Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI

“MANFAAT KLONING BAGI PERKEMBANGAN PENGOBATAN

PADA MANUSIA”

Oleh:

Nama : Akhmad Arief Nofianto

NIM : 1012020008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2021
BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak hal di dunia ini yang awalnya
merupakan khayalan manusia belaka namun sekarang menjadi kenyataan, salah satunya adalah cloning
(kloning/klonasi). Hanya diambil dari sedikit sel suatu makhluk hidup dengan prinsip somatic cell
nuclear. Transjer (transfer inti sel somatik) maka dapat tercipta duplikat makhluk hidup tersebut.
Dengan begitu, khayalan manusia untuk memperbanyak suatu makhluk hidup pilihan dapat terwujud.

Berawal dari keberhasilan seorang ilmuwan Skotlandia, Ian Wilmut, dengan terciptanya domba
Dolly dari hasil klonasi, para ilmuwan dan berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk menciptakan
sesuatu yang lebih spektakuler. Kita telah dapat mengklonasi beberapa hewan seperti domba, tikus,
sapi, monyet, babi, dan sebagainya. Sehingga, apa yang dapat menghalang keinginan para ilmuwan
untuk mengklonasi manusia. Pada klonasi, manusia hanya tercipta dari sebuah sel pria atau sel wanita
saja. Pihak lain, yaitu ilmuwan sendiri menyatakan, teknologi klonasi pada saat ini masih dalam tahap
permulaan. Menurut pengalaman-pengalaman yang terdahulu, rata-rata keberhasilan suatu klonasi
hanyalah 3%. Sebelum Dolly tercipta sebagai domba yang sehat dan mampu bertahan hidup, 277 sel
telur domba telah digunakan dan masing-masing mengalami kegagalan. Jadi, patutkah klonasi ini
dilakukan padamanusia? Bila tidak mengalami abortus, kebanyakan hewan hasil klonasi dapat lahir
hidup disertai kelainan alat-alat tubuh atau bila berlanjut hanya dapat menjalani umur yang pendek.
Jika kelainan ini menyebabkan hewan klon sekarat, kita bisa saja menghentikan hidup mereka
(eutanasia). Pihak pendukung menegaskan, kelainan suatu klon dapat dideteksi secara dini. Dengan
mengontrol kualitas, hanya embrio-embrio yang baik saja yang dapat dilanjutkan kehidupannya.
Namun, pihak penentang menegaskan pula bahwa seleksi ini tidak akan bekerja karena klon tidak
tercipta melalui proses alamiah.

Klonasi tidak hanya bertujuan untuk menciptakan makhluk hidup yang baru. Klonasi
merupakan salah satu cara yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk mengobati orang-orang yang
mengalami problem kesehatan tertentu yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa. Hal ini
dikenal sebagai therapeutic cloning (klonasi terapis). Atas dasar ini, klonasi dapat diterima untuk
pertama kalinya. Yang lain melihat bahwa klonasi dapat membantu pasangan-pasangan yang
mengalami problem infertilitas melalui prosedur transfer inti sel somatik/reproductive cloning (klonasi
reproduktif). Prosedumya yaitu dengan menyuntikkan sel yang diambil dari salah satu pasangan (suami
atau isteri) ke dalam sel telur enukleasi (sel telur yang intinya telah dipindahkan), dan selanjutnya
ditumbuhkan di dalam rahim. Anak mereka akan terlihat sama dengan ayah atau ibunya, tergantung
dari mana sel itu berasal.
1.2 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang pengertian kloning gen, sejarah perkembangan
kloning gen, bahan /alat dalam kloning gen, macammacam kloning gen, teknik kloning gen,
keuntungan dan kerugian kloning gen.

1.3 Manfaat

Manfaat dari makalah ini pembaca diharapkan dapat memahami tentang kloning gen, sejarah
perkembangan kloning gen, bahan /alat dalam kloning gen, macammacam kloning gen, teknik kloning
gen, keuntungan dan kerugian kloning gen.
BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Studi Pustaka

Kloning berasal dari bahasa Inggris” cloning” yang berarti suatu usaha untuk menciptakan
duplikat suatu organisme melalui proses aseksual atau dengan arti lain, membuat fotokopi atau
pengadaan dari suatu mahluk hidup dengan cara aseksual.

Kata kloning sebagai kata kerja merupakan istilah baru yang dalamkosa kata bahasa Inggris
tahun 1970-an belum ada. Mereka hanya mengenal kata clone yang berasal dari bahasa Yunani kuno
“klon” yang berarti terumbus. Clon merupakan suatu populasi sel atau organisme yang terbentuk dari
pembelahan yang berulang dari satu sel atau organisme.

Klon juga mempunyai arti menggandakan atau memperbanyak. Istilah Clone asal mulanya
muncul dengan arti memperbanyak DNA pada bakteri. Para ilmuwan memperluas pengertian tersebut
menjadi setiap individu yang darinya dapat dihasilkan individu baru tanpa melalaui perkawinan meski
satu saja disebut juga dengan mengklon. Pada prinsipnya mengklon individu baru ialah mengganti inti
telur dengan inti sel definitif, lalu merangsang telur itu agar tumbuh, inti telur tersebut mengandung
separuh kromosom sel definitif yang disebut haploid. Sel haploid tidak dapat tumbuh menjadi embrio
dengan sendirinya sehingga inti sel telur harus diganti dengan inti sel yang berasal dari embrio yang
sudah mengalami pembuahan yang kromosomnya lengkap. Gabungan inti telur dengan inti sperma
disebut diploid.

Menurut Pratiwi Sudarsono, yang dimaksud dengan kloning adalah perbanyakan sel atau
organism secara aseksual. Hasil kloning adalah klon, yakni populasi yang berasal dari satu sel atau
organisme yang mempunyai rangkaian kromosom yang sama dan sifat yang identik dengan induk
asalnya.

Klon kemudian diartikan sebagai kumpulan organisme baik tanaman maupun hewan yang
mengandung perangkat gen yang sama. Anak kembar yang berasal dari satu telur akan memiliki
perangkat gen yang sama sehingga sulit dibedakan karena adanya kemiripan antara yang satu dengan
yang lainnya. Apabila dipandang dari kesamaan perangkat gennya, maka dua saudara kembar dari satu
telur dapat dianggap sebagai suatu klon yang terjadi secara alami atau kembar alami yang merupakan
teknologi Tuhan.

2.2 Alur dan Penjelasan

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah banyak ditemukan penemuan baru
oleh para ilmuwan, khususnya dalam rekayasa genetika yang merupakan tonggak lahirnya teknik
kloning. Perkembangan bioteknologi melanda dunia ilmu pengetahuan, tepatnya dengan keberhasilan
Watson dan Crick dalam bidang biokimia pada tahun 1953 yang berhasil mengungkap struktur kimia
molekul DNA, yaitu suatu materi genetik yang bertanggung jawab terhadap pemindahan sifat dari pada
induknya.

Dengan diketahui struktur kimia DNA atau gen, manusia mulai mempunyai kemampuan untuk
mengontrol cara kerja DNA tersebut. DNA (deoxyciribonucleic acid) yang dalam bahasa Indonesia
disebut dengan asam deoksiribonukleat, merupakan materi genetik yang terdapat di dalam sel-sel
makhluk hidup (organisme), baik organisme tingkat tinggi seperti manusia, hewan, maupun organisme
tingkat rendah seperti jamur. Susunan kimia dari DNA merupakan dua untaian spiral yang
berpasangan. Rangkaian (segmen) tertentu dari DNA disebut sebagai gen, dan gen inilah yang
bertanggung jawab terhadap pemindahan sifat-sifat makhluk dari induk kepada keturunannya serta
mempunyai fungsi coding terhadap semua proses metabolisme kehidupan makhluk hidup.

Secara embriologis seorang anak tumbuh dan berkembang dari zigot yang merupakan hasil
perpaduan sel telur ibu dan sperma ayah. Pada sel gamet (oosit dan spermatozoa) masing-masing hanya
mengandung separuh bahan genetik sel somatik ibu dan sel somatik ayah. Sebagian besar bahan
genetik tersebut di dalam nucleus atau inti sel.

Perkembangan mutakhir dalam bidang genetika telah dibahas secara meluas tidak saja dalam
berbagai majalah ilmiah, tetapi juga dalam setiap media massa dan elektronik. Luasnya jangkauan
permasyarakatan dalam bidang genetika ini disebabkan karena genetika merupakan suatu ilmu yang
bagian-bagiannya dalam banyak hal berhubungan langsung dengan manusia dan masyarakat, karena
genetika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang faktor pembawa sifat keturunan. Hal
ini dibuktikan dengan keberhasilan penelitian genetika yang mampu memecahkan berbagai masalah
kesehatan, seperti penyakit kelainan genetik yang tergolong parah dan sulit disembuhkan misal
thalassemia.

Penelitian tentang genetika pertama kali dilakukan oleh Gregor Mendel yang dijuluki dengan
bapak genetika. Ia melakukan dengan eksperimen tentang pola-pola dasar pewarisan. Melalui
eksperimeneksperimen ini menyimpulkan memang ada suatu pola terhadap pemindahan sifat-sifat.
Sifat-sifat itu ditentukan oleh sepasang unit, dan hanya sebuah unit yang diteruskan oleh setiap induk
kepada keturunannya. Pada permulaan tahun 1990, W.L Jhonson mengusulkan untuk menggunakan
istilah gen terhadap unsur pewarisan.

Gen-gen inilah yang meneruskan sifat induk kepada generasi berikutnya melalui sel-sel benih.
Gen itu tersusun dari asam deoksiribonukleat (ADN). Identifikasi ADN sebagai substansi yang
melakukan transformasi merupakan bukti kuat bahwa materi genetik terbuat dari asam-asam nukleat.
Pengetahuan yang diperoleh dalam bidang genetika, biasanya disebut genetika molekuler, adalah
begitu fundamental bagi konsep hidup kita; dan implikasinya begitu luas dan mendalam, yang pada
akhirnya manusia mampu mengendalikan dan mengarahkan sistem kehidupan. Pemahaman diatas
merupakan peletak dasar bagi pemahaman kemampuan manusia mengenai manipulasi gen, isolasi
enzim-enzim yang melakukan fungsi-fungsi spesifik dan penemuan unsur-unsur genetika
ekstrakromosonal (UEK). penemuan unsur-unsur genetika ekstrakromosonal oleh para ahli dijadikan
alat untuk melakukan fragmentasi dan rekombinasi ADN serta memindahkan ADN kedalam sel-sel
inang. Dua aspek rekayasa genetika yang lain yang masih harus disentuh adalah identifikasi dan
purifikasi fragmen-fragmen ADN yang membawa gen-gen spesifik, dan cara untuk memproduksi
berjuta-juta kopi fragmen. Reproduksi molekul-molekul ADN kimerik (molekul ADN Rekombinan
mengandung gen-gen dari berbagai sumber) dalam sel-sel inang dikenal sebagai amplifikasi ADN atau
pembuatan klon.

Aplikasi rekayasa genetika (teknologi ADN rekombinan) ini dapat dibagi dalam dua kategori.
Kategori pertama sebagai penelitian murni, yaitu untuk lebih mengerti struktur dan fungsi gen.
Kategori kedua adalah genetika terapan, yakni menggunakan teknik-teknik baru bagi tujuan praktis,
seperti produksi substansi penting, alternatif reproduksi, peningkatan genom-genom tanaman
penghasil. Transplantasi gen (penyuntikan ADN) kedalam sebuah sel telur dapat menghasilkan
individu yang berkembang dari sel telur tersebut dan mengandung gen-gen sesuai yang diinginkan.
Aplikasi rekayasa genetika pada bidang reproduksi antara lain dapat mengendalikan proses-proses
reproduksi, mampu menyaring sel-sel benih bagi kombinasi gen-gen dan kromosom yang diinginkan,
dapat juga menentukan tipe-tipe individual bagaimana yang harus diklon. Teknik yang sama dapat
digunakan dengan memindahkan gen-gen yang normal kedalam sel atau zigot dengan cacat genetik,
maupun kedalam sel normal untuk mengubah genom (konstitusi genetik total dari suatu organisme)
selsel itu.

Rekayasa genetika mempunyai arti yang luas, namun yangdibahas di sini hanya mengenai
proses kloning, yakni terjadinya proses kehamilan melalui teknik kloning. Penelitian yang dilakukan
ilmuwan menelan waktu yang cukup lama, namun selalu mengalami kemajuan yang berarti. Pada tahun
1950 mereka sukses pertama kali dalam pembekuan semen (sperma dan ovum) sapi pada suhu -79
derajat selsius, semen beku tersebut kemudian digunakan untuk kawin suntik dan transfer embrio.

2.3 Pembahasan

2.3.1. Bahan/alat dalam Kloning Gen


1. Enzim endonuklease restriksi
Enzim yang berfungsi untuk pemotongan DNA sumber gen dan vektor kloning.
2. Enzim ligase
Enzim yang berfungsi sebagai penyambung kembali potongan DNA.
3. Vektor
Vektor adalah molekul DNA yang berfungsi sebagai wahana atau kendaraan yang akan
membawa suatu fragmen DNA masuk ke dalam sel inang dan memungkinkan terjadinya
replikasi dan ekspresi fragmen DNA asing tersebut.
4. Inang (Host)
Tempat DNA dibiakan biasanya berupa organisme uniseluler contohnya bakteri.
5. Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel inang
Memasukkan plasmid (yang merupakan vektor yang telah disisipi gen) ke dalam sel inang
melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut :
a. Pra-Inkubasi Sel
E. coli calon penerima plasmid dipaparkan kepada ion positif kalsium klorida (CaCl 2).
Perlakuan ini memberikan cekaman kepada bakteri yang mengakibatkan membran sel
dan dinding sel bakteri tersebut menjadi permeabel terhadap plasmid donor. Proses ini
mengakibatkan E. coli menjadi “kompeten" untuk menerima plasmid
b. Inkubasi Plasmid ditambahkan ke dalam suspensi sel
E. coli kompeten. Suspensi sel E. coli kompeten lainnya yang tidak ditambah plasmid
digunakan sebagai kontrol.
c. Kejutan Panas (HeatShock)
Sel kompeten (baik yang diberi plasmid maupun kontrol) dipaparkan sejenak (90 detik)
kepada suhu 42o C. Langkah ini memaksimumkan masuknya plasmid menembus
membran dan dinding sel.
d. Penyembuhan (Recovery)
Sel kompeten (baik yang diberi plasmid maupun kontrol) ditumbuhkan dalam medium
kaya nutrisi untuk memberi kesempatan penyembuhan setelah mengalami cekaman dan
kejutan. Masa penyembuhan biasanya berlangsung satu waktu generasi (untuk E. coli
berkisar antara 30 hingga 45 menit)
e. Penapisan (Screening)
Sel kompeten yang telah mengalami penyembuhan ditapis pada medium padat yang
mengandung senyawa penapis berdasarkan penanda yang dibawa oleh plasmid.

2.3.2. Macam-macam Pengkloning Gen

Menurut Daulay dan Siregar, (2005) kloning dapat dibedakan menjadi 3 macam, berdasarkan
cara kerja dan tujuan pembuahannya yaitu sebagai berikut ini.

a) Kloning Embrional (Embryonal Cloning)\


Kloning embrional adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh kembar identik, meniru
apa yang terjadi secara alamiah. Setelah pembuahan terjadi, beberapa buah sel dipisahkan dari
embrio hasil pembuahan. Setiap sel tersebut kemudian dirangsang dalam kondisi tertentu untuk
tumbuh dan berkembang menjadi embrio duplikat yang selanjutnya diimplementasikan dalam
uterus agar berkembang menjadi individu baru yang memiliki komposisi materi genetik yang
sama dengan klonnya.
b) Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning reproduktif
(Reproductive Cloning)
Kloning DNA dewasa atau kloning reproduktif adalah rekayasa genetis untuk memperoleh
duplikat dari seorang individu yang sudah dewasa. Dalam teknologi ini, intisel berisi materi
genetik difusikan ke dalam sel telur. Hasil fusi dirangsang dengan kejutan listrik agar membelah
membentuk embrio yang kemudian diimplementasikan kedalam uterus agar berkembang
menjadi janin.
c) Kloning Terapeutik
Kloning terapeutik adalah rekayasa genetis untuk memperoleh sel, jaringan atau organ dari satu
individu tertentu untuk tujuan pengobatan atau perbaikan kesehatan. Dari embrio hasil
rekonstruksi “DNA-sel telur”, diambil sel-sel bakalnya yang disebut dengan istilah stem cell.
Stemcell adalah sel bakal yang dapat berkembang menjadi berbagai macam jaringan atau organ
sesuai dengan inductor (rangsangan). Melalui kloning terapeutik ini dapat dikatakan suplai
jaringan dan organ menjadi tidak terbatas, sehingga seseorang yang memerlukan cangkokan
jaringan atau organ tidak perlu menunggu lama tanpa kepastian.

2.3.3. Macam kloning pada makhluk hidup


1) Kloning pada tumbuhan
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu teknik untuk
mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada
nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptic sehingga
bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman
sempurna kembali. Ada dua teori dasar yang berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang
pertama adalah teori bahwa sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya,
sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut. Yang kedua adalah
teori totipotensi sel atau Total Genetic Potential. Artinya, setiap sel yang memiliki potensi
genetik mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi suatu tanaman lengkap.
2) Kloning pada Hewan
Kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari
satusel yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu
baru yang identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah duplikat yang persis sama baik
darisegi sifat dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA. Di
alam, sebenarnya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa jenis
organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur juga
merupakanapa yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi sekarang ini,
bukanmustahil untuk menciptakan lebih lanjut mengenai kloning pada hewan Pertama kali
para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasilselama bertahun-
tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada saatmereka berhasil
mengkloning seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak dewasa. Namun demikian,
kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa.Kemudian, dengan
menggunakan nuclear trasnfer di sel embrio, para ilmuwan mulai melakukan penelitian
terhadap kloning hewan mamalia. Tapi sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah
mencapai hidup yang panjang. Tahun 1996, Ian Wilmut (dalam Denny, 2010) mengkloning
domba. Mekanisme Kloning sel domba dengan menggunakan kelenjer susu domba finn
dorset sebagai donor inti dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Sel telur domba
blackface dihilangkan intinya dengan cara menghisap nulkeusnya keluar dari sel
menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjer susu domba finn dorset difusikan
dengan sel telur blackface yang tanpa nukleus. Proses penggabungan ini dibantu oleh
kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa
nucleus dengan sel kelenjar susu dompa finndorsat. Hasil fusi ini kemudian berkembang
menjadi embrio dalam tabung percobaan dan kemudian dipendahkan kedalam rahim domba
blackface. Kemudian embrio embrio berkembang dan lahir dengan ciriciri sama dengan
finn dorset.
3) Kloning pada manusia
a. Isolasi fragmen DNA
Isolasi fragmen DNA yang spesifik dapat dilakukan dengan metode PCR (polymerase
chainreaction) yaitu teknik amplikasi fragmen DNA yang spesifik secara in vitro.
Secara umumDNA yang digunakan untuk PCR adalah total DNA genom yang
diekstraksi dari sel dan tidak membutuhkan tingkat kemurnian tinggi. Urutan DNA
yang akan diamplikasi secara spesifik akan ditentukan oleh primer-primer yang
tersusun dari nukleotida (Simbolon , 1994). Material yang diperlukan untuk proses
PCR adalah DNA yang mengandung rangkaian urutan yang akan diperbanyak
(duplikasi DNA) yaitu primer, DNA polimerase dan campuran dari empat macam
deoksiribo nukleotida-trifosfat (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) serta MgCl 2
(Sambrook, 1989).
b. Penyisipan fragmen DNA ke dalam vector
Proses penyisipan atau penyambungan molekul fragmen DNA dengan molekul DNA
vektor disebut ligasi. Biasanya ligasi terjadi antara ujung gugus fosfat dengan gugus
hidroksil.Ligasi antara fragmen DNA yang memiliki ujung lengket (cohesive ends)
yang komplementer jauh lebih efesien dibandingkan dengan ujung tumpul (blunt ends).
Efisiensi ligasi juga dipengaruhi oleh adanya deoksiadenosin tunggal pada ujung.
Efisiensi ligasi dapat ditingkatkan, bila fragmen DNA yang memiliki deoksiadenosin
tunggal pada ujung bertemu dengan vektor yang memiliki timidin pada ujung.
c. Transformasi DNA
Transformasi adalah proses pemindahan molekul DNA donor dari lingkungan luar sel.
Vektor kloning yang merupakan pembawa gen yang akan dikloning ditransformasi ke
dalam sel inang. Transformasi dapat dilakukan secara alami maupun buatan. Pada
proses transformasi alami, DNA yang berbentuk untai ganda dan memiliki untaian basa
spesifik terhadap protein membran masuk ke dalam bakteri melewati membran sel
bakteri terhidrolisis. Pada transformasi buatan, sel bakteri dibuat menjadi sel kompeten
secara paksa sehingga selubung sel bakteri bersifat permeabel dan memungkinkan
DNA dapat berikatan. Dengan sel dan masuk ke dalam sitoplasma, kemudian
berinteraksi dengan genom sel bakteri. Sel kompeten adalah sel inang yang memiliki
kompetensi untuk dimasuki vektor kloning. Perlakuan untuk memasukkan sel
kompeten dapat dilakukan dengan menggunakan metode kejutan panas (heat shock)
atau kejutan pulsa listrik (metode electroporation)
d. Seleksi hasil kloning
Penyeleksian koloni bakteri untuk mendapatkan kloning yang diinginkan dengan cara
X-gal atau pemotongan dengan enzim restriksi. Seleksi dengan X-gal dapat digunakan
untuk mengidentifikasi plasmid rekombinan dengan komplementasi. Sedangkan
pemotongan dengan enzim restriksi dapat digunakan untuk menyeleksi plasmid
rekombinan hasil kloning. Hasil pemotongan tersebut dielektroforesis dan
memperlihatkan pita fragmen DNA sisipan yang terpisah dari pita vektor kloning.
Mekanisme kloning sel pada manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan
dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sel stem: suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel
tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning. Sel stem diambil inti
sel yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan dari sel.
2. Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan
kemudian intinya dipisahkan
3. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur.
4. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan.
5. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
6. Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari
ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama
dengan sel stem donor. Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang
menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat genetik yang “identik” (sama).

2.3.4. Keuntungan dan kerugian dari kloning


Keuntungan :
a) Proses pembuahan yang dilakukan melalui teknologi ini dapat menolong pasangan-pasangan
tidak subur untuk memperoleh keturunan.
b) Manusia dapat mengkloning ginjal untuk kebutuhan pencangkokan ginjal bagi mereka yang
mengalami gagal ginjal.
c) Manusia juga dapat mengkloning tulang sumsum untuk anak-anak dan dewasa untuk
penyakit leukimia.
d) Manusia dapat mempelajari bagaimana menghidupkan dan mematikan sel. Dengan
demikian, kloning diharapkan akan mampu mengobati penyakit kanker yang menggerogoti
sel-sel tubuh manusia.
e) Teknologi kloning dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh
kelainan genetis pada manusia.

Kerugian :

a) Tuhan telah menciptakan manusia berdasarkan keragaman. Dengan kloning keragaman


tersebut akan hilang dengan sendirinya.
b) Penghargaan terhadap hasil kreasi para ilmuwan kloning akan merangsang para ilmuwan
lainnya untuk berlomba-lomba menciptakan kreasi-kreasi baru lainnya tanpa memperdulikan
etika.
c) Untuk pengkloningan manusia, diperlukan sejumlah percobaan yang belum tentu akan
berhasil secara maksimal. Hal ini tentu akan merugikan pihak yang akan menjadi bahan
percobaan tersebut.
d) Kloning akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap psikologi manusia kloning.
Tidak ada satu orangpun yang bisa menjelaskan identitas individual dan hubungan manusia
kloning dengan orang yang memesannya.
BAB III KESIMPULAN

3.1 Hambatan
Hambatan yang kemungkinan akan timbul dengan adanya kloning antara lain:
1. Penghargaan terhadap hasil kreasi para ilmuwan kloning akan merangsang para ilmuwan
lainnya untuk berlomba-lomba menciptakan kreasi-kreasi baru lainnya tanpa
memperdulikan etika.
2. Untuk pengkloningan manusia, diperlukan sejumlah percobaan yang belum tentu akan
berhasil secara maksimal. Hal ini tentu akan merugikan pihak yang akan menjadi bahan
percobaan tersebut.
3. Kloning akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap psikologi manusia
kloning. Tidak ada satu orangpun yang bisa menjelaskan identitas individual dan
hubungan manusia kloning dengan orang yang memesannya.

3.2 Kesimpulan
Kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel atau molekul yang seluruhnya identik
dengan sel atau molekul asalnya. Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang
sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Bahan/Alat dalam Kloning Gen yaitu: Enzim endonuklease restriksi , Enzim ligase , Vektors , Inang
(Host) dan Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel inang. Berdasarkan cara kerja dan tujuan
pembuahannya terdapat 3 macam kloning yaitu kloning embrional (Embryonal Cloning), kloning DNA
Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning reproduktif (Reproductive Cloning) dan
kloning terapeutik. teknik kloning gen terdiri dari: transfer nukleus, teknik roslin dan tehnik honolulu.
Kloning memiliki manfaat untuk kehidupan manusia diantaranya: Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan biologi, khususnya reproduksi-
embriologi dan diferensiasi. Mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul. Tujuan diagnostik dan
terapi. Keperluan reproduksi, pengobatan dan konservasi.

Anda mungkin juga menyukai