Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat dibutuhkan makhluk
hidup sebagai logam esensial dalam proses metabolisme dan juga sebagai co-faktor enzim,
tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Jika penyerapan logam melebihi batas aman akan
berbahaya bagi tubuh makhluk hidup tersebut Ridhowati S (2013).

Plumbum merupakan salah satu unsur logam berat yang bersifat toksik yang tersebar lebih
luas daripada yang lain. Kadar Pb di lingkungan terus meningkat seiring dengan aktivitas
manusia dalam proses industrialisasi dan perkembangan industri di dunia (Pahlawan dan
Keman, 2014).

Plumbum dapat ditemukan di berbagai media seperti, air, debu, tanah, dan yang paling
banyak ditemukan adalah di udara. Pencemaran oleh plumbum dapat berasal dari industri,
pengecetan mobil, penggunaan bahan bakar oleh kendaraan bermotor. Pencemaran oleh
plumbum mengalami peningkatan akhir-akhir ini. Ancaman plumbum bisa dialami bagi
mereka yang bersinggungan langsung dengan sumber pencemar plumbum tersebut (Sari,et
al, 2013).

Daging merupakan bahan makanan hewani yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat
karena rasaPlumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat
dibutuhkan makhluk hidup sebagai logam esensial dalam proses metabolisme dan juga
sebagai co-faktor enzim, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Jika penyerapan logam
melebihi batas aman akan berbahaya bagi tubuh makhluk hidup tersebut (Wetipo, et al,
2013).

Daging merupakan sumber protein yang tinggi, protein ini disebut sebagai asam amino
esensial, asam amino ini sangat penting dan merupakan protein yang dibutuhkan oleh
tubuh. Selain itu daging juga mengandung karbohidrat, lemak, mineral, fosfor, vitamin dan
kalsium. daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan dari bagian tubuh hewan yang dapat dikonsumsi serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya (Soeparno (2009)) .

kualitas dari daging dipengaruhi oleh cara memasaknya. Daging yang terlalu lama dalam
proses pemanasan akan menyebabkan kandungan proteinnya berkurang. Pengempukan
daging terkadang disertai dengan pelarutan sebagian dari protein daging, dengan kata lain
keempukan daging dapat dilihat dari dua parameter yakni dari uji fisik dari serat daging dan
dari uji biokimia yaitu protein terlarut. Dengan demikian proses pemasakan berpengaruh
terhadap kualitas mutu daging (Silaban (2009).

Daging ternak yang masih muda pada umumnya lebih mudah dicerna dibandingkan dengan
daging ternak yang sudah tua. Di Jakarta banyak penjual sop kikil dan kaki sapi. Daging
disini terdiri atas kulit kaki (dermis) dan kuku sapi (tanduk) yang keduanya terdiri atas
protein yang rendah kualitas gizinya karena, kurang lengkap susunan asam amino
esensialnya. Dengan demikian banyak warung makan yang menggunakan tekhnik
pelunakan daging, hal ini bertujuan agar kualitas produk yang dihasilkan bermutu tinggi,
walaupun terkadang pelunakan daging menggunakan tekhnik pemasakan yang terlalu lama
menyebabkan kandungan protein dari daging berkurang.(Djaeni, 1999).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada praktikum kali in Yaitu : Bagaimana Kandungan logam
berat pb pada daging sapi?

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan pada praktikum kali ini yaitu : mengetahui apakah daging sapi mengandung
logam berat pb

DAFTAR PUSTAKA

Pahlawan SD, Keman S (2014). Korelasi kadar plumbum darah dengan kadar
hemoglobin dan hematokrit. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 7(2): 159-165.

Ridhowati S (2013). Mengenal pencemaran ragam logam.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sari et al (2013). Pengaruh Penggunaan larutan Alkali Pada Kekuatan Tarik dan Uji
Degradasi Komposit Polipropilena Bekas Berpengisi Serbuk Sabut Kelapa. Jurnal Teknik
Kimia, Volume 2, No.1, Halaman 14 – 20. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Soeparno. (2009). Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai