Anda di halaman 1dari 6

Dengan posisi Indonesia berada di garis equator dan berada di jalur maritime

dunia,Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk
menjadi Poros Maritim Dunia. Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai
negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai
bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi
maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
Untuk menuju negara Poros Maritim Dunia akan meliputi pembangunan proses maritim dari
aspek infrastruktur, politik, sosial-budaya, hukum, keamanan,dan ekonomi. Penegakkan
kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan
pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi
biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan, merupakan program-
program utama dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia .
1. BERKEDAULATAN DI LAUT NUSANTARA Mandiri dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk
melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang
dilakukan melalui pengawasan pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) dan
sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan
hayati ikan.
2. BERKESINAMBUNGAN Mengadopsi konsep blue economy dalam mengelola dan melindungi
sumber daya kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab dengan prinsip ramah
lingkungan sebagai upaya peningkatan produktivitas, yang dilakukan melalui pengelolaan ruang
laut; pengelolaan keanekaragaman hayati laut; keberlanjutan sumber daya dan usaha perikanan
tangkap dan budidaya; dan penguatan daya saing produk hasil kelautan dan perikanan.
3. BERKEADILAN DALAM PEREKONOMIAN Mengelola sumber daya kelautan dan perikanan
adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui pengembangan
kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat; dan pengembangan inovasi iptek kelautan dan
perikanan.
Dalam rangka memperkuat jatidiri sebagai negara maritim telah dilakukan pemberantasan illegal,
unreported, and unregulated (IUU) fishing serta pengembangan ekonomi maritim dan kelautan.
Pemberantasan IUU fishing telah menjadi prioritas utama pemerintah dalam melindungi sumber
daya kelautan dan perikanan.Keberhasilan penanganan pencegahan dan pemberantasan illegal
fishing dikarenakan telah berjalannya pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Indonesia memiliki bentang alam yang luas dan sumber daya alam yang luar biasa, dari berbagai
sektor seperti pertanian, pangan, energi, dan kemaritiman yang bisa dimanfaatkan. Sektor
Kemaritiman pengelolaan dan pemanfaatannya harus dilaksanakan secara bertanggung jawab,
guna menjaga kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan
Pentingnya pendekatan Indonesia terhadap Indo-Pasifik dari perspektif pertahanan, khususnya
kerja sama pertahanan dengan mitra dialog ASEAN, yang telah berkontribusi besar dalam menciptakan
perdamaian dan kemakmuran di dunia.
Indonesia harus terus konsisten menjembatani kepentingan negara-negara Indo-Pasifik dalam menjaga
perdamaian, keamanan, dan kemakmuran dengan peran sentral serta strategis ASEAN.
Dnamika geopolitik yang berkembang saat ini, demi memastikan kawasan tetap stabil, damai, dan
sejahtera. kepercayaan dan win-win solution., dapat memberikan panduan bagi keterlibatan ASEAN di
kawasan Asia-Pasifik dan Samudra Hindia, guna mendorong mitra eksternal ASEAN dalam melakukan
kerja sama praktis pada empat bidang utama yang diidentifikasi dalam AOIP.
Kerja sama maritim mencakup peningkatan penyelesaian sengketa secara damai, peningkatan
keselamatan dan keamanan maritim, kebebasan navigasi dan penerbangan, serta penanganan kejahatan
internasional. Hal lainnya, juga mencakup kerjasama untuk pengelolaan sumber daya kelautan yang
berkelanjutan, kerjasama mengatasi masalah lingkungan laut serta kerjasama teknis dalam ilmu
kelautan.
Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat
hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Setiap Bangsa
berusaha mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar negeri dan/atau dari
dalam negeri, yang berusaha merongrong eksistensi dan
keselamatannya. Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945 bertekad bulat untuk mempertahankan, dan menegakkan
kemerdekaan, serta kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Negara berperan dalam segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara. Pemerintah mempersiapkan pertahanan Negara secara dini dengan sistem
pertahanan negara melalui usaha membangun dan membina kemampuan dan daya
tangkal negara dan bangsa serta menanggulangi setiap ancaman. Pada hakikatnya
pertahanan negara merupakan segala upaya pertahanan yang bersifat semesta,
yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban
seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka,
berdaulat dan bersatu.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa “setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” . Selanjutnya
Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Selanjutnya dalam Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa
“Dalam menyelenggarakan pertahanan negara, bangsa Indonesia menganut sistem
pertahanan semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber
daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman”. Penyelenggaraan pertahanan negara bukan semata-mata ditujukan
untuk perang, melainkan juga untuk mewujudkan perdamaian, menjamin keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamankan kepentingan nasional, serta
menjamin terlaksananya pembangunan nasional. Pertahanan negara berfungsi
untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan segala isinya sebagai satu kesatuan pertahanan.
Fungsi pertahanan Indonesia diselenggarakan dengan sistem perlawanan rakyat
semesta. Konsepsi pertahanan negara ini mempunyai dua fungsi, yaitu Pertahanan
Militer dan Pertahanan Nirmiliter. Fungsi pertahanan militer yang diemban oleh
Tentara Nasional Indonesia meliputi operasi militer perang dan operasi militer selain
perang. Inti pertahanan nirmiliter, yaitu pemberdayaan sumber daya nasional, yang
meliputi fungsi kekuatan pertahanan nirmiliter dan pertahanan sipil. Oleh karena itu
strategi pertahanan yang digunakan adalah strategi pertahanan berlapis, yaitu
upaya pertahanan negara yang memadukan pertahanan militer dengan pertahanan
nirmiliter sebagai satu kesatuan pertahanan negara yang utuh. Karakteristik Strategi
Pertahanan Berlapis diwujudkan melalui keterpaduan pendayagunaan lapis
pertahanan militer dan lapis pertahanan nirmiliter yang saling menyokong dalam
menghadapi setiap bentuk ancaman. Berdasarkan peran Tentara Nasional Indonesia
sebagai alat negara di bidang pertahanan, maka Tentara Nasional Indonesia
sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan, maka dalam menjalankan
peranannya untuk mempertahankan negara dan di dukung oleh seluruh
warganegara
ATHG adalah singkatan dari Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan.
Ancaman adalah usaha yang dinilai bisa membahayakan keutuhan wilayah,
keselamatan bangsa dan kedaulatan negara. Tantangan adalah usaha yang
digunakan agar suatu tujuan tertahan. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri
sendiri dan mempunyai sifat untuk melemahkan dan menghalangi secara tak
konsepsional. Gangguan adalah usaha dari luar yang mempunyai sifat melemahkan
dan menghalangi secara tidak terarah.

Penyebab munculnya ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan)


disebabkan oleh beberapa faktor-faktor berikut, seperti:

1. Kurangnya sikap toleransi antar masyarakat Indonesia

Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menerima perbedaan dari berbagai
perilaku, ras, suku, agama, bahasa, budaya, dan etnis yang ada di dunia ini.
Toleransi tumbuh dengan adanya kesadaran bahwasannya keberagaman itu terjadi
karena sejarah dengan semua faktor yang memengaruhinya.

Padahal, menghargai keberagaman merupakan salah satu cara untuk menjaga


persatuan dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

Oleh karena itu seharusnya masyarakat harus bisa menumbuhkan sikap toleransi
antar masyarakat, karena jika tidak maka akan bisa menyebabkan munculnya di
negara Indonesia yang dapat memecah bela Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) seperti: Perpecahan bangsa karena konflik sosial dalam kehidupan
bermasyarakat bisa juga karena ekonomi, status sosial, ras, suku, agama,
kebudayaan. Serta menimbulkan pandangan dan sikap merendahkan budaya lain.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia atas ancaman dan gangguan dari


luar

Ancaman ini muncul dari berkembangnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (IPTEK) di era revolusi industri 4.0. Di negara Indonesia, contohnya pada
daerah Natuna Kepulauan di Laut Cina Selatan, di daerah Natuna ini menjadi
peluang terjadinya konflik baru. Karena, daerah Natuna berada pada sisi utara pulau
Kalimantan dimana sering terjadinya konflik klaim wilayah yang saling tumpah tindih
antara beberapa negara seperti Brunei, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Tiongkok.

Di sisi masyarakat, masyarakat Indonesia seperti terlena dengan kecanggihan dan


kemajuan dari teknologi, tanpa disadari banyak sekali dampak-dampak negatif,
ancaman dan gangguan dari luar yang tanpa disadari masyarakat terima dan bisa
mempengaruhi masyarakat Indonesia, oleh karena itu masyarakat harus bisa mulai
menyaring dan menggunakan kemajuan dari teknologi ini dengan baik.
Karena jika tidak, maka akan munculnya Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan di negara Indonesia yang dapat memecah bela Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

3. Dampak negatif globalisasi

Globalisasi memberikan dampak negatif pada kehidupan masyarakat Indonesia


seperti terjadinya kesenjangan sosial, sikap individualistik, pola hidup masyarakat
yang konsumtif, pola hidup masyarakat mengalami perubahan dan pergaulan
bebas.

Disisi lain terjadinya globalisasi perekonomian dapat membuka peluang pasar


masuknya produk-produk dalam negeri ke pasar Internasional. Dan juga sebaliknya,
dapat membuka peluang masuknya produk-produk global masuk ke pasar lokal
(domestik).

Masyarakat harus bisa mengikuti arus globalisasi tanpa harus terjebak dalam
dampak negatifnya.Jika dampak negatif ini terus-menerus terjadi maka akan
munculnya Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan di negara Indonesia
yang dapat memecah bela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

4. Ancaman non militer dibidang politik

Ancaman non militer dibidang politik, seperti provokasi, intimidasi dan juga blokade
politik. Hal ini dapat memicu terjadinya Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan di negara Indonesia yang dapat memecah bela Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) apabila Indonesia tidak bisa mengatasi hal ini.

5. Ancaman dibidang sosial budaya

Ancaman dibidang sosial budaya dapat berasal dalam negeri dan dari luar negeri.
Ancaman dari dalam negeri disebabkan oleh kebodohan, keterbelakangan,
ketidakadilan dan isu-isu kemiskinan. Jika ancaman ini tidak dapat diatasi maka
akan yang dapat memecah bela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ideologi memiliki arti kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat
(kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara berpikir
seseorang atau suatu golongan; paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program
sosial politik.[1]
Sehingga ideologi Pancasila adalah paham yang menggunakan Pancasila sebagai
landasan utamanya.

Fungsi dari ideologi Pancasila yakni: Mempersatukan bangsa, memelihara dan


mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu. Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa
Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk sering kali terancam perpecahan.

Selain itu juga Pancasila membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
Pancasila memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber
motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Pancasila juga memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas


bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus memberi
dorongan bagi nation and character building berdasarkan Pancasila.

Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila, kita tentu harus menerima dan melaksanakan Pancasila
secara konsekuen. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan
Bangsa dan Negara.[2]

Dengan fungsi-fungsi tersebut, jika Indonesia tidak memiliki ideologi yang


mempersatukan seperti ideologi Pancasila, maka Indonesia akan mengalami
perpecahan di seluruh Indonesia, pertempuran akan muncul dari Sabang sampai
Merauke, masyarakat Indonesia akan semakin intoleran terhadap suku, agama, ras dan
adat lain.

Cara yang paling efektif untuk memperkuat ideologi Pancasila menurut saya adalah
memulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Seperti meningkatkan toleransi terhadap
suku, agama, ras dan adat lain yang ada di Indonesia.

Dengan begitu, kita bisa memberikan contoh yang baik untuk orang lain agar mereka
dapat mengikuti contoh kita. Karena jika kita tidak memberikan contoh yang baik, maka
tidak akan ada orang yang ingin mendengarkan ucapan kita mengenai pelestarian
ideologi Pancasila. Oleh karena itu salah satu cara melestarikan ideologi Pancasila
adalah dengan hidup bertoleransi antar penganut agama berbeda dan mencintai sesama
manusia tanpa melihat suku, agama, warna kulit, etnis, ras dan golongannya.

Anda mungkin juga menyukai