Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN DAN ANGGARAN

KEUANGAN
A. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN

Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan penganggaran


merupakan salah satu jenis perencanaan. Penganggaran meliputi penganggaran
perusahaan dan penganggaran bukan perusahaan. Penganggaran perusahaan berarti
penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan penganggaran
bukan perusahaan (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk organisasi yang
tidak bertujuan mencari laba.

Penganggaran beda dengan anggaran, perencanaan beda dengan rencana.


Perencanaan adalah proses menyusun rencana, sedangkan rencana adalah hasil
perencanaan. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan anggaran
adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan dalam angka (kuantitatif) tetapi
dapat juga tidak dinyatakan dalam angka (kuantitatif), sedangkan anggaran dinyatakan
dalam angka (kuantitatif) dan umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat
erat hubungannya dengan akunting, karena penganggaran merupakan salah satu bidang
akunting dan termasuk bagian akunting manajemen. Anggaran banyak manfaatnya
sebagai alat pelaksanaan pekerjaan, tetapi anggaran juga mempunyai kelemahan, sebab
anggaran dibuat berdasarkan asumsi, bila asumsinya berubah maka anggaran kurang
bermanfaat, kecuali direvisi sesuai dengan perubahan asumsi.

B. FUNGSI DAN MACAM ANGGARAN

Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan memberikan gambaran yang jelas


dalam satuan barang dan uang. Anggaran berfungsi sebagai alat pelaksanaan
memberikan pedoman agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras. Anggaran
berfungsi sebagai alat pengawasan, yaitu digunakan sebagai alat menilai pelaksanaan
pekerjaan. Anggaran dapat dikelompokkan dari segi dasar penyusunan terdiri atas:
anggaran variabel dan anggaran tetap, dari segi penyusunan terdiri atas anggaran
periodik dan anggaran kontinu, dari segi jangka waktu terdiri atas: anggaran jangka
panjang dan anggaran jangka pendek, dari segi bidangnya terdiri atas: anggaran
operasional dan anggaran keuangan, dari segi kemampuan menyusun terdiri atas:
anggaran komprehensif dan anggaran parsial, dari segi fungsinya terdiri atas anggaran
apropriasi dan anggaran kinerja, dari segi penentuan harga pokok produk terdiri atas:
anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.

C. ANGGARAN OPERASIONAL
1. Peramalan Penjualan

Peramalan menurut L.F. Orwick merupakan fungsi manajemen pertama sebelum


dilakukan perencanaan. Penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan,
karena anggaran adalah salah satu jenis rencana. Oleh karena itu, sebelum dibuat
anggaran terlebih dahulu dibuat ramalan. Dalam hal ini sebelum dibuat anggaran
penjualan terlebih dahulu dibuat ramalan penjualan. Teknik membuat ramalan
penjualan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik membuat ramalan
penjualan secara kualitatif dengan menggunakan metode pendapat, antara lain:
pendapat para ahli, pendapat para pramuniaga, pendapat survey konsumen, pendapat
para manajer pemasaran. Peramalan penjualan secara kuantitatif, antara lain dapat
menggunakan analisis trend garis lurus, analisis trend bukan garis lurus, analisis
regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan metode distribusi probabilitas.
Peramalan penjualan secara kualitatif biasanya digunakan untuk perusahaan yang
baru berdiri, belum mempunyai data kuantitatif, mempunyai data kuantitatif tetapi
tidak dapat digunakan (tidak lengkap). Peramalan jualan secara kualitatif sifatnya
subjektif, tidak seobjektif peramalan penjualan secara kuantitatif.

2. Penyusunan Anggaran penjualan

Anggaran penjualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil penjualan.
Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan sesuatu kepada
pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu. Kegunaan anggaran penjualan
terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak
dalam memperoleh laba. Faktor yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan
jualan, antara lain faktor: pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan
perusahaan, penduduk, kondisi, dan lain-lain. Penyusunan anggaran penjualan dimulai
dari mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan. Setelah itu
menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat
taksiran tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual
pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran
penjualan, dan kemudian disusunlah suatu anggaran baru disebut dengan anggaran
penjualan.

D. PENGERTIAN PRODUKSI DAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya pabrik meliputi biaya bahan
baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan biaya overhead pabrik (BOP)
yang terjadi pada satu periode, yaitu periode ini, sedangkan biaya produksi meliputi
BBB, BTKL, dan BOP yang terjadi pada dua periode, yaitu periode lalu dan periode ini.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dengan
demikian istilah anggaran produksi tidak tepat. Oleh karena itu Kegiatan Belajar 1 ini
diberi judul anggaran produk, karena produk perlu dianggarkan. Untuk menyusun
anggaran produksi atau anggaran produk jadi dihasilkan periode ini dihitung berdasarkan
anggaran penjualan ditambah sediaan produk jadi akhir yang dianggarkan, menghasilkan
produk jadi siap dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal
menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan
periode ini. Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara: (1) mengutamakan
stabilitas produk, (2) mengutamakan stabilitas persediaan, (3) kombinasi stabilitas
produk dengan stabilitas sediaan, (4) disesuaikan dengan keperluan manajemen. Agar
anggaran biaya produksi perlu diperhatikan beberapa hal seperti :

1. Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Tujuan utama disusun anggaran bahan baku adalah untuk menjaga kelancaran
produksi, dan bahan baku adalah komponen utama dari suatu produk. Kuantitas
bahan baku tersedia untuk dipakai adalah kuantitas bahan baku yang dibeli
ditambah kuantitas sediaan bahan baku awal. Kuantitas bahan baku dipakai adalah
kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai dikurang kuantitas sediaan bahan baku.
Biaya bahan baku adalah kuantitas bahan baku dipakai dikali harga bahan baku per
unit. Kuantitas bahan baku dipakai dapat juga diperoleh dari kuantitas produk jadi
yang diproduksi periode ini dikali standar bahan baku dipakai per unit produk.
pembelian bahan baku adalah biaya bahan baku ditambah sediaan bahan baku awal
dikurang sediaan bahan baku akhir.

2. Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik

Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang langsung bekerja mengolah
produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang harus dibayar untuk tenaga
kerja langsung. Upah untuk tenaga kerja langsung biasanya menggunakan sistem
upah per unit produk yang dihasilkan atau sistem upah per jam kerja langsung. Untuk
memperoleh biaya tenaga langsung yang dianggarkan adalah jam kerja langsung
terpakai dikali standar upah tenaga kerja langsung per jam. Jam kerja langsung
terpakai adalah produksi dianggarkan dikali standar jam tenaga kerja langsung.
Dengan adanya anggaran tenaga kerja langsung dapat disiapkan kas untuk
pembayarannya, sehingga dapat memperlancar produksi. Anggaran tenaga kerja
langsung besar kecilnya dipengaruhi oleh produk dianggarkan, standar jam kerja
langsung, dan standar tarif upah tenaga kerja langsung.

3. Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang terjadi di pabrik, selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Bila ingin menyusun anggaran rugi-laba
metode penentuan harga pokok variabel (variable costing) maka biaya overhead
pabrik dipisahkan menjadi BOP variabel dan BOP tetap, tetapi bila ingin menyusun
anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok penuh BOP tidak perlu
dipisahkan menjadi dua, terkecuali untuk kepentingan pembedaan anggaran rugi-
laba antara metode penentuan harga pokok variabel dengan metode penentuan harga
pokok penuh.

E. PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL

1. Penyusunan Anggaran Beban Penjualan

Beban penjualan meliputi : beban komisi penjualan, beban promosi, beban distribusi,
beban penghapusan piutang usaha, beban turun harga, tetapi tidak termasuk harga
pokok barang terjual. Beban penghapusan piutang usaha dan beban turun harga yang
termasuk beban penjualan, karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah diduga.
Penghapusan piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga
(insidental) tidak termasuk beban penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa
(insidental). Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang dikelompokkan
menurut fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualan merupakan tanggung jawab
fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi. tanggung jawab fungsi manajer
pemasaran. Beban penjualan terjadi sebagai akibat adanya kegiatan penjualan. Beban
penjualan berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual. Oleh karena itu,
bila barang yang dijual tidak meningkat, sedangkan beban penjualan meningkat
maka manajer harus bertanggung jawab mengenai permasalahan tersebut.

2. Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Anggaran Rugi Laba

Anggaran beban administrasi dan umum merupakan salah satu unsur beban usaha.
Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Oleh
karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban usaha dikurang beban
penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban selain beban penjualan,
selain harga pokok barang terjual, selain beban non usaha.Kegunaan anggaran beban
administrasi dan umum pada dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan
kegiatan penjualan. Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban
depresiasi bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk
menentukan beban depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara
lain: metode beban tetap, metode beban berkurang, metode beban bertambah, dan
metode beban variabel. Anggaran beban administrasi dan umum adalah salah satu
unsur anggaran operasional. Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum
diperlukan dalam menyusun anggaran rugi-laba. Anggaran rugi-laba yang
merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional memerlukan anggaran keuangan,
sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh,
untuk menyusun anggaran rugi-laba (anggaran operasional) diperlukan anggaran
sediaan (anggaran keuangan), seperti anggaran sediaan bahan baku untuk menyusun
anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam
proses diperlukan untuk menyusun anggaran rugi-laba. Di sisi lain untuk menyusun
anggaran keuangan (anggaran neraca), seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba
di tahan) diperlukan anggaran rugi-laba, karena rugi-laba mempengaruhi besar
kecilnya modal sendiri (anggaran keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri,
sedangkan laba menambah modal sendiri
3. Penyusunan Anggaran Kas

Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan


memberikan alasan mengenai perubahan kas dan memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk
sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas digunakan sehingga
tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode
tertentu dari suatu organisasi. Kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan
dalam kegiatan utama perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi,
dan kegiatan pendanaan. Salah satu tujuan pokok disajikan anggaran kas
adalah untuk menyelesaikan anggaran tentang likuiditas organisasi, dan
manfaat (guna) anggaran kas untuk mengetahui posisi kemampuan
membayar kegiatan rutin (kewajiban jangka pendek), serta memperkuat
posisi dalam penawaran. Anggaran kas dapat disajikan dalam dua bentuk,
yaitu bentuk tunggal dan bentuk campuran. Cara penyusunan anggaran kas
ada dua cara pendekatan, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar
atau metode langsung, (2) pendekatan akunting keuangan atau metode tak
langsung (metode rekonsialisasi).

4. Penyusunan Anggaran Piutang

Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor
yang bersedia melunasi pada waktu yang akan datang. Piutang usaha adalah
piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit.
Kegunaan piutang usaha yang utama adalah untuk meningkatkan volume
barang yang dijual agar mampu bersaing. Faktor yang mempengaruhi
anggaran piutang antara lain: volume barang yang dijual secara kredit,
standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan
kredit, kebijakan penagihan piutang. Langkah penyusunan anggaran
piutang usaha; pertama, mengumpulkan data realisasi dan anggaran jualan,
kedua, menentukan taksiran piutang tak tertagih (bila ada) dan syarat
pembayaran; ketiga, menghitung anggaran piutang usaha termasuk
menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada); dan keempat, menyusun
anggaran piutang
5. Penyusunan Anggaran Persediaan

Persediaan pada perusahaan manufaktur terdiri atas: persediaan produk


jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan
bahan pembantu, persediaan suku cadang, persediaan pernik, tetapi yang
dibahas hanya tiga macam persediaan, yaitu persediaan produk jadi,
persediaan produk dalam proses, dan persediaan bahan baku. persediaan
pada perusahaan dagang terdiri atas: persediaan barang dagangan, dan
persediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya persediaan barang dagangan.

Cara menentukan anggaran persediaan produk jadi dan persediaan


produk dalam proses menggunakan :

(1) tingkat perputaran persediaan.

2) membuat anggaran produk.

Anggaran persediaan bahan baku dihitung dengan tiga cara:

(1) menggunakan tingkat perputaran persediaan.

Net Sales
Marchandise Turnover =
Average Marcahndise Inventory at sales price
(2) menentukan tingkat kuantitas pesanan ekonomis (KPE) atau sering
disebut EOQ (Economic Order Quality )

EOQ = 2 SO

Q = Kuantitas pesanan yang ekonomis (economic order quantity )

S = Penjualan (sales )

O = Biaya per pesanan ( Cost per order )

C = Biaya pengelolaan per unit ( carrying cost per book)

C Q S Q
Untuk mencari total biaya = +
2 Q
(3) membuat anggaran pembelian bahan baku.
Cost of raw material used
Raw Material Turnover =
Average raw material inventory.

Anggaran persediaan barang dagangan dapat dihitung dengan tiga


cara:

(1) tingkat perputaran persediaan

(2) menentukan tingkat pesanan ekonomis.

(3) membuat anggaran pembelian barang dagangan.

Cara menentukan anggaran persediaan bahan baku dengan


membuat anggaran pembelian bahan baku, dan cara menentukan anggaran
persediaan barang dagangan dengan membuat anggaran pembelian barang
dagangan cocok bila akunting keuangan menggunakan pencatatan metode
fisik.

6. Penyusunan Anggaran Utang dan Neraca.

Utang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka
pendek adalah utang yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Seperti: utang
usaha, beban terutang, utang wesel, dan lain-lain. Utang jangka panjang adalah utang
yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, seperti utang obligasi.Utang jangka
pendek digunakan untuk membelanjai modal kerja (harta lancar), sedangkan utang
jangka panjang digunakan untuk membelanjai harta tak lancar. Belanja harta lancar
dan harta tak lancar ini dapat digunakan untuk kegiatan ekspansi, yaitu memperluas
kegiatan produksi dan pemasaran untuk meraih laba yang sebesar-besarnya.

Kegiatan ekspansi akan memperbesar utang, di samping itu juga struktur modal
mempengaruhi besar kecilnya utang, semakin besar modal sendiri semakin besar
kesempatan memperoleh utang yang besar, sebaliknya semakin kecil modal sendiri
yang dimiliki semakin kecil kemungkinan memperoleh utang yang besar. Modal sendiri
dari suatu badan usaha strukturnya berbeda antara badan usaha yang satu dengan
badan usaha yang lain. Di Indonesia dikenal badan usaha perseorangan, firma,
persekutuan komanditer, perseroan terbatas dan koperasi.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai