Anda di halaman 1dari 3

SGD8_Tia Halimatus Sadiyah_30101900191

 Anamnesis :
Keluhan utama  penurunan kesadaran
 Onset  2 jam sebelum masuk RS (mendadak)
 Lokasi  intrakranial
 Kualitas  membuka mata dengan rangsang nyeri
 Kuantitas  aktivitas sepenuhnya dibantu orang lain
 Kronologi

2 jam sebelum masuk RS pasien mendadak tidak sadarkan diri saat sedang bekerja di kantor.
Pasien hanya membuka mata bila dicubit dan hanya bisa mengerang. Sesaat sebelum tidak
sadarkan diri, pasien sempat mengeluh nyeri kepala hebat sambil memegangi kepalanya,
tidak lama kemudian pasien muntah nyemprot 3 kali, gelisah, lalu terjatuh tidak sadarkan diri.
Pasien sempat dibantu dipapah oleh rekan kantornya saat mengeluh nyeri kepala. Bicara pelo,
mulut perot, kelemahan sesisi tubuh dan kejang disangkal. Pasien kemudian langsung
dibawa ke UGD RS terdekat.

 Faktor modifikasi  tidak ada


 Gejala penyerta  nyeri kepala hebat, muntah nyemprot
PF :
 Ku  Tampak sakit berat, pasien tidak sadar , tidak ada jejas di kepala
 GCS  : E2M4V2

E : membuka mata dengan rangsang nyeri

M : ekstremitas tampak menjauhi rangsang nyeri

V : mengerang dengan rangsang nyeri

- TTV  Hipertensi, takipneu, SpO2 turun

TD = 190/130 mmHg

RR = 24 kali/menit

SpO2 (Saturasi Oksigen) = 93-94%

N = 67 x/menit

T = 37,0ºC
- St. Internus : kardiomegali (+)
- St. Neurologis :
Langsung defisit neurologis yg ditemukan apa saja
- rangsang meningeal (+)

kaku kuduk (+), Kernig’s sign (+)

- nn. Craniales

edema papil (+)

- defisit neurologis dengan topis lesi di UMN (Upper Motor Neuron)

 Pemeriksaan penunjang :

1. CT scan kepala non kontras : hasil tampak lesi hiperdens luas pada nucleus lentiformis,
corona radiata, capsula interna hingga lobus temporalis kanan dengan dikelilingi lesi
hipodens. Tampak lesi hiperdens pada ventrikel lateral kanan, sulcus sagitalis superior, area
perimesensefalik. Tampak sulcus menyempit dan gyrus melebar dengan midline shifting ke
hemisfer kiri

2. Laboratorium : hasil Leukositosis (15.700/mmk) ; suatu kondisi leukositosis reaktif yang


dapat muncul pada pasien dengan stroke akut, sehingga belum memerlukan tatalaksana

Hiperglikemia (167 mg/dL) ; suatu kondisi hiperglikemia reaktif yang dapat muncul pada
pasien dengan stroke akut, sehingga belum memerlukan tatalaksana untuk hiperglikemia.
Harus dihindari GDS > 180 mg/dL

3. EKG : hasil dalam batas normal /normo sinus rhytme

4. Ro thorax : hasil Kardiomegali (CTR/Cardio Thoracic Ratio > 50%) dan Elongatio aorta
(Menunjukkan pasien dengan hipertensi lama)

 Diagnosis :
- Perdarahan intraserebral, perdarahan intraventrikel dan perdarahan sub arachnoid
dengan peningkatan TIK
- Hipertensi Emergensi
 DKLINIS :
- Penurunan kesadaran

- Sefalgia akut

- Vomitus proyektil

- Edema papil N. II bilateral

- Hemiparesis bilateral spastik

- Rangsang meningeal (+)

 DTOPIS :
- Hemisfer dekstra et sinistra
- Arteriovenous
 DE :
- Vaskuler (suspect perdarahan sub arachnoid)
- DD/ Perdarahan intra serebral
- Infeksi Sistem Saraf Pusat
 Tatalaksana :
1. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
2. Stabilisasi Hemodinamik
3. Pengendalian Tekanan Intra Kranial
4. Penatalaksanaan Tekanan Darah pada Stroke Hemoragik
5. Penatalaksanaan khusus pada Perdarahan sub Arachnoid
6. Tatalaksana Operatif
 Pemeriksaan penunjang :
1. Ct scan kepala (UNTUK MENENTUKAN ETIOLOGI STROKE)
2. Pemeriksaan laboratorium (darah rutin,gds,elektrolit)
3. Pemeriksaan EKG
4. Pemeriksaan rontgen thoraks

Anda mungkin juga menyukai