Nyeri Pinggang
Skenario
Laki-laki 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri pinggang kanan. Nyeri menjalar di
sekitar paha kanan hingga didaerah kemaluan. Nyeri dirasakan mendadak dan hilang timbul.
Riwayat pernah buang air kecil berpasir dan kemerahan sebelumnya, disertai dengan nyeri
pinggang kanan. Pasien keseharian bekerja sebagai petani tinggal di kota Pati. Pasien sehari-
hari minum dari air yang bersumber dari sumur di rumahnya. Riwayat keluarga, ibu pasien
pernah menjalani operasi pyelolithotomi sekitar 15 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tampak kesakitan. Abdomen tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan
flank/pingggang kanan tidak didapatkan bulging, warna kulit seperti sekitar, tidak tampak
adanya sikatriks dan nyeri ketok CVA kanan (+), teraba ginjal kanan ballotement (+). Pada
pemeriksaan darah rutin dalam batas normal, Urinalisis ditemukan hematuria dan
leukosituria, urea darah 80 ug/dl dan creatinin 2,6 ug/dl. Pada USG abdomen ditemukan
hydronephrosis grade 2 pada pinggang ginjal kanan serta tidak adanya batu pada gambaran
ginjal. Oleh dokter jaga UGD dikonsulkan ke dokter Spesialis Urologi dan disarakan untuk
rawat inap dan disarankan untuk pemeriksaan elektrolit
Step 7
1. Mengapa dapat terjadi nyeri pinggang yang menjalar di sekitar paha kanan sampai
daerah kemaluan?
Parenkim ginjal tidak memiliki Akhiran saraf yang peka terhadap rangsangan nyeri, pada
penyakit ginjal dapat timbul nyeri melalui dua mekanisme, yaitu
Peregangan Fasial ginjal sehingga menyebabkan rasa nyeri yang tidak jelas lokasinya
pada pinggang,
Kontraksi otot Ureter pada Obstruksi ureter Sehingga terjadi Kolik Ureter. Kolik
ureter ini terasa sebagai nyeri yang hebat dan hilang timbul atau intermiten. Dan bisa
meluas ke sekitar pinggang sampai daerah Pubis
SUMBER : PA(K), P. D. dr. S. S., (K), P. D. dr. S. S. P., SpPA, D. dr. I. W., SpPA, dr. S. A.,
MIRANTI, dr.IKA PRAWITA MIRANTI, MKES, S. P., & Dr.AWAL PRASETYO
MKES, S. T.-K. (2013). PATOLOGI ANATOMI (UDADI SADHANA (ed.)). BADAN
PENERBIT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG.
Nyeri : Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises
ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga
terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri
NYERI HILANG TIMBUL aktivitas otot peristaltic untuk mengeluarkan batu dr
saluran kemih tekanan intraluminalnya meningkat peregangan terminal saraf
nyeri kolik
Nyeri tidak kolik peregangan kapsul ginjal atau infeksi ginjal.
o Pelvis renal– bagian distal ureter T10 dari sudut costovertebral menjalar ke
pinggang sampai bagian depan abdomen melewati umbilicus
o Ureter pars abdominalis (dari pelvis renal – ventral a. Iliaca communis / pangkal
a. Iliaca interna) L1 - L4 menyebar pada daerah lumbal dan pinggang, dan
menjalar secara caudal dan anterior ke abdomen bagian bawah
o Ureter pars pelvina (dari ventral a. Iliaca communis / pangkal a. Iliaca interna –
vesica urinaria) S2 – S3 menjalar pada daerah inguinal atau testis pada pria
dan labia mayor pada wanita
Sumber :
[Netter’s Internal Medicine 2nd Edition]
[Purnomo BB, 2000, Dasar-dasar Urologi, CV Sagung Seto,Jakarta]
Adanya benda asing dibagian proximal ureter akan menyebabkan rasa sakit yg
dijalarkan sepanjang ureter. Rasa sakit ini dijalarkan melalui saraf genitofemoralis
(Simpatis,pada tulang belakang selalu bersifat simpatis (nyeri pda iritasi)) yg akan
mengiritasi pusat refleks di medula spinalis (T11-12) dan menyebabkan rasa sakit di
testis pada atau ovarium pada wanita dan kadang2 dirasakan sakit dimeatus uretra
internus dan uretra shg menyebabkan rasa sakit waktu kencing. Adanya
viscerosensory refleks melalui n.ilioinguinalis menyebabkan hiperestesi dipaha
bagian medial yg dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian cranial, otot sartorius
dibagian lateral dan otot aduktor dibagian medial.Bila pada daerah ini dicubit maka
timbul rasa sakit yg hebat dan testis tertarik ke inguinal sbg pembanding bila sisi yg
kontra lateral dicubit hanya akan terjadi kontraksi otot kremaster
Sumber : Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 44
3. Adakah hubungan pasien dengan riwayat minum air sumur dengan gejala yang
diderita?
Zat-zat atau bahan kimia yang terkandung di dalam air misalnya Ca, Mg, Mn yang melebihi
standart kualitas tidak baik untuk dikonsumsi oleh orang dengan fungsi ginjal yang kurang
baik, karena akan menyebabkan pembentukkan batu pada saluran kemih. Kebiasaan minum
juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pembentukan batu saluran kemih .
Hubungan Kandungan Mineral Calcium, Magnesium, Mangaan Dalam Sumber Air Dengan
Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Penduduk Yang Tinggal di Kecamatan Songgom
Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012.
Sandy Wahap,
Orang yang banyak mengkonsumsi air dengan kandungan kapur tinggi akan menjadi
predisposisi pembentukan batu saluran kemih, maka air yang digunakan manusia tidak boleh
lebih dari 500 mg/l CaCO3 yang ditetapkan
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada
CVA. CVA merupakan sudut yang dibentuk oleh costae terakhir dengan tulang
vertebrae. Pada kondisi adanya distensi pada kapsul ginjal, maka pada pemeriksaan
ketok ginjal akan didapatkan rasa nyeri. Hal ini dikarenakan peregangan kapsul ginjal
akan menstimulasi saraf aferen medula spinalis pada T11 hingga L2 dan juga
mempersarafi ginjal.
Pasien dalam posisi duduk atau berbaring miring. Kemudian letakkan tangan kiri pada
CVA kanan/kiri, kemudian dengan tangan kanan memberikan pukulan pelan di atas
tangan kiri. Apabila pasien mengeluh nyeri pada saat pemeriksaan, maka
kemungkinan
terjadi inflamasi pada ginjal ataupun distensi pada kapsul ginjal.
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan nyeri pada pemeriksaan ketok ginjal,
adalah:
- Pyelonephritis akut
- Abses renal atau perirenal
- Obstruksi ginjal akut
- Glomerulonefritis akut
6. Apa saja pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
berdasarkan scenario?
Pemeriksaan fisik
Palpasi = pasien posisi supine, dokter dikanan pasien, missal ginjal kiri tangan yg
kiri memegang mengangkat abdomen, Tarik napas, lalu kit araba di bagian lumbal
Perkusi = pasien didudukan, dokter di blkg pasien berdiri, sudut costovertebral
(dibwah costa 12), indirect kasih tangan kanan diperkusi. Kalau direct langsung
tanpa dipegang tangan kanan
nyeri ketok CVA (costovertebrae angle tenderness)
melakukan perkusi di CV di antara costa 12 – columna
vertebrae, di perkusi utk mengetahui kelailan ginjal
ballotemen inspirasi tinggi ditekan di T10 (untuk
daerah ginjal)
flank pain mengetuk area region ren, yg depan arcus
costa – SIAS. yg belakang arcus costa - SIPS
CVAdengan sudut di bawah costa 12, pasien Tarik
napas, dipukul,mnyeri berarti positif
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering dikerjakan pada
kasus kasus urologi.
Urine mempunyai pH yang bersifat asam, yaitu rata-rata: 5,5 -6,5. Jika didapatkan pH
yang relatif basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea,
sedangkan jika pH yang terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada
tubulus ginjal atau ada batu asam urat
Foto Polos Abdomen
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu
radioopak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat
bersifat radioopak dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan
batu asam urat bersifat non opak (radio lusen) (Purnomo, 2014)
BNO-IVP
Intra Venous Urography atau urografi adalah foto yang dapat menggambarkan
keadaan sistem urinaria melalui bahan kontras radioopak. Pencitraan ini dapat
menunjukkan adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Indikasi dari BNO–
IVP yaitu nefrolithiasis, nefritis adanya keganasan, kista dll. Kontraindikasi dari
penggunaan BNO–IVP adalah ureum yang meningkat, adanya Riwayat hipertensi,
diabetes mellitus dll (Haque and Roekmantara, 2014). Sebelumnya pasien harus
dilakukan skin test terlebih dahulu untuk mengetahui apakah ada alergi pada bahan
kontras. Pemeriksaan faal ginjal juga diperlukan untuk mempersiapkan pasien
menjalani pemeriksaan foto BNO-IVP yang bertujuan untuk mencari
kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal (Purnomo, 2003)
Ultrasonografi
Prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap gelombang bunyi ultra yang
dipantulkan oleh organ-organ (jaringan) yang berbeda kepadatannya. Pemeriksaan ini
tidak invasif dan tidak menimbulkan efek radiasi. USG dapat membedakan antara
massa padat (hiperekoik) dengan massa kistus (hipoekoik), sedangkan batu non
opak yang tidak dapat dideteksi dengan foto ronsen akan terdeteksi oleh USG
sebagai echoic shadow (Purnomo, 2003)
CT Scan
Merupakan pemeriksaan gold standart pada pasien dengan urolithiasis. Sensitivitas
dan spesifitasnya paling baik (Sandhu et al., 2018). CT scan spiral non kontras
sekarang menjadi modalitas pencitraan pilihan pada pasien yang hadir dengan kolik
ginjal akut.
7. Apa etiologi (letak batu) & factor resiko berdasarkan scenario di atas?
Teori terbentuknya batu
a. Teori Intimatriks
Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini
terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi
dan agregasi substansi pembentukan batu.
b. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin,santin,asam
urat,kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori Presipitasi-Kristaliasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine .Urine yang
bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan
mengendap garam-garam fosfat..
d. Teori Berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat, sitrat
magnesium.asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya BSK.
ETIOLOGI
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti,
tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
a. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi
inti pembentukan batu saluran kencing . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan
membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
b. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran
kencing.
c. Jenis kelamin
Pria lebih banyak daripada wanita
d. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada daerah
lain, Daerah bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.
e.Keturunan
di duga diturunkan dari orang tuanya..
f. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar
semua substansi dalam urine meningkat
g. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu
daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
h.Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat sedangkan
asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum meningkatkan
insiden batu saluran kemih
i. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas BSk
berkurang .Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering
menderita BSK ( buli-buli dan Urethra)
Faktor –faktor yang mempengaruhi pembentukan batu;
Faktor intrinsik itu antara lain adalah:
1. Hereditair (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
2. Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 – 50 tahun
3. Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.
Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya adalah:
1. Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang
lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu),
sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
4. Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu
saluran kemih.
5. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktifitas atau sedentary life.
Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat atau kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat, dan
senyawa lainnya. Data mengenai kandungan/komposisi zat yang terdapat pada batu sangat
penting untuk usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya batu residif.
Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70 – 80 % dari seluruh batu
saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campuran dari kedua unsur itu.
Faktor terjadinya batu kalsium adalah:
1. Hiperkalsiuri: yaitu kadar kalsium di dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24
jam. Menurut Pak (1976) terdapat 3 macam penyebab terjadinya hiperkalsiuri, antara
lain:
• Hiperkalsiuri absobtif yang terjadi karena adanya peningkatan absorbsi kalsium
melalui usus.
• Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan reabsorbsi
kalsium melalui tubulus ginjal
• Hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium tulang,
yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada tumor paratiroid.
2. Hiperoksaluri: adalah ekskresi oksalat urine yang melebihi 45 gram per hari.
Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus
sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan
yang kaya akan oksalat, diantaranya adalah: teh, kopi instan, minuman soft drink,
kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam.
3. Hiperurikosuria: adalah kadar asam urat di dalam urine yang melebihi 850 mg/24
jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti batu/nidus untuk
terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di dalam urine berasal dari
makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari metabolisme endogen.
4. Hipositraturia. Di dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium
sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Hal ini
dimungkinkan karena ikatan kalsium sitrat lebih mudah larut daripada kalsium
oksalat. Oleh karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan batu
kalsium. Hipositraturi dapat terjadi pada: penyakit asidosis tubuli ginjal atau renal
tubular acidosis, sindrom malabsobsi, atau pemakaian diuretik golongan thiazide
dalam jangka waktu lama.
5. Hipomagnesuria. Seperti halnya pada sitrat, magnesium bertindak sebagai
penghambat timbulnya batu kalsium, karena di dalam urine magnesium bereaksi
dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium
dengan oksalat. Penyebab tersering hipomagnesuria adalah penyakit inflamasi usus
(inflamatory bowel disease) yang diikuti dengan gangguan malabsorbsi.
Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine
menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Batu asam urat
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. banyak diderita oleh pasien-
pasien penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan
yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah sulfinpirazone, thiazide, dan
salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar
untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah (1)
urine yang terlau asam (pH urine<6), dehidrasi dan kadar asam urat yang tinggi.
Batu Sistin
Batu ginjal ini terbentuk akibat terlalu banyak asam Amino Sistin batu sistem merupakan
jenis batu ginjal yang sangat jarang ditemukan. kondisi ini disebabkan oleh penyakit yang
dikenal sebagai sistinuria
Ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan batu ginjal, yaitu
Presipitasi adanya Presipitasi garam garam yang larut dalam air seni, di mana air seni
tersebut akan mengalami sebuah endapan
Nidus adanya inti atau nidus. Misalnya ada infeksi, kemudian terjadi Tukak, di mana
Tukak ini menjadi inti pembentukan batu atau sebagai tempat menempelnya Partikel
Partikel batu pada inti tersebut.
Koloid perubahan PH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan
muatan dan menyebabkan terjadinya pengendapan
Nukleasi batu terbentuk di dalam Urin karena adanya inti batu atau sabuk batu atau
nukleus. Particle yang berada di dalam larutan kelewatan jenuh akan mengendap di
dalam nukleus, dan akhirnya membentuk batu. Inti batu bisa berupa kristal atau benda
asing saluran kemih
matriks Serrum atau protein Urin merupakan sebuah matriks organ yang terdiri dari
Albumin, globulin,Dan Muko protein sebagai kerangka tempat pengendapan kristal
kristal batu
penghambat kristalisasi Urin orang normal mengandung zat penghambat membentuk
kristal Yaitu, magnesium sitrat, pirofosfat, Mukoprotein, dan beberapa Peptida. Jika
Kada diantara salah satu atau beberapa saat ini berkurang akan memudahkan
terbentuknya batu dalam saluran kemih.
Dx : Urolithiasis (batu ginjal) nyeri pingggang menjalar ke perut, paha dalam dan
buah zakar. Serta tempat tinggal di kendal yang banyak gunung dan bukit pasir. Serta
Balloteme (+) dan CVA (+) ureterolithiasis
Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih secepatnya harus
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk
melakukan tindakan/terapi pada batu saluran kemih adalah jika batu telah telah
menimbulkan: obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena sesuatu indikasi sosial.
Bedah terbuka Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk
tindakan-tindakan endourologi, laparoskopi, maupun ESWL, pengambilan batu masih
dilakukan melalui pembedahan terbuka.
Pembedahan terbuka itu antara lain adalah: pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak
jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena
ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah
sangat tipis, atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang
menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya pencegahan itu
berupa:
(1) menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine
sebanyak 2-3 liter per hari,
(2) diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu,
(3) aktivitas harian yang cukup, dan
(4) pemberian medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
(1) rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam,
(2) rendah oksalat,
(3) rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri, dan
(4) rendah purin. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang
menderita hiperkalsiuri absorbtif tipe II.
Edukasi
1. Minum cukup 3 – 4 lt/hr
2. Diet rendah oksalat,Hindari: Coklat,teh,kopi instan,cola,beer,asparagus, vit C
dosis tinggi, jeruk, apel, bayam, kacang
3. Diet rendah asam urat, Hindari: Keju,wine,jeroan,sarden,ekstrak daging,bebek,
angsa,burung,bumbu ragi.
4. Aktifitas dan mobilisasi
5. Jaga kebersihan genetalia
6. Amati & catat gejala kekambuhan, anjurkan buat saringan untuk urine/bak dan
tampung
Urinalisa.
PROGNOSIS
Batu saluran kemih adalah penyakit seumur hidup. Rata-rata kekambuhan pada
pertama kali batu terbentuk adalah 50% dalam 5 tahun dan 80% dalam 10 tahun.
Pasien yang memiliki risiko tinggi kambuh adalah yang tidak patut pada pengobatan,
tidak modifikasi gaya hidup, atau ada penyakit lain yang mendasari. Fragmen batu
yang tidak tersisa pada pembedahan biasanya kelaur dengan sendirinya jika ukuran
batu tersebut.
Mochammad Sja’bani. Batu Saluran Kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III Edisi 6. Jakarta: Penerbit FKUI; 2014. Hal 2122
10. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi berdasarkan diagnosis scenario di atas?
SUMBER : Lina, N Hadisaputro, S. M. (2008). Faktor-Faktor Risiko Kejadian Batu Saluran
Kemih pada Laki-Laki. Publikasi, 1–9.