Gibbs Duhemm
Materi Perkuliahan
1. Pendahuluan
2. Hukum I Thermodinamika
3. Hukum II Thermodinamika
4. Hubungan Sifat – Sifat Thermodinamika Zat
5. Kesetimbangan
6. Kesetimbangan Kimia dan Diagram Ellingham
7. Proses Elektrodik dan Diagram Pourbaix
8. Ujian Tengah Semester
9. Aktivitas Ion
10. Termodinamika Larutan
11. Penggunaan Persamaan Gibbs-Duhem
12. Penggunaan Metoda Elektrokimia untuk menentukan sifat-sifat / besaran-besaran
termodinamikaPengantar Proses Elektrometalurgi
13. Keadaan standar alternative
14. Penentuan aktivitas dari diagram fasa
15. Koefisien aktivitas dalam larutan encer multi komponen
16. Ujian Akhir Semester
Batas integrasi dapat dipilih sesuai keinginan. Batas atas jelas akan sesuai
dengan xA = xA. Batas bawah harus berada di mana nilai A dikenal. Namun, batas
bawah yang paling mudah yaitu xA = 1, menjadi
(7.27)
Integral dalam persamaan di atas dapat dipecahkan secara grafis, dan karenanya
nilai A dapat dihitung, seperti digambarkan dalam contoh berikut.
CONTOH SOAL 7.4
xCd 1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1
, J/mol 0 126 377 795 1255 1841 2636 3640 6895 7255
CONTOH SOAL 7.4
xCd + xZn =0
Atau,
CONTOH SOAL 7.4
(7.0.1)
xCd 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1
xZn 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu untuk antara nilai
sesuai dengan xZn = 0.2 ( = 4.0), dan xZn = 1.0 ( = 0) memberikan nilai
pada xZn = 0,2. Daerah tersebut dapat dihitung dengan aturan trapesium, mengambil
lebar chord dari = 100 cal/mole. Berdasarkan grafik, daerah yang diarsir setara
dengan 1.113 cal/mole, dan karenanya panas molar parsial pencampuran seng dalam
Cd - 20% atom Zn paduan sebesar 1.113 cal/mole.
APLIKASI PERSAMAAN GIBBS-
❖ Penentuan
DUHEM
aktivitas satu komponen dalam larutan biner ketika aktivitas lainnya
dikenali
XA . RT d ln aA + XB . RT d ln aB = 0 ,
Atau XA . d ln aA + XB . d ln aB = 0 , (7.28)
Atau XA . d log aA + XB . d log aB = 0 ,
Atau d log aA = - d log aB (7.29)
Pada prinsipnya, persamaan diatas memungkinkan perhitungan satu kegiatan dari yang
lain. Dengan demikian, dinyatakan sebagai integral tak tentu,
=- (7.30)
APLIKASI PERSAMAAN GIBBS-
DUHEM
Batas integrasi dapat dipilih sesuai keinginan. Batas atas jelas akan menjadi
faktor sesuai XA = XA. Batas bawah harus dipilih dimana nilai aA diketahui. Jika aA = 1
pada XA = 1, batas bawah yang paling pas akan sesuai dengan yang murni, i.e. XA = 1.
Maka,
=- ,
Jika XA + XB = 1
Differensiasi nya d X A + d XB = 0
Mengalikan suku pertama oleh XA / XA dan yang kedua oleh XB / XB dalam ekspresi di
atas.
XA + XB =0
Atau XA d ln YA + XB d ln YB = 0 (7.32)
XA d ln YA + XB d ln YB = 0
Saat pada
Atau
APLIKASI PERSAMAAN GIBBS-
DUHEM
Mengintegrasikan dalam betas – batas dan
Integrasi parsial
Untuk menemukan nilai dari integral diatas grafik diplot xCr / xTi
ke (-log aCr) sebagainana ditunjukkan pada gambar 7.2. data yang
dihitung:
xCr 𝑥𝐶𝑟 aCr (-log acr )
𝑥𝑇𝑖
25
20
15 Y-Values
10
5
0
1 2 3 4 5
(-log acr )
CONTOH SOAL 7.E
Area yang terikat oleh kurva dan axis (-log aCr) diantar anilai
dari –log aCr berkorespondensi dengan
dan (i.
= 0.6 ( i .
30
20
Y-Values
10
0
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
LogɣCr
Area yang terikat dengan kurva dan axis log ɣCr antara
nilai log ɣCr dengan Xti = 0.6
CONTOH SOAL 7.E
Aktivitas dari tembaga pada paduan Al-Cu pada 1100 ℃ (1373 K) diketahui
sebagai berikut :
𝑥𝐴𝑙 =0,05
𝑥𝐶𝑢 𝑥 =0,05 𝑙𝑜𝑔𝛾𝐶𝑢
𝑙𝑜𝑔𝛾𝐴𝑙 𝑥𝐴𝑙 =0,05 = 𝑙𝑜𝑔𝛾𝐶𝑢 + =𝑙𝐴 𝑥1.0 𝑑𝑥𝐶𝑢 (7.F.1)
𝑥𝐴𝑙 𝐴𝑙 𝑥 2 𝐴𝑙
𝑥𝐴𝑙 =1.0
Nilai dari integral pada pers. 7.F.1 diketahui dari luas dibawah lengkungan dari
𝑙𝑜𝑔𝛾𝐶𝑢
terhadap 𝑥𝐶𝑢 antara nilai 𝑥𝐴𝑙 = 0,05 ( i.e. 𝑥𝐶𝑢 = 0,95),dan 𝑥𝐴𝑙 = 1.0 ( i.e.
𝑥 2 𝐴𝑙
𝑥𝐶𝑢 = 0) .
CONTOH SOAL 7.F
𝑙𝑜𝑔𝛾𝐶𝑢
𝑥𝐴𝑙 𝑥𝐶𝑢 𝑎𝐶𝑢 𝛾𝐶𝑢
𝑥 2𝐴𝑙
Dari grafik, luas dari bagian yg diarsir adalah -2,0475 (diukur menggunakan
aturan trapezoidal, luas chord/pita = 0,05 ?
CONTOH SOAL 7.F
Grafik Soal 7.F
0
0,2 0,4 0,6 0,8 1
-0,5
-1
-1,5
Log ɣCu/X2Ti
-2
-2,5 Y-Values
-3
-3,5
-4
-4,5
XCu
CONTOH SOAL 7.F
Integrasi Parsial
(7.36)
Integral pada persamaan (7.36) dapat diselesaikan
secara grafis dengan kurva antara log dan XB. Nilai
integral akan diberikan oleh daerah di bawah kurva
antara dari sumbu. Dengan demikian, nilai koefisien
aktivitas dan oleh karena aktivitas, dapat dihitung
seperti digambarkan dalam contoh 7.F
CONTOH SOAL 7.G
Nilai ϒAl pada XZn = 0,4 dapat ditentukan dari persamaan 7.G.2 dengan
menggunakan integral tentu. Batas atas integral adalah yang berhubungan
dengan XZn = 0,4 (XAl = 0,6). Batas bawah integral adalah yang berhubungan
dengan XZn = 0 (XAl = 1). Jadi,
Zat telarut, bahkan dalam jumlah kecil pun, turut mempengaruhi pelarut satu sama
lain. Ketika pelarut logam A, mengandung zat telarut B,C,D .. koefisien aktivitas
henry dari salah satu zat telarut (katakanlah Fg) dapat diungkapkan sebagai produk
dari faktor yang mewakili pengaruh setiap komponen lain. Maka fraksi mol dalam
larutan, XB, XC, XD,..
7.37
Dimana adalah koefisien aktivitas B dalam larutan biner A-B yang mempunyai
fraksi mol XB dan koefisien interaksi adalah untuk mengukur pengaruh C pada
koefisien aktivitas B.
Dengan cara yang sama, koefisien interaksi lain dapat ditentukan. Bagaimanapun,
persamaan 7.37 tidak bisa digunakan untuk berbagai interaksi antara zat telarut C,
D .. sehingga hal tersebut hanya bisa diaproksimasikan diamana lebih dari tiga
komponen yang ditentukan.
Multicomponent Solution (Larutan
Banyak Komponen)
7.38
Dimana penurunan diatas diambil dari konsentrasi nol setiap zat
telarut.
Jika semua memenuhi orde pertama, persamaan untuk logaritma
koefisien aktivitas menjadi linier terhadap fraksi mol terlarut yang
ada dalam larutan. Sehingga,
7.39
CONTOH SOAL 7.H
Contoh 7.H
Koefisien aktivitas seng dalam larutan yang diencerkan terus menerus pada
larutan biner Bi-Zn yang mengandung 0,015 mol fraksi atom seng pada 723K
𝑃𝑏
adalah 3,974. Parameter interaksi pada bismut masing – masing adalah 𝜀 =
𝑍𝑛
𝐴𝑔
1,3 𝑑𝑎𝑛 𝜀 = −2,5. Hitung koefisien aktivitas seng pada larutan Bi-Zn-Ag yang
𝑍𝑛
mengandung fraksi mol Zn, Pb, dan Ag dan masing masing nilainya adalah sama
yaitu 0,015 mol.
CONTOH SOAL 7.H
Paduan Fe-P cair mengandung 0,65 wt% fosfor disetarakan dengan campuran
H2O-H2 dengan PH2O/PH2 sama dengan 0,0494 pada 1873K. Paduan yang
𝑂
disetarakan mengandung 0,016 wt% oksigen. Koefisien aktivitas 𝑓 oksigen
𝑂
relatif terhadap pengenceran terus menerus, persen berat paduan biner Fe-O
𝑂
dalam keadaan standar diwakili dengan 𝑙𝑜𝑔𝑓 = −0.2[𝑤𝑡% 0]. Hitung
𝑂
𝑃
parameter interaksi 𝑒 pada 1873K jika tetapan kesetimbangan reaksi (H2) +
𝑂
[O]Fe,wt% = (H2O) adalah 3,855.
CONTOH SOAL 7.I
Solusi: asumsi gas ideal, tetapan kesetimbangan untuk reaksi (H2) + [O]Fe,wt% = (H2O)
adalah
𝑃𝐻2𝑂
𝐾 = 𝑃 . (𝑤𝑡%.𝑓 dengan 𝑓𝑂 adalah koefisien aktivitas oksigen pada paduan terner Fe-
𝐻2 0)
P-O.
Masukkan nilai 𝑃𝐻2𝑂 /𝑃𝐻2 dan K, sehingga
0,0494
𝑓𝑂 = 3,855 .0,016 = 1,105 7.I.1
𝑂 𝑃
Dari persamaan 7.37, 𝑓𝑂 = 𝑓 . 𝑓 7.I.2
𝑂 𝑂
𝑂
Dengan 𝑓 adalah koefisien aktivitas oksigen pada paduan biner Fe-O yang
𝑂
𝑃
mengandung konsentrasi oksigen yang sama dengan Fe-P-O dan 𝑓 adalah pengaruh
𝑂
fosfor pada koefisien aktivitas ini. Ubah ke bentuk logaritma kedua sisi, maka:
𝑂 𝑃
𝑙𝑜𝑔𝑓𝑂 = 𝑙𝑜𝑔𝑓 + 𝑙𝑜𝑔 𝑓
𝑂 𝑂
CONTOH SOAL 7.I
𝑂
Masukkan nilai 𝑙𝑜𝑔𝑓 , dan nilai 𝑓𝑂
𝑂
𝑃
log 1,105 = −0,2 𝑤𝑡% 𝑂 + log 𝑓
𝑂
𝑃
log 1,105 = −0,2 . 0,016 + 𝑙𝑜𝑔 𝑓
𝑂
𝑃
𝑙𝑜𝑔 𝑓 = 0,045
𝑂
𝑃
𝑓 = 1,110
𝑂
𝑃
𝑃 𝑃 𝜕 log 𝑓
𝑂
Parameter interaksi 𝑒 bisa ditulis: 𝑒 =
𝑂 𝑂 𝜕 𝑤𝑡% 𝑃
𝑃
Asumsi bahwa 𝑙𝑜𝑔 𝑓 fungsi linier dari fosfor sampai paling sedikit 0,65wt% (komposisi
𝑂
P dalam paduan). Maka:
𝑃
log 𝑓
𝑃 𝑂
𝑒 =
𝑂 𝑤𝑡% 𝑃
𝑃 log 1,110
𝑒 = = 0,0698
𝑂 0,65
𝑃
Jadi, nilai parameter interaksi 𝑒 adalah 0,0698.
𝑂