KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb.
Puji syukur atas nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala berupa kesehatan dan
kesempatan sehingga modul Perencanaan Bar Bending Schedule (BBS) Pada
Proyek High Rise Building dapat terselesaikan. Semoga sedikit yang saya bagikan
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas yang ingin memperdalam basic untuk
mengembangkan dunia konstruksi Indonesia . Mohon maaf apabila terdapat banyak
ketidaksempurnaan dalam modul ini. Terimakasih dan Selamat membaca!
Wassalamualaikum wr wb.
Mukti Fajar. R
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Sekilas Tentang Bar Bending Schedule (BBS) pada Proyek High Rise Building ... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 Standar Detail Tulangan Kolom .......................................................................... 4
2.1.1 Standar sambungan lewatan tulangan utama (ls) ...................................... 5
2.1.2 Kait standar untuk tulangan sengkang dan kait pengikat ........................... 7
2.1.3 Pengaturan sengkang di tulangan tumpuan (lb)......................................... 7
2.2 Standar Detail Tulangan Balok ............................................................................ 8
2.1.4 Standar penyaluran dengan kait ................................................................. 9
2.1.5 Kait standar untuk tulangan utama .......................................................... 10
2.1.6 Sambungan lewatan tulang ...................................................................... 11
2.3 Perhitungan BBS Kolom .................................................................................... 12
2.4 Perhitungan BBS Balok ...................................................................................... 24
2.5 Penginstalan Aplikasi Cutting Optimization ...................................................... 32
2.6 Penggunaan Aplikasi Cutting Optimization....................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 38
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 43 Setup Licence ............................................................................................... 32
Gambar 44 Setup location ............................................................................................... 33
Gambar 45 Penginstalan aplikasi .................................................................................... 33
Gambar 46 Tampilan Home aplikasi cutting optimization .............................................. 34
Gambar 47 Tampilan bar menu material ......................................................................... 34
Gambar 48 Tampilan tab material type ........................................................................... 35
Gambar 49 Tampilan menu stock.................................................................................... 35
Gambar 50 Tampilan menu pieces .................................................................................. 36
Gambar 51 Proses Analisis.............................................................................................. 36
Gambar 52 Tampilan Ribbon pada aplikasi .................................................................... 37
Gambar 53 Tampilan bar menu material ......................................................................... 37
Gambar 54 Tampilan menu find the optimal .................................................................. 37
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sekilas Tentang Bar Bending Schedule (BBS) pada Proyek High Rise
Building
1
di buat dalam format excel. Data pembesian itu sumbernya tetap dari gambar kerja
atau (Shop Drawing). BBS ini bertujuan agar waste besi di proyek bisa terkontrol,
pada umumunya waste besi di proyek harus kurang dari 3%. dengan adanya BBS
ini pemotongan besi menjadi terarah, dan sisa besi nya terkontrol dan bisa terpakai
lagi ke pekerjaan lainnya dalam suatu proyek tersebut. BBS biasanya hanya ada
pada proyek-proyek menengah ke atas, yang pembesiannya lumayan rumit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam perencanaan Bar Bending Schedule (BBS) pada high rise building
ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar pembuatan BBS dapat dibuat
secara tepat dan rinci.
3
2.1 Standar Detail Tulangan Kolom
Dalam pengerjaan BBS ada beberapa standar detail tulangan yang harus
diperhatikan yaitu mengenai standar detail tulangan kolom dan pembacaannya.
Berikut beberapa yang harus diperhitungkan.
a) Panjang sambungan lewatan tulangan utama (ls). Pada gambar
diperlihatkan bahwa panjang ls di kolom tersebut ialah 870 mm. jarak ini
didapat dari table standar detail pekerjaan konstruksi beton
b) Kait standar untuk tulangan sengkang dan ties. Yang dimaksud kait standar
ialah panjang tulangan radius/bengkokkan dengan kait.
c) L adalah panjang tulangan.
d) Jarak tulangan tumpuan (lo).
4
2.1.1 Standar sambungan lewatan tulangan utama (ls)
5
3. Sambungan tulangan dengan diameter > 36 mm harus dilakukan
dengan sambungan mekanis.
4. Bila db1 = db2 maka panjang l minimum ditetapkan berdasarkan
diameter terbesar.
6
2.1.2 Kait standar untuk tulangan sengkang dan kait pengikat
Kait standar untuk sengkang dan kait pengikat mempunyai 2 tipe yaitu 135A
dan 90A, contoh mencari diameter bengkokan minimum untuk tulangan
berdiameter 19-25 mm bertipe 90A adalah diameter tulangan besi (db) x 6.
Sedangkan untuk mencari lt minimum tulangan berdiameter 19-25 mm adalah
diameter tulangan besi (db) x 12.
Jarak daerah tumpuan pada kolom harus lebih besar dari panjang dimensi
kolom, 1/6 tinggi bersih kolom atau jarak dari lantai ke balok, dan 450 mm.
7
2.2 Standar Detail Tulangan Balok
Dalam proyek konstruksi terutama Gedung, banyak kita jumpai detail- detail
perencanaan yang berupa detail penulangan, panjang penjangkaran, bengkokan,
kait, sambunga (joint), dll yang. semuanya harus akurat untuk menjamin kekuatan
struktur yang dibangun. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhitungkan.
Gambar 6.
Gambar 6 Shape
ShapeSize
Sizetulangan
tulangantumpuan
tumpuanbalok
balok
Setiap tulangan balok mempunyai mempunyai daerah tumpuan (Left end dan Right
end) dan lapangan (Middle), contoh : 3D22, 3 menunjukkan jumlah tulangan besi
yang dibutuhkan dan D22 menunjukkan diameter dari tulangan tersebut,sedangkan
8
untuk contoh 1.5D10-100, menunjukkan jumlah sengkang yaitu 1.5 sengkang (3
irisan), D10 menunjukan diameter tulangan sengkang,dan 100 menunjukkan jarak
antar sengkang.
Top Layer
Stirrups
Web Rebar
Bottom
Layer
Gambar 7 Bagian tulangan balok
9
Panjang penyaluran kait (ldh) adalah panjang tulangan dari tepi luar
penampang beton kedalam kolom atau balok anak. dapat ditentukan dengan
mengetahui terlebih dahulu diameter tulangan dan mutu betonnya, bila besi yang
digunakan berdiameter 25 mm dengan mutu beton fc’ 30 Mpa, maka panjang
penyaluran dengan kait adalah 460 mm.
lt minimum
Kait standar untuk tulangan utama mempunyai 2 tipe yaitu 180A dan 90A,
contoh mencari diameter bengkokan minimum untuk tulangan berdiameter 10-25
mm bertipe 90A adalah diameter tulangan besi (db) x 6.sedangkan untuk mencari
lt minimum tulangan berdiameter 40-55 mm adalah diameter tulangan besi (db) x
12.
10
2.1.6 Sambungan lewatan tulang
Panjang
lewatan(ls)
Panjang lewatan(ls)
11
2.3 Perhitungan BBS Kolom
1. Perhitungan BBS (Bar Bending Schedule) untuk Kolom dapat dilakukan dengan
memperhatikan gambar kerja dari skema penulangan kolom dan detail kolom
yang ingin kita hitung atau kita analisa.
2. Untuk memulai perhitungan BBS Kolom maka terlebih dahulu kita juga harus
memperhatikan ke 4 komponen utama dari bagian kolom yang ingin kita cari
BBS nya dari gambar kerja diatas. 4 komponen apa saja yang harus
diperhatikan? yaitu:
● Tulangan Utama (Main Rebar)
● Sengkang (Stirrups)
● Tulangan Pengikat Vertikal (Ties Vert)
● Tulangan Pengikat Horizontal (Ties Horz)
Ties Horizontal
Gambar 11 4 komponen tulangan kolom
12
Gambar 12 Denah Kolom
Pada contoh kali ini di hitungnya BBS Kolom 3 lantai dari lantai 18-21, maka
dari itu untuk tipe tulangan pendek perlu dikalikan 3 (menggambarkan berapa
lantai yang ingin di pasang kolom) dengan berapa unit kolom yang harus
dipasang. Sedangkan untuk tulangan tipe panjang tidak perlu dikalikan 3.
4. Untuk selanjutnya, dalam mencari BBS Kolom dapat dimulai dari pencarian
main rebar, berikut contoh pencarian main rebar untuk tipe tulangan pendek
dapat dilihat pada gambar dibawah ini,
13
Gambar 13 Detail Kolom A26
Dari gambar diatas, kita dapat mengetahui tipe tulangan utama nya yaitu 22D29
(Tipe tulangan ulir dengan diameter 29 sebanyak 22 batang). Selanjutnya kita
dapat mencari panjang total potongan yang dimana didapat dari rumus sebegai
berikut,
Yang dimana diketahui juga dari (Gambar 13) bahwa akan dipasangkan kolom
tipe A26 di 2 titik, tapi dikarenakan kolom tipe A26 masuk ke dalam golongan
tulangan pendek maka lokasi dipasangnya kolom dikalikan 3. Sehingga
menghasilkan penjabaran sebagai berikut,
14
Diketahui :
- Lantai = 3 lt
- Overlap = 1530 mm
- Banyak Potongan = 22 pcs
- Titik Pemasangan = 2 unit
- Tinggi Total Lantai = 3000 mm
Jawaban :
‣ Panjang Total Potongan = Tinggi Total Lantai + Overlap
= 3000 + 1530 = 4530 mm
‣ Lokasi Pemasangan Kolom = Titik Pemasangan x Total Lantai
=2x3 = 6 pcs
‣ Total Potongan = Lokasi x Banyak Potongan
= 6 x 22 = 132 pcs
Untuk contoh tulangan panjang dapat dilihat pada gambar dibawah ini,
Dari gambar diatas, kita dapat mengetahui tipe tulangan utama yaitu 32D19
(Tipe tulangan ulir dengan diameter 19 sebanyak 32 batang). Selanjutnya kita
dapat mencari panjang total potongan yang dimana didapat dari rumus sebegai
berikut,
15
Gambar 16 Rumus Perhitungan Main Rebar
Yang dimana diketahui juga dari (Gambar 15) bahwa akan dipasangkan kolom
tipe A11 di 2 titik, tapi dikarenakan kolom tipe A11 masuk ke dalam golongan
tulangan panjang maka lokasi dipasangnya kolom tidak perlu dikalikan 3.
Sehingga menghasilkan penjabaran sebagai berikut,
Diketahui :
- Lantai = 3 lt
- Overlap = 810 mm
- Banyak Potongan = 32 pcs
- Titik Pemasangan = 2 unit
- Tinggi Total Lantai = 6000 mm
- Lokasi Pemasangan Kolom = 2 pcs
Jawaban :
‣ Panjang Total Potongan = Tinggi Total Lantai + Overlap
= 6000 + 810 = 6810 mm
‣ Total Potongan = Lokasi x Banyak Potongan
= 2 x 32 = 64 pcs
5. Setelah menentukan main rebar dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu
mencari stirrups, dapat dilihat kembali pada contoh (Gambar 13 dan Gambar
15) yang dimana didapat,
o Tumpuan (D13-100). Yang dimana menyatakan, digunakan nya besi tipe
ulir dengan diameter 13 dan dengan jarak antar stirrups itu 100mm.
Selanjutnya kita dapat menentukan panjang potongan dari diketahuinya dimensi
kolom dengan rumus sebagai berikut,
16
Gambar 17 Rumus Perhitungan Stirrups
Yang dimana diketahui juga dari (Gambar 13) bahwa akan dipasangkan kolom
tipe A26 di 2 titik, tapi dikarenakan kolom tipe A26 masuk ke dalam golongan
tulangan panjang maka lokasi dipasangnya kolom perlu dikalikan 3. Sehingga
menghasilkan penjabaran sebagai berikut,
Diketahui :
- Total Lantai = 3 lt
- Jarak Antar Sengkang = 100 mm
- Panjang Batang Besi = 4153 mm
- Titik Pemasangan = 2 unit
Jawaban :
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑠𝑖
‣ Banyak Potongan = ( + 1)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
4153
= ( 100 + 1) = 42,53 = 43 pcs
17
tulangan utamanya yaitu 32D19 (Tipe tulangan ulir dengan diameter 19
sebanyak 32 batang). Selanjutnya kita dapat menentukan panjang potongan dari
diketahuinya dimensi kolom dengan rumus seperti pada (Gambar 11).
Selanjutnya kita dapat menentukan panjang potongan dari diketahuinya dimensi
kolom dengan rumus sebagai berikut,
Yang dimana diketahui juga dari (Gambar 15) bahwa akan dipasangkan kolom
tipe A11 di 2 titik, tapi dikarenakan kolom tipe A11 masuk ke dalam golongan
tulangan panjang maka lokasi dipasangnya kolom tidak perlu dikalikan 3.
Sehingga menghasilkan penjabaran sebagai berikut,
Diketahui :
- Total Lantai = 3 lt
- Jarak Antar Sengkang = 100 mm
- Panjang Batang Besi = 6810 mm
- Titik Pemasangan = 2 unit
- Lokasi Pemasangan Kolom = 2 pcs
Jawaban :
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑠𝑖
‣ Banyak Potongan = ( + 1)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
6810
= ( 100 + 1) = 69,1 = 70 pcs
18
6. Selanjutnya menentukan Ties untuk Ties sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu ada
Ties Vertical dan Ties Horizontal, Untuk panjang ties sendiri mengikuti dari
dimensi stirrups. Penjelasannya dapat dilihat dari gambar dibawah ini,
Selanjutnya dapat dilanjutkan untuk menghitung total banyak nya potongan dari
ties vertical untuk kolom tipe A26 dengan acuan dari (Gambar 13) dengan
penjabaran sebagai berikut,
Diketahui :
- Total Lantai = 3 lt
- Kebutuhan Tulangan Pengikat = 5 pcs (Gambar 13)
- Titik Pemasangan = 2 unit
Jawaban :
‣ Banyak Potongan = Kebutuhan Tulangan Pengikat x Banyak
Potongan Stirrups
= 5 x 43= 215 pcs
‣ Lokasi Pemasangan Kolom = Titik Pemasangan x Total Lantai
= 2 x 3 = 6 pcs
‣ Total Potongan = Lokasi x Banyak Potongan
= 6 x 215 = 1290 pcs
Selanjutnya dapat menghitung ties horizontal untuk kolom tipe A26 yaitu
sebagai berikut,
Diketahui :
- Total Lantai = 3 lt
- Kebutuhan Tulangan Pengikat = 2 pcs (Gambar 13)
- Titik Pemasangan = 2 unit
Jawaban :
19
‣ Banyak Potongan = Kebutuhan Tulangan Pengikat x Banyak
Potongan Stirrups
= 2 x 43= 86 pcs
‣ Lokasi Pemasangan Kolom = Titik Pemasangan x Total Lantai
= 2 x 3 = 6 pcs
‣ Total Potongan = Lokasi x Banyak Potongan
= 6 x 86 = 516 pcs
7. Terapkan Langkah 2-6 untuk setiap jenis kolom pada denah struktur. Jika semua
jenis kolom sudah dianalisis, maka dapat dilanjutkan dengan memasukan data
ke Tabel BBS melalui Excel. Contoh:
8. Setelah itu dilakukan perekapan data untuk setiap arah nya secara berurutan
berdasarkan data dari table BBS. Contoh :
20
9. Perekapan juga dilakukan per diameter tulangan untuk diinput datanya pada
Cutting Optimization Pro agar dapat diketahui waste (besi yang tidak terpakai)
– nya.
21
Gambar 23 Hasil Cutting List Untuk D-25
Gambar 26 Tampak Depan Kolom A26 Gambar 24 Tampak Depan Kolom A11
Gambar 25 Pembasian Atas Kolom A26 Gambar 27 Pembesian Atas Kolom A11
22
Gambar 28 Detail Pembesian Kolom A26
23
2.4 Perhitungan BBS Balok
1. Perhitungan BBS Balok selalu memperhatikan posisi balok dari 2 Arah pada
Denah Struktur yaitu Arah Horizontal/X dan Arah Vertikal/Y.
24
2. Untuk Memulai Perhitungan BBS Balok maka terlebih dahulu kita harus
memperhatikan jenis balok yang digunakan. Lihatlah contoh dibawah ini :
3. Selanjutnya kita dapat terlebih dahulu mencari data mengenai jenis balok
yang kita butuhkan sebelumnya. Berikut ini adalah data untuk balok G7-5,
G9-8 dan G7-6 :
Keterangan :
Top Layer : Tulangan Atas
Bottom Layer : Tulangan Bawah
Stirrups : Sengkang
Web Rebar : Tulangan Tengah
25
4. Bentang Balok diproyeksikan untuk mempermudah pembuatan gambar detail.
Untuk memproyeksikannya tarik garis XLINE dari tepi kolom ataupun balok
anak yang dijadikan patokan bentang balok. Perhatikan gambar berikut : (Garis
Putih merupakan XLINE)
Diketahui :
27
Ditanya :
Tulangan D22 12 ds
lt = 12 x 22 = 264 mm Bulatkan ke kelipatan 5 yang lebih besar lt =
265 mm.
Analisa Tulangan Balok ;
- Panjang 1 buah tulangan yang belum dipotong adalah 12000 mm,
Sehingga tulangan yang dihasilkan dari analisis BBS Balok tidak boleh
melebihi panjang tersebut.
- Panjang Tulangan yang dimaksud adalah : Panjang Bentang Utama +
Panjang Penyaluran dengan Kait (ldh) + Kait Standard (lt)
- Sekarang Perhatikan, G7-5, G9-8 dan G7-6 memiliki jenis tulangan
lapangan yang sama yaitu 2D22, maka dimungkinkan untuk membuatnya
menjadi tulangan terusan dari G7-5 sampai G7-6. Analisa terlebih dahulu
panjang tulangan nya :
Total Panjang dari Ujung Tepi Kiri Balok G7-5 sampai Ujung Tepi Kanan Balok
G7-6 : 2400 + 900 + 3100 + 900 + 2400 = 9700 mm
Panjang Penyaluran Kait (ldh) : 410 x 2 = 840 mm
Kait Standard (lt) : 265 x 2 = 530 mm
Panjang Tulangan : 9700 + 840 + 530 = 11070 mm < 12000 mm (Aman)
Tulangan Pertama dapat dibuat, dengan notasi (1) 2D22 (L=11070)
28
- Selanjutnya perhatikan tulangan tumpuan pada masing masing balok. Pada
masing masing balok terdapat tulangan 3D22, karena sebelumnya hanya
terdapat 2 tulangan D22, maka pada sisi tumpuan tersebut perlu dilakukan
penambahan 1 tulangan. Sedangkan untuk yang pada tumpuannya yang
tulangan nya 2D22 maka tidak perlu dilakukan penambahan.
- Jika diperhatikan walaupun sama sama 1D22, namun notasi yang digunakan
berbeda. Hal ini dikarenakan untuk penambahan tulangan tumpuan pada G9-
8 memiliki panjang L=1860 sedangkan pada G7-5 dan G7-6 memiliki
panjang L = 1685. Oleh karena itu pada G9-8 pada tumpuannya digunakan
notasi (2) dan pada G7-5 dan G7-6 digunakan notasi (3).
- Dikarenakan jumlah tulangan sudah sesuai dengan kebutuhan setiap jenis
balok, maka gambar detail penulangan dapat dianggap selesai untuk tulangan
bagian atas bentang tersebut.
29
- Selanjutnya perhatikan keperluan bottom layer untuk setiap jenis balok.
Untuk G7-5, G7-6 dan G9-8 ternyata memiliki kebutuhan tulangan yang
sama yaitu :
2D22 2D22 2D22
Oleh karena itu untuk bottom layer kita dapat menggunakan tulangan (1)
2D22 (L=11070) tanpa perlu menambah tulangan tambahan.
8. Terapkan Langkah 2-7 untuk setiap bentang pada denah struktur. Jika semua
bentang sudah dianalisis, maka dapat dilanjutkan dengan memasukan data ke
Tabel BBS melalui Excel. Dibagi menjadi 2 Arah, Arah Horizontal/X dan Arah
Vertikal/Y. Contoh :
9. Setelah itu dilakukan perekapan data untuk setiap arah nya secara berurutan
berdasarkan data dari table BBS. Contoh :
30
10. Perekapan juga dilakukan per diameter tulangan untuk diinput datanya pada
Cutting Optimization Pro agar dapat diketahui waste (besi yang tidak terpakai)
– nya.
31
2.5 Penginstalan Aplikasi Cutting Optimization
Selanjutnya jika ingin mengubah destinasi folder penginstalan klik Browse atau jika
tidak maka bisa langsung klik Install untuk melanjutkan.
32
Gambar 44 Setup location
Proses Install akan dimulai, tunggu hingga selesai, lalu klik Close. Setelah itu
Program Cutting Optimization Pro sudah dapat digunakan.
33
2.6 Penggunaan Aplikasi Cutting Optimization
2. Data tulangan yang akan digunakan diinput terlebih dahulu pada program,
untuk melakukannya perhatikan Bar Menu di bagian atas layar program,
Klik Material, lalu Klik Sheets/Bar Types.
3. Setelah itu akan muncul tab Material Types, untuk menambahkan jenis
tulangan maka langkahnya adalah sebagai berikut :
Klik Add – Klik Name (Ubah sesuai diameter tulangan, misal D16) – Klik Ikon
titik tiga pada kolom Warna/Pola – Klik Color – Klik Ok – Pilih Color – Klik Ok
– Klik Ok Jika sudah selesai atau Klik Add kembali untuk menambahkan diameter
34
Gambar 48 Tampilan tab material type
Klik Add sejumlah banyaknya jenis tulangan yang diinput sebelumnya – Pada
Kolom Length input 12000 (Panjang 1 Tulangan) – Pada Kolom Quantity input
9999 – Pada Kolom Material input Diameter yang digunakan.
35
Catatatan : Setiap Diameter cukup 1 Baris dan Kolom Lain selain yang disebutkan
diatas tidak perlu diisi.
5. Kemudian kita akan menginput data tulangan yang akan dianalisis pada
bagian Pieces. Langkah nya sama seperti Langkah sebelumnya, namun
data yang diinput disesuaikan dengan data yang kita miliki. Analisis
dilakukan per Diameter tulangan.
6. Setelah semua data selesai diinput, maka kita dapat mulai melakukan
analisis. Klik Start.
36
7. Untuk Menyimpan data yang telah dianalisis, klik Save. Pilih format file
antara .xls atau .jpg kemudian klik Save.
8. Jika ingin mengetahui berapa besar Waste dari analisis yang telah
dilakukan, Klik Bahan lalu Klik Find the optimal size for bars and sheets.
9. Pada tab yang muncul, isi max length dan min length dengan 12000.
Kemudian Klik Start. maka kita dapat melihat persentase Waste nya di
kolom Waste %.
37
DAFTAR PUSTAKA
38