0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan6 halaman
1. Dokumen ini membahas sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia, mulai dari pengertian konstitusi, tujuan konstitusi, sejarah terbentuknya UUD 1945, jenis-jenis kekuasaan negara, perubahan UUD 1945, dan peran lembaga negara sesudah amandemen ke-4.
2. Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM kepada warga negara.
1. Dokumen ini membahas sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia, mulai dari pengertian konstitusi, tujuan konstitusi, sejarah terbentuknya UUD 1945, jenis-jenis kekuasaan negara, perubahan UUD 1945, dan peran lembaga negara sesudah amandemen ke-4.
2. Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM kepada warga negara.
1. Dokumen ini membahas sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia, mulai dari pengertian konstitusi, tujuan konstitusi, sejarah terbentuknya UUD 1945, jenis-jenis kekuasaan negara, perubahan UUD 1945, dan peran lembaga negara sesudah amandemen ke-4.
2. Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM kepada warga negara.
KU-0119 KEWARGANEGARAAN PERTEMUAN 4 – SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSTITUSI DI INDONESIA
Disusun Oleh: Dhafi Atharobbi Yussy (123.18.009)
Dosen Pengampu: Ahmad Sayuti Nainggolan M.Pd
PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG DELTAMAS 2021 Rangkuman Tentang Sejarah Dan Perkembangan Konstitusi di Indonesia
1. Pengertian Integritas Nasional
Dalam arti sempit konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen yang berisi aturan-aturan dasar untuk menyelenggarakan negara. Sedangkan dalam arti luas kontitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan. 2. Tujuan Konstitusi Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa negara, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM bagi warga negara. 3. Sejarah Konstitusi Sebenarnya konstitusi (constitution) berbeda dengan Undang-Undang dasar (Grundgezets), dikarenakan suatu kekhilafan dalam pandangan orang mengenai konstitusi pada negara-negara modern sehingga pengertian konstitusi itu kemudian disamakan dengan Undang-Undang Dasar. Pengaruh faham kodifikasi yang menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis, demi mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan hukum dan kepastian hukum Secara umum terdapat dua macam konstitusi: • Konstitusi tertulis • Konstitusi tak tertulis 4. Jenis – jenis Kekuasaan • Kekuasaan membuat peraturan perundangan (legislatif). a) MPR b) DPR c) DPD • Kekuasaan melaksanakan peraturan perundangan (eksekutif). a) Presiden b) Wakil Presiden • Kekuasaan kehakiman (yudikatif). a) MK b) MA c) KY 5. Perkembangan Konstitusi di Indonesia • Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat untuk menyusun sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan fungsinya. • Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian itu memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan dan melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. • Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada sidang tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian secara komperhensif tentang perubahan UUD 1945 berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi Konstitusi.
6. Tugas Lembaga Tinggi Negara Sesudah Amandemen ke – 4
• MPR: a) Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. b) Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD. c) Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilu). • DPR: a) Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU. b) Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah. c) Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara. • DPD: a) Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR. b) Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu. c) Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah. • Presiden dan Wakil Presiden: a) Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial. b) Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja. c) Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan DPR. d) Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR. • Mahkamah Agung a) Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan Pasal 24 ayat (1). b) Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang- undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang. c) Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain. • Mahkamah Konstitusi a) Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution). b) Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD. c) Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif. • Komisi Yudisial: a) Tugasnya mencalonkan Hakim Agung dan melakukan pengawasan moralitas dan kode etik para Hakim 7. Pentingnya Konstitusi Konstitusi diperlukan untuk membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa negara, membagi kekuasaan negara, dan memberi jaminan HAM bagi warga negara. Daftar Pustaka • Ahmad Sayuti N, Materi Pertemuan 4 Kewarganegaraan, Institut Teknologi dan Sains Bandung 2021. • Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan.