Anda di halaman 1dari 4

X ETIKA PENULISAN ILMIAH

A. Pendahuluan
Ilmu adalah bangunan pengetahuan yang dikembangkan dengan menerapkan
metode ilmiah. Penerapan metode tersebut mempersyaratkan sintesis antara
metode induktif yang empiris/faktual serta metode deduktif yang rasional/teoretis.
Sintesis tersebut dilakukan melalui pengkajian, studi, atau penelitian yang mungkin
dilakukan selama bertahun-tahun. Ini berarti bahwa bangunan ilmu tertentu yang
dikenal sekarang merupakan keseluruhan hasil karya para ilmuwan selama kurun
waktu sejak ilmu itu dikembangkan. Teori-teori sebagai salah satu produk ilmu yang
terkait dengan gejala tertentu adalah hasil karya para ilmuwan yang menekuni dan
meneliti gejala tersebut.
Penulisan ilmiah adalah penulisan hasil proses kegiatan, khususnya kegiatan
penelitian ilmiah yang pada dasarnya merupakan penerapan metode ilmiah dalam
memecahkan masalah. Dengan demikian, penulisan ilmiah tidak mungkin terlepas
dari penggunaan teori serta fakta-fakta temuan ilmuwan yang telah ada dalam
rangka mencari pemecahan masalah mengenai suatu gejala. Untuk itu, maka
penulis perlu mengutip teori yang telah ada yang kebanyakan ditemukan oleh
ilmuwan terdahulu serta fakta-fakta hasil amatan orang lain yang pernah
dilaporkan--baikyang diterbitkan secara resmi maupun yang tidak diterbitkan --
terkait dengan masalah yang digarapnya .
Selain hal yang diuraikan di atas, dalam memaparkan hasil penelitian ke
dalam karya tulis, khususnya terkait dengan proses pengumpulan data penelitian
eksperimen atau penelitian tindakan misalnya, mungkin banyak pihak yang
terlibat sebagai subjek penelitian seperti siswa/mahasiswa. Atau bahkan para guru
dan para dosen. Dalam pelaporan hasilnya kita juga harus menjaga nama baik
mereka.
Bab ini membahas aturan-aturan yang berlaku sebagai tata karma dalam
penulisan ilmiah, Suatu karya tulis ilmiah tidak hanya mengusung kebenaran
ilmiah, melainkan juga harus menerapkan etika ilmiah yang berlaku. Pada
dasarnya etika penulisan itu mengacu pada sikap ilmiah yang wajib dimiliki oleh
ilmuwan dan calon imuwan, di antaranya kejujuran, kerendahhatian, dan nilai
kemanusiaan yang bersumber pada etika dan moral yang berlaku secara universal
maupun secara terbatas; artinya, masalah etika penulisan juga terkait dengan etika
khusus yang berlaku dalam komunitas tertentu tempat penulisan berlangsung.

B. Kejujuran
Ilmu adalah pengetahuan yang mengkaji fakta sebagaimana adanya. Artinya,
data yang dilaporkan, diolah, dianalisis, dan kemudian dipaparkan adalah apa yang
diperoleh berdasarkan fakta yang sebenarnya dari hasil pengamatan tanpa diubah
atau dimanipulasi. Ini berarti bahwa peneliti tidak boleh mengubah atau
menyembunyikan data yang diperoleh. Dalam hal ini perlu disadari bahwa
manipulasi data adalah dosa ilmiah yang paling besar.
Pesan yang tersirat dari aturan di atas ialah bahwa seorang ilmuwan harus
jujur. Kejujuran terkait dengan data ini perlu ditunjang dengan alat atau instrumen
yang layak, dalam arti memiliki validitas/keabsahan dan reliabilitas/keandalan,
sehingga data yang dihasilkan adalah data yang absah dan andal pula. Dengan
demikian, kesimpulan penelitian yang mungkin dimanfaatkan sebagai dasar
pengambilan keputusan atau kebijakan memiliki landasan yang absah dan andal
secara ilmiah.

C. Plagiarisme
Persyaratan etika ilmiah berikutnya menyangkut hak kepemilikan intelektual.
Seperti telah dikemukakan pada awal bab ini, penulisan ilmiah tidak mungkin
terhindar dari keperluan mengutip teori-teori, pendapat, gagasan, atau data yang
pernah ditemukan ilmuwan atau penelitilain, Dalam hal ini, penulis tidak dapat
menggunakan teori atau data tersebut tanpa mencantumkan sumbernya. Ia harus
menghormati dan menghargai penemunya dan secara jujur mengemukakan
sumbernya. Artinya, jika ia tidak mengutip langsung dari karya asli penemu teori,
pendapat, gagasan , atau data tertentu, dengan jujur ia harus mencantumkan juga
sumber yang langsung digunakannya. Hal ini perlu diingat karena sumber asli
seringkali tidak mungkin diperoleh karena sudah tidak diterbitkan lagi atau tidak ada
di dalam negeri. Kondisi terakhir itu kerap kali menjadi kendala dalam
mendapatkan referensi yang layak. Namun, dewasa ini pencarian referensi langka
dapat diatasi dengan bantuan ICT; melalui jaringan internet, referensi yang
diperlukan dapat diperoleh dengan mudah.
Agar dapat menerapkan etika terkait dengan hak kepemilikan intelektual ini,
seorang penulis perlu menguasai teknik atau sistem penulisan kutipan, catatan
sumber, daftar pustaka, dan hal-hal yang terkait dengan teknik atau sistem itu.
Dalam hal ini, perlu diketahui adanya keragaman sesuai dengan tradisi yang
berlaku di berbagai perguruan tinggi dan lembaga atau penerbit jurnal ilmiah.
Untuk itu, seorang penulis yang akan mengirimkan artikel ilmiahnya untuk dimuat
dalam jurnal ilmiah tertentu, perlu mempelajari tradisi yang berlaku pada jurnal
tersebut.
Dosen dan mahasiswa suatu perguruan tinggi harus memahami betul tradisi
penulisan yang berlaku di perguruan tinggi mereka. Tradisi tersebut biasanya
tercantum dalam pedoman penulisan ilmiah yang diterbitkan perguruan tinggi itu.
Terkait dengan plagiarism ini, ada ancaman yang keras bagi pelaku
pelanggaran etika ini, di antaranya penghapusan hak mendapatkan pelayanan
akademik, penundaan kenaikan pangkat, sampai pencabutan gelar kesarjanaan
dan jabatan akademik yang disandangnya. Pelanggaran jenis ini mungkin akan
menutup pintu perkembangan karir akademik bagi pelakunya.
Berhubungan erat dengan hak kepemilikan Intelektual, seorang penulis
karya ilmiah harus memahami dengan baik bagaimana tata krama pengutipan
karya orang lain maupun karya sendiri.

D. Nilai-nilai Lain
Selain hal-hal di atas, baik dalam penulisan maupun dalam proses penelitian,
perlu dihindari sikap dan perbuatan berikut terhadap subjek/partisipan/responden;
(1) Melakukan kekerasan fisik maupun verbal
(2) Menyakiti jasmani maupun rohani
(3) Merendahkan dan melecehkan
(4) Merendahkan harkat manusia dan kemanusiaan
(5) Mempermalukan
(6) Menyinggung masalah SARA
Dari paparan di atas jelas bahwa persoalan etika menyangkut semua tahap
kegiatan penelitian dan penulisan laporannya.

RINGKASAN
1. Dalam penelitian maupun penulisan ilmiah berlaku etika ilmiah.
2. Etika tersebut berwujud sebagai tata krama kejujuran dan penghargaan terhadap
para penulis, peneliti, dan penemu yang karyanya dikutip.
3. Selain itu penulis dan peneliti harus memeperhatikan aturan moral yang berlaku
baik secara universal maupun yang berlaku di masyarakat tempat penulisan/
penelitian dilakukan.

TUGAS DAN LATIHAN


Untuk memantapkan pemahaman Anda mengenai etika dalam penulisan ilmiah,
hal-hal berikut perlu Anda lakukan.
1. Carilah referensi lanjut tentang HAKI. Bacalah dengan cermat pasal yang
menyangkut penulisan ilmiah. Buat ringkasannya.
2. Pelajari bab tentang Tata tulis dalam buku ini. Pahami dengan baik.
3. Susun makalah terkait dengan etika dalam penulisan karya ilmiah. Gunakan
sumber/referensi lain dengan menerapkan aturan terkait dengan etika dalam
penulisan karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai