Laporan Studi Kasus BK
Laporan Studi Kasus BK
Oleh :
104404061
2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar
rasa syukur yang dirasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan studi
kasus ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Studi Kasus.
Laporan ini berisi hasil studi kasus yang dilakukan selama beberapa waktu di salah
satu SMP yang ada di Makassar.
Dalam penulisan ini, penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari semua
pihak tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak
terhingga penyusun sampaikan terutama kepada Segenap pihak dari SMP Negeri 13
Makassar yang telah banyak membantu kelancaran studi kasus ini, juga kepada Dosen
pembimbing dalam mata kuliah Studi Kasus atas bimbingannya, beserta rekan-rekan sejawat
yang telah banyak berpartisipasi.
Dengan rasa rendah hati, Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikkan dimasa
yang akan datang. Walaupun demikian penyusun mengharapkan laporan studi kasus ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………………………….....i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1
B. Tujuan………………………………………………………………………………1
C. Lokasi dan Waktu………………………………………………………………….2
D. Metode………………………………………………………………………………2
A. Identifikasi……………………………………………………….………………....3
B. Diagnosis………………………………………..………………………………......9
C. Prognosis……………………………………………………………………...........11
D. Treatment………………………………………………………………………..…12
E. Evaluasi……………………………………………………………………………..13
F. Tindak Lanjut……………………………………………………………………...14
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………15
B. Saran……….………………………………………………………………............15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...………….16
LAMPIRAN……………………………………………………………………...…………17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap siswa yang ada tentunya mempunyai masalah dan akan sangat beragam.
Permasalahan yang ada dalam lingkungan siswa dapat bersifat pribadi, sosial, belajar, atau
karier. Oleh karena keterbatasan kematangan siswa dalam mengenali dan memahami
hambatan maka sebagai konselor yang berkompeten, sudah turut ambil andil di dalamnya
dalam penanganannya.
Konselor sekolah mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan dan membantu
siswa agar dapat mengembangkan potensinya secara utuh. Adapun salah satu cara yang dapat
di ambil untuk dapat membantu klien yang mengalami masalah adalah dengan menggunakan
studi kasus.
Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang
individu. Data tersebut diolah dan dianalisis, kemudian hasilnya akan dapat digunakan untuk
menduga permasalahan dari individu, sehingga dapat di berikan layanan bimbingan
dan/konseling setepat mungkin. Melalui studi kasus ini seorang konselor akan dapat
memahami siswanya secara mendalam. Konselor akan mampu memperoleh informasi tentang
sebab-sebab timbulnya masalah serta untuk menentukan langkah-langkah penanganan
terhadap masalah yang dialami siswa tersebut.
Berdasarkan dari pemaparan yang ada di atas maka dari itu dilakukan studi kasus
secara nyata di SMP Negeri13 Makassar untuk mendalami suatu permasalahan dari siswa.
B. Tujuan
Tujuan yang yang ingin dicapai dari kegiatan studi kasus ini adalah:
1. Untuk Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan studi kasus pada siswa yang di
lakukan di SMP Negeri 13 Makassar.
2. Untuk Memenuhi tugas mata kuliah studi kasus.
C. Lokasi dan waktu
1. Lokasi / Setting
Kegiatan ini berlangsung di SMP Negeri 13 Makassar, yang beralamat di Jl. Tamalate VI
No. 2 Perumnas Makassar, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
2. Waktu
Pelaksanaan studi ini dilaksanakan selama 3 bulan berturut-turut terhitung mulai bulan
Maret – April 2013. Kegiatan dan waktu berkunjung di tentukan dari kesepakatan
bersama teman dan guru pamong berlatar BK.
Dalam kegiatan studi kasus ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode pengumpulan data yakni melalui wawancara, angket, observasi, dan problem check
list dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau
individu lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face
to face relation). Wawancara dalam studi kasus ini selain di lakukan dengan siswa
bersangkutan / konseli juga di lakukan dengan guru Bk .
2. Angket
Angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh orang yang ingin di selidiki, yang juga disebut
responden. Dalam hal ini di isi oleh konseli. Angket dalam hal ini berupa angket
kebiasaan belajar.
3. Daftar cek masalah
Daftar cek masalah adalah suatu jenis tes instrumentasi yang berupa statement tentang
masalah yang umumnya di alami oleh individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi
Identifikasi kasus
Identifikasi kasus adalah menyangkut siapa individu atau sejumlah individu yang
dapat ditandai atau diduga bermasalah atau memerlukan layanan bantuan. Berikut
adalah siswa yang dijadikan siswa kasus / konseli.
Keterangan Pribadi
2. Kelas : VIII 6
6. Agama : Islam
7. Cita-Cita : -
8. Hoby : Bermain
Keterangan Pendidikan
1. Taman Kanak-Kanak
Umur : - Tahun
Lama Belajar : - Tahun
2. Sekolah Dasar
Umur : 7 Tahun
Lama Belajar : 6 Tahun
Keterangan Keluarga
Keterangan Kesehatan
1. Kelengkapan belajar
Buku paket : Lengkap / Tidak lengkap
Buku catatan : Lengkap / Tidak lengkap
Ruang belajar : Punya / Tidak punya
2. Bimbingan
Dari ayah : Selalu / Jarang / Tidak pernah
Dari ibu : Selalu / Jarang / Tidak pernah
Dari saudara : Selalu / Jarang / Tidak pernah
3. Waktu belajar
Waktu belajar siswa : Teratur / Tidak teratur
Keterangan Lainnya
1. Penampilan
Ekspresi Wajah : Datar dan
Kerapian : Cukup dan perlu ditingkatkan.
Suara : Pelan
2. Tipe Pergaulan : Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
.
5 5 5 3 3 1 3 1 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1
Setiap responden memiliki skor total yang diperoleh dengan menjumlahkan skor
setiap item soal.skor maksimal yaitu 19x2=38, sedangkan skor minimal 20x1.
setelah diperoleh skor dari responden, skor diubah kedalam lima kategori dengan
klasifikasi sebagai berikut:
2. 42-63 Tinggi
4. 16-31 Rendah
Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa kebiasaan belajar berada pada kategori
42-63 yakni tinggi.
Data berdasarkan daftar cek masalah.
Dari daftar cek masalah, didapatkan data siswa sebagai berikut :
Kesehatan
1) Merasa terlalu kurus
2) Selalu kurang nafsu makan
3) Kurang makan sehingga sering merasa lapar
4) Sering merasa mengantuk
Keadaan penghidupan
1) Kekurangan buku karena tak mampu membeli
2) Banyak adik yang masih jadi tanggungan orang tua
3) Tidak tahu bagaimana menambah biaya kuliah
4) Selalu jalan kaki ke sekolah meskipun jaraknya jauh
5) Tinggal dengan saudara yang penghasilannya pas-pasan
Rekreasi dan hobby / kegemaran
1) Keinginan untuk berekreasi selalu terhalang
2) Suka berolahraga tetapi tidak ada kesempatan
3) Kedatangan teman-teman sangat menggangu waktu belajar
Masa depan dan cita-cita
1) Tidak tahu apa yang dilakukan setelah tamat sekolah
2) Ingin melanjutkan sekolah sambil bekerja
3) Ingin mengetahui bakat dan kemampuan sendiri
4) Cita-cita tidak sesuai dengan kemampuan
5) Cita-cita masih belum jelas
NM
X 100 %
N
Dimana :
NM : Jumlah butir yang dicek oleh siswa pada satu topik permasalahan
N : Jumlah item dari aspek masalah
Kemudian ditranformasikan kedalam predikat nila A,B,C,D, dan E sebagai berikut :
0% : A (sangat baik)
1%-20% : B (Baik)
21%-25% : C (Cukup)
26%-50% : D (Kurang)
Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari
problem cheklist yakni :
1. Aspek Kesehatan
Persentase yang diperoleh adalah
4
X 100 % = 20 %
20
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
5
X 100 % = 25 %
20
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah C (Cukup)
5
X 100 % = 29,4 %
17
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
5
X 100 % = 50 %
10
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Dari analisis daftar cek masalah di atas diperoleh bahwa aspek masa depan dan
cita-cita memiliki persentase yang tinggi di banding dengan aspek yang lainnya,
yakni sebesar 50 %. Dan jika di masukkan ke dalam predikat nilai maka aspek
masa depan dan cita-cita menempati nilai D yakni dengan kategori kurang . Jadi
siswa perlu mendapatkan perhatian yang lebih terhadap aspek ini.
Identifikasi masalah
Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti,
angket kebiasaan siswa, daftar cek masalah, dan wawancara, maka gambaran umum
permasalahan yang diperoleh menyangkut pada bidang pendidikan (educational
problems) dan perencanaan karir / jabatan (vocational problems). Adapun
karakteristiknya di jabarkan sebagai berikut :
Ketidakpercayaan diri dalam menyusun cita-cita.
Malas/ membolos.
Kesulitan dalam belajar karena kurangnya fasilitas pelengkap belajar, dan waktu
belajar yang kurang teratur.
Keseringan/ banyak bermain.
Kehidupan keluarga yang kurang komunikasi dengan ekonomi rendah.
B. Diagnosis
Diagnosa merupakan kegiatan yang diambil untuk menetapkan faktor-faktor
penyebabnya berdasarkan hasil identifikasi masalah. Oleh karena itu, berikut akan dijabarkan
mengenai hasil dari diagnosa yang diperoleh yakni Perencanaan karir yang rendah dalam hal
ini dalam menentukan cita-cita.
Masa remaja adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan pada masa-masa
selanjutnya, karena masa remaja menjadi dasar berhasil atau tidaknya seseorang menjalani
kenyataan hidup pada masa selanjutnya. Pada masa ini remaja akan berusaha menemukan jati
diri, mencapai kemandirian emosional, kematangan hubungan social, dan mempersiapkan diri
meniti karir.
Bagi seorang siswa karir bukanlah hal yang mudah untuk ditentukan, namun hal itu
merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting di masa remaja untuk
mempersiapkan diri dalam karir. Kesulitan bagi siswa dalam memilih dan menentukan karir
tidak dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan
hidup dalam usaha menggapai kehidupan karir di masa mendatang.
Permasalahan karir yang terjadi diantaranya beban memiliki pemahaman yang mantap
tentang kelanjutan pendidikan setelah lulus, program studi yang dimasuki bukan pilihan
sendiri, belum memahami jenis pekerjaan yang cocok dengan kemampuan sendiri, masih
bingung untuk memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, dan
merasa pesimis bahwa setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan yang diharapkan.
Berdasarkan teori perkembangan karir dari Donal E. Super, maka permasalahan karir
berakar pada masa orientasi karir. Oleh karenanya penting untuk memberi pengetahuan
orientasi karir pada remaja, utamanya pada siswa menengah pertama (SMP), karena dapat
memberikan kontribusi besar dalam perjalanan pendidikan dan pekerjaan nantinya.
Kebanyakan di sekolah orientasi karir diberikan pada masa SMA, padahal sebenarnya pada
masa SMP pun kita sudah dihadapkan untuk memilih masuk ke SMA atau SMK yang
mengarahkan pada bidang tertentu.
Perencanaan karir yang rendah pada diri siswa dalam kasus ini terjadi di duga karena
siswa kurang memiliki kepercayaan diri dalam memupuk cita-citanya. Siswa juga merasa
kebingungan ketika ditanya masalah cita-cita dan akan ke mana setelah lulus. Mengingat
sebentar lagi siswa naik ke kelas tiga, seharusnya hal seperti ini tidak pelu terjadi.
Berdasarkan data yang ada hal ini muncul kurang lebih banyak di dasari oleh keadaan
kehidupan keluarga yang kurang mendukung. Komunikasi yang kurang efektif pun menjadi
permasalahan penting. Orang tua jarang memperhatikan atau mengawasi keadaan akademik
anaknya dan jarang memberi bimbingan dalam masalah studi sang anak. Selain itu keadaan
penghidupan yang disebabkan terhimpit ekonomi lemah membuat sang anak memberikan
kontribusi yang masuk akal untuk tidak terlalu mematok cita-cita ke depannya. Selain dari
keadaan keluarga. Hal ini terlihat dari masalah kesulitan belajar yang di alami siswa, seperti
kurangnya sarana pembelajaran yang di miliki dan motivasinya yang rendah dalam belajar
(sering kurang konsentrasi) serta malas ke sekolah berdasarkan sumber dari guru BK.
“…hakikat dari pola karir seseorang di tentukan oleh tingkat sosial ekonomi
orangtuanya, kemampuan mental, ciri-ciri kepribadian, dan oleh kesempatan-kesempatan
yang terbuka bagi dirinya…” (Teori jabatan Donal E. Super)
Jadi disimpulkan bahwa masalah yang di alami siswa / konseli di sebabkan faktor
antara lain yaitu :
Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan/ treatmen yang dapat diberikan
kepada siswa / konseli dalam usaha untuk memecahkan masalahnya yaitu :
Kedua adalah pemberian bimbingan dan konseling karir. Bimbingan karir di lakukan
dalam bentuk pemberian layanan informasi tentang karir. Dengan pemberian layanan
informasi karir ini diharapkan akan mampu membantu siswa / konseli untuk memahami
dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial, dan masalah-masalah
kemasyarakatan lainnya.
D. Treatment
2. Bimbingan karir
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara yang ditempuh untuk melihat seberapa jauh efek atau
pengaruh yang diberikan bagi pemecahan masalah yang ada. Segi keberhasilan dan tidaknya
perlakuan yang telah diberikan dijabarkan sebagai berikut :
F. Tindak Lanjut
Tindak lanjut (Follow Up) merupakan upaya yang dilakukan konselor untuk
mengikuti perkembangan klien selanjutnya. Tindak lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan kemajuan yang dialami klien atas bantuan yang telah diberikan.
1. Memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu giat belajar dan percaya sepenuhnya
pada kemampuan yang dimilikinya, sehingga ia mampu menata cita-citanya dengan
penuh percaya diri sesuai potensinya.
2. Menyarankan kepada guru pamong BK agar senantiasa memberikan perhatian kepada
siswanya, khususnya dalam belajar serta memberikan motivasi kepada siswa dalam
pembelajarannya.. Selain itu, orang tua juga perlu di beritahukan agar mendukung
keinginan siswa yang berhubungan dengan cita-citanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil studi kasus yang dilaksanakan di SMP Negeri 13 Makassar
maka di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Studi kasus adalah suatu cara memperoleh data selengkap-lengkapnya tentang
individu, terdiri dari identifikasi, diagnosis, prognosis, treatmen, evaluasi, dan tindak
lanjut (follow up).
2. Masalah perencanaan karir yang rendah dari siswa di tengarai di sebabkan oleh
beberapa hal yakni : (1) Kepercayaan diri yang kurang pada klien dalam menyusun
cita-cita, (2) Keadaan keluarga dan kurangnya perhatian orangtua pada akademik
anak, dan (3) Kesulitan mengakses pembelajaran
3. Bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan membantu menyelesaikan
masalahnya yakni : (1) Pemberian bantuan konseling gestalt dengan teknik kursi
kosong, dan (2) Bimbingan karir.
B. Saran
Adapun berdasarkan dari studi kasus yang telah di lakukan, terdapat beberapa saran
antara lain :
1. Bagi konselor, sebaiknya lebih dalam memperhatikan perkembangan yang sedang
terjadi pada siswa. Jika memungkinkan di lakukan penindaklanjutan atas masalah
yang di alami siswa dalam kasus ini.
2. Bagi Orang tua siswa / konseli, hendaknya meningkatkan hubungan komunikasi
yang efektif dengan siswa sehingga siswa/konseli ini dapat berkembang secara
optimal.Orang tua juga hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan siswa /
konseli terutama kebutuhan psikis dan fisiknya, sehingga didapat pemahaman
tentang siswa untuk mencegah permasalahan yang dialami siswa semakin
melebar.
3. Bagi siswa / konseli, Klien hendaknya lebih bisa kooperatif dengan praktikan,
konselor ataupun orang-orang yang dapat membantu pemecahan masalah klien
sehingga memudahkan proses penyelesaian masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT. Refika
Aditama.
Daruma, A. Razak Dkk. 2002. Studi Kasus. Makassar : FIP Universitas Negeri Makassar.
Sukardi, Dewa ketut. 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta : PT. Ghalia
Indonesia.
N
VERBATIM WAWANCARA
1. Kegiatan Pembuka
a. Praktikan membuka kegiatan dengan sambutan.
b. Praktikan memberi penjelasan mengenai kegiatan dan tujuan yang ingin kita capai
dari pelaksanaannya.
2. Kegiatan Inti
a. Praktikan menjelaskan uraian tentang karir dan ragamnya.
b. Praktikan meminta umpan balik dari siswa atas apa yang di sampaikan.
c. Siswa di beri kesempatan untuk bertanya.
3. Kegiatan Penutup
a. Praktikan memberi kesimpulan atas hasil yang di peroleh.
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Kegiatan Pembuka
a. Praktikan memberi sambutan
b. Praktikan memberi pengantar mengenai materi yang akan di berikan
2. Kegiatan Inti
a. Praktikan menjelaskan uraian yang membahas mengenai materi inti yang ingin di
sampaikan mengenai bagaimana siswa perlu membangun hubungan yang baik
melalui sikap ataupun percakapan dengan orangtua dalam keluarga untuk
menciptakan keselarasan dan keharmonisan dalam keluarga.
b. Praktikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merespon dan bertanya.
3. Kegiatan Penutup
a. Praktikan menyimpulkan dari apa yang telah di bahas sebelumnya.