Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dinda Gazali

Prodi : Hukum Keluarga


M.Kuliah : Fiqh mawaris

Contoh dalam pembagian warisan kasus Gharawain sebagai berikut:


1. Menurut Ibnu Abbas
Ahli Waris Bagian AM HW Penerimaan
Suami ½ 3 3/6 X 360.000.000 = 180.000.000
Ibu ⅓ 2 2/6 X 360.000.000 = 120.000.000
Bapak Ashabah 1 1/6 X 360.000.000 = 60.000.000 +
6 Jumlah = 360.000.000

Ahli Waris Bagian AM HW Penerimaan


Istri ¼ 3 3/12 X 60.000.000 = 90.000.000
Ibu ¼ 4 4/12 X 360.000.000 = 120.000.000
Bapak Ashabah 5 5/12 X 360.000.000 = 150.000.000 +
12 Jumlah = 360.000.000

Ahli waris Jlh bgn(12) AM SM(2) HW Penerimaan


Istri 2 ¼ 3 3/12 16/24 X 360.000.000 = 90.000.00
Ibu 1 ⅓ 3 3/12 6/24 X 360.000.000 = 90.000.000
Bapak 1 Ash 6 6/12 12/24 X 360.000.000 = 180.000.000 +
12 Jumlah = 360.000.000

Dalam hal ini hak yang diterima ahli warits (istri) dibagi dua maka ½ x
90.000.000 = 45.000.000/AW

2.2. menurut Imam Syafi’i jika kita atau saksi lupa urutan siapa yang
meninggal pertama dan siapa yang meninggal kemudian hingga yang
meninggal paling terakhir, maka perkara seperti ini harus ditunda dahulu
hingga teringat atau saling berdamai. Sedangkan menurut madzhab Imam
Ahmad, apabila antara ahli waris berselisih pendapat siapa yang lebih dahulu
meninggal sementara masing-masing tidak memiliki bukti, maka mereka harus
saling bersumpah seterusnya mereka tidak lagi saling mewarisi karena tidak
ada faktor yang dapat menguatkan.
▪ Contoh

Dua orang kakak adik (sama-sama laki-laki) meninggal terkena bencana


tsunami, dimana sang adik meninggal pertama kali, setengah jam kemudian
disusul oleh sang kakak ikut pula meninggal. Sang adik meninggal dengan
meninggalkan ahli waris seorang isteri, anak perempuan, saudara sekandung
laki-laki yang meninggal bersamanya (sang kakak) dan paman seayah.
Sementara si kakak meninggal dengan meninggalkan ahli waris dua orang anak
perempuan dan paman seayah. Bagaimanakah pembagian warisnya?

1. Tahap pertama, kita hitung pembagian untuk ahli waris pertama sebagai
berikut: Isteri mendapat 1/8, anak perempuan mendapat 4/8, saudara
sekandung laki-laki (sang kakak) mendapat 3/8, sedangkan paman
seayah tidak mendapat apa-apa karena terhalang oleh saudara
sekandung laki-laki.

1. Tahap kedua, kita hitung bagian untuk ahli waris yang kedua sebagai
berikut: Dua orang anak perempuan mendapat 2/3 dari 3/8 dan paman
seayah mendapat 1/3 dari 3/8. Maka dua orang anak perempuan
mendapat 6/24 dan paman seayah mendapat 3/24.

1. Tahap ketiga, tentukan KPK dari 8 dan 24. Maka diketahui KPK nya
adalah 24, karena ia dapat dibagi dengan bilangan 8 dan 24 tanpa
menghasilkan sisa.

1. Tahap keempat, kita hitung total bagian untuk semua ahli waris
(jami’ah), yakni dari ahli waris yang pertama hingga ahli waris yang
kedua sebagai berikut:

1. Istri: 1/8 x 3/3 = 3/24

2. Anak perempuan: 4/8 x 3/3 = 12/24

3. Saudara sekandung laki-laki tidak mendapat apa-apa, ahli warisnya-lah


yang mendapat, dengan pembagiannya sebagai berikut:

▪ Dua orang anak perempuan: 6/24

▪ Paman seayah: 3/24


Pembagian warisan diatas diambil hanya dari harta milik pewaris pertama.
Seandainya pewaris kedua memiliki harta warisan tersendiri, maka ahli waris
kedua mendapat bagian lain yang besarnya tidak dipengaruhi oleh ahli waris
dari pewaris pertama. Yakni dua orang anak perempuan mendapat 2/3 dan
paman seayah mendapat 1/3, yang diambil dari harta warisan yang murni milik
pewaris kedua (tanpa dicampur dengan bagian dari pewaris pertama). Jadi ahli
waris dari pewaris kedua mendapat pembagian warisan sebanyak dua kali.

 2. Warisan ke Anak Perempuan


Baik anak laki-laki maupun perempuan mendapat porsi dalam
pembagian warisan dalam hukum Islam. Apabila dalam keluarga
tersebut pewaris hanya meninggalkan satu anak perempuan, cara
pembagian warisannya menjadi berbeda. Ahli waris yang
merupakan anak perempuan tunggal tersebut berhak
memperoleh setengah dari total harta yang ditinggalkan oleh
pewaris, yang notabene dalam hal ini lebih ditekankan kepada
sosok ayahnya.
Apabila terdapat dua atau lebih anak perempuan yang merupakan
ahli waris, sebanyak dua pertiga warisan wajib diserahkan kepada
mereka. Dari nilai dua pertiga total warisan tersebut, nantinya
dibagi rata antara setiap anak perempuan.

Warisan ke Anak Laki-laki


Pembagian porsi nilai warisan akan berbeda jika orang yang
meninggal memiliki anak laki-laki. Dalam hukumnya, anak laki-laki
tersebut memiliki hak lebih besar dibandingkan total warisan yang
diperoleh oleh saudara-saudara perempuannya. Porsi nilai
warisan anak laki-laki yang diatur dalam hukum Islam besarnya
mencapai dua kali lipat dibandingkan total nilai warisan yang
diterima anak-anak perempuan.
Akan tetapi apabila seseorang yang meninggal tersebut hanya
memiliki anak tunggal laki-laki, anak tersebut berhak atas
setengah dari total nilai warisan ayahnya. Baru sisanya dibagi-bagi
ke pihak lain yang berhak sesuai hukum Islam yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai