Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA MALANG
2020

COMBUSTIO (ICD 10: )


1. Pengertian Merupakan ruda paksa yang disebabkan tehnis seperti api,
panas, listrik, bahan kimia, radiasi sehingga terjadi kerusakan
(Definisi)
kulit dan organ di dalamnya.
2. Anamnesis Terkena saah satu bahan teknis diatas
3. Pemeriksaan Fisik a. Anggota badan terkena salah sat bahan teknis diatas

4. Kriteria Diagnosis a. Sesuai dengan anamnesis


b. Sesuai dengan pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja COMBUSTIO(ICD 10 : )
6. Diagnosis Banding a. -

7. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium : darah rutin ( Hemoglobin, lekosit,


eritrosit, hitung jenis, hematokrit, trombosit),
b. Protein, ur/cr, elektrolit, GDS, OT/PT,
c. AGD

8. Terapi a. Analgetik
b. Antibiotik
c. Antipiretik bila panas
d. Rehidrasi
 Rawat inap semua pasien dengan luka bakar >10%
permukaan tubuh; yang meliputi wajah, tangan, kaki,
perineum, melewati sendi; luka bakar yang melingkar
dan yang tidak bisa berobat jalan.
 Periksa apakah pasien mengalami cedera saluran
respiratorik karena menghirup asap (napas
mengorok, bulu hidung terbakar),
o Luka bakar wajah yang berat atau trauma
inhalasi mungkin memerlukan intubasi,
trakeostomi
o Jika terdapat bukti ada distres pernapasan,
beri oksigen (lihat bagian 10.7).
 Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar
permukaan tubuh > 10%). Gunakan larutan Ringer
laktat dengan glukosa 5%, larutan garam normal
dengan glukosa 5%, atau setengah garam normal
dengan glukosa 5%.
o 24 jam pertama: hitung kebutuhan cairan
dengan menambahkan cairan dari kebutuhan
cairan rumatan (lihat bagan 17) dan
kebutuhan cairan resusitasi (4 ml/kgBB untuk
setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar)
 Berikan ½ dari total kebutuhan cairan
dalam waktu 8 jam pertama, dan
sisanya 16 jam berikutnya.
Contoh: untuk pasien dengan berat
badan 20 kg dengan luka bakar 25%
Total cairan dalam waktu 24 jam
pertama
= (60 ml/jam x 24 jam) + 4 ml x 20kg x
25% luka bakar
= 1440 ml + 2000 ml
= 3440 ml (1720 ml selama 8 jam
pertama)
o 24 jam kedua: berikan ½ hingga ¾ cairan
yang diperlukan selama hari pertama
o Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi
(denyut nadi, frekuensi napas, tekanan darah
dan jumlah air seni)
o Transfusi darah mungkin diberikan untuk
memperbaiki anemia atau pada luka-bakar
yang dalam untuk mengganti kehilangan
darah.
 Mencegah Infeksi
o Jika kulit masih utuh, bersihkan dengan
larutan antiseptik secara perlahan tanpa
merobeknya.
o Jika kulit tidak utuh, hati-hati bersihkan luka
bakar. Kulit yang melepuh harus dikempiskan
dan kulit yang mati dibuang.
o Berikan antibiotik topikal/antiseptik (ada
beberapa pilihan bergantung ketersediaan
obat: peraknitrat, perak-sulfadiazin, gentian
violet, povidon dan bahkan buah pepaya
tumbuk). Antiseptik pilihan adalah perak-
sulfadiazin karena dapat menembus bagian
kulit yang sudah mati. Bersihkan dan balut
luka setiap hari.
o Luka bakar kecil atau yang terjadi pada
daerah yang sulit untuk ditutup dapat
dibiarkan terbuka serta dijaga agar tetap
kering dan bersih.
 Obati bila terjadi infeksi sekunder
o Jika jelas terjadi infeksi lokal (nanah, bau
busuk, selulitis), kompres jaringan bernanah
dengan kasa lembap, lakukan nekrotomi,
obati dengan amoksisilin oral (15
mg/kgBB/dosis 3 kali sehari), dan kloksasilin
(25 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari). Jika
dicurigai terdapat septisemia gunakan
gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari)
ditambah kloksasilin (25–50 mg/kgBB/dosis
IV/IM 4 kali sehari). Jika dicurigai terjadi
infeksi di bawah keropeng, buang keropeng
tersebut .
 Menangani rasa sakit
o Pastikan penanganan rasa sakit yang
diberikan kepada pasien adekuattermasuk
perlakuan sebelum prosedur penanganan,
seperti mengganti balutan.
o Beri parasetamol oral (10–15 mg/kgBB setiap
6 jam) atau analgesik narkotik IV (IM
menyakitkan), seperti morfin sulfat (0.05–0,1
mg/kg BB IV setiap 2–4 jam) jika sangat sakit.
 Periksa status imunisasi tetanus
o Bila belum diimunisasi, beri ATS atau
immunoglobulin tetanus (jika ada)
o Bila sudah diimunisasi, beri ulangan
imunisasi TT (Tetanus Toksoid) jika sudah
waktunya.
 Nutrisi
o Bila mungkin mulai beri makan segera dalam
waktu 24 jam pertama.
o Anak harus mendapat diet tinggi kalori yang
mengandung cukup protein, vitamin dan
suplemen zat besi.
o Anak dengan luka bakar luas membutuhkan
1.5 kali kalori normal dan 2-3 kali kebutuhan
protein normal.
e.
9. Edukasi a. Penjelasan tentang perjalanan penyakit
(Hospital Health Promotion) b. Penjelasan tentang tindakan operasi bila diperlukan

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi

13. Kepustakaan 1. Swartz. Principle of Surgery

Anda mungkin juga menyukai