Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR AKTIVITAS DAN LATIHAN

Pembimbing:
Giri Widakdo, S.Kp., M.KM

Disusun oleh:

MELANIA FELAYATI
ID : 2017720209

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR
AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Konsep Kebutuhan Aktivitas

1. Definisi

Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana


manusiamemerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu
tanda kesehatanadalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas
seperti berdiri, berjalandan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak
terlepas dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletal. Kebutuhan
aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang
lain seperti istirahat. Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak
dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara
pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan
fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat
bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan
melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktivitas
fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah
sehingga fungsi eliminasinya kurang efektif.

Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada
seseorang termasuk didalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting, berpakaian,
mobilisasi tempat tidur, berpindah, dan ambulasi/ROM. Pemenuhan terhadap ADL
ini dapat meningkatkan harga diri serta gambaran diri pada seseorang, selain itu ADL
merupakan aktivitas dasar yang dapat mencegah individu tersebut dari suatu penyakit
sehingga tindakan yang menyangkut pemenuhan dalam mendukung pemenuhan ADL
pada klien dengan intoleransi aktivitas harus di perioritaskan.

2. Fisiologi Sistem/fungsi normal sistem pergerakan

Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi dengan sistem


musculoskeletal.

Sistem musculoskeletal berfungsi sebagai:

a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh

b. Melindungi bagian tubuh tertentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru

c. Tempat melekatnya otot tendon

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

a. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas


seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
b. Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan
aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.
c. Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami
gangguan aktivitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang beraktivitas.
d. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.

e. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak
sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan
dan stamina, Depresi mood.

4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem pergerakan


a. Gangguan pada tulang
Fisura atau disebut dengan retak tulang dan patah tulang
b. Gangguan pada sendi
Dapat terjadi memar sendi yaitu robeknya selaput sendi
c. Gangguan pada otot
Jenis gangguan pada otot meliputi kaku leher, kram/nyeri otot, dan
keseleo.

B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan

1. Pengkajian

a. Riwayat keperawatan
- Riwayat penyakit sekarang
Proses penyakit dapat mempengaruhi aktivitas. Seseorang
mengalami patah tulang akan kesulitan melakukan aktivitas secara
bebas.
- Riwayat penyakit dahulu
Gaya hidup mempengaruhi aktivitas dan istrahat tubuh. Seseorang
yang kurang bergerak dan olahraga akan mengalami kelemahan otot.
Demikian pula dengan orang yang pernah menjalani operasi.
- Riwayat penyakit keluarga
apabila ada riwat penyakit seperti jantung, stroke maka akan beresiko
berpengaruh terhadap aktivitas.

b. Pemeriksaan fisik

1) Tingkat Kesadaran

2) Postur / bentuk tubuh


- Skoliosis
- Kiposis
- Lordosis
- Cara Berjalan

3) Ekstermitas
- Kelemahan
- Gangguan Sensorik
- Tonus otot
- Atropi
- Tremor
- Gerakan tak terkendali
- Kekuataan otot
- Kemampuan jalan
- Kemampuan duduk
- Kemampuan berdiri
- Nyeri sendi
- Kekakuan sendi

c. Pemeriksaan penunjang

1) sinar -X

sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur dan perubahan tulang

2) CT Scan

Menunjukan rincian bidang tertentu tulang dan dapat mempperlihatkan


tumor jaringan lunak/cedera tendon

3) MRI (magnetik resonance imaging)

MRI digunakan untuk memperlihatkan abnormalitas

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

a. Intoleran aktifitas

Definisi : ketidakcukupan energi secara fisiologis maupun psikologis


untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas sehari-hari.

Batasan karakteristik:
- Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan

- Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas

- Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktifitas

Faktor yang berhubungan:

- Imobilisasi

- Kelemahan menyeluruh

b. Hambatan mobilitas fisik

Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh pasien tidak mampu


melakukan pergerakan secara mandiri.

Batasan karakteristik
- Penurunan waktu reaksi
- Kesulitan membolak-balik posisi
- Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (misalnya
meningkatkan perhatian pada aktivitas orang lain, mengendalikan
perilaku, fokus pada ketunadayaan/aktivitas sebelum sakit)
- Dispnea setelah beraktivitas
- Perubahan cara jalan

Faktor yang berhubungan:

- Intoleran aktivitas

- Perubahan metabolisme seluler

- Ansietas

- Indeks masa tubuh di atas persentil ke-75 sesuai usia


- Gangguan kognitif

- Kontraktur

- Kepercayaan budaya tentang aktivitas sesuai usia


- Fisik tidak bugar

- Penurunan ketahanan tubuh

- Penurunan kendali otot

- Penurunan masa otot

- Malnutrisi

- Gangguan muskuloskeletal

- Gangguan neuromuskular

- Nyeri

c. Keletihan

Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang


berlebihan secara terus-menerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan
mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat

Faktor yang berhubungan:


- menurunnya produksi metabolisme
- pembatasan diet
- anemia
- ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit

d. Kerusakan integritas jaringan

Definisi : kerusakan membran mukosa, kornea, integumenter, atau jaringan


subkutan
Batasan Karakteristik :
• Gangguan sirkulasi
• Iritasi kimia
• Kurang volume cairan
• Kurang pengetahuan
• Kelebihan cairan tubuh
• Gangguan mobilitas fisik
• Faktor mekanis (tekanan, regangan, gesekan)
• Faktor nutrisi (kekurangan atau kelebihan)
• Radiasi
• Temperatur ekstrem

Faktor yang berhubungan:


- Gangguan neuromoskuler
- Menurunnya kekekuatan otot
- Menurunnya kontrol otot dan koordinasi
- Kerusakan persepsi kognitif
- Depresi
- Gangguan fisik

3. Perencanaan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria NOC NIC
Hasil
Intoleransi
Setelah dilakukan - Energy Energy
aktivitas
asuhan keperawatan conservation Management

x24 jam pasien - Self Care : ➢ Observasiadanya


bertoleransi terhadap ADLs pembatasan klien
aktivitas dengan dalam melakukan
aktivitas
Kriteria hasil:
➢ Kaji adanya factor
➢ Berpartisipasi
yang
dalam aktivitas
menyebabkan
fisik tanpa disertai
kelelahan
peningkatan
➢ Monitor nutrisi dan
tekanan darah, nadi
sumber energi
dan RR
tenaga adekuat
➢ Monitor pasien
➢ Mampu melakukan
akan adanya
aktivitas sehari hari
kelelahan fisik dan
(ADLs) secara
emosi secara
mandiri
berlebihan
➢ Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
➢ Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat
pasien

Activity Therapy

➢ Kolaborasikan
dengan Tenaga
Rehabilitasi
Medik dalam
merencanakan
progran terapi
yang tepat.
➢ Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
Hambatan Setelah dilakukan ➢ Mobility Exercise therapy :
Mobilitas asuhan keperawatan Level ambulation
Fisik x24 jam diharapkan ➢ Monitoring vital
➢ Self care
pasien dapat tetap sign
: ADLs
mempertahankan sebelum/sesudah
pergerakannya latihan dan lihat
➢ Transfer
dengan respon pasien saat
performa
Kriteria hasil: latihan
nce
➢ Ajarkan pasien atau
➢ Klien meningkat
tenaga kesehatan
dalam aktivitas
lain tentang teknik
fisik
ambulasi
➢ Mengerti tujuan
➢ Kaji kemampuan
dari peningkatan
pasien dalam
mobilitas
mobilisasi
➢ Memverbalisasikan
➢ Latih pasien dalam
perasaan dalam
pemenuhan
meningkatkan
kebutuhan ADLs
kekuatan dan
secara mandiri
kemampuan
sesuai kemampuan
berpindah
➢ Dampingi dan Bantu
➢ Memperagakan pasien saat
penggunaan alat mobilisasi dan
Bantu untuk bantu penuhi
mobilisasi (walker). kebutuhan ADLs
ps
➢ Berikan alat Bantu
jika klien
memerlukan

➢ Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan.
Keletihan Setelah dilakukan
➢ Energy Energy Management
asuhan
conservatio
➢ Observasi adanya
keperawatan x24
n
jam pasien ➢ Pembatasan klien
➢ Nutritional
diharapkan dapat dalam melakukan
status :
peningkatan energi aktivitas
energy
dengan ➢ Kaji adanya factor
Kriteria hasil: yang menyebabkan
kelelahan
➢ Memverbalisasik
➢ Monitor nutrisi dan
an peningkatan
sumber tenaga
energi dan
energi adekuat
merasa lebih baik
➢ Monitor pasien
➢ Menjelaskan
akan adanya
penggunaan
kelelahan fisik dan
energi untuk
emosi secara
mengatasi
berlebihan
kelelahan
➢ Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat
pasien

Kerusaka Pressure
➢ Setelah dilakukan ➢ Risk
Management
asuhan keperawatan Control
integritas
x24 diharapkan - Memberitahukan
jaringan
intergritas jaringan pasien untuk
pasien membaik menggunakan
dengan pakaian yang
longgar.
Kriteria hasil:
- Memonitor status
➢ Pasien
nutrisi pasien.
mengerti
- Memonitor area
tentang faktor risiko
kulit yang dapat
yang dapat
terjadi kemerahan
➢ menyebabkan
dan luka.
kerusakan integritas
Melakukan
kulit
perubahan posisi
➢ Tanda-tanda vital
pada pasien,
dalam batas normal.
minimal setiap 2
➢ Memodifikasi
jam.
lingkungan untuk
- Mengajari pasien

➢ mengurangi faktor ROM aktif dan pasif.

risiko. - Mengajari pasien


tentang faktor yang
dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan
integritas kulit

DAFTAR PUSTAKA :

Riyadi,S. (2015). Kebutuhan dasar manusia aktivitas istirahat diagnose NANDA


2015 Jakarta:Gosyen publishing.

Wilkonsolom,M.J. (2011). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi9.Jakarta:EGC

Butcher Howard K, et al. (2018). Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi


Ke Tujuh Bahasa Indonesia Edited By Intansari Nurjannah. Yogyakarta :
Macomedia.

Butcher Howard K, et al. (2018). Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi


Ke Enam Bahasa Indonesia Edited By Intansari Nurjannah. Yogyakarta :
Macomedia.

Anda mungkin juga menyukai