNO–IVP adalah ureum yang meningkat, adanya Riwayat hipertensi,
diabetes mellitus dll (Haque and Roekmantara, 2014). Sebelumnya pasien harus
dilakukan skin test terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada alergi pada bahan
kontras. Pemeriksaan faal ginjal juga diperlukan untuk mempersiapkan pasien
menjalani pemeriksaan foto BNO-IVP yang bertujuan untuk mencari
kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal (Purnomo, 2003)
 Ultrasonografi
Prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap gelombang bunyi ultra yang
dipantulkan oleh organ-organ (jaringan) yang berbeda kepadatannya. Pemeriksaan ini
tidak invasif dan tidak menimbulkan efek radiasi. USG dapat membedakan antara
massa padat (hiperekoik) dengan massa kistus (hipoekoik), sedangkan batu non
opak yang tidak dapat dideteksi dengan foto ronsen akan terdeteksi oleh USG
sebagai echoic shadow (Purnomo, 2003)
 CT Scan
Merupakan pemeriksaan gold standart pada pasien dengan urolithiasis. Sensitivitas
dan spesifitasnya paling baik (Sandhu et al., 2018). CT scan spiral non kontras
sekarang menjadi modalitas pencitraan pilihan pada pasien yang hadir dengan kolik
ginjal akut.

PERMATASARI, A. A. (2021). Diagnostik Urolithiasis. MEDFARM: Jurnal Farmasi Dan


Kesehatan, 10(1), 35–46

7. Apa etiologi (letak batu) & factor resiko berdasarkan scenario di atas?
Teori terbentuknya batu
a. Teori Intimatriks
Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini
terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi
dan agregasi substansi pembentukan batu.
b. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin,santin,asam
urat,kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori Presipitasi-Kristaliasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine .Urine yang
bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan
mengendap garam-garam fosfat..
d. Teori Berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat, sitrat
magnesium.asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya BSK.
ETIOLOGI
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti,
tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
a. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi
inti pembentukan batu saluran kencing . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan
membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
b. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran
kencing.
c. Jenis kelamin
Pria lebih banyak daripada wanita
d. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada daerah
lain, Daerah bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.
e.Keturunan
di duga diturunkan dari orang tuanya..
f. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar
semua substansi dalam urine meningkat
g. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu
daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
h.Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat sedangkan
asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum meningkatkan
insiden batu saluran kemih
i. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas BSk
berkurang .Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering
menderita BSK ( buli-buli dan Urethra)
Faktor –faktor yang mempengaruhi pembentukan batu;
Faktor intrinsik itu antara lain adalah:
1. Hereditair (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
2. Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 – 50 tahun
3. Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.
Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:
1. Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang
lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu),
sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
4. Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu
saluran kemih.
5. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktifitas atau sedentary life.
Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat atau kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat, dan
senyawa lainnya. Data mengenai kandungan/komposisi zat yang terdapat pada batu sangat
penting untuk usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya batu residif.
Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70 – 80 % dari seluruh batu
saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campuran dari kedua unsur itu.
Faktor terjadinya batu kalsium adalah:
1. Hiperkalsiuri: yaitu kadar kalsium di dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24
jam. Menurut Pak (1976) terdapat 3 macam penyebab terjadinya hiperkalsiuri, antara
lain:
• Hiperkalsiuri absobtif yang terjadi karena adanya peningkatan absorbsi kalsium
melalui usus.
• Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan reabsorbsi
kalsium melalui tubulus ginjal
• Hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium tulang,
yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada tumor paratiroid.
2. Hiperoksaluri: adalah ekskresi oksalat urine yang melebihi 45 gram per hari.
Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus
sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan
yang kaya akan oksalat, diantaranya adalah: teh, kopi instan, minuman soft drink,
kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam.
3. Hiperurikosuria: adalah kadar asam urat di dalam urine yang melebihi 850 mg/24
jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti batu/nidus untuk
terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di dalam urine berasal dari
makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari metabolisme endogen.
4. Hipositraturia. Di dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium
sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Hal ini
dimungkinkan karena ikatan kalsium sitrat lebih mudah larut daripada kalsium
oksalat. Oleh karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan batu
kalsium. Hipositraturi dapat terjadi pada: penyakit asidosis tubuli ginjal atau renal
tubular acidosis, sindrom malabsobsi, atau pemakaian diuretik golongan thiazide
dalam jangka waktu lama.
5. Hipomagnesuria. Seperti halnya pada sitrat, magnesium bertindak sebagai
penghambat timbulnya batu kalsium, karena di dalam urine magnesium bereaksi
dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium
dengan oksalat. Penyebab tersering hipomagnesuria adalah penyakit inflamasi usus
(inflamatory bowel disease) yang diikuti dengan gangguan malabsorbsi.

Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine
menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Batu asam urat
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. banyak diderita oleh pasien-
pasien penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan
yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah sulfinpirazone, thiazide, dan
salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar
untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah (1)
urine yang terlau asam (pH urine<6), dehidrasi dan kadar asam urat yang tinggi.

Batu Sistin
Batu ginjal ini terbentuk akibat terlalu banyak asam Amino Sistin batu sistem merupakan
jenis batu ginjal yang sangat jarang ditemukan. kondisi ini disebabkan oleh penyakit yang
dikenal sebagai sistinuria
Ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan batu ginjal, yaitu
 Presipitasi adanya Presipitasi garam garam yang larut dalam air seni, di mana air seni
tersebut akan mengalami sebuah endapan
 Nidus adanya inti atau nidus. Misalnya ada infeksi, kemudian terjadi Tukak, di mana
Tukak ini menjadi inti pembentukan batu atau sebagai tempat menempelnya Partikel
Partikel batu pada inti tersebut.
 Koloid perubahan PH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan
muatan dan menyebabkan terjadinya pengendapan
 Nukleasi batu terbentuk di dalam Urin karena adanya inti batu atau sabuk batu atau
nukleus. Particle yang berada di dalam larutan kelewatan jenuh akan mengendap di
dalam nukleus, dan akhirnya membentuk batu. Inti batu bisa berupa kristal atau benda
asing saluran kemih
 matriks Serrum atau protein Urin merupakan sebuah matriks organ yang terdiri dari
Albumin, globulin,Dan Muko protein sebagai kerangka tempat pengendapan kristal
kristal batu
 penghambat kristalisasi Urin orang normal mengandung zat penghambat membentuk
kristal Yaitu, magnesium sitrat, pirofosfat, Mukoprotein, dan beberapa Peptida. Jika
Kada diantara salah satu atau beberapa saat ini berkurang akan memudahkan
terbentuknya batu dalam saluran kemih.

8. Apa diagnosis utama & diagnosis banding berdasarkan sekanario di atas?


Kriteria Diagnosis

Dx : Urolithiasis (batu ginjal)  nyeri pingggang menjalar ke perut, paha dalam dan
buah zakar. Serta tempat tinggal di kendal yang banyak gunung dan bukit pasir. Serta
Balloteme (+) dan CVA (+) ureterolithiasis

Diagnosis banding: Dd: nefrolitiasis   batu di kaliks pd saat pp tampak gambar


hiperecoic tampak bayangan acoustic shadow, dpt disertai hidronefrosis , nyeri non
kolik

Pyelonephritis   pd pf nyeri ketok di costovertebral , ballotemen +, karena ada


infeksi bakteri bukan batu

Sumber : Menon M, Resnick, Martin I. Urinary Lithiasis: Etiologi and Endourologi,


in: Chambell’s Urology, 8th ed, Vol 14, W.B. Saunder Company, Philadelphia, 2002:
3230-3292

9. Bagaimana tatalaksana farmakologi & nonfarmakologi berdasarkan scenario di atas?

Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk
melakukan tindakan/terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah telah
menimbulkan: obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena sesuatu indikasi sosial.

Medikamentosa Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang


dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian
diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran
kemih.
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) Alat ESWL adalah pemecah batu
yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat
memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan
invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang
sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.

Endourologi Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk


mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke
dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil
pada kulit (perkutan). Prose pemecahanan batu dapat dilakukan secara mekanik,
dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan enersi laser.

Beberapa tindakan endourologi itu adalah:


1. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy): yaitu mengeluarkan batu yang berada di
dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises
melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu
mencadi fragmen-fragmen kecil.
2. Litotripsi: yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat
pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan
evakuator Ellik.
3. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi: yaitu memasukkan alat ureteroskopi
peruretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pielo-kaliks ginjal. Dengan
memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises
dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi / ureterorenoskopi ini.
4. Ekstraksi Dormia: yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui
alat keranjang Dormia

Bedah Laparoskopi Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih


saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.

Bedah terbuka Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk
tindakan-tindakan endourologi, laparoskopi, maupun ESWL, pengambilan batu masih
dilakukan melalui pembedahan terbuka.

Pembedahan terbuka itu antara lain adalah: pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak
jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena
ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah
sangat tipis, atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang
menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.

Sumber : Basuki B. Purnomo. Dasar-dasar Urologi


Pencegahan
Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang tidak kalah
pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan
batu saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.

Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya pencegahan itu
berupa:
(1) menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine
sebanyak 2-3 liter per hari,
(2) diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu,
(3) aktivitas harian yang cukup, dan
(4) pemberian medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
(1) rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam,
(2) rendah oksalat,
(3) rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri, dan
(4) rendah purin. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang
menderita hiperkalsiuri absorbtif tipe II.

Edukasi
1. Minum cukup 3 – 4 lt/hr
2. Diet rendah oksalat,Hindari: Coklat,teh,kopi instan,cola,beer,asparagus, vit C
dosis tinggi, jeruk, apel, bayam, kacang
3. Diet rendah asam urat, Hindari: Keju,wine,jeroan,sarden,ekstrak daging,bebek,
angsa,burung,bumbu ragi.
4. Aktifitas dan mobilisasi
5. Jaga kebersihan genetalia
6. Amati & catat gejala kekambuhan, anjurkan buat saringan untuk urine/bak dan
tampung
Urinalisa.

PROGNOSIS
Batu saluran kemih adalah penyakit seumur hidup. Rata-rata kekambuhan pada
pertama kali batu terbentuk adalah 50% dalam 5 tahun dan 80% dalam 10 tahun.
Pasien yang memiliki risiko tinggi kambuh adalah yang tidak patut pada pengobatan,
tidak modifikasi gaya hidup, atau ada penyakit lain yang mendasari. Fragmen batu
yang tidak tersisa pada pembedahan biasanya kelaur dengan sendirinya jika ukuran
batu tersebut.

Sumber : Basuki B. Purnomo. Dasar-dasar Urologi

Mochammad Sja’bani. Batu Saluran Kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III Edisi 6. Jakarta: Penerbit FKUI; 2014. Hal 2122

10. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi berdasarkan diagnosis scenario di atas?
SUMBER : Lina, N Hadisaputro, S. M. (2008). Faktor-Faktor Risiko Kejadian Batu Saluran
Kemih pada Laki-Laki. Publikasi, 1–9.

Anda mungkin juga menyukai